WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Jumat, 29 Agustus 2014

Mengenal Jenis Dan Cara Meditasi Yang Sempurna:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta jumat kliwon tgl 29 Agust 2014

Dalam dunia ilmu spiritual gaib... Apa yang di sebut Meditasi amat sangat tidak bisa di abaikan. Meditasi atau dalam bahasa lain disebut sebagai Semedi, Tapa, Manekung, Tafakur ataupun yang lainnya adalah aktivitas keseharian bagi pelaku ilmu hikmah supranatural dan keghaiban. Sebuah aktivitas mengendapkan jiwa, raga,ruh dan pikiran menuju dimensi keheningan / qalbu terdalam.

Segala lelaku amalan doa-mantra, puasa dan ritual cegah tidur pada intinya hanyalah sebagai sarana penunjang dalam ritual inti ilmu ghaib yaitu Meditasi. Tanpa aktivitas meditasi, hampir mustahil untuk menembus hijab keghaiban.

Bentuk meditasi tidaklah selalu identik dengan duduk bersila dengan kaki dilipat seperti yang sering diperlihatkan dalam adegan film silat di TV. Dalam aliran Kejawen malah ada bentuk meditasi dalam posisi tidur terlentang. Meditasi juga bisa dilakukan dimana saja, selama kondisi alam sekitarnya mendukung untuk bermeditasi.

Jenis Meditasi  yang saya ketahui ada 4 secara umum :

1. Meditasi Kesadaran
2. Meditasi Mata Ketiga
3. Meditasi Prana
4. Meditasi Sukma Sejati / diri
5. Meditasi Kunci

1. Meditasi Kesadaran adalah meditasi penggugah (pembangkit) kesadaran ruhani, jiwa dan raga. Tujuannya untuk melepaskan segala beban diri yang membuat kita sulit untuk pasrah dan konsentrasi.

2. Meditasi Mata Ketiga adalah sebentuk teknik belajar fokus, konsentrasi dan melatih Daya Cipta pribadi di antara tengah  kening. Konsentrasi adalah hal wajib dalam sebuah ritual Meditasi Keghaiban. Hasil ketekunan meditasi ini dapat menajamkan daya pengelihatan batin, misalnya mampu melihat AURA tubuh, sinar ghaib & pusaka, mempermudah menembus hijab dimensi alam ghaib. Tanpa konsentrasi yang baik, mustahil bisa memasuki dimensi ghaib.

3. Meditasi Prana adalah sebentuk teknik meditasi guna memaksimalkan potensi Energi Inti Pribadi (chi). Selain bermanfaat untuk meningkatkan stabilitas kesehatan tubuh, hasil ketekunan meditasi Prana ini akan mempermudah proses awal memasuki dimensi ghaib.

4. Meditasi Sukma Sejati /diri adalah aktifitas meditasi yang berhubungan dengan dimensi ghaib, dunia ruhani alam astral, alam-alam yang sifat nya jauh melampaui alam jin.

5. Meditasi Kunci, adalah aktifitas meditasi paling sempurna di banding ke 4 cara meditasi lainya yang saya ketehui, karena apapun yang terdapat di dalam laku meditasi KUNCI, tidak ada satupun bahkan tidak ada secuilpun proses nya, yang boleh lepas dari kehendak Tuhan dan tidak bsa lepas dari kuasa TUHAN, dimana setiap tarikan nafas yang mengusahakan, seluruh jiwa dan raganya, selaras dengan Firman Tuhan, sesuai dengan kehendak Tuhan, Seperti  pada awalnya Tuhan menciptakan kita, hingga kita bisa memperoleh syafa’at  dan mendapat Ridho Sang Maha kuasa gha’ib dalam sikon apapun dan dimanapun.

Secara satu persatu Teknik Meditasi ini akan Saya ajarkan kepada siapa saja yang mau dan bersedia siap, Bermitra dengan Hyang Maha Suci Hidup... Dengan Catatan bertemu secara langsung, tidak melalui media apapun... He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan Berkah.  Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.

RASA SEJATI-SEJATINING RASA:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta Jumat Kliwon tgl 29 Agust 2014

Rasa paling luar bernama manusiawi
Dikenal dengan nafsu kedagingan badan
Menilai dari fisik lalu mulai merasakan
Rasa itu dikenal luas sebagai sifat badaniah (Angan-angan/Angen-angen)

Rasa manusiawi mengikat pada ilusi badan
menganggap badan sebagai identitas asli dirinya
tak tahu kalau aslinya bersemayam di dalam badan
tanpa sadar jatuh pada ikatan hawa nafsu badan fana.

Rasa lebih halus bernama mentalitas
Dikenal dengan emosi yang dikeluarkan
Menilai dari mental lalu mulai merasakan
Rasa itu dikenal luas sebagai emosi keakuan diri (Perasa’an)

Rasa mentalitas mengikat pada ilusi emosi
Menganggap emosi sebagai kewajaran mental
Lupa kalau aslinya dia itu tenang dan hening
Tanpa sadar menjadi belenggu ikatan emosional.

Rasa lebih dalam bernama pikiran
Dikenal dengan ego yang sudah berakar
Menilai dari pikiran lalu mulai merasakan
Rasa itu dikenal luas sebagai penghakiman (Rasa Perasa’an)

Rasa pikiran mengikat pada penghakiman permainan maya
Menganggap ego diri yang ada sebagai diri sejatinya
Lupa kalau aslinya dia tidak terpisah dari perwujudan lain
Tanpa sadar menjadi pembenaran yang menyesatkan perjalanan.

Rasa paling dalam bernama rasa sejati
Dikenal dengan sabda kesadaran murni
Menyadari dari apa adanya lalu mulai merasakan
Rasa ini dikenal luas sebagai kebijaksanaan cinta kasih (Sejatining Rasa/Hidup-Urip)

Rasa sejati itu ringan, sejuk dan bebas dari ilusi apapun
Tidak ada anggapan apapun kecuali kesadaran apa adanya
Menyadari keaslian diri setiap perwujudan itu di dalam Satu
Yang keluar darinya menjadi kitab kebijaksanaan Rasa Sejati-Sejatining Rasa.

He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan Berkah.  Salam Cinta Kasih kanti Teguh Rahayu Selamat Berkah Selalu.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.

KAJIAN Tentang Puasa Senin Kamis Bagian. 1:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta selasa tgl 26 Agust 2014

Tak terasa perjalanan Proses laku saya di Jakarta sudah 7 hari, dan hari ini kembali aktivitas digelar untuk dipersiapkan pada langkah-langkah selanjutnya. Hari Senin, yang merupakan hari awal di Indonesia, merupakan hari yang khusus bagi beberapa umat muslim, sedemikian khususnya banyak umat muslim melaksanakan ritual puasa Senin-Kamis.

Selama ribuan tahun, puasa adalah suatu bentuk ibadah yang lazim dilakukan oleh manusia.
Kita bisa melihat catatan sejarah yang merekam praktik puasa sebagai ritual yang dipercaya, bisa memberi kesehatan bahkan keabadian. Orang Mesir Kuno percaya bahwa kelebihan makan bisa mendatangkan penyakit sehingga perlu dilakukan pengurangan asupan makanan ke dalam tubuh, yaitu dengan praktik puasa. Selain itu, Phytagoras, seorang filsuf Yunani Kuno, percaya bahwa berpuasa bisa memurnikan pikiran manusia karena puasa bisa menghilangkan racun dari tubuh. Belum lagi, kepercayaan orang-orang Inca di Peru dan suku-suku asli Amerika lainnya yang melakukan puasa sebagai bentuk penebusan dosa.

Pada kehidupan modern, puasa sebagai bentuk ibadah dapat ditemukan pada empat agama besar dunia, yaitu Islam, Kristen, Yahudi, dan Buddha.

Setiap agama memiliki bentuk puasa yang khas, baik dalam metode maupun hari pelaksanaannya. Sebagai contoh, setiap bulan Romadhon sekitar lebih dari satu miliar Muslim melakukan puasa  setiap tahun, begitu juga dengan jutaan orang Yahudi yang berpuasa di hari Yom Kippur. Belum lagi puluhan jutaan orang Hindhu yang berpuasa di hari Ekadashi. Dari berbagai bentuk puasa ini, dalam pandangan penulis, puasa Senin Kamis yang disunahkan oleh Rasulullah SAW merupakan bentuk puasa yang paling baik untuk gaya hidup sehat seorang Muslim.

Berikut akan batavusqu  jelaskan mengapa demikian;
Secara umum, puasa Senin Kamis adalah keadaan di mana tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman, dari waktu fajar sampai waktu terbenamnya matahari. Hal ini berarti tidak ada asupan senyawa glukosa dalam tubuh kita selama berpuasa. Sebagai bahan bakar utama otak, absennya senyawa glukosa ini diduga menyebabkan berkurangnya daya atau kinerja otak dalam berpikir selama berpuasa. Benarkah demikian?

Dunia sains mengartikan akal budi sebagai kognisi yang meliputi berbagai proses mental untuk mendapatkan pengetahuan. Contohnya adalah berpikir, mengingat, memutuskan sesuatu, dan memecahkan masalah. Semua contoh itu adalah fungsi yang membentuk bahasa, imajinasi, persepsi, dan perencanaan. Fungsi-fungsi tersebut diproses dalam otak yang memiliki jutaan sel saraf. Nah,,, sel saraf inilah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses mental.

Seperti sel-sel tubuh lainnya, sel saraf memerlukan energi yang cukup untuk bekerja dengan baik dan benar. Energi ini hanya datang dari glukosa. Oleh karena itu, untuk menjalankan fungsi mental, otak manusia memerlukan glukosa yang cukup. Dengan asumsi ini, puasa sebagai kondisi di mana makanan tidak masuk ke dalam tubuh dalam waktu tertentu, diduga dapat menurunkan kualitas proses mental yang ada di dalam otak.

Akan tetapi, fakta membuktikan bahwa kurangnya glukosa pada saat puasa tidak menghambat pemenuhan kebutuhan glukosa di dalam otak. Bagaimana pun juga, tubuh kita adalah sistem pengatur energi yang canggih. Tubuh selalu bisa menjaga keseimbangan (homeostatis). Jadi, ketika tubuh mendeteksi adanya kekurangan glukosa maka glukosa tambahan, akan dibentukdari sumber lainnya yang ada di dalam tubuh, seperti glikogen dan protein. Pembentukan glukosa yang baru ini (glukoneogenesis) membuat ketersediaan glukosa di dalam otak menjadi seimbang. Dengan cara seperti itulah, otak manusia dapat bekerja normal pada saat puasa harian, seperti puasa Senin-Kamis dan juga puasa Ramadhan. Di Indonesia, kebanyakan Muslim menyalahkan puasa sebagai hal yang membuat mereka kurang berkonsentrasi saat bekerja. Padahal, Sebenarnya yang mengganggu mereka adalah sensasi lapar. Sensasi ini memang dapat mengganggu konsentrasi karena di proses dalam otak juga. Akan tetapi, kita dapat mengabaikan sensasi ini jika kita benar-benar berkonsentrasi penuh pada pekerjaan kita. Faktanya, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa puasa harian menyebabkan berkurangnya kinerja otak dalam berpikir. Puasa Senin-Kamis aman untuk diamalkan. Tapi, apa yang menyebabkan puasa Senin-Kamis layak disebut gaya hidup yang sehat?

Dalam pandangan  saya pribadi,,, apa yang menyebabkan puasa Senin-Kamis istimewa adalah waktu pelaksanaannya. Berbeda dengan puasa Ramadhan yang wajib ditunaikan selama satu bulan penuh oleh seorang Muslim, puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunah yang dianjurkan untuk dilakukan setiap hari Senin dan hari Kamis. Perlu kita perhatikan bahwa terdapat selang dua hari dari Senin menuju Kamis, dan terdapat selang tiga hari dari Kamis menuju Senin.

Bersama dengan puasa sunah Nabi Daud yang dilakukan berselang-seling satu hari, puasa Senin Kamis bisa diartikan sebagai bentuk puasa berselang-seling (alternate days fasting). Puasa berselang-seling merupakan salah satu bentuk pembatasan kalori (caloric restriction). Pembatasan kalori adalah usaha membatasi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Seperti yang kita ketahui, dewasa ini makanan sampah (junkfood) berlimpah.

Banyak sekali kita temukan orang yang jarang berpuasa dan mengonsumsi makanan secara berlebihan, entah itu sering mengonsumsi mi instan, makanan manis, makanan cepat saji (fast food), makanan berlemak, dan lain sebagainya.

Fenomena ini merupakan hal yang buruk bagi kesehatan orang bersangkutan. Tingginya konsumsi makanan yang tidak sehat, bisa mengakibatkan tingginya aktivitas sistem tubuh. Kita membuat sistem tubuh kita lelah dengan makanan-makanan yang kita masukkan secara berlebihan. Tidaklah heran, jika pola makan yang tidak sehat ini bisa mengakibatkan penyakit, seperti obesitas dan juga diabetes dan strock. Perlu kita ketahui di sini bahwa diabetes adalah penyakit yang bisa mengundang penyakit lainnya, seperti penyakit kardiovaskuler, stroke, dan juga karsinoma.

Nah,,, dengan puasa berselang-seling, sebagai bentuk pembatasan kalori, kita bisa mencegah penyakit-penyakit ini. Dengan asupan makanan yang berkurang, kita bisa membuat sistem pencernaan tubuh kita beristirahat, berhemat dalam menggunakan makanan yang masuk, dan mendapatkan fungsi metabolisme tubuh yang optimal.

Puasa berselang-seling juga dapat meningkatkan sensitivitas hormon insulin sehingga menguntungkan bagi pengaturan glukosa dalam tubuh. Oleh karena itu, jelaslah bahwa puasa berselang-seling ini merupakan gaya hidup yang sehat di tengah budaya konsumerisme yang sudah menjamur di tengah umat Muslim.

Peran puasa Senin-Kamis sebagai gaya hidup yang sehat, menambah khazanah keselarasan rasionalisme dengan Islam. Tidak hanya mempunyai ayat-ayat Alquran yang mengandung banyak esensi ilmu pengetahuan, tetapi Islam juga mengajarkan Assunah yang selaras dengan perkembangan sains saat ini. Tidak hanya mengantarkan Anda untuk dekat pada-Nya, ibadah puasa Senin-Kamis yang kontinyu juga menjaga Anda dengan gaya hidup yang sehat... He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

KAJIAN Tentang Ritual Puasa Senin Kamis Bagian. 2:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta selasa tgl 26 Agust 2014

Sajian pengantar puasa Senin Kamis diatas, merupakan sajian pengantar ritual yang biasa dilakukan seseorang agar berhasil dalam mencapai apa yang diinginkannya. Sebagai upaya dalam mencapai sebuah keinginan ada sebagian orang yang melakukan ritual puasa Senin Kamis, karena menurut yang bersangkutan dengan puasa Senin Kamis, Allah SWT akan mengabulkan permintaannya tanpa hijab.

Nah berikut ini saya hadirkan sebuah pengalaman dari Trowulan jombang jawa timur. kebiasaaan sang empu yang senantiasa melaksanakan ritual puasa Senin Kamis sebagai pengharapan kepada Gusti Allah agar dapat mengerjakan gamelan yang dipesan seuai dengan yang diharapkan.

Seperti biasa postingan ini saya sajikan bukan untuk dipuji apalagi dihina namun hanya untuk bisa diketahui oleh Saudara-saudari terkasih saya, kususnya anak-anak didik saya tercinta, juga para hobi pembaca yang budiman.

Di trowulan  — Dulu... Proses pembuatan gamelan ternyata tidak segampang yang dipikirkan orang. Bagi sejumlah pembuat gamelan, proses peleburan, penempaan, pelarasan (tuning), hingga menjadi gamelan, adalah sebuah proses yang tidak hanya membutuhkan fisik, tetapi juga faktor lain di luar itu diperhitungkan. Saya rasa,,, di tempat lainnya, seperti Sukoharjo jawa tengah dll nya juga sama.

Empu pembuat gamelan, setiap kali membuat gamelan mengawali dengan ritual. Selama puluhan tahun membuat gamelan, Empu sering melakukan ritual dengan Laku Jawa yakni puasa Senin-Kamis. “Setiap ada pesanan satu set gamelan. Dalam Festival Pembuatan Gamelan, bersama empu- empu lainya pembuat gamelan yang menunjukkan keahlian mereka dalam membuat gamelan. Aksi para empu - empu ini tentu saja memukau orang yang belum pernah menyaksikan proses pembuatan gamelan.

Ritual Puasa Senin-Kamis bukan hanya dilakukan oleh empu pembuat gamelan saja, tetapi juga banyak dilakukan oleh empu pembuat keris atau tombak, seperti beberapa pengrajin keris di Solo yang sudah dapat disebut empu. Demikian pula dengan empu yang ada di Jogja. Untuk membuat sebuah keris sang empu harus melakukan beberapa ritual, seperti bertapa selama beberapa hari dan melaksanakan puasa senin kamis yang selalu saat berbuka puasa hanya dengan makan nasi putih dan minum hanya air putih (puasa mutih).

Tujuan dari pelaksanaan ritual dari mulai bertapa, puasa Senin Kamis, puasa mutih menurut beberapa sumber sebagai pendekatan diri kepada Gusti Allah dan permohonan yang mendalam agar proses pembuatan keris tidak ada halangan dan gangguan serta hasil dari yang diciptakan dapat sesuai dengan keinginan. Banyak pengrajin keris hanya melaksanakan puasa saja tanpa tapa, ya karena mereka hanya pengrajin keris dan bukan empu. Selain dari sang empu pembuat keris yang melakukan ritual puasa senin kamis dalam prosesi membuat sebuah keris, ada juga propesi yang sangat kental dalam sajian pernikahan. Ya seorang perias dari beberapa suku juga melakukan ritual Puasa Senin Kamis.

Perias atau yang lebih umum dikenal penata rias pengantin dan sebagai pengatur acara pernikahan Adat jawa baik Surakarta maupun Jogjakarta dll nya, akan melakukan ritual puasa Senin Kamis sebelum melaksanakan kegiatannya dalam mengatur tata cara pernikahan dan yang terpenting adalah polesan rias yang dilakukan terlihat cantik dan menawan.

Inti ritual puasa Senin Kamis bagi perias tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah bentuk permohonan kepada Gusti Allah agar prosesi pernikahan yang dilaksanakan olehnya dapat berjalan lancar tanpa adanya gangguan dari luar maupun dari dalam. Disamping itu agar polesan make_up tidak mudah luntur.

Sekali lagi saya katakan... Postingan tentang puasa Senin-Kamis ini, memang bukan hanya sekedar postingan biasa. Maksud penyampaian postingan Puasa Senin Kamis memang terharap agar para Saudara-saudari saya tanpa terkecuali, dapat mengambil makna yang baik dalam hal yang bersifat positip. Bukan tersaji untuk mencari yang lain, semisal menyoroti hal-hal yang berbau magis.

Ritual Puasa Senin Kamis, bagi seorang yang bernama Subakir, Sahabat saya di wonogiri jawa tengah, merupakan rutinitas yang selalu dilakukan untuk mempermudah otaknya, untuk mudah dalam menghapal segala pelajaran, karena menurut beliau dengan puasa berarti kita meringankan asupan makanan yang masuk kedalam ruang otak.

Dengan Ritual Puasa Senin Kamis seorang pelajar atau mahasiswa akan dapat melakukan aktivitas pembelajarannya untuk bersikap jujur. ya minimal karena sedang berpuasa mereka dapat mencegah dari perbuatan curang (menyontek), sementara Gusti Allah akan mengabulkan kehendak cita-cita dan pengharapan dari hambanya, selagi hambanya benar benar serius dalam menjalankan usahanya.

Selain dari pada itu hasil dari perbincangan yang saya dapatkan disebuah Temu Bincang, puasa Senin Kamis juga akan mempermudah datangnya rezeki, dan keuntungan yang cukup bagi si pedagang.. hehe,,,! minimal karena sering berpuasa pedagang tidak berani berkata “modalnya aja ngga segitu” dan pembeli akan terus berdatangan karena sikap jujur si pedaganag. Intinya dengan seringnya kita melaksanakan ritual puasa senin kamis berarti kita terus mengasah kejujuran kita di manapun dan dalam kondisi apapun... He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan Berkah.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

KAJIAN Tentang Ritual Puasa Rebo Pungkasan.

Dilihat dari budaya dan sejarahnya:
Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta selasa tgl 26 Agust 2014


Dalam kenyataannya, Antropologi mempelajari semua mahluk manusia yang pernah hidup pada semua waktu dan semua tempat yang ada di muka bumi ini. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang mempunyai persamaan visi dan misi baik bahasa, ciri khas, budaya, yang terkumpul dalam sebuah wadah.

Kebudayaan merupakan sebuah tradisi yang lahir dari pola pikir dan embrio dari pemaknaan manusia melihat sebuah fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang kemudian menjadi ciri khas dan karakter sebuah masyarakat agar selalu dapat dilestarikan kepada anak dan cucu. Terkadang sebuah budaya diwujudkan dengan adanya sebuah prosesi ritual yang menyangkutkan masyarakat

Ritual Rebo Pungkasan merupakan sebuah ritual tradisi yang berada di daerah Yogyakarta, Persisnya di daerah Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Upacara ini dilaksanakan setahun sekali. Rabu Pungkasan merupakan salah satu aset dari nenek moyang yang diturunkan secara turun temurun dan mengalami perubahan sampai sekarang. Banyak makna dan sejarah yang terkandung dalam upacara tradisi tersebut.  

 Kajian Teori;
Antropolinguistik adalah ilmu yang memadukan antara antropologi dan linguistik. Yang mana keduanya memiliki perbedaan cukup unik dimana saling berbeda ranah kajiannya namun memiliki persamaan yaitu objeknya pada masyarakat atau manusia. Bahasa dan budaya yang ada dimasyarakat yang dikaji dalam Antropolinguistik ini, dimana makna dari sebuah tradisi kebudayaan di masyarakat dikaji dari segi makna, fungsi, tujuan, manfaat dan latar belakang dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan bahasa dan budaya yang ada.

Pembahasan:
               Menurut Sumber Pertama ;
Sejarahipun inggih rikala Sultan Agung semedi sak pinggiripun tempuran, panjenenganipun dipun rawuhi kalih kanjeng Ratu Kidul ngagem jaran sembrani ingkang tipak padalan tapal jaranipun kito pindah wonten sak wetanipun kali. Sakmenika padalipun taksih, ngapunten bener nopo mbtenipun ning ceriosipun simbah kula ngoten wau. Salajengipun, gegandengan kanjeng Ratu kidul mboten purun pakean ingkang dipun agem teles, panjenenganipun ratu kidul cincing-cincing agemanipun dugi ketingalan janmonipun kanjeng ratu kidul. Langgih jelas to mas Kanjeng Sultan Agung lajeng medal janmo kakungipun utawi birahinipun lan saklajengipun nggih niku wau kumpul kasmaran wonten ing papan menika.

Mila rumiyin upacara dipun lakoni niru Sultan Agung lan Ratu Kidul. Inggih tiyang putri nglewati kali tempuran kang mboten jerem sontenipun sakderengipun upacara inti kawiwitan. Lan ten kali tempuran tiyang putri ingkang nyabrang ampun ngantos duka menawi dipun godani kaliyan tiyang kakung kang mersani tiyang-tiyang putri nyabrang tempuran. Lan kathah pangucapan- pangucapan ingkang mboten seronok wonten ing prosesi menika, mila menawi tiyang putri sami rawuh wonten ing upacara menika ampun nesu lan mangkel menawi dipun bajuli kaliyan tiyang-tiyang kakung amergi niku sampun dados tradisi wonten ing upacara Rebo Pungkasan.

Menurut Sumber Kedua;
Rebo pungkasan menika inggih upocoro kagem nyambut wulan mulud ingkang sakmenika dawah ing dinten rebo awal wulan mulud. Kagem mengeti kelairan kanjeng nabi Muhammad. Sak derengipun dipun mengeti dipun milai dipun adani pasar malem supados masyarakat pleret lan sak jawinipun rawuh tumplek blek wonten sak jeroning upacara samangke. Pancen kala rumiyin upacara kawiwitan wonten ing tempuran kagem ngleksanakaken wasiatipun kyai Fakih kagem mengeti crito Sultan Agung kang kempal kalih Ratu Kidul wonten ing tempuran. Nanging amergi jaman ingkang ngraosi supados dipun alihaken pengetanipun, sakniki dipun pindah prosesinipun wonten mergi imogiri dugi balai wonokromo ngagem lemper. Pancen rekaos kathah menawi dipun wontenaken upacara Rebo Pungkasan. Menapa ngagem lemper??, mergi makna lemper menika iggih guyup, makmur lan sentosa. Isi lemper kang iwak utawi ati nggadahi makna makmur lan sentosa, menawi bungkus lan sodonipun menika nggambaraken persatuan sedaya masyarakat pleret wonten upacara lan gathuking kali opak lan gajah wong ing tempuran. Menawi ngrawuhi prosesi upacara menika kalian tiyang ingkang dipun senengi, insya Allah saged langgeng menawi donga ingkang dipun paringi kaian kiai Fakih kang mboten saben uwong mangertos, namung ngagem tirakatan rumiyin. Mekaten dongane :.........

Terjemahan dan Pembahasan yang lebih terperinci:
Pada awalnya Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan, merupakan upacara tradisionil yang terjadi di suatu tempat yang disebut tempuran, yaitu tempat bertemunya Sungai Gadjah Wong dengan Sungai Opak. Tempuran tersebut terletak kira-kira 2 km sebelah timur Balai Desa Wonokromo. Di sekitar tempuran tersebut terdapat beberapa tempat atau peninggalan yang sering dihubungkan dengan legenda yang pernah terjadi di tempat itu. Kondisi tempuran itu sendiri sudah berubah karena tempat tersebut sudah dibangun bendungan sehingga mengubah upacara tradisional yang dilakukan masyarakat. Tradisi ini bermula dari adanya kebiasaan Sultan Agung yang sering mengunjungi Pleret dan melakukan "nenepi" atau semedi di tempuran Wonokromo. Dalam bersemedi, Sultan Agung mengambil tempat di salah satu tepi tempuran atau sungai. Kebiasaan yang dilakukan oleh Sultan Agung tersebut memang sesuai dengan kebiasaan Raja-raja Jawa dan masyarakat Jawa pada umumnya. Pada saat-saat tertentu, orang Jawa melakukan tirakatan, nenepi atau semedi untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi perlindungan, diberi keselamatan, murah rejeki, memperoleh kedudukan dan lain-lainnya. Untuk melakukan kebiasaan tersebut, biasanya akan menghadapi banyak gangguan, kendala dan hambatan macam-macam.

Karena itu kebiasaan Sultan Agung tersebut juga dikaitkan dengan cerita rakyat dan dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat Yogyakarta tentang penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Kidul. Bahkan dipercaya Raja-raja Yogyakarta selalu menjalin hubungan khusus dengan Kraton Laut Selatan yang dipimpin oleh Ratu Kidul tersebut.

   ketika Sultan Agung tengah bersemedi, tiba-tiba diganggu kedatangan Ratu Kidul yang menaiki Kuda Sembarani. Di sekitar lokasi tempuran terdapat benda-benda yang oleh masyarakat dihubungkan dengan keberadaan Kuda Sembrani. Di situ terdapat batu dengan lekuk di bagian tengah yang dianggap sebagai tempat minum Kuda Sembrani. Begitu pula di sekitar tempat itu juga terdapat bekas tapak kuda. Menurut cerita Ratu Kidul kemudian turun di seberang sungai atau di tampat yang berseberangan dengan tempat Sultan Agung bersemedi. Karena ingin mendekati Sultan Agung, maka Ratu Kidul kemudian menyeberangi sungai.

             Ketika menyeberangi sungai agar supaya pakaiannya tidak basah kena air, maka Ratu Kidul mengangkat kainnya keatas, atau dalam istilah Jawa "cincing" hingga kelihatan betis dan pahanya. Tentu saja dalam mengangkat kainnya, Ratu Kidul akan menyesuaikan dengan kedalaman sungai. Sehingga ketika melalui bagian sungai yang ralatif dalam, makin tinggilah Ratu Kidul dalam mengangkat kainnya. Penampilan Ratu Kidul yang cantik jelita, dipadu dengan kondisi alam yang indah. Apalagi ketika itu Ratu Kidul mengangkat kainnya ke atas, membuat Sultan Agung terkesima, kagum dan terpesona. Karena begitu terpesonanya hingga mendorong hasrat kelelakiannya. Sesampainya di seberang maka disambutlah Ratu Kidul oleh Sultan Agung.

               Selanjutnya Sultan Agung dan Ratu Kidul larut dalam gelegak asmara. Dari peristiwa ini kemudian munculah sebutan Wonokromo.  Upacara tradisional ini mengikuti dan meniru tindakan yang pernah dilakukan Ratu Kidul dan Sultan Agung. Walupun peristiwa yang ditiru tidak sepenuhnya, namun hanya semedi dan menyeberang tempuran. Karena itu dapat dikatakan kalau upacara tradisional Rebo Pungkasan telah berlangsung sangat lama. Pada Rabu Wekasan, masyarakat berbondong-bondong ke tempat tersebut untuk melakukan tirakatan dengan tidak tidur semalam suntuk.

               Pada sore hari hingga petang, sebelum di Tempuran dibangun bendungan, pengunjung wanita juga melakukan "upacara" meniru Ratu Kidul yaitu menyeberangi tempuran sambil mengangkat kain mereka. Acara ini diwarnai dengan tingkah para pengunjung pria mengganggu atau menggoda pengunjung wanita. Selain itu juga diriuhkan dengan teriakan-teriakan pengunjung pria yang meneriakkan kalu penyeberang wanita tersebut kurang tinggi dalam mengangkat kainnya. Karena ejekan dan teriakan tersebut, maka wanita-wanita juga semakin tinggi mengangkat kainnya sehingga adegan itu menjadi tontonan menarik bagi pengunjung lainnya, khususnya pengunjung pria. Tentu saja karena banyaknya orang maka ucapan-ucapan yang keluar sering kurang terkontrol sehingga tidak dapat dilepaskan dari kata-kata menjurus ke pornografi. Selain itu ada pula, tradisi yang dianggap berlaku dalam Rebo Pungkasan di Tempuran tersebut, yaitu bahwa wanita yang berkunjung atau memasuki tempat upacara harus merasa tidak terganggu kalau ucapan maupun hal-hal lain sepanjang masih wajar, dari pengunjung pria.

Karena semua itu masih merupakan bagian dari tradisi. Karena sudah mentradisi maka adat tersebut terus dilakukan oleh masyarakat dengan mendatangi tempuran setiap Rebo Pungkasan. Masyarakat yang berkunjung bukan hanya dari daerah sekitar, bahkan dari daerah-daerah lain, baik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta maupun dari luar daerah.

Untuk memeriahkan Rebo Pungkasan maka diselenggarakan semacam pasar malam selama kurang lebih satu minggu. Pasar malam tersebut diadakan di lapangan di depan balai Desa Wonokromo. Selain dimeriahkan dengan bermacam-macam stand seperti makanan dan minuman, serta jualan.

Pada pasar malam itu juga dibuka beberapa stand hiburan lainnya. Pada puncaknya seluruh rangkaian Rebo Pungkasan diakhiri dengan prosesi "ngarak lemper" atau membawa lemper besar. Prosesi ngarak lemper dan pasar malam tersebut juga untuk memberikan wadah yang positif bagi masyarakat dalam ikut meramaikan Rebo Pungkasan. Disamping itu, masyarakat Wonokromo saat ini merupakan masyarakat yang agamis. Karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir hal-hal yang negatif atau musryk dari tradisi Rebo Pungakasan dan digantikan dengan hal-hal yang positif, baik dari segi etika, maupun dari aspek norma agama.

Pada upacara tersebut dibuatlah lemper besar yang sebenarnya hanya lemper lemperan. Namun demikian dalam acara tersebut diarak pula lemper besar sungguhan yang kira-kira sebesar kenthongan bambu. Arak-arakan lemper tersebut diikuti oleh berbagai kelompok kesenian. Biasanya ada pasukan berkuda, prajurit kraton dan kesenian lainnya. Arak-arakan tersebut berangkat dari Masjid Wonokromo kemudian menyusuri jalan desa sepanjang kurang lebih 2 km. dan berakhir di bali Desa Wonokromo. Sebelum berangkat prosesi diawali dengan doa dan membaca Al Fatihah.

Di sepanjang jalan ribuan pengunjung bergerombol di kiri-kanan jalan menyaksikan dan memeriahkan acara tersebut. Sesampainya di Balai Desa, pemimpin prosesi kemudian menyerahkan berbagai uba rampe termasuk lemper besar kepada Kepala Desa. Setelah ada kata sambutan dan penjelasan kepada pengunjung maka lemper tersebut kemudian dipotong-potong untuk dibagikan kepada pengunjung dan undangan.

Kalau menurut pandangan saya, prosesi mengarak lemper bukan berarti mengkultus individukan makanan rakyat tersebut. Namun sejarahnya, Panembahan Senopati juga sering mengadakan semedi di Tempuran akan diakhiri dengan pengajian di Masjid Wonokromo. Salah satu hidangan kesukaan beliau dalam acara di Masjid tersebut adalah lemper. Oleh karena itu untuk melestarikan dan mengingat "laku" yang dilakukan Panembahan Senopati. Disamping itu lemper juga merupakan makanan yang populer di masyarakat. Upacara tradisional Rebo Pungkasan saat ini semakin berkembang dan menjadi tontonan wisatawan. Bahkan sering wisatawan asing juga menyaksikan Rebo Pungkasan tersebut. Upacara tradisional Rebo Pungkasan, dari aspek ekonomi juga dirasa menguntungkan dengan adanya lapangan pekerjaan yang memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat setempat.

Saya coba paparkan beberapa cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul berdasarkan pengetahuan saya, hasil share saya dengan beberapa orang dan dari Internet,  lalu saya coba saya rangkum menjadi sebuah kategori-kategori cerita. Dan semoga ada manfaatnya yang membawa berkah bagi kita semuanya. Dan Seperti biasa postingan ini saya sajikan bukan untuk dipuji apalagi dihina namun hanya untuk bisa diketahui oleh Saudara-saudari terkasih saya, kususnya anak-anak didik saya tercinta, juga para hobi pembaca yang budiman.


KANJENG RATU KIDUL:
Menurut cerita umum, Kangjeng Ratu Kidul pada masa mudanya bernama Dewi Retna Suwida, seorang putri dari Pajajaran, anak Prabu Mundhingsari, dari istri yang bernama Dewi Sarwedi, cucu Sang Hyang Suranadi, cicit Raja Siluman di Sigaluh. Layaklah bila sang putri ini kemudian melarikan diri dari kraton dan bertapa di gunung Kombang. Selama bertapa ini sering nampak kekuatan gaibnya, dapat berganti rupa dari wanita menjadi pria atau sebaliknya. Sang putri tidak bersuami (wadat) dan menjadi ratu di antara mahluk seluruh pulau Jawa. Istananya di dasar samudera Indonesia. Masalah ini tidak mengherankan, karena sang putri memang mempunyai darah keturunan dari mahluk halus. Diceritakan selanjutnya, bahwa setelah menjadi ratu sang putri lalu mendapat julukan Kangjeng Ratu Kidul malahan ada juga yang menyebutnya Nyira Kidul. Dan yang menyimpang lagi adalah: Bok Lara Mas Ratu Kidul. Kata lara berasal dari rara, yang berarti perawan (tidak kawin).

Dikisahkan, bahwa Dewi Retna Suwida yang cantik tanpa tanding itu menderita sakit budhug (lepra). Untuk mengobatinya harus mandi dan merendam diri di dalam suatu telaga, di pinggir samudera.  Konon pada suatu hari, tatkala akan membersihkan muka sang putri melihat bayangan mukanya di permukaan air. Terkejut karena melihat mukanya yang rusak, sang putri lalu terjun ke laut dan tidak kembali lagi ke daratan, dan hilanglah sifat kemanusiaannya serta menjadi mahluk halus.

Cerita lain lagi menyebutkan bahwa sementara orang ada yang menamakannya Kangjeng Ratu Angin-angin. Sepanjang penelitian yang pernah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kangjeng Ratu Kidul tidaklah hanya menjad ratu mahluk halus saja melainkan juga menjadi pujaan penduduk daerah pesisir pantai selatan, mulai dari daerah Yogyakarta sampai dengan Banyuwangi, hanya terpisah oleh desa Danamulya yang merupakan daerah penduduk Kristen.Camat desa Paga menerangkan bahwa daerah pesisirnya mempunyai adat bersesaji ke samudera selatan untuk Nyi Rara Kidul. Sesajinya diatur di dalam rumah kecil yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut (sanggar). Juga pesisir selatan Lumajang setiap tahun mengadakan korban kambing untuknya dan orang pun banyak sekali yang datang,Tuan Welter, seorang warga Belanda yang dahulu menjadi Wakil Ketua Raad Van Indie, menerangkan bahwa tatkala ia masih menjadi kontrolor di Kepajen, pernah melihat upacara sesaji tahunan di Ngliyep, yang khusus diadakan untuk Nyai Lara Kidul.

Ditunjukkannya gambar (potret) sebuah rumah kecil dengan bilik di dalamnya berisi tempat peraduan dengan sesaji punjungan untuk Nyai Lara Kidul. Seorang perwira ALRI yang sering mengadakan latihan di daerah Ngliyep menerangkan bahwa di pulau kecil sebelah timur Ngliyep memang masih terdapat sebuah rumah kecil, tetapi kosong saja sampai sekarang. Apakah rumah ini yang terlukis dalam gambar Tuan Welter, belumlah dapat dipastikan. seorang kenalan dari Malang menyebutkan bahwa pada tahun 1955 pernah ada serombongan orang-orang yang nenepi (pergi ke tempat-tempat sepi dan kramat) di pulau karang kecil, sebelah timur Ngliyep. Seorang di antara mereka adalah gurunya. Dengan cara tanpa busana mereka bersemadi di situ. Apa yang kemudian terjadi ialah, bahwa sang guru mendapat kemben, tanpa diketahui dari siapa asalnya. Yang dapat diceritakan ialah bahwa merasa melihat sebuah rumah emas yang lampunya bersinar-sinar terang sekali.
             Di Pacitan ada keparcayaan larangan untuk memakai pakaian berwarna hijau gadung (hijau lembayung), yang erat hubungannya dengan Nyai Lara Kidul. Bila ini dilanggar orang akan orang akan mendapat bencana. Ini dibuktikan dengan terjadinya suatu malapetaka yang menimpa suami-istri bangsa Belanda beserta 2 orang anaknya. Mereka bukan saja tidak percaya pada larangan tersebut, bahkan mengejek dan mencemoohkan. Pergilah mereka ke pantai dengan berpakaian serba hijau. Terjadilah sesuatu yang mengejutkan, karena tiba-tiba ombak besar datang dan kembalinya ke laut sambil menyambar tiba-tiba menyambar keempatnya

Seorang dhalang di Blitar menceritakan bahwa di daerahnya sampai ke gunung Kelud masih ditaati pantangan Kangjeng Ratu Kidul, ialah memakai baju hijau. Tak ada seorang pun yang berani melanggarnya. Sampai pada waktu akhir-akhir ini orang masih mengenal apa yang disebit “lampor”, yaitu suatu hal yang yang dipandang sebagaiperjalanan Kangjeng Ratu Kidul, yang naik kereta berkuda. Suaranya riuh sekali, gemerincing bunyi genta-genta kecil dan suara angin meniup pun membuat suasana menjadi seram. Orang lalu berteriak “Lampor! Lampor! Lampor!”, sambil memukul-mukul apa saja yang dapat dipukul, dengan maksud agar tidak ada pengiringnya yang ketinggalan singgah di rumahnya, untuk mengganggu atau merasuki.

 Menurut “penglihatan” seorang pemimoin Teosofi, bangsa Amerika, Kangjeng Ratu Kidul bukan pria, bukan pula wanita. Dan dikatakannya, bahwa Kangjeng Ratu Kidul dapat digolongkan sebagai dewi alam.  LALU... BAGAIMANA MENURUT SAUDARA-SAUDARIKU YANG MEMILIKI ILMU PENGALAMA TENTANG HAL TERSEBUT...? Monggo? Silahkan Share disini..._

Makna Simbol-simbol dalam Upacara Rebo Pungkasan;
Lemper : disisi lain adanya lemper raksasa sebagai budaya warisan nenek moyang yang melaksanakan upacara rebo pungkasan turun temurun dank arena konon waktu kanjeng Sultan Agung suka dengan lemper, namun  ada beberapa makna yang bisa ditafsirkan dari lemper sebagai simbol sesaji·        
2 sunduk (tusuk bambu yang membungkus lemper) menyimbolkan makna 2 disini adalah Rukun Islam dan Rukun Iman. Ada juga yang memaknai bahwa itu adalah sebagai makna 2 sungai yaitu Sungai Opak dan Sungai Gajah wong. Ada juga yang memaknai bahwa 2 tusuk adalah bertemunya dua insan yaitu Kanjeng Sultan Agung dan Kanjeng Ratu Kidul yang mensemakmurkan tanah jawa yang tidak lain kerajaan mataram·       
 Bungkus lemper dimaknai sebagai sebuah pembungkus agar masyarakat pleret selalu dalam keadaan aman, sejahtera, sentausa. Ada juga yang memaknai adalah bentuk lemper dimaknai hasil pertemuan Sultan Agung dan Kanjeng Ratu Kidul yang bercinta dalam tempuran
Doa.
Setiap Upacara tentunya ada doa-doa dan mantra yang diucapkan, selain agar prosesi upacara lancer juga doa-doa dipanjatkan kepada sang pencipta alam yaitu Tuhan yang Maha Esa. Karena dewasa ini, Upacara Rebo Pungkasan selain diperingati sebagai warisan budaya, namun juga dipakai sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam upacara Rebo Pungkasan ada beberapa doa yang wajib dibaca. Antara lain:
Al-Fatihah, wiridan (membaca Lailahailallah berulang-ulang, takbir, tahmid, istighfar). Membaca Surat Yasin, Ayat Kursy, doa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ditutup doa Sapu Jagad.

KESIMPULAN:
Indonesia akan kaya dengan budaya dan adat istiadat yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai generasi muda wajiblah mengembangkan, melestarikannya agar masa depan tidak merenggut budaya-budaya warisan nenek moyang dan hilang ditelan zaman.

Rebo Pungkasan yang menjadi salah satu upacara adat masyarakat Wonokromo, Pleret,Bantul  dalam realisasinya selalu mengalami pengembangan-pengembangan agar masyarakat tidak jenuh dan bosan dengan diadakannya Rebo Pungkasan setiap tahunnya.
Majulah budaya Indonesia, Bangunkan generasimu... Kanti Teguh Rahayu Slamet. GEMAH RIPAH LOH-JINAWI... ... He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan Berkah.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com

KAJIAN TENTANG RITUAL PUASA & MELEK:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta selasa tgl 26 Agust 2014

Saudara-saudariku terkasih, juga anak-anak didik saya tercinta... Seperti biasa postingan ini saya sajikan bukan untuk dipuji apalagi dihina namun hanya untuk bisa diketahui oleh Saudara-saudari terkasih saya, kususnya anak-anak didik saya tercinta, juga para hobi pembaca yang budiman.

Lewat inbox dan email, ada anak angkat saya yang bertanya seperti ini;
Mohon penjelasannya pak WEB, laku puasa dan melek itu,,,  apa benar bisa menajamkan mata bhatin (indra keenam)??

Lalu saya Jawab;
Menurut pinisepuh Jawa yang diabadikan dalam Kitab Primbon disebutkan sebagai berikut:

Manfaat cegah tidur (melek) itu membekas di sukma. Menghasilkan terhadap apa yang diminta, memperoleh 3 perkara yaitu pertama: panjang umurnya, kedua: beruntung, ketiga: tajam mata batinnya.

Manfaat cegah makan (puasa) itu membekas di raga. Menghasilkan terhadap apa yang diminta, memperoleh 3 perkara yaitu pertama: berwibawa nan sakti, kedua: mendapatkan kedudukan tinggi, dan ketiga: kaya.

Tentu saja dalam hal ini yang dimaksud dengan cegah makan dan cegah tidur itu adalah lelaku yang didasari oleh NIAT dan TEKAD. Inilah yang membedakan orang tidak makan karena lelaku ritual dengan orang tidak makan karena kelaparan.

Misalnya,,, ada 2 orang yang masuk dalam ruang yang gelap gulita, tidak diberi makan-minum selama beberapa hari. Orang pertama adalah seorang narapidana yang dimasukan dalam sel tahanan. Orang kedua adalah seorang spiritualis yang sedang masuk dalam gua/ruangan untuk bertapa / bertafakur. Kedua orang tersebut mengalami kondisi yang sama, tidak makan & tidak tidur tetapi karena niat dan tekadnya berbeda maka menghasilkan manfaat (efek) yang berbeda pula.

Inti amalan lelaku seperti cegah makan (puasa) dan cegah tidur (melek) adalah mengendalikan diri. Yaitu berusaha mengendalikan keinginan nafsu badan jasmani, serta nafsu pikiran jahat. Maka niat dan tekad itu penting. Bila anda sudah bertekad mengendalikan nafsu badan dengan berpuasa dan melek, maka berusahalah dengan lebih keras untuk melaksanakannya. Bila anda berhasil dan bisa istiqomah (tekun menjaga amalan terus menerus) itu artinya anda tidak lagi diperbudak nafsu badan. Anda tidak lagi diperbudak nafsu keinginan. Untuk apa mampu berpuasa berhari-hari tetapi setelah masa puasa lalu kembali mengumbar hawa nafsu. Begitupula bila sudah bertekad melek semalam suntuk tetapi masih saja tidur semaunya. Itu juga belum bisa disebut berhasil. Sebab diri kita masih belum bisa mengendalikan nafsu tidur. Ritual puasa & melek semacam itu tidak ada artinya. Karena meskipun anda telah menyelesaikan puasa tetapi inti puasa sebagai pengendali badan jasmani dan nafsu tidak terpenuhi.

Meskipun saat sahur dan berbuka boleh makan apa saja, tetapi tetaplah menjaga inti puasa. Yaitu pengendalikan diri dan nafsu. Makan dan tidurlah ala kadarnya saja. Makanlah apa yang ada di meja makan, walaupun hanya ada nasi putih dan air putih saja. Tidak perlu mencari-cari yang tidak tersedia. Makan dan jangan protes! Lalu biasakan tidur selepas tengah malam dan bangunlah sebelum Matahari terbit. Atau tidurlah lebih awal, lalu bangunlah dini hari (sepertiga malam) sampai Dhuha jangan tidur lagi. Isilah waktu terjaga (melek) ini dengan hal yang positif seperti meditasi, atau sembahyang mengagungkan asma Tuhan.

Tujuan amalan lelaku para spiritualis adalah agar bisa mengendalikan 9 lubang hawa (babagan hawa 9) sebagai keluar masuknya nafsu. Melalui cegah makan (puasa), cegah tidur (melek), tafakur, meditasi atau semacamnya. Bila badan dan nafsu telah dikendalikan, maka lebih mudah konsentrasi masuk dalam dimensi ruhani. Pintu dimensi ruhani hanya bisa ditembus dengan kepasrahan raga, pikiran dan jiwa. Ketiga komponen tersebut sulit sekali pasrah bila selama ini selalu dituruti keinginan nafsunya. Maka perlu dikendalikan dengan disiplin. Kedisiplinan bisa diperoleh bila kita memiliki Niat dan Tekad yang kuat untuk mewujudkan apa yang diminta.

Efek dari ketekunan melakukan amalan cegah makan (puasa) dan cegah tidur (melek) yang dibalut dengan lelaku amaliyah yang baik seperti membaca wirid, puji-pujian, doa-mantra atau semacamnya inilah yang nanti akan menajamkan mata batin. Energi ruhani yang bersifat ghaib akan memancar secara otomatis dari diri anda. Daya energi inilah yang membuat pancaran aura anda berpendar terang, tampak berkharisma dan berwibawa. Demikian jawaban saya, semoga ada manfaatnya.... ... He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan Berkah.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

KAJIAN Tentang RITUAL WETON:

Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta selasa tgl 26 Agust 2014

Dalam bahasa Jawa “Weton” berasal dari kata dasar “Wetu” yang bermakna “keluar” atau lahir. Kemudian mendapat akhiran –an yang membentuknya menjadi kata benda. Yang disebut dengan weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan kedunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi atau lainnya. Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon adalah nama-nama pasaran.

Jadi pengertian Puasa Weton adalah puasa yang dilakukan pada hari kelahiran berdasarkan perhitungan kalender Jawa yang berputar selama 35 hari. Artinya diperingati setiap 35 hari sekali. Berbeda dengan acara ulang tahun yang diperingati setahun sekali.

Saudara-saudariku terkasih, juga anak-anak didik saya tercinta... Seperti biasa postingan ini saya sajikan bukan untuk dipuji apalagi dihina namun hanya untuk bisa diketahui oleh Saudara-saudari terkasih saya, kususnya anak-anak didik saya tercinta, juga para hobi pembaca yang budiman.

Amalan Puasa Weton merupakan ajaran mulia dari para leluhur, guna menghayati dan menghargai kelahirannya diri kita ke alam dunia ini. Falsafah sederhana puasa weton ini adalah hari lahir merupakan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Jadi pada hari tersebut, kembali kita mengingat kasih Tuhan yang begitu besar dalam hidup kita. Dengan harapan, agar kita ingat bahwa lahirnya manusia dimuka bumi ini membawa kodrat. Kalau dalam istilah Quran, diturunkannya manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah / pemimpin (Al-Baqarah: 30). Layaknya sebagai seorang khalifah adalah membawa berkah dan rahmat bagi alam semesta. Bukan untuk merusak apalagi membinasakan alam atau sesama manusia.

Setiap diri yang selalu ingat kepada kodratnya ini maka akan menjadi pribadi-pribadi yang mulia, bijaksana dan penuh kasih sayang kepada sesama dan seluruh alam. Maka kehidupannya akan senantiasa dalam lindungan dan penjagaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Amalan Weton merupakan warisan budaya lokal, tidak ada hubungan dengan ajaran agama tertentu. Jadi boleh diamalkan oleh semua orang, apapun agama dan keyakinannya. Ternyata puasa hari lahir ini juga pernah dilakukan oleh Muhammad SAW. Seperti keterangan berikut ini. Nabi ditanya tentang puasa hari Senin lalu beliau menjawab, “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan hari dimana aku diutuskan sebagai Nabi, atau dimana diturunkannya wahyu pertama padaku”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i, sanadnya shahih). Dari Hadist tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Islam boleh hukumnya mengkhususkan ibadah pada hari tertentu yang dianggap memiliki arti istimewa (baik). Juga diperbolehkan memperingati hari lahir dengan berpuasa. Atau beribadah sunnat lainnya karena ittiba’ (mengikuti) kepada Nabi SAW saat hari kelahirannya.

Ritual Weton;
Dalam kaitannya dengan weton, orang Jawa memiliki tradisi yang disebut “selapanan”, yaitu memperingati weton kelahiran, yang berputar selama 35 hari itu dengan melakukan lelaku prihatin. Misalnya dengan lelaku berpuasa “ngapit”, mutih, melek (tidak tidur) dan menyediakan sesaji sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME.

Yang dimaksud dengan Puasa Ngapit adalah berpuasa 3 hari, yaitu pada hari weton, ditambah 1 hari sebelum dan sehari sesudahnya. Ada pula yang cukup dengan ritual Mutih, yaitu selama beberapa hari hanya makan nasi putih dan air putih tawar saja tanpa puasa, jadi boleh makan-minum kapan saja. Ada juga lelaku puasa 3 hari sebelum hari weton, 5 hari sebelum weton dan berbagai jenis cara puasa lainnya.

Adapula ritual melek (tidak tidur) selama 24 jam yang dimulai dari saat Matahari terbenam saat masuk hari wetonnya. Dan diakhiri ketika matahari terbenam dihari wetonnya. Sambil menghidangkan sesaji berupa variasi 4 warna bubur dan sesaji lainnya yang memiliki arti simbolik yang luhur.

Dan masih ada berbagai macam jenis tatacara ritual lainnya yang berkembang di masyarakat Jawa dalam rangka memperingati Weton Kelahiran ini. Walaupun tatacara berbeda-beda tetapi intinya sama yaitu sebagai bentuk lelaku prihatin (riyadhoh). Acara ini sangat jauh berbeda dengan acara ulang tahun jaman sekarang, yang cenderung bernuansa hura-hura bahkan suka cita yang berlebihan dan mengumbar perbuatan asusila.

Adanya perbedaan amalan-amalan lelaku dalam memperingati weton tidak perlu diperdebatkan. Sebab tatacara lelaku dan amalan sangat bergantung dengan kondisi diri, ajaran agama yang dianut atau pengaruh adat yang berkembang di masyarakat. Bagi mereka yang tinggal di desa nan asri masih banyak berbagai macam pepohonan hijau dan sungai yang bersih, dalam memperingati weton akan membuat berbagai macam sesaji berupa lauk-pauk hasil dari sawah ladangnya. Seperti nasi golong, daun jati, ikan teri, dan lain sebagainya. Tentu saja mereka tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan semua bahan-bahan sesaji tersebut. Tetapi bagi masyakarat kota, yang tinggal di wilayah yang dikelilingi gedung-gedung beton, jarang ada pepohonan, sungai-sungai yang mengalir pun telah tercemar limbah, tiada lagi ikan yang hidup. Akan kesulitan bila untuk memperingati weton sebagaimana tradisi di pedesaan, setiap 35 hari sekali harus menyediakan berbagai macam sesaji dari alam. Maka biasanya tatacara memperingati weton ini setiap kaum adat masyakarat bisa berbeda-beda.

Begitu pula dengan tata amalan Puasa. Bagi mereka yang kehidupannya sudah dilonggarkan dari urusan duniawi akan lebih ringan dalam menjalankan puasa berhari-hari atau ritual tidak tidur semalam suntuk. Namun bagi mereka yang setiap hari masih harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga, anak-istri, akan sangat susah untuk melakukan puasa berhari-hari semacam itu. Sementara ia harus dituntut produktifitas kerja yang tinggi bila tidak ingin dipecat dan kehilangan pekerjaan atau mata pencahariannya. Maka amalan puasa weton pun bervariasi, disesuaikan dengan kondisi diri sang pengamalnya. Yang penting tidak meninggalkan makna yang sebenarnya dari ritual weton.

Di kalangan masyarakat muslim, puasa weton ini biasanya dilakukan lebih dari 1 hari, ini untuk memberi solusi bagi mereka yang wetonnya jatuh pada hari-hari yang dilarang berpuasa di hari-hari tertentu seperti hari Jumat tanpa disertai puasa hari yang lain.

Manfaat Ritual Weton;
Dari penghayatan dan pengamalan ritual weton yang luhur ini tentu akan membawa dampak baik bagi para pengamalnya. Antara lain :

Sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME dan rasa terimakasih kepada kedua orang tua.
Sebagai salah satu momen untuk berintropeksi diri, ingat kembali kepada kodrat dan tugas sebagai manusia di muka bumi. Kembali mengenal setiap unsur yang menyertai diri manusia hidup dimuka bumi ini, yaitu para Sedulur Sejati. Ada pula yang mengartikan Sedulur Papat Kalimo Pancer.

Dari pengalaman orang yang telah menjalankannya memberikan dampak baik dalam diri, menjadi lebih arif & bijaksana dalam mensikapi kehidupan. Para sesepuh berpendapat bahwa salah satu cara untuk membentengi diri dari kejahatan magis adalah dengan berpuasa weton.
Dan berbagai manfaat positif lainnya sesuai dengan penghayatan yang bisa dicapai oleh para pengamalnya. Semua bisa terjadi bila semata-mata ada rahmat dari Tuhan Yang Maha Welas Asih.
Demikian tentang kajian Puasa weton...  He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan Berkah.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot. 

Senin, 18 Agustus 2014

MEMBURU ILMU KESEMPURNA’AN SEJATI: MEMBUKTIKAN KESEJATIAN KESEMPURNA’AN ILMU :

Oleh: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus. Senin tgl 18/08/2014

JIKA ADA AWAL PASTI ADA AKHIR:
Kata/Kalimat semula/Pertama yang kita ucapakan, yang kita niyatkan di sa’at memulai sesuatu tindakan, maka itulah yang akan jadi kesempurna’annya (Penentunya)

Ketahuilah saudara-saudariku, bahwasanya...apa yang anda cari di dunia ini?
Tanya dalam diri...apa yang kalian cari...ilmu kekayaan? ilmu pemikat? ilmu kewibawaan?
Atau yang lain2....mya?

Pernahkah terpikir untuk menggabungkan semua dalam satu pencarian anda?
Mengapa semua informasi atau ilmu2 yang kita dengar dan amalkan tidak membuat diri kita
Disegani, dicintai sidia, tidak membuat hutang lunas dan sebagainya...MENGAPA...?!
Karna anda tidak melewati proses demi proses tahap pemahaman.... dengan Jeli dan seksama (Toto-Titi-Surti ngati-ati. Tetep-Idep-Madep-Mantep)... He he he . . . Edan Tenan


Baiklah,,, mudah2han apa yang saya tinformasikan ini, sedikit membantu pemahaman tentang
Kesempurnaan Proses Hidup dan kehidupan kita semuanya. Amiin

Bermula dia yang dzat wajibal wujud. LAA ILAHAILLAH... Bertajali/menampakan diri.
Terciptalah nurmuhammad. Muhammaddarasulallah...  Nurmuhammad berkata jadilah sekalian                  kun sholli ala muhammad.  Maka semua menyambut dengan kalimat. Shollallahu ala muhammad.

Nah dari kajian di atas tersebutlah kalimat2 kesempurnaan hakikat ketauhidan. Akan kesempurnaan keMaha  Esaan Tuhan...yang mana kalimat tersebut. Jika di amalkan akan membawa diri kita menuju kesempurnaan diri.  Dan apa yang menjadi carian kita selama ini, insya allah akan kita temukan... ILMU APAPUN itu.

Seperti yang saya bilang untuk memahami sebuah ilmu diperlukan proses demi proses
Tingkat pemahaman sehingga kita paham betul apa yang dibaca, apa yang di niyatkan dan apa yang di lakukan. Sebagai referensi dan paham logika.  Baca 2 kalimat sahadat...disana artinya...
AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH
DAN MUHAMMAD ADALAH RASULNYA
BERSAKSI sama dengan melihat menyaksikan dimana kita melihat atau menyaksikan nya
Mengapa sahadat tidak sepeti ini AKU MENDENGAR ATAU AKU DIBERITAHU TEMAN ATAU AKU MEMBACA DARI INTERNET.....bahwa tidak ada tuhan selain allah...tp AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH... He he he . . . Edan Tenan.

Karena itu, bagi saudara-saudariku  yang mau dan ingin pemahaman tentang ilmu kesempurna’an Sejatinya. Harus bertemu secara langsung... Karena untuk hal yang satu ini, tidak bisa melalui media jejaring sosial apapun juga telephon. Harus dengan Pendidikan dan Bimbingan secara langsung, Tapi INGAT saya hanya bisa memberikan Bimbingan dan  pemahaman teorinya ... Prakteknya harus Anda sendiri yang menjalankan/melakukan... Karena, sebaik-baiknya katanya, jauh amat lebih baik jika tau sendiri, mengerti sendiri dan bisa mengalami sendiri. Bagi yang berminat bertemu langsung.  silahkan Hubungi nomer Telephon saya: Indosat. +6285-861-799-966 Xl. +6287-729-431-777. Jika tempatnya jauh dari posisi saya berada, biaya transpot di tanggung pemanggil... Rahayu _/!\_

Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Kesempurna’an Sejati:
Berkaitan dengan diatas; Ilmu Kesempurna’an Sejati merupakan suatu ilmu untuk mengenali diri pribadi/sejati. Dahulu ilmu ini di tanamkan oleh para ahli kanuragan untuk mencapai tingkat kesempurna’an dalam mempelajari ilmu kedigdayaan. Dan Inilah gerbang utama menuju ilmu kesaktian yang sesungguhnya. Falsafah hidup yang ideal tidak hanya menjadi pedoman hidup di dunia fisik ini saja, melainkan harus masuk ke kehidupan yang sejati yang metafisik. Bila diminta memilih dunia: fisik atau metafisik, maka jatuhkan pilihan pada yang terakhir saja. Sebab dunia fisik akan lenyap seiring dengan dimasukkannya jasad ke dalam kubur, sementara dunia metafisik kita akan langgeng abadi sepanjang masa amal perbuatan yang masih harus di pertanggung jawabkan.

Tujuan hidup manusia adalah mengisi kehidupan dengan Hidup yang sejati. Dunia adalah persinggahan sementara diri sebelum menempuh perjalanan-perjalanan lain yang sangat panjang. Sayangnya, di persinggahannya yang sementara ini kebanyakan justru diisi oleh diri-diri palsu. Maka hidup di dunia yang menekankan pada diri-diri palsu, bersiap-siaplah untuk terjerembab dan tersungkur kapan saja.

DIRI SEJATI bisa dirasakan pada TITIK PALING HENING MEDITASI (universal), DZIKIR (umat Muslim). Pada DIRI SEJATI munculnya KESAKTIAN merupakan hal yang sangat biasa. SEGALA DIMENSI GAIB DAN METAFISIK TERBUKA TERANG BENDERANG. Namun, pada hakikatnya diri sejati tidak boleh hanya dirasakan dan disadari belaka. Sebaliknya, jadikan seluruh kemanusiaan kita ini dengan totalitas DIRI SEJATI YANG MENYINARI BERPERILAKU SEPANJANG HIDUP di KEHIDUPAN MANUSIA.

Yaitu bila perjalanan (Syare’at – Tarekat- Hakikat) mengolah rasa sudah sampai ke pendakian tertinggi perjalanan spiritual. Mencapai makrifat yang merupakan wujud diri sejati inilah yang harusnya menjadi pedoman dan tujuan hidup kita.

* KUN FAYAKUN*. Bahkan, hukum alam taklum dalam hukum Ilahi. Keajaiban itu terjadi sewaktu hamba dalam kendali Ilahi. Hidup dan mati tidak ada bedanya karena dalam hidup di dunia hendaklah manusia dapat mengendalikan nafsu yang tidak baik. Mati merupakan perpindahan rohani dari sangkar kecil menuju kepada kebebasan yang luas, kembali kepada-Nya. Dalam kematian raga nafsu yang tidak sempurna dan yang menutupi kesempurnaan akan rusak. Yang tinggal hanyalah Sukma.

Salah satu hal yang paling berharga dalam hidup ini adalah ilmu. Ilmu ibarat cahaya penerang. Ilmu laksana kekuatan penjaga, yang menjaga kehidupan kita. Ilmu yang membuat diri kita sanggup membumbung tinggi ke langit.  Dari sekian banyak kategori ilmu, yang patut untuk kita renungkan apakah kita sudah memilikinya atau belum, adalah apa yang disebut dengan ilmu sejati. Ilmu ini berkaitan dengan intisari dari hidup kita, ia menjadi penerang bagi mereka yang ingin mengecap kehidupan sejati. Ia juga penuntun jalan untuk menemukan yang Sejati dari Hidup ini.

Apa yang disebut dengan ilmu sejati?  
Siapakah yang berhak atas ilmu sejati itu?
Teks-teks dalam Serat Wedhatama membabarkannya secara gamblang:

Diantaranya;
Iku kaki takokena, marang para sarjana kang martapi, mring tapaking tepa tulus, kawawa nahen hawa, wruhanira mungguh sanyataning ngelmu, tan mesthi neng jeneng wredha, tuwin mudha sudra kaki.
(Anakku, tanyakan hal itu, kepada para sarjana yang berpengalaman, yang hatinya sudah menunjukkan ketulusan, dan sudah berhasil menahan hawa nafsu. Ketahuilah sesungguhnya ilmu sejati itu tak hanya bisa dimiliki orang tua, tetapi juga bisa dimiliki kaum muda, bahkan sudra)

Sapatuk wahyuning Allah, ya dumilah mangulah ngelmu bangit, bangkit mikat reh mangukut, kukutaning jiwangga, yen mengkono kena sinebut wong sepuh, lire sepuh sepi hawa, awas roroning atunggil.
(Siapapun yang menerima wahyu Ilahi, lalu dapat mencerna dan menguasai ilmu, mampu menguasai ilmu kesempurnaan, yaitu kesempurnaan pribadi, orang yang demikian itu pantas disebut sebagai orang tua, orang yang sudah tidak lagi dikuasai hawa nafsu, dapat menghayati manunggalnya dua keberadaan).

Prinsipnya, ilmu sejati bisa diraih oleh setiap orang yang menghasratinya, tidak muda tidak tua, bangsawan ataupun orang biasa, yang berprofesi sebagai intelektual maupun seorang petani. Dan pertanda keberadaan ilmu ini pada seseorang adalah ketika ia telah menjadi pribadi yang hawa nafsunya sudah tunduk, dan ia menghayati keberadaan dirinya tak lebih sekadar cermin dari Yang Maha Ada. Pemilik ilmu sejati menghayati sepenuhnya makna keberadaan Yang Maha Tunggal dan keberadaan diri kita yang diliputi-Nya, bahwa sesungguhnya Aku ana ing sajroning ingsun, ingsun ana ing sajroning AKU.

Para pemilik sejati adalah sosok yang telah mengenal dirinya karena itu ia juga mengenal Tuhannya. Ia tak lagi silau oleh penampilan luar, juga tak terjebak oleh sesuatu yang artifisial, yang serba kulit. Agama baginya bukan lagi identitas kelompok yang dibangga-banggakan, tetapi lebih sebagai jalan pribadi, jalan sunyi, menuju Ia yang Maha Misteri. Kerendahan hati mewarnai hatinya..karena ia sadar bahwa dirinya tak lebih dari setitik debu dalam lingkup semesta yang luasnya tak terbatas. Tapi pada saat yang sama, kepercayaan diri atau keyakinan akan kemuliaan diri, meresap kuat, karena ia sadar bahwa di dalam dirinya, sebagaimana juga di dalam setiap pribadi, bersemayam secercah Cahaya Yang Maha Ada.

Dan bagaimana cara meraih ilmu sejati?
Kita simak teks lain dalam Serat Wedhatama berikut ini:

Ngelmu iku Kalakone kanthi laku Lekase lawan kas Tegese kas nyantosani Setya budaya pangekese dur angkara.
(Ilmu (hakekat) itu diraih dengan cara menghayati dalam setiap perbuatan, dimulai dengan kemauan. Artinya, kemauan membangun kesejahteraan terhadap sesama, Teguh membudi daya Menaklukkan semua angkara.)

Ilmu sejati diraih melalui rangkaian tindakan demi tindakan kebajikan, pengalaman demi pengalaman. Ia merupakan anugerah Sang Sumber Ilmu, kepada siapapun yang dalam hidupnya, pelayanan kepada sesama menjadi prioritas utama. Ia adalah berkah bagi mereka yang hidupnya didedikasikan bagi kebahagiaan sesama. Lebih jauh, ilmu sejati diraih dengan jalan lebih dahulu menaklukkan Sang Ego, meleburkan diri ke dalam keberadaan Yang Maha Ada.

Terakhir, apa yang menjadi bukti bahwa seseorang itu memiliki ilmu sejati, bahwa ilmu yang dimilki seseorang itu adalah sejatinya ilmu?

Tentu saja bukan kepandaian berbicara dan cakupan wawasan yang luas, tetapi lebih pada soal kemampuan untuk selalu hening, damai, penuh kasih. Pemilik ilmu sejati, mereka yang ilmunya adalah sejatinya ilmu, menjadi penebar damai di kala dunia dalam kekisruhan, penebar kasih di kala dunia tenggelam dalam kebencian, penebar kesembuhan bagi mereka yang terluka, pembawa cahaya di kala orang senang berada dalam kegelapan... He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu Lurr...

WEB.:-)
Tak uwisi gunem iki  (saya akhiri pembicaraan ini)
Niyatku mung aweh wikan (saya hanya ingin memberi tahu)
Kabatinan akeh lire (kabatinan banyak macamnya)
Lan gawat ka liwat-liwat (dan artinya sangat gawat)
Mulo dipun prayitno (maka itu berhati-hatilah)
Ojo keliru pamilihmu (Jangan kamu salah pilih)
Lamun mardi kebatinan (kalau belajar kebatinan)

SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH... He he he . . . Edan Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Selalu saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali dimanapun berada.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

MEMBUKA RAHASIA ILMU KASAMPURNAAN:

Oleh: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus. Senin tgl 18/08/2014

No 1. Tentang Macam-Macam Ilmu Manusia dalam mencapai kesempurma’an;
Ketahuilah ini,,, Wahai saudara-saudariku... Lalu renungkan demi kesempurna’an ilmumu, baik itu ilmu dunia mapun ilmu akherat, mau ilmu kesaktian maupun ilmu keTuhanan Di dunia ini, entah kapan, sakit,  dan mati pasti terjadi. Maka hendaklah waspada, tidak urung kita juga akan sakit dan mati, jangan lupa pada sangkan paran dumadi. Untuk itu, di dunia ini hendaklah selalu prihatin. Agar benar2 sempurna engkau berilmu.

Dalam memperbincangkan ilmu kesempurnaan ini, jangan lupa arti bahasanya jika engkau mempertanyakannya. Karena mengetahui arti bahasa adalah jalannya, adalah pintunya. Kesungguhanlah yg pasti, itulah yg perlu benar2 engkau mengerti. Jangan takut pd biaya jika memang harus membayar. Bukan emas, bukan dirham, dan bukan pula harta benda. Namun hanya niat bersungguh-sungguh saja yg diperlukan.

Adapun ilmu manusia itu ada 2, saudara-saudariku. Yang pertama adalah ilmu kamanungsan yg lahir dari jalan indrawi dan melalui laku kamanungsan pula. Yang kedua adalah ilmu kasampurna’an yg lahir melalui pembelajaran langsung dari Sang Khalik. Untuk yg kedua ini, ia terjadi melalui 2 cara, yaitu dari luar dan dari dalam. Yang dari luar, dilalui dengan cara belajar. Sedangkan yg dari dalam, dilalui dengan cara menyibukan diri dengang jalan bertapa/prihatin/puasa/bersamadi ( bertafakur ).

Adapun bertafakur secara batin itu sepadan dengan belajar secara lahir. Belajar memilki arti pengambilan manfaat oleh seorang murid dari gerak seorang guru. Sedangkan tafakur memilki makna batin, yaitu sukma seorang murid yg mengambil manfaat dari sukma sejati, ialah jiwa sejati.
Sukma sejati dalam olah ngelmu memilki pengaruh yg lebih kuat dibandingkan berbagai nasehat dari ahli ilmu dan ahli nalar. Ilmu2 seperti itu tersimpan kuat pada pangkal sukma, bagaikan benih yg tertanam dalam tanah, atau mutiara di dasar laut.

Ketahuilah saudara-saudariku,,, kewajiban orang hidup tidak lain adalah selalu berusaha menjadikan daya potensial yg ada di dalam dirinya menjadi suatu bentuk aksi (perbuatan) yg bermanfaat. Sebagaimana engkau juga wajib mengubah daya potensial yg ada dalam dirimu menjadi perbuatan, melalui belajar. Sejatinya dalam belajar, sukma sang murid menyerupai dan berdekatan dg sukma sang guru. Sebagai yg memberi manfaat, guru laksana petani. Dan sbg yg meminta manfaat, murid ibarat bumi atau tanah.

Ketahuilah saudara-saudariku,,,  ilmu merupakan kekuatan seperti benih atau tepatnya seperti tumbuh2an. Apabila suksma sang murid sudah matang, ia akan menjadi seperti pohon yg berbuah, atau seperti mutiara yg sudah dikeluarkan dari dasar laut. Jika kekuatan badaniah mengalahkan jiwa, berarti murid masih harus terus menjalani laku prihatin dalam olah ngelmu dgn menyelami kesulitan demi kesulitan dan kepenatan demi kepenatan, dalam rangka menggapai manfaat.

Jika Cahaya Rasa mengalahkan macam2 indra, berarti murid lebih membutuhkan sedikit tafakur ketimbang banyak belajar. Sebab suksma yg cair atau dalam bahasa arab dsb nafs al-qabil akan berhasil menggapai manfaat walau hanya dg berfikir sesaat, ketimbang proses belajar setahun yg dilakukan oleh sukma yg beku nafs al-jamid. Jadi, engkau bisa meraih ilmu dgn cara belajar, dan bisa juga mendapatkannya dgn cara bertafakur. Walaupun sebenarnya dalam belajar itu juga memerlukan proses tafakur. Dan dgn tafakur engkau tahu manusia hanya bisa mempelajari sebagian saja dari seluruh ilmu dan tidak bisa semuanya.

Banyak ilmu2 mendasar atau yg dsb annazhariyyah dan penemuan2 baru, berhasil dikuak oleh orang2 yg memilki kearifan. Dgn kejernihan otak, kekuatan daya fikir dan ketajaman batin, mereka berhasil menguak hal2 tsb tanpa proses belajar dan usaha pencapaian ilmu yg berlebihan.
Dgn bertafakur, manusia berhasil menguak ajaran sangkan paraning dumadi . Dgn begitu terbukalah asumsi dasar dari keilmuan sehingga persoalan tidak berlarut2 dan segera tersingkap kebodohan yg menyelimuti kalbu. Seperti telah kuberitahukan sebelumnya anakku, suksma tidak bisa mempelajari semua yg di inginka, baik yg bersifat sebagian ( juz’i / parsial ) maupun yg menyeluruh ( kulli / universal ) dgn cara belajar. Ia harus mempelajari dg induksi, sebagian dg deduksi sebagaimana umumnya manusia dan sebagian lagi dg analogi yg membutuhkan kejernihan berfikir. Berdasarkan hal ini, ahli ilmu terus membentangkan kaidah2 keilmuan.

Ketahuilah saudara-saudariku,,, Seorang ahli ilmu tidak bisa mempelajari apa yg dibutuhkan seluruh hidupnya. Ia hanya bisa mempelajari keilmuan umum dan beragam bentuk yg merupakan turunannya dan hal itu menjadi dasar untuk melakukan qiyas terhadap berbagi persoalan lainnya. Begitu pula para tabib, tidaklah bisa mempelajari seluruh unsur obat2an untuk orang lain. Meraka hanya mempelajari gejala2 umum. Dan setiap orang diobati menurut sifat masing2 Demikian juga para ahli perbintangan, mereka mempelajari hal2 umum yg berkaitan dg bintang, kemudian berfikir dan memutuskan berbagai hukum. Demikian juga halnya seorang ahli fikih dan pujangga. Begitu seterusnya, imajinasi dan karsa yg indah2 berjalan. Yang satu menggunakan tafakur sbg alat pukul, semacam lidi, sedangkan yg lain menggunakan alat bantu lain untuk merealisasikan.

Saudara=saudariku,,,  jika pintu suksma terbuka, ia akan tahu bagaimana cara bertafakur dgn benar dan selanjutnya ia bisa memahami bagaimana merealisasikan apa yg diinginkan. Karena itu hati pun menjadi lapang, pikiran jadi terbuka dan daya potensial yg ada dalam diri akan lahir menjadi aksi (perbuatan) yg berkelanjutan dan tak mengenal lelah... Serta  Alhamdulillaah... Selesai sudah nasehatku tentang kawruh kesejatian yg kubeberkan padamu. Hendaklah engkau bisa menggunakan pengertian ini sebaik mungkin.
SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH... He he he . . . Edan Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Selalu saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali dimanapun berada.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

MEMAHAMI RAHASIA ILMU KASAMPURNAAN:

Oleh: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus. Senin tgl 18/08/2014

No 2. Ketahuilah saudara-saudariku,,, bahwa ilmu kesempurnaan itu ada 2 macam,

Pertama, diberikan melalui wahyu;
Apabila sukma manusia telah sempurna, niscaya akan sirna segala sesuatu yg dapat mengotori watak, seperti halnya sikap rakus dan impian semu. Suksma akan menghadap Sang Pencipta, merengkuh cintaNya dan berharap manfaat serta limpahan cahayaNya. Allah akan menyambut sukma itu secara total. Tatapan Ketuhan memandanginya dan menjadikannya seperti papan. kemudian Allah akan menjadikan pena dari sukma sejati. Dan pena itu diukirkan ilmu pada papan tadi.

Sukma sejati laksana guru, suksma manusia suci ibarat sang murid. Sehingga dicapailah seluruh ilmu, dan padanya semua bentuk terukir tanpa proses belajar maupun berfikir. Dalilnya : “Dan Dialah yg mengajarkanmu apa2 yg tidak kamu ketahui” (QS. An-Nisa:213).

Ilmu para nabi lebih tinggi derajatnya dibandingkan ilmu mahluk2 yg lain. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari YME tanpa perantara. Kau bisa memahami dalam kisah para malaikat dg kanjeng Nabi Adam. Sepanjang usianya para malaikat terus belajar. Dan dg berbagi cara mereka berhasil mendapatkan banyak macam ilmu, sehingga mereka menjadi mahluk yg paling berilmu dan makhluk paling berpengetahuan.

Sementara itu Adam tidaklah tergolong ahli ngelmu karena ia tidak pernah belajar dan berjumpa dg seorang guru. Malaikat bangga dan dg besar hati mereka berkata:” padahal kami Senantisa bertasbih dg memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-Baqarah:30).

Kanjeng Nabi Adam kembali menuju Sang Pencipta. Lantas beberapa bagian dalam hati Kanjeng Nabi oleh Allah dikeluarkan ketika ia menghadap dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Lalu Allah ajarkan seluruh nama2 benda. “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, lantas Allah berfirman: “Sebutkanlah kepadaku nama benda2 itu jika kamu memang orang2 yg benar” (QS. Al-Baqarah:31).

Ketahuilah, malaikat menjadi kerdil dihadapan Adam. Ilmu mereka menjadi terlihat sempit. Mereka tak bisa berbangga dan besar hati, justru yg ada hanya rasa tak berdaya. “Maha Suci Engkau, tidak ada yg kami ketahui selain dari apa yg Engkau ajarkan kpd kami” (QS. Al-Baqarah:32).

Maka kepada mereka Adam diberitahukan bbrp bagian ilmu dan hal2 yg masih tersembunyi. Akhirnya jelaslah bagi kaum berakal, bahwa ilmu gaib yg bersumber dari wahyu lebih kuat dan lebih sempurna dibandingkan ilmu yg diperoleh dg penglihatan langsung. Ilmu yg diperoleh melalui wahyu merupakan warisan dari hak para nabi. Namun mulai masa Kanjeng Nabi Muhammad pintu wahyu telah ditutup oleh Allah. Sebab Muhammad adalah penutup para nabi. Dia mewakili sosok paling berilmu dan paling fasih dikalangan manusia. Allah telah mendidiknya dg budi pekertinya menjadi baik. Ilmu Rasul itu lebih sempurna, lebih mulia, dan kuat. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari Sang Khalik. Beliau sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar-mengajar insani.


Ilmu Kesempurnaan yg Kedua;
disampaikan sebagai ilham yaitu peringatan sukma sejati terhadap suksma manusia berdasarkan kadar kejernihan, penerimaan dan daya kesiapannya. Ilham boleh dikatakan mengiringi wahyu. Kalau wahyu merupakan penegasan perkara gaib, maka ilham merupakan penjelasannya. Ilmu yg diperoleh dg wahyu itulah sejatinya ilmu kenabian, sedangkan yg diperoleh dg ilham itulah sejatinya ilmu kewalian. Ilmu kewalian diperoleh secara langsung, tanpa perantara antara sukma dan Sang Pencipta. Ilmu Kesempurnaan itu laksana secercah cahaya dari alam gaib, yang datang menerpa hati yg jernih, hampa dan lembut.

Semua ilmu merupakan produk pengetahuan yg diperoleh dari sukma sejati yg terdapat dalam inti sangkan paraning dumadi dg menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam, rasa sejati lebih mulia, lebih sempurna dan lebih kuat dari disisi Allah dibandingkan suksma sejati. Sedangkan sukma sejati lebih terhormat, lebih lembut dan lebih mulia dibandingkan makhluk2 lain. Adapun ilham itu terlahir dari melimpahnya rasa sejati dan juga terlahir dari melimpahnya pancaran sinar sukma sejati. Jika wahyu menjadi perhiasan para nabi, maka ilham menjadi perhiasan para wali. Adapun ilmu yg diperoleh dari wahyu adalah sebagaimana sukma tanpa rasa atau wali tanpa nabi. Begitu pula ilham tanpa wahyu akan menjadi lemah. Ilmu akan menjadi kuat jika dinisbatkan kepada wahyu yg bersandar pada penglihatan ruhani. Itulah ilmu para nabi dan wali

Ketahuilah, ilmu yg diperoleh dg wahyu hanya khusus bagi para rasul, seperti diberikan kepada Adam, Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad saw dan para rasul lain. Itulah yg menbedakan antara risalah dg nubuwwah . Adapun nubuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas2 oleh sukma yg suci kepada orang2 yg mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu sukma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab2 tertentu.

Ilmu Kesempurnaan menjadi milik seorang nabi dan wali, sebagaimana dimilki Khidir a.s. Hal itu terdapat pd dalil: “Dan yg telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami” (QS. Al-Kahfi:65).

Ingatlah ketika khalifah Ali berujar: “Kumasukkan lisanku kemulutku, hingga terbukalah dihatiku seribu pintu ilmu, yg pada setiap pintu terdapat seribu pintu yg lain”. Dan ia berkata: “Andai kuletakkan bantal dan aku duduk diatasnya, niscaya aku akan mengambil putusan hukum bagi penganut Taurat berdasarkan Taurat mereka, bagi penganut Injil berdasarkan Injil mereka, dan bagi penganut al-Quran berdasarkan al-Quran mereka”.

Derajat seperti ini tidak bisa diterima dg melalui ilmu kemanungsa semata yg hanya dari pembelajaran insani. Pastilah seseorang yg telah mencapai derajat tsb telah dikarunia ilmu Kesempurnaan. Jika Allah menghendaki kebaikan pada dirimu, Dia akan menyingkap tabir atau hijab yg menhalangi dirimu dg suksma yg menjadi papan itu. Dg demikian, sebagian rahasia dari apa2 yg tersembunyi akan ditampakan pdmu. segenap makna yg terkandung didalam rahasia tsb akan terpahat pd sukmamu. Dan sukma itupun mengungkapkan sebagaimana engkau ingin karena dikehendakiNya..

Sejatinya, kearifan bisa lahir dari ilmu kasampurnaan. Selama engkau belum mencapai derajat atau tingkatan ini, engkau tidak akan menjadi seorang arif. Karena kearifan merupakan pemberian Yang Maha Esa.
Dalilnya : ” Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar2 telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang2 yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ” (QS. Al-Baqarah:269).

Hal itu karena orang2 yg berhasil mencapai ilmu Kesempurnaan tidak perlu lagi banyak berusaha memahami ilmu secara induktif dan berpayah-payah belajar. Orang yg demikian sedikit belajar, banyak mengajar, sedikit capai, banyak istirahat.

Setelah wahyu terputus dan sesudah pintu risalah ditutup, umat manusia tidak lagi membutuhkan kehadiran rasul atau utusan. Mereka tidak lagi memerlukan penampakan dakwah setelah penyempurnaan agama. Bukanlah termasuk kearifan menampakan nilai lebih tidak berdasarkan kebutuhan. Pintu ilham itu tidak pernah ditutup. Pancaran cahaya sukma sejati tidak pernah terputus. Karena sukma terus membutuhkan arahan, pembaharuan dan peringatan. Umat manusia tidak memerlukan risalah dan dakwah, tetapi masih membutuhkan peringatan sebagai akibat dari tenggelamnya mereka pada rasa was-was dan terhanyut oleh gelombang syahwat.

Karena itu Allah menutup pintu wahyu sebagai pertanda bagi hamba-Nya dan membuka pintu ilham sebagai rahmat serta menyiapkan segala sesuatu menyusun tingkatan2 supaya mereka tahu bahwa Allah Maha Lembut kepada hamba2-Nya, memberikan rezeki kepada siapa saja yg dikendaki tanpa perhitungan... Dan Alhamdulillaah... Selesai sudah nasehatku tentang kawruh kesejatian yg kubeberkan padamu. Hendaklah engkau bisa menggunakan pengertian ini sebaik mungkin.

SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH... He he he . . . Edan Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Selalu saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali dimanapun berada.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

KESEMPURNA’AN SEJATI DENGAN KONSEP LELAKU:

Oleh: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus. Senin tgl 18/08/2014

Salah satu wujud dan sifat khas masyarakat Jawa adalah bersikap prihatin dengan mengutamakan lelaku. Mengutamakan lelaku disini bertujuan untuk menuju kepada jalan makrifat mencapai ‘Jumbuhing Kawula lan Gusti’.

Ajaran kejawen tentang thalabul ilmi atau tentang menuntut ‘ngelmu dan lelaku’ dapat kita jumpai dalam ‘Serat Wedhatama’ karangan Sri Mangkunegara IV, Pupuh II – tembang Pucung, bait pertama yang berbunyi :

Ngelmu iku, kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas, tegase kas nyantosani
Satya budya pangekese dur angkara

Terjemahannya :
Ilmu itu, harus diperoleh melalui laku (belajar)
Dalam belajar niatnya harus kuat & mantap
Sabar tawakal untuk menghancurkan sifat angkara murka

Jika ajaran diatas diterapkan dalam kehidupan nyata maka mengandung makna bahwa untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan hidup, entah itu dalam hal material maupun spiritual diperlukan sebuah dasar pondasi yang kuat dan kokoh, kemudian harus memahami dasar ilmu tersebut baik secara teoritis maupun aplikatif melalui praktik (lelaku) dalam kehidupan riil.
Pondasi yang kuat diatas digambarkan sebagai kekuatan jiwa yang memiliki daya hangngedab-edabi (dahsyat) sebagai wujud semangat makaryo (bekerja) untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu juga diimbangi dengan semangat pengabdian yang tulus untuk manembah artinya menjalani aktivitas ibadah keagamaan (hablum minallah), lelaku spiritual & ritual budaya.
Konsep keseimbangan tersebut juga berlaku sebagai dasar falsafah hidup orang jawa, Jika orang Jawa mengenal konsep : ‘Narimo ing Pandum’ (menerima takdir Illahi) bukan berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup cukup dengan bermalas-malasan dan ibarat menunggu rezeki yang turun dari langit saja, artinya bahwa orang Jawa pada umumnya memiliki sikap prihatin dan etos kerja yang kuat untuk terus berusaha makaryo nggayuh kamulyaning gesang ndonya akherat.

Sikap hidup orang Jawa yang diwarisi dari leluhurnya terjelma didalam lelaku dan usahanya untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup. Sikap hidup yang demikian itu tampak dan diwujudkan sebagai sikap ‘prihatin’, yang intinya sikap hidup yang sederhana tidak berfoya-foya menghamburkan waktu & uang atau melampiaskan hawa nafsu untuk mendapatkan kenikmatan semu yang sementara saja.

Orang yang prihatin bukan berarti selalu bersedih-sedih, tidak menikmati hidup, senantiasa berpuasa, bersemedi, tetapi prihatin berarti bersikap, berpikir dan bertindak dengan penuh kesederhanaan, sesuai dengan kemampuan & kompetensi masing-masing.

Ajaran keprihatinan mengandung unsur kesederhanaan yang senantiasa terjelma dalam tatanan kehidupan tradisi, budaya dan spiritual kejawen. Dengan prinsip keprihatinan dan kesederhanaan tersebut setiap orang pasti akan dapat mencapai sesuatu yang maksimal sesuai dengan tolok ukur dan kemampuan masing-masing pribadi, tidak dengan tolok ukur orang lain terutama untuk sesuatu yang sifatnya berlebihan dibandingkan dengan kemampuan pribadinya. Sikap laku prihatin diatas sejalan dengan sikap yang selalu bersyukur dan ikhlas menerima setiap karunia Illahi.

Ajaran tentang lelaku dan ngelmu kejawen juga menunjukkan konsep kesederhanaan dalam berpikir dan berbuat, intinya sebaiknya kita tidak memimpikan menggapai bintang dilangit, tetapi hendaknya meraih saja apa yang mampu kita raih, yaitu belajar ngelmu yang bermanfaat dan mampu menjadi bekal hidup dan sarana untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan alam kelanggenggan nantinya.

SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH... He he he . . . Edan Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Selalu saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali dimanapun berada.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com