Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta Jumat tgl
19 Sept 2014
Pengantar pada akar penyebab spiritual dari kesulitan
dalam kehidupan?
Dimensi spiritual mempengaruhi hingga 80% kehidupan kita.
Rata-rata, perbuatan-perbuatan kita di masa lalu, termasuk kehidupan-kehidupan
sebelumnya, menentukan sekitar 65% dari peristiwa dalam kehidupan kita sekarang
dalam bentuk takdir. Takdir ini dikendalikan oleh berbagai unsur, baik dalam
alam fisik dan dalam alam rohani. Unsur-unsur di alam spiritual yang paling
utama mempengaruhi takdir kita adalah hantu dan tubuh halus (roh-roh) leluhur
kita yang telah meninggal. Dengan melakukan latihan spiritual sesuai dengan
enam prinsip dasar latihan rohani, kita memanfaatkan energi spiritual yang
membantu kita mengatasi pengaruh dari faktor-faktor spiritual tersebut.
Seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya di bagian ini,
akar penyebab dari setiap permasalahan kemungkinan besar memiliki akar
penyebabnya di alam spiritual. Pada artikel ini, saya akan mencoba menguraikan sedikit tentang apa akar
penyebab spiritual ini dan prinsip yang mendasari untuk menanggulanginya.
Kami akan menjelaskan akar penyebab spiritual permasalahan
dari dua sudut pandang:
Yang pertama adalah dari sudut pandang ‘Jalan Tindakan’
(Karmayoga). Hal ini termasuk takdir dan kehendak bebas serta hukum
memberi-dan-menerima (Karma) yang sangat mempengaruhi kehidupan kita.
Yang kedua adalah unsur-unsur di dalam alam spiritual
yang mempengaruhi takdir kehendak bebas kita.
No. 1. Dari sudut pandang Jalan Spiritual dengan
Tindakan;
Jalan Spiritual Tindakan pada dasarnya adalah tentang
berlatih Spiritualitas dengan prinsip bahwa ‘Apa yang kau tanam, itulah yang
kau tuai.’
Apakah itu takdir dan kehendak bebas?
Untuk menjelaskan konsep ini, kita harus memahami apa itu
takdir:
Pandangan barat yang populer menyatakan bahwa kita
memegang kendali atas hidup kita dan semua yang terjadi pada kita merupakan
hasil dari pilihan kita sendiri.
Di sisi lain, pandangan timur yang populer menyatakan
bahwa semua yang terjadi pada kita tidak berada di bawah kendali kita dan kita
hanyalah wayang di dalam rencana yang sudah ditentukan sebelumnya.
Namun, tidak satupun dari kedua pandangan di atas
sepenuhnya benar. Jawaban yang benar menurut ilmu pengetahuan spiritualitas, di
masa sekarang ini 65% dari kehidupan kita dikuasai oleh takdir dan 35% oleh
kehendak bebas.
Tetapi kita dapat mengatasi 65% bagian dari takdir kita,
dengan menggunakan 35% kehendak bebas kita untuk menjalani praktik spiritual
yang benar.
Takdir adalah ketika anda tidak mempunyai kendali
terhadap keadaan-keadaan dalam kehidupan.
Kehendak bebas adalah bagian dari kehidupan di mana anda
memiliki kendali atasnya.
Contoh dari kehendak bebas:
Seandainya ada seseorang yang mabuk dan memilki mobil
yang tidak terawat. Dia memutuskan untuk mengemudikan mobilnya dalam keadaan
mabuk, menuruni sisi pegunungan yang curam dan melakukannya pada kecepatan
tinggi. Jika pada titik tertentu ia tergelincir dari jalan di sisi gunung,
kesalahan siapakah atas kejadian tersebut? Apakah kecelakaan tersebut
disebabkan oleh takdir atau kehendak bebas?
Baiklah, kecelakaan tersebut merupakan kehendak bebas
karena ia bisa saja memilih untuk tidak minum dan mengemudi. Dia dapat
memastikan bahwa mobilnya terawat dengan baik dan dapat mengemudi secara
perlahan.
Mari kita lihat dari sisi yang lain contoh dari peristiwa
yang ditakdirkan:
Kita ambil kasus lain dari pengemudi yang sadar/ tidak
mabuk. Dia mengemudi dengan hati-hati dan merawat mobilnya dalam keadaan
sempurna. Dia juga mengemudi mobilnya di sisi gunung yang sama dengan mengamati
semua tindakan pencegahan. Secara tiba-tiba satu bagian dari jalan tersebut
runtuh akibat tanah longsor dan dia pun mengalami kecelakaan. Dalam kasus ini,
orang tersebut tidak memiliki kendali atas tanah longsor yang terjadi dan oleh
sebab itu kecelakaan tersebut merupakan peristiwa yang ditakdirkan. Takdir
bersifat spiritual dan hanya dapat diatasi dengan suatu solusi spiritual, yaitu
dengan melakukan praktik spiritual.
Jika kita melihat mengapa kita mengalami kebahagiaan atau
ketidakbahagiaan dalam kehidupan, dari sudut pandang Jalan Tindakan, maka semua
kebahagiaan dan ketidakbahagiaan berserta semua peristiwa kehidupan kita
dialami baik akibat ditakdirkan atau kehendak bebas.
Kehendak bebas:
Beberapa kejadian, pemikiran, tindakan dan perilaku
benar-benar berada dalam kendali seseorang. Hal ini adalah tindakan-tindakan di
mana kita menggunakan pikiran kita (perasaan dan emosi) dan kecerdasan/ akal
budi (kemampuan pengambilan keputusan) dan bertindak sesuai dengan itu. Sebagai
patokan, pada zaman sekarang, 35% dari hidup kita ditentukan oleh kehendak
bebas kita atau pilihan bebas.
Tindakan yang ditakdirkan: Bagian bagian dari kehidupan
kita yang ditentukan baik oleh perbuatan kita di kehidupan masa lampau maupun
peristiwa masa lalu dalam kehidupan sekarang ini dan yang tidak berada dalam
kendali kehendak bebas kita adalah ditakdirkan. Sebagai patokannya, semua
peristiwa besar dalam hidup kita telah ditakdirkan. Peristiwa ini meliputi
kelahiran, pernikahan, kecelakaan berat dan penyakit. Di era saat ini,
persitiwa tersebut membentuk 65% dari semua tindakan. Takdir kita juga
menentukan bagaimana kita bereaksi atau merespon terhadap berbagai rangsangan
dan peristiwa.
Takdir yang mana kita terlahir dengannya hanyalah
sepotong dari akumulasi perhitungan memberi-dan-menerima kita atas semua
kelahiran masa lalu. Melalui takdir, kita membayar atau mendapatkan pahala dari
tindakan dan pemikiran masa lalu dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya.
Setiap tindakan kita baik membuat perhitungan/ akun baru
atau melunasinya. Hal tersebut bisa juga merupakan kombinasi keduanya yaitu
sebagian melunasi dan sebagian menciptakan. Perhitungan dapat menjadi positif
ataupun negatif. Ketika kita melunasi perhitungan, hal itu telah ditakdirkan
dan ketika kita membuat perhitungan, hal itu disebabkan oleh kehendak bebas.
Jika John telah memberikan Mary lima unit rasa sakit
dengan berselingkuh, maka dengan tindakan ini ia bisa saja menyelesaikan suatu
perhitungan/ akun memberi-dan-menerima (karma) atau membuat satu perhitungan
baru atau kombinasi dari keduanya.
Di sisi lain jika John memberi Mary sebuah mobil baru,
maka dengan tindakan ini ia pun bisa saja menyelesaikan suatu perhitungan
memberi-dan-menerima atau membuat satu perhitungan baru atau kombinasi dari
keduanya.
Tanpa indera keenam yang sangat mendalam, kita tidak akan
pernah tahu tentang salah satu tindakan kita yang mana yang dapat menyelesaikan
perhitungan atau membuat perhitungan baru. Hanya orang yang telah mencapai
tingkat pencapaian spiritual dari seorang Suci (Saint) yang bisa mengetahui
dengan pasti melalui indra keenam mereka, apakah perhitungan sedang dibuat atau
sedang diselesaikan.
Dalam kasus John dan Mary, jika perhitungan berselingkuh
adalah perhitungan yang sedang diselesaikan, perhitungan tersebut bisa telah
dibuat pada suatu kehidupan terdahulu (kehidupan masa lampau) atau pada
kehidupan saat ini di mana Mary telah menimbulkan jumlah ketidakbahagiaan yang
sama terhadap John. Tentu saja, penyelesaian dari perhitungan negatif dapat
memberikan kita banyak penderitaan dalam hidup kita.
Hal ini merupakan penjelasan di balik peristiwa di mana
kita melihat orang-orang baik akan menjalani situasi-situasi dimana kita merasa
tidak selayaknya diperoleh oleh mereka. Cukup sering kita mendengar ungkapan,
‘Ini adalah Jalan Tuhan’ atau 'Itu sebuah misteri'. Sesungguhnya, tidak ada
misteri. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan diatur oleh hukum
memberi-dan-menerima (karma), takdir dan kehendak bebas.
Ketidaktahuan tentang faktor takdir dan perhitungan memberi-dan-menerima
menyebabkan orang-orang yang berada di dalam situasi sulit menangis dalam
keputusasaan dan berkata, "Apa yang telah saya lakukan untuk menerima
semua ini? '
Terkadang hal ini dapat mengakibatkan seseorang
mempersalahkan Tuhan YME atau hilangnya keyakinan pada Tuhan atau keadilan
hidup.
Dalam kebanyakan kasus, dikarenakan masyarakat tidak
dididik tentang prinsip takdir, mereka tidak tahu bagaimana cara menghadapi
atau mengatasi apa yang sedang terjadi yang disebabkan oleh perbuatan mereka
sendiri di masa lalu.
Jika mereka dididik tentang hukum memberi-dan-menerima
mereka akan setidaknya memiliki pandangan filosofis tentang peristiwa-peristiwa
yang menjadi tidak beres meskipun upaya terbaik mereka.
Mereka juga akan berhati-hati untuk tidak membuat takdir
negatif lebih lanjut.
Sebaliknya menyelesaikan takdir positif memberi kita
sebuah kejutan yang menyenangkan. Itulah sebabnya terkadang kita menemukan
orang yang tampaknya benar-benar tidak-layak, memenangi lotre atau menikmati
gaya hidup yang bagus tanpa harus benar-benar bekerja untuk hal tersebut.
Memahami ilmu pengetahuan ini dan prinsip nya mengungkap mitos tentang semua
peristiwa di atas.
Kita semua telah hidup dalam banyak kehidupan sebelum
kelahiran saat ini. Pada titik waktu dari kelahiran pertama kita, 100% kehidupan
kita ditentukan oleh kehendak bebas. Hal tersebut seperti kita memiliki
sepotong kertas kosong atau latar belakang/ catatan yang bersih. Kemudian
seiring berjalannya waktu, sesuai dengan cara kita menjalani banyak kehidupan
dan pilihan yang kita buat, maka kita menghasilkan perhitungan
memberi-dan-menerima (karma). Kita dilahirkan lagi dan lagi untuk menyelesaikan
perhitungan tersebut. Grafik berikut menunjukkan bagaimana seiring berjalannya
waktu, kita membuat semakin banyak perhitungan. Hal-hal tersebut akhirnya
menambah perhitungan kita secara keseluruhan yang harus kita selesaikan sebagai
takdir dalam berbagai kelahiran berikutnya yang kita ambil... He he he . . .
Edan Tenan. Muga Bermanfa’at ya lurr,,,
untuk tambah-tambah wawasan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar