Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta Kamis tgl 18 Sept 2014
Kepintaran Spiritual, Tingkatan Tertinggi Kepintaran
Dulu, orang menganggap kepintaran intelektual (IQ) adalah segalanya. Dapat
menjamin kehidupan manusia menjadi lebih maju, makmur, dan tenteram. Namun,
kenyataannya, kepintaran ini tidak cukup untuk membuat seseorang sukses
menjalankan fungsinya sebagai makhluk bersosial.
Fakta di atas diperkuat oleh Daniel Goleman, dalam
bukunya Emotional Intelligence (1995). Goleman mengatakan bahwa IQ tinggi tidak
dapat digunakan secara efektif tanpa adanya kepintaran emosional (EQ). Yaitu,
kepintaran yang memberi kesadaran mengenai perasaan diri sendiri dan perasaan
orang lain.
Kepintaran ini memunculkan empati, cinta, motivasi, dan
kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Menurut
Goleman, EQ merupakan persyaratan dasar agar seseorang dapat menggunakan IQ
secara efektif
Benarkah demikian..?
Finalkah hipotesis Goleman itu..?
Ternyata tidak. Muncul lagi pendapat lain. Kali ini dari
sepasang suami-istri bergelar doktor psikologi dan teologi dari Harvard dan
Oxford University, Ian Marshall dan Danah Zohar. Di tahun 2000 mereka
menerbitkan buku Spiritual Intelligence: The Ultimate Intelligence.
Keduanya berpandangan, IQ dan EQ saja masih kurang. IQ
dan EQ-secara tunggal maupun ganda-temyata tak cukup dapat menjelaskan
kompleksitas kepintaran manusia, juga kekayaan jiwa serta imajinasinya.
Keduanya mengatakan diluar dua kepintaran itu, ada
kepintaran lain yang tidak ‘linier’ (IQ), atau ‘menyesuaikan diri dengan orang
lain’ (EQ)", serta berdiri menentang arus. Ini adalah kepintaran yang
mencari jalan untuk menemukan arti dan nilai-nilai dalam kehidupan.
Caranya dengan mencari dan menciptakan visi serta tujuan
hidup, dengan melakukan perubahan-perubahan kreatif. Mereka menjuluki
"Q" ketiga ini sebagai SQ (Spiritual Intelligence) atau kepintaran
spiritual.
SQ = Kepintaran Jiwa;
Marshall dan Zohar mendefinisikan kepintaran spiritual
sebagai "kepintaran yang bertumpu pada bagian dalam diri seseorang, yang
berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar." Inilah
kepintaran yang dapat digunakan anak bukan hanya untuk meresapi nilai-nilai
yang ada, tapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.
Kepintaran spiritual adalah kemampuan anak dapat
menempatkan tindakan dan hidup dalam konteks yang lebih luas, dan lebih
dinamis. Kelak, kepintaran ini, dapat membuat anak Anda dapat menilai bahwa
suatu tindakan atau jalan hidup tertentu lebih berarti dibanding yang lain.
Seperti kata Cynthia R. Davis, yang menyatakan kepintaran
spiritual adalah tingkatan tertinggi dari semua kepintaran. Kepintaran ini
dapat digunakan untuk memvisikan berbagai kemungkinan yang belum terwujud dan
mentransformasikan cara hidup yang metodis. Anak dengan kepintaran ini konon
menjadikan kesadaran jiwa sebagai dasar keberadaan atau kekuatan kreatif.
Pendeknya, kepintaran spiritual merupakan kepintaran jiwa. ... He he he . . .
Edan Tenan.
Muga Bermanfa’at ya lurr,,, untuk tambah-tambah wawasan.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar