WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Kamis, 18 September 2014

PENYEBAB PERMASALAHAN DALAM HIDUP BAGIAN. 01:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta Jumat  tgl 19 Sept 2014    

Pengantar pada akar penyebab spiritual dari kesulitan dalam kehidupan?
Dimensi spiritual mempengaruhi hingga 80% kehidupan kita. Rata-rata, perbuatan-perbuatan kita di masa lalu, termasuk kehidupan-kehidupan sebelumnya, menentukan sekitar 65% dari peristiwa dalam kehidupan kita sekarang dalam bentuk takdir. Takdir ini dikendalikan oleh berbagai unsur, baik dalam alam fisik dan dalam alam rohani. Unsur-unsur di alam spiritual yang paling utama mempengaruhi takdir kita adalah hantu dan tubuh halus (roh-roh) leluhur kita yang telah meninggal. Dengan melakukan latihan spiritual sesuai dengan enam prinsip dasar latihan rohani, kita memanfaatkan energi spiritual yang membantu kita mengatasi pengaruh dari faktor-faktor spiritual tersebut.

Seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya di bagian ini, akar penyebab dari setiap permasalahan kemungkinan besar memiliki akar penyebabnya di alam spiritual. Pada artikel ini, saya  akan  mencoba menguraikan sedikit tentang apa akar penyebab spiritual ini dan prinsip yang mendasari untuk menanggulanginya.

Kami akan menjelaskan akar penyebab spiritual permasalahan dari dua sudut pandang:
Yang pertama adalah dari sudut pandang ‘Jalan Tindakan’ (Karmayoga). Hal ini termasuk takdir dan kehendak bebas serta hukum memberi-dan-menerima (Karma) yang sangat mempengaruhi kehidupan kita.

Yang kedua adalah unsur-unsur di dalam alam spiritual yang mempengaruhi takdir kehendak bebas kita.

No. 1. Dari sudut pandang Jalan Spiritual dengan Tindakan;
Jalan Spiritual Tindakan pada dasarnya adalah tentang berlatih Spiritualitas dengan prinsip bahwa ‘Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai.’

Apakah itu takdir dan kehendak bebas?
Untuk menjelaskan konsep ini, kita harus memahami apa itu takdir:

Pandangan barat yang populer menyatakan bahwa kita memegang kendali atas hidup kita dan semua yang terjadi pada kita merupakan hasil dari pilihan kita sendiri.

Di sisi lain, pandangan timur yang populer menyatakan bahwa semua yang terjadi pada kita tidak berada di bawah kendali kita dan kita hanyalah wayang di dalam rencana yang sudah ditentukan sebelumnya.

Namun, tidak satupun dari kedua pandangan di atas sepenuhnya benar. Jawaban yang benar menurut ilmu pengetahuan spiritualitas, di masa sekarang ini 65% dari kehidupan kita dikuasai oleh takdir dan 35% oleh kehendak bebas.

Tetapi kita dapat mengatasi 65% bagian dari takdir kita, dengan menggunakan 35% kehendak bebas kita untuk menjalani praktik spiritual yang benar.

Takdir adalah ketika anda tidak mempunyai kendali terhadap keadaan-keadaan dalam kehidupan.
Kehendak bebas adalah bagian dari kehidupan di mana anda memiliki kendali atasnya.

Contoh dari kehendak bebas:
Seandainya ada seseorang yang mabuk dan memilki mobil yang tidak terawat. Dia memutuskan untuk mengemudikan mobilnya dalam keadaan mabuk, menuruni sisi pegunungan yang curam dan melakukannya pada kecepatan tinggi. Jika pada titik tertentu ia tergelincir dari jalan di sisi gunung, kesalahan siapakah atas kejadian tersebut? Apakah kecelakaan tersebut disebabkan oleh takdir atau kehendak bebas?

Baiklah, kecelakaan tersebut merupakan kehendak bebas karena ia bisa saja memilih untuk tidak minum dan mengemudi. Dia dapat memastikan bahwa mobilnya terawat dengan baik dan dapat mengemudi secara perlahan.

Mari kita lihat dari sisi yang lain contoh dari peristiwa yang ditakdirkan:
Kita ambil kasus lain dari pengemudi yang sadar/ tidak mabuk. Dia mengemudi dengan hati-hati dan merawat mobilnya dalam keadaan sempurna. Dia juga mengemudi mobilnya di sisi gunung yang sama dengan mengamati semua tindakan pencegahan. Secara tiba-tiba satu bagian dari jalan tersebut runtuh akibat tanah longsor dan dia pun mengalami kecelakaan. Dalam kasus ini, orang tersebut tidak memiliki kendali atas tanah longsor yang terjadi dan oleh sebab itu kecelakaan tersebut merupakan peristiwa yang ditakdirkan. Takdir bersifat spiritual dan hanya dapat diatasi dengan suatu solusi spiritual, yaitu dengan melakukan praktik spiritual.

Jika kita melihat mengapa kita mengalami kebahagiaan atau ketidakbahagiaan dalam kehidupan, dari sudut pandang Jalan Tindakan, maka semua kebahagiaan dan ketidakbahagiaan berserta semua peristiwa kehidupan kita dialami baik akibat ditakdirkan atau kehendak bebas.

Kehendak bebas:
Beberapa kejadian, pemikiran, tindakan dan perilaku benar-benar berada dalam kendali seseorang. Hal ini adalah tindakan-tindakan di mana kita menggunakan pikiran kita (perasaan dan emosi) dan kecerdasan/ akal budi (kemampuan pengambilan keputusan) dan bertindak sesuai dengan itu. Sebagai patokan, pada zaman sekarang, 35% dari hidup kita ditentukan oleh kehendak bebas kita atau pilihan bebas.

Tindakan yang ditakdirkan: Bagian bagian dari kehidupan kita yang ditentukan baik oleh perbuatan kita di kehidupan masa lampau maupun peristiwa masa lalu dalam kehidupan sekarang ini dan yang tidak berada dalam kendali kehendak bebas kita adalah ditakdirkan. Sebagai patokannya, semua peristiwa besar dalam hidup kita telah ditakdirkan. Peristiwa ini meliputi kelahiran, pernikahan, kecelakaan berat dan penyakit. Di era saat ini, persitiwa tersebut membentuk 65% dari semua tindakan. Takdir kita juga menentukan bagaimana kita bereaksi atau merespon terhadap berbagai rangsangan dan peristiwa.

Takdir yang mana kita terlahir dengannya hanyalah sepotong dari akumulasi perhitungan memberi-dan-menerima kita atas semua kelahiran masa lalu. Melalui takdir, kita membayar atau mendapatkan pahala dari tindakan dan pemikiran masa lalu dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Setiap tindakan kita baik membuat perhitungan/ akun baru atau melunasinya. Hal tersebut bisa juga merupakan kombinasi keduanya yaitu sebagian melunasi dan sebagian menciptakan. Perhitungan dapat menjadi positif ataupun negatif. Ketika kita melunasi perhitungan, hal itu telah ditakdirkan dan ketika kita membuat perhitungan, hal itu disebabkan oleh kehendak bebas.

Jika John telah memberikan Mary lima unit rasa sakit dengan berselingkuh, maka dengan tindakan ini ia bisa saja menyelesaikan suatu perhitungan/ akun memberi-dan-menerima (karma) atau membuat satu perhitungan baru atau kombinasi dari keduanya.

Di sisi lain jika John memberi Mary sebuah mobil baru, maka dengan tindakan ini ia pun bisa saja menyelesaikan suatu perhitungan memberi-dan-menerima atau membuat satu perhitungan baru atau kombinasi dari keduanya.

Tanpa indera keenam yang sangat mendalam, kita tidak akan pernah tahu tentang salah satu tindakan kita yang mana yang dapat menyelesaikan perhitungan atau membuat perhitungan baru. Hanya orang yang telah mencapai tingkat pencapaian spiritual dari seorang Suci (Saint) yang bisa mengetahui dengan pasti melalui indra keenam mereka, apakah perhitungan sedang dibuat atau sedang diselesaikan.

Dalam kasus John dan Mary, jika perhitungan berselingkuh adalah perhitungan yang sedang diselesaikan, perhitungan tersebut bisa telah dibuat pada suatu kehidupan terdahulu (kehidupan masa lampau) atau pada kehidupan saat ini di mana Mary telah menimbulkan jumlah ketidakbahagiaan yang sama terhadap John. Tentu saja, penyelesaian dari perhitungan negatif dapat memberikan kita banyak penderitaan dalam hidup kita.

Hal ini merupakan penjelasan di balik peristiwa di mana kita melihat orang-orang baik akan menjalani situasi-situasi dimana kita merasa tidak selayaknya diperoleh oleh mereka. Cukup sering kita mendengar ungkapan, ‘Ini adalah Jalan Tuhan’ atau 'Itu sebuah misteri'. Sesungguhnya, tidak ada misteri. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan diatur oleh hukum memberi-dan-menerima (karma), takdir dan kehendak bebas.

Ketidaktahuan tentang faktor takdir dan perhitungan memberi-dan-menerima menyebabkan orang-orang yang berada di dalam situasi sulit menangis dalam keputusasaan dan berkata, "Apa yang telah saya lakukan untuk menerima semua ini? '

Terkadang hal ini dapat mengakibatkan seseorang mempersalahkan Tuhan YME atau hilangnya keyakinan pada Tuhan atau keadilan hidup.

Dalam kebanyakan kasus, dikarenakan masyarakat tidak dididik tentang prinsip takdir, mereka tidak tahu bagaimana cara menghadapi atau mengatasi apa yang sedang terjadi yang disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri di masa lalu.

Jika mereka dididik tentang hukum memberi-dan-menerima mereka akan setidaknya memiliki pandangan filosofis tentang peristiwa-peristiwa yang menjadi tidak beres meskipun upaya terbaik mereka.

Mereka juga akan berhati-hati untuk tidak membuat takdir negatif lebih lanjut.

Sebaliknya menyelesaikan takdir positif memberi kita sebuah kejutan yang menyenangkan. Itulah sebabnya terkadang kita menemukan orang yang tampaknya benar-benar tidak-layak, memenangi lotre atau menikmati gaya hidup yang bagus tanpa harus benar-benar bekerja untuk hal tersebut. Memahami ilmu pengetahuan ini dan prinsip nya mengungkap mitos tentang semua peristiwa di atas.

Kita semua telah hidup dalam banyak kehidupan sebelum kelahiran saat ini. Pada titik waktu dari kelahiran pertama kita, 100% kehidupan kita ditentukan oleh kehendak bebas. Hal tersebut seperti kita memiliki sepotong kertas kosong atau latar belakang/ catatan yang bersih. Kemudian seiring berjalannya waktu, sesuai dengan cara kita menjalani banyak kehidupan dan pilihan yang kita buat, maka kita menghasilkan perhitungan memberi-dan-menerima (karma). Kita dilahirkan lagi dan lagi untuk menyelesaikan perhitungan tersebut. Grafik berikut menunjukkan bagaimana seiring berjalannya waktu, kita membuat semakin banyak perhitungan. Hal-hal tersebut akhirnya menambah perhitungan kita secara keseluruhan yang harus kita selesaikan sebagai takdir dalam berbagai kelahiran berikutnya yang kita ambil... He he he . . . Edan Tenan.  Muga Bermanfa’at ya lurr,,, untuk tambah-tambah wawasan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

Tidak ada komentar: