WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Senin, 27 Oktober 2014

KISAH PERJALANAN ABADI ROH SUCI (HIDUP)

KISAH PERJALANAN ABADI ROH SUCI (HIDUP)
Oleh:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
JAKARTA SENIN 27 0KT 2014 

DALAM MENGEMBALIKAN  (Menyempurnakan) ALUAMAH. SUPIYAH. AMARAH dan MUTMAINAH atau roh/ruh yang Berbahan dari 4 anasir, yaitu: Air. Angin. Api dan Sari-sari bumi. Kepada masing-masing  asal usul sangkan paraning dumadi. Setelah kematian datang menjemput ajal Manusia Hidup.

SALAM RAHAYU..._/\_
KESAKSIAN,,,  ini, sengaja  saya jadikan tulisan agar bisa di baca dan di ketahui oleh siapapun, terutama anak-anak didik saya yang masih membutuhkan kesaksian-kesaksian dan pembuktian-pembuktian di dalam Laku Spiritual Hakekat Hidup (KUNCI).

KESAKSIAN,,, ini, saya dapatkan ketika menjalankan tapa pendem selama 7 hari 7 malam, ketika mendalami kebenaran Wahyu Panca Ga’ib/KUNCI. Di Pertapan Keramat Ratu Kali Nyamat. Di daerah  Kelet/Keling. Sambongoyod. Kec.  Bangsri. Kab. Jepara jawa tengah. Sekitar tahun 2001 yang telah lampau. Saya share disini sesuai petunjuk yang saya dapatkan pada sa’at itu, tanpa saya kurangi dan saya tambahi serta tidak ada rekayasa, kecuali bab pengertiannya, dengan maksud, agar mudah di pahami oleh siapapun yang membacanya.  Tujuannya, untuk menambah wawasan bagi anak-anak didik saya, karena tinggal sejarah pengalaman ini yang belum sempat saya wejangkan waktu masih kumpul bareng atau bertemu langsung.  Semoga Bermanfaat... kanti Teguh Rahayu slamet Berkah.

SEDULUR dan juga Anak-anaku.... ketahuilah.
Manusia telah diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna. manusia dilengkapi 4 unsur yaitu: Angan-angan. Budi . Pakarti dan Panca indera dan satu yang menjadi inti unsurnya, yaitu HIDUP, yang dalam ilmu kejawen lebih di kenal dengan sebutan sedulur papat kalima pancer, yaitu: ALUAMAH. SUPIYAH. AMARAH dan MUTMAINAH. Dan HIDUP Sebagai Pancernya.  Angan-angan. Budi . Pakarti dan Panca indera Atau ALUAMAH. SUPIYAH. AMARAH dan MUTMAINAH. Yang, jika di disatukan dalam sebutan, maka menjadi tersebut roh/ruh. Dalam perjalanan prosesnya, ke’empatnya ternyata mempunyai sifat dan tabir yang sangat unik, artinya ke’empatnya dapat saling melengkapi untuk menuju satu titk terang yaitu cahaya Tuhan (HIDUP), namun,,, ke’empatnya juga bisa saling tidak selaras, bahkan bisa berselisih.

Semua agama mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menuju Tuhannya, namun yang perlu diketahui, agama itu bukan berasal dari akal ataupun jiwa atau naf, namun agama itu pelajaran ruh, artinya hanya ruh yang dapat menerima pelajaran agama. dalam islam terdapat tataran sareat, torekot, hakikat, dan ma’rifat, sebenarnya keempat tataran tersebut, sudah lengkap di dalam diri manusia sejak manusia itu di dalam rahim, tanpa terasa setelah lahir, terdapat berjuta hijab atau tabir yang menutup manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhannya. Inilah yang disebut perang terbesar, penuh dengan tipu daya, lidah dunia tidak dapat di pegang dan dipercaya.

“Tuhan ada di mana saja” apa sebetulnya makna dari kalimat tersebut?
Kebanyakan dari kita tidak mau menggali lebih dalam makna dari sebuah kalimat itu. Tuhan telah meletakkan atau memasukkan sebagian kecil dzatNya kepada setiap makhluk cipta’annya, perlu diingat,,, setiap makhluk,,, jadi,,, apa-apa yang ada di langit dan di bumi setiap saat dan di mana saja selalu memuji kepada Tuhan, pertanyaannya, “apakah kita setiap saat dan di manapun kita berada selalu memuji kepada sang pencipta?”.

Agama apa saja, pasti mewajibkan umatnya untuk selalu memuji kepada Tuhan. “Jika kita Menjaga Tuhan, maka Tuhan akan menjaga kita” makna dari kalimat itu adalah, jika kita senantiasa selalu memuji Tuhan dengan penuh rasa cinta, maka pasti Tuhan akan Menggandeng langkah kita. Tujuan suci dari seorang manusia hidup di dunia ini, sebetulnya hanya satu “Bagaimana caranya agar kita menjadi hamba yang selalu bersama CahayaNya (Manunggal kelawan Gustine )”, timbul pertanyaan, apa tujuan diri kita sudah seperti itu?

Hanya manusia lah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban, atas semua yang telah di lakukan/perbuatnya semasa hidupnya di dunia fana ini. Bukan Ilmu kesaktian atau Amal Pahala yang akan bertanggung jawab atas semua itu nantinya,Tetapi roh/ruh kita.

Tuhan telah selesai menciptakan jagad raya dan seisinya, kemudian Ia menunjuk khalifah atau pemimpin di jagad raya ini, artinya posisi kepemimpinan di dunia ini ada pada manusia.
manusia yang mana?
Tentu saja manusia yang selalu bersama dengan cahayaNya.
Siapa  kah dia?
Itu sangat dirahasiakan oleh sang Pencipta. Tali cahaya itu mengalir kepada siapa saja yang mau berjalan bersama Tuhannya menuju Tuhannya. Artinya,,, tidak selalu dari golongan a atau b, kotak hitam atau kotak putih yang dapat menjadi seperti itu, tapi siapa saja, asalkan ia mau. “bukan ilmu atau usaha yang menolong kita, melainkan syafa’at (HIDUP) Cahaya Tuhan (Maha Suci Hidup).

NO. 01
SEDULUR PAPAT:
 4/Empat anasir atau empat unsur penyusun tubuh manusia atau empat unsur penyusun alam semesta. Manusia adalah lambang dari alam yang kecil (mikrokosmos) dan alam semesta sebagai lambang alam yang besar (makrokosmos).

Ke’empat anasir/elemen itu ada pada darah manusia berupa:
1. Darah merah sebagai lambang semangat manusia juga amarahnya manusia.
2. Darah kuning sebagai lambang karunia, harta benda dan kejayaan manusia.
3. Darah hitam sebagai lambang kesabaran, kekuatan, keabadian manusia.
4. Darah putih sebagai lambang kemulia’an, kejujuran, kefitrahan manusia.

Adapun di alam semesta juga sama ada empat unsur yaitu :
1. Merah sebagai lambang api.
2. Kuning sebagai lambang angin.
3. Hitam sebagai lambang tanah/bumi.
4. Putih sebagai lambang air.

Semua unsur diatas bisa menjadi baik dan bisa menjadi buruk, tergantung perilaku manusia itu sendiri. Segala nafsu dalam ajaran islam jawa dikenal dengan istilah empat nafsu yaitu aluamah, supiyah, amarah, mutmainah. Dalam ilmu kejawen tersebut sedulur papat. Dan,,, kekompakan dari ke’empat nafsu tersebut, bisa  menghasilkan konsentrasi tingkat tinggi dan menjadikan manusia utama yang sempurna.

No. 02
SIPAT-SIPAT ALUAMAH. SUPIYAH. AMARAH dan MUTMAINAH;
1. ALUAMAH.
Nafsu Aluamah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia yang selalu menginginkan dan mengajak manusia kearah berani membunuh dan kejam apabila diganggu oleh orang lain disimbolkan warna hitam sebagai perwujudanya kulit Selemah apapun manusia di dalam dirinya terdapat sifat kejam/pembunuh dan ingin berontak maka jangan anggap orang lemah itu tidak punya keberanian untuk membunuh. Ada pepatah cacing saja diinjak melawan apalagi manusia.

Secara ilmiah sifat Aluamah itu menjadi pertanda bahwa setiap manusia hidup membutuhkan tanah sebagai salah satu sumber kehidupan dengan kata lain manusia tidak makan zat tanah akan mati maka dapat di pastikan di dalam tubuh tiap manusia mengandung dzat tanah.

2. SUPIYAH.
Nafsu Supiyah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia yang selalu menginginkan dan mengajak manusia kearah pemujaan terhadap kemegahan dan kemewahan harta dan benda duniawi saja disimbolkan warna kuning sebagai perwujudannya air kuning. Jadi seorang alim apapun di dalam dirinya ada keinginan untuk kesenangan duniawi/kaya walaupun 0.1 % saja oleh karena itu jangan munafik dengan harta dunia.

Secara ilmiah sifat Supiyah itu menjadi pertanda bahwa setiap manusia hidup membutuhkan Angin/udara 02 sebagai salah satu sumber kehidupan, dengan kata lain,,, manusia tidak menghirup udara akan mati, dapat dipastikan di dalam tubuh tiap manusia mengandung udara 02.

3. AMARAH.
Nafsu Amarah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia yang selalu menginginkan dan mengajak manusia kearah politik, kecerdasan yang cenderung sombong (pemarah, merasa pandai yang tidak mau dilampaui orang lain) di simbolkan warna merah sebagai perwujudannya darah merah Jadi sesabar apapun manusia di dalam dirinya terdapat sifat amarah apabila di ganggu orang lain teramat sangat ia akan marah dan jika tidak dapat dibendung lag.

Secara ilmiah sifat Amarah itu menjadi pertanda bahwa setiap manusia hidup membutuhkan api sebagai salah satu sumber kehidupan dengan kata lain manusia tidak api/panas tubuh akan mati maka dapat di pastikan di dalam tubuh tiap manusia mengandung api/suhu panas.

4. MUTMAINAH.
Nafsu Mutmainah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia yang selalu menginginkan dan mengajak manusia mengutamakan nafsu ibadah kepada tuhan yang Maha Esa di simbolkan warna putih sebagai perwujudannya darah putih. Jadi sejahat apapun manusia di dalam dirinya ada keinginan untuk berbuat baik dan prinsifnya tidak ada orang jahat itu 100 % jahatnya.

Secara ilmiah sifat Mutmainah itu menjadi pertanda bahwa setiap manusia hidup membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan dengan kata lain manusia tidak minum akan mati maka dapat dipastikan di dalam tubuh tiap manusia mengandung air.
Secara ilmu geologi bumi ini salah satu faktor yang harus ada adalah air.

Sebagai kesempurnaan hidup manusia, maka Allah Swt meniupkan Roh ke dalam jasad manusia yang tugasnya sebagai Pancer/Pengendali/Pengatur/Pengarah tubuh manusia ke jalan yang dikehendaki Allah dan manusia diberi keleluasaan untuk menggunakan ke empat Sifat tersebut di atas sebagai pirantisarana agar mampu bertahan dan tetap hidup sebagai Insan kamil.

Oleh karena itu apabila manusia tidak mampu mengendalikan ke empat sabahat hidupnya tersebut maka manusia akan terombang-ambing ke dalam jurang kehancuran. Tetapi sebaliknya apabila manusia mampu mengendalikan, mengatur, menguasai ke empat sifat sahabatnya hidupnya dengan baik dan benar maka manusia tersebut akan mencapai kejayaan, kebahagiaan, kemakmuran dan kesempurnaan moralitas dalam hidupnya dan akan menjadi insan khamil yang sempurna dan mulia di sisi Allah sang Maha pencipta alam semesta dan seisinya.

Selanjutnya yang perlu diketahui bersama bahwa dalam konsepsi kepemimpinan sedulur papat limo pancer tidak ada jabatan wakil ketua /wakil Roh, yang ada Roh Suci (HIDUP) sebagai pemimpin dan pengendali keadaan di dampingi oleh roh/aluamah, supiyah, amarah, mutmainah.

SAUDARAKU.... JUGA ANAK-ANAKU.... Ketahuilah.
Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, ada laki-laki dan ada perempuan. Nabi pernah bersabdah “di zaman akhir kaum perempuan akan lebih banyak daripada kaum laki-laki”. hadis ini jika di telan mentah-mentah, tidak akan menemukan makna di dalamnya. seorang laki-laki benar-benar dikatakan laki-laki jika ia berani berjalan untuk menemukan kebenaran yang hakiki, jika ia berani berperang mengendalikan hawa nafsunya, jika tidak,,, bearti dia termasuk wanita.

Ada empat nafsu seperti yang sudah saya jelaskan diatas, menyelimuti diri manusia, empat itu pecah menjadi seluruh jagad, artinya semua di alam semesta ini adalah bagian dari diri kita sendiri.  nafsu ini terlihat baik namun sangat menjerumuskan, nafsu ini dapat dilihat wujudnya, berwujud sama persisi dengan diri kita sendiri, mengenakan jubah putih bersih, itu merupakan bagian dari diri kita, yang tersebut Mutmainah, saya sebut saja nafsu ini “si putih”. si putih ini dapat mewujudkan semua keinginan kita yang bersifat duniawi, banyak pesohor agama yang menoleh atau terbuai pada tataran ini, termasuk saya sendiri pernah mengalaminya, wajar saja,,, karena apa yang di inginkan dalam sekejap terkabul, atau dengan kata lain kita menjadi sakti, tapi jangan salah,,, ini bukan jin yang membantu, tapi bagian dari diri kita sendiri pecah dan mewujud.

Di sinilah rahasia manusia, sungguh sangat menakjubkan Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Tataran ini sangat samar goda’annya, tapi jika kita selalu makmum kepada HIDUP, pasti kita dapat melewati tataran ini. Intinya hanya satu “jangan sampai kita berpaling dari tujuan utama kita sebagai manusia”. Yaitu Maha Suci Hidup (SEMPURNA)

NO. 03
PERJALAN ABADI ROH SUCI (HIDUP)
ALAM KUBUR/BARZAH;
Manusia akan mengalami kehidupan di berbagai alam, salah satunya adalah alam kubur atau yang disebut alam barzah. Sebenarnya,,, tidak ada kata mati untuk seorang manusia, yang ada hanya berpindah alam untuk mempertanggung jawabkan janji yang telah disanggupinya.

Ketika itu,,, di hari ketiga pertapa’an saya, terasa amat sangat sunyi di malam hari, sudah waktunya mulai memanjakan mata,  tiba-tiba saja kedua bola mata saya meneteskan air mata, ketika saya menyaksikan Sejarah Perjalanan Abadi para roh-ruh yang tidak mendapatkan syafa’at dari HIDUPnya.  Sungguh teramat sangat menyedihkan, mereka yang di alam barzah, namun mereka tak tahu jalannya, mereka tak tahu apa yang harus di perbuat, mereka juga tak tahu tentang alam barzah yang sedang dia alami itu, mereka sungguh kebingungan”. Ada yang berlari kian kesana dan kemari tanpa arah tujuan, ada yang menempati pepohonan, gunung-gunung, rumah-rumah kosong, jembatan, ada yang kehujanan, kepanasan, namun mereka tidak tau cara melindungi dirinya, ada yang terlihat seperti burung bertengger di dahan pohon , baby di semak-semak, ikan di rawa dan hewan-hewan lain yang menggemaskan, oleh mata manusia yang masih hidup di dunia fana ini, lalu di burunya, dibunuhnya dan dimakan dagingnya sebagai lauk pauk.  

Sungguh saya melihatnya sangat jelas dan gamblang, mereka mengenakan pakaian yang compang-camping, beberapa diantara mereka menuju ke arah saya sambil memelas dan ada juga yang menangis, saya kenal salah seorang di antara mereka, apa yang dapat saya perbuat, hanya tangis dan memohonkan belas kasih terhadap mereka. Di sisi lain sungguh terlihat jelas bagaimana mereka di dalam kegelapan dan sungguh kesepian, balasan dari kehidupan di dunia sudah dimulai sejak di alam itu.

Namun sungguh menakjubkan bagi orang-orang yang mendapat syafaat HIDUP, mereka tersenyum mengenakan pakaian yang indah dan wibawa.  Bak Raja/Ratu,,, dengan gagahnya mengatarkan roh yang berbahan dari 4 anasir dan raga/wujudnya, kembali ke asal usul sangkan paraning dumadi. Dengan penuh tanggung jawab dan cinta kasih... Hidup mengantarkan Sang Air pulang kepada Air hingga menjadi Sang  Air kembali. Hidup mengatarkan Sang Angin pulang kepada Angin hingga menjadi  Sang Angin kembali. Hidup mengantarkan Sang Api pulang kepada Api  hingga menjadi Sang Api kembali. Hidup mengantarkan Sang Sari-sari bumi kepada Sari-sari bumi hingga menjadi Sang Sari-sari bumi kembali. Lalu mengembalikan Raga/Wujudnya yang terbujur di himpit bumi, tanpa harus mengalami  tersiksa sakit karena di gerogoti cacing, ulat tanah dan binatang-binatang lainnya. Lalu kain kapan bekas pembungkus jasad dan kapas penutup 9 lubangpun di kembalikan ke asal usul sangkan paraning dumadi dengan amat sangat sempurna, sama persis dan sesuai dengan yang di perintahkan oleh Hyang Maha Suci Hidup kepada Hidup. Lalu setelah selesai... Hidup kembali menempati singgasana keabadianya yang sempurna di dalam sang Empunya, yaitu Maha Suci Hidup.

Tak ada kesediahan, tak ada penderita’an dan sejenisnya,  yang ada hanya kebahagia’an dan ketentraman bersama Hyang Maha Suci Hidup (TUHAN).

Berbeda dengan yang tidak mendapatkan Syafa’at Hidup dan Cahaya Ilahir rabb yaitu Maha Suci Hidup. Empat anasir atau ALUAMAH. SUPIYAH. AMARAH dan MUTMAINAH. Di tinggalkan begitu saja Oleh Hidupnya, tanpa peduli Hidup kembali kepada Hyang Maha Suci Hidup. Sementara... Empat anasir atau ALUAMAH. SUPIYAH. AMARAH dan MUTMAINAH yang tersebut roh/ruh. Ditinggalkan begitu saja, sehingga roh/ruh, kebingungan tak tentu arah tujuan, tidak bisa berbuat apa-apa, ilmu setinggi langit tanpa guna, amal sedekah tak bisa mengantarnya kepada kesempurna’an, hanya berlaku bagaimana makanan bekal di perjalanan saja, yang pada suatu ketika akan habis termakan waktu. Sementara perjalanannya masih begitu panjang dan menyiksa, hingga hari kiamat di takdirkan oleh Tuhan... setelah selesai berhadapan dengan berbagai malaikat yang di sesuaikan dengan amal perbuatannya. Berlanjut pada kebingungannya... Sungguh teramat sangat menyedihkan, karena walapun mereka sudah berada di alam barzah, namun mereka tak tahu jalannya, mereka tak tahu apa yang harus di perbuat, mereka juga tak tahu tentang alam barzah yang sedang mereka alami itu, mereka sungguh kebingungan. Ada yang berlari kian kesana dan kemari tanpa arah tujuan, ada yang menempati pepohonan, gunung-gunung, rumah-rumah kosong, jembatan, ada yang kehujanan, kepanasan, namun mereka tidak tau cara melindungi dirinya, ada yang terlihat seperti burung bertengger di dahan pohon , baby di semak-semak, ikan di rawa dan hewan-hewan lain yang menggemaskan, oleh mata manusia yang masih hidup di dunia fana ini, lalu di burunya, dibunuhnya dan dimakan dagingnya sebagai lauk pauk. Dan yang paling menyedihkan lagi, yang memburu dan memakan dagingnya itu, adalah anak-anaknya sendiri, orang tuanya sendiri, saudaranya sendiri, keluarganya sendiri... Nauju billahi min jalik. 

Sungguh saya hanya menyaksikan kejadian-kejadian itu. saya bisa melihat diri saya sendiri, saya melihat bagaimana seseorang dihancurkan hingga menembus lapisan bumi yang ke tujuh, demikian seterusnya  dan seterusnya, sedikit orang yang terbaring dan terjaga seperti hanya sedang tidur, malaikatpun tak akan berani mengganggu apalagi menanyainya, ya,,, di sinilah letak Terlihatnya kesempurna’an manusia, Seperti halnya Tidur menunggu hari kianat? Atau Langsung menuju singgasana kesempurna’an yang abadi kepada Tuhannya.  Yaitu Maha Suci Hidup.

Zaman kenabian dan kerasulan memang sudah ditutup, artinya tidak ada nabi dan rasul setelah Muahammad, namun cahaya Muhammad (HIDUP), tetap mengalir ada hingga detik ini.

Apa buktinya..?!
Buktinya sungguh sangatlah jelas, jagad raya masih tetap berputar, tata surya masih tetap berjalan normal, matahari masih terbit dari timur dan tenggelam di barat. Artinya jagad raya masih mempunyai As, sebagai perputaran porosnya, masih ada orang-orang yang teraliri cahaya itu. ketika di dunia sudah tidak ada lagi penerus tali cahaya itu, maka sungguh jagad raya akan diakhiri.

KIAMAT ITU.... Sungguh amat sangat – sangat – sangat  mengerikan, tetapi saya hanya menyaksikannya, di  mana matahari benar-benar terbit dari arah barat dan terbenam di timur, gunung-gunung hancur dengan amat mudah, seorang ayah dan ibu tidak akan mengenal anaknya,  demikian juga sebaliknya, mereka tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari kiamat, sementara hewan-hewan bisa berkumpul sesuai jenisnya, berjalan ke arah barat, yang lebih mengerikan lagi,  banyak orang yang berhamburan pergi mencari al-kitab, namun semua al-kitab benar-benar tidak ada tulisan di dalamnya, sungguh Tuhan akan membinasakan seluruh cipta’anNya.

SEDULUR....Dan ANAK-ANAKU TERKASIH.
Titik klimaks dari kehidupan manusia, adalah ketika ia menemui ketentraman abadi atau siksaan yang abadi, hanya ada dua pilihan. Alam dunia merupakan alam penentuan, artinya di dunia inilah semua perjalanan untuk hidup di alam berikutnya disaksikan, disaksikan karena sesorang hanya akan bersaksi atas apa yang dialaminya, jelas manusia hanya dapat menyaksikan dan yang memberi tuntunan adalah sang pemilik cahaya abadi, jadi tidak ada alasan untuk sombong bagi seorang hamba. Dan tidak ada satupun sarana yang bisa di gunakan untuk mengenali Hidup, kecuali dengan menggunakan KUNCInya HIDUP. Logikanya,,, bagaimana mungkin kita bisa mengontak motor atau mobil, kalau tidak menggunakan kotak motor atau mobil itu sendiri. Maka... anak-anak saya, camkan ini, janganlah kau ragu, tetep idep madep mantepkan imanmu... tidak ada jalan lain, tidak ada cara lain, sekalipun ada, kita sudah tidak punya cukup waktu dan usia untuk mengawali perjalanan Hidup kita yang kini sudah semakin senja... Luruhkan langkahmu, arahkan tujuanmu, kuatkan tekadmu, satukan sedulur papatmu dan bergerak jalanlah terus, jangan berhenti walau hanya sekejap... sedepa bahkan mungkin sehasta lagi di depanmu. Tangan Tuhan akan memelukmu untuk tidak tergelincir dalam menujunya bersamanya... SEMOGA INI BERMANFAAT DAN BERKAH UNTUKMU SEKALIAN ANAK-ANAK TERKASIHKU... JIKA AKU SUDAH MATI TERLEBIH DULU SELAGI KALIAN BELUM MENCAPAI TITIKNYA. JANGAN HAWATIR... BERSAMA MAHA SUCI HIDUP AKU AKAN SIAP BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENJEMPUT DAN MENGANTARMU HINGGA BERHASIL MENDUDUKI TAHTA ABADI KESEMPURNA’ANMU. SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
JAKARTA SENIN 27 0KT 2014 

SEDIKIT PENGERTIAN TENTANG ARAH PERJALANAN MANUSIA HIDUP:

Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta 25 Okt 2014

SEDULUR....
BARU saja kita meninggalkan tahun 2013. Kini, sudah 10 bulan kita memasuki tahun 2014. 2 bulan lagi, kita akan menjumpai tahun baru 2015. Itu berarti terjadi pergantian masa. Dan umur individu dan bangsa terus mengalami penyusutan.

Perjalanan, rute, yang kita lalui akan menuju satu titik. Bukan jalan di tempat. Masa akhir akan menghampiri.  Itulah karakteristik dunia ini.

Datang dan pergi. Muncul dan tenggelam. Pasang-surut. Terus bergerak dan  berputar, tanpa henti. Kadang di atas, kadang di bawah. Itulah pergiliran dan perguliran waktu.

Sesungguhnya pergeseran waktu, perputaran malam dan siang,  tidak saja peristiwa alam yang  bersifat natural (thabii),tetapi merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran (3) : 190).

Demikian pula kehidupan kita. Tak seorang pun di antara kita mengetahui sampai kapan kesempatan hidup  di dunia diberikan oleh Allah secara cuma-cuma ini. Dan tiada satu pun jiwa yang mengetahui apa gerangan yang akan dilakukan di esok hari. Dan di belahan bumi mana kelak dia akan mengakhiri kehidupannya.

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman (31) : 34).

Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha (ikhtiar) – memilih faktor-faktor yang terbaik yang mendukung keberhasilan). Adalah suatu karunia yang sangat besar, bahwa Allah menjadikan ajal kita ini, sebagai suatu yang gaib/rahasia. Dengan demikian, setiap manusia mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah setiap saat pagi, siang, dan malam.

Sehingga, dalam situasi ketidakpastian, kita bisa beramal shalih lebih baik. Menjalani hidup ini lurus. Tidak berhenti menanam dan mengukir amal shalih.Tanpa menghiraukan persepsi pihak lain, baik pro maupun kontra. Jadi, setiap saat di antara kita, tidak ada yang meyakini kapan hidup akan berakhir.

Rasulullah menceritakan kepada kita bahwa, “Boleh jadi di antara kalian ada yang melakukan amal-amal ahli surga, sehingga jarak antara dia dan surga tinggal sehasta, tetapi dalam takdir Allah (ilmu Allah) ia akan masuk neraka. Dan boleh jadi di antara kalian melakukan amal-amal ahli neraka, sehingga jarak antara dia dan neraka tinggal sehasta, tetapi dalam ilmu Allah, kelak ia masuk surga. Dalam keadaan itu ia mengakhiri kehidupannya.”

Maka beliau mengajarkan doa: “Ya Allah, jadikanlah usiaku yang paling baik adalah penghujungnya. Dan amal yang terbaik adalah pada pungkasannya. Dan hari-hari yang terbaik adalah di mana hari-hari saya bertemu dengan-MU.“

Jadi, ukuran kebaikan seseorang di sini, bukanlah awal kehidupannya, atau pertengahannya, tetapi akhir kehidupannya.Jadi setiap individu dan bangsa memiliki masa ajal. Kita hanya dibingkai oleh masa lalu, kini dan esok hari.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(QS. Ali Imran (3) : 185)

Berkali-kali Allah menekankan masalah ini. Terutama ayat-ayat Makiyah. Sebelum menekankan akhir dari kehidupan pertama manusia, yaitu masalah ajal. Karena dengan menekankan masalah ajal, kita selalu ingat terhadap titik akhir dan titik nadir kemana kita bergerak, meniti jejak, dan berjalan.Apa yang paling menggoda dan membuat terlena, tergoda dan tertipu. Salah satunya, karena ajal tidak diketahui. Akhir kehidupan tidak pernah didefinisikan secara detail sebelumnya. Nikmat kesesaatan, nikmat kemudahan, seringkali membuat orang tidak menyadari hidup kelak akan berakhir.

Al-Quran berkali-kali memberikan setressing tentang masalah ajal. Memberikan titik tekan masalah kematian. Sesungguhnya yang di inginkan oleh Al-Quran, juga Rasulullah Saw. ialah agar saat kita menyadari titik terakhir ke mana kita menuju dan kembali. Atau menyadari visi dan misi kehidupan.

Sesungguhnya keimanan bermula dari titik kesadaran akan kesementaraan hidup. Karakteristik dunia yang fluktuatif dan pasang surut. Bermula dari yang disebut Ibnu Qoyyim. Saat di mana jiwa kita terhenyak oleh realitas kehidupan kedua setelah dunia.Maka bagian yang paling menggugah dan menyentuh keimanan, kesadaran yang kuat tentang waktu.

Waktu diberikan oleh Allah dalam tiga lapisan :

Lapisan pertama, individu waktu yang diberikan setiap manusia yang kita sebut dengan umur.
Lapisan kedua, umur masyarakat.
Setiap hubungan masyarakat memiliki umur tertentu. Ada saat-saat kematiannya. 
Allah mengatakan :

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf [7]: 34).

Dengan kata lain,  tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.

Rasul mengatakan :

“Manusia itu memiliki usia tertentu. Dan usia (kurun) umatku hanya seratus tahun (satu abad).”

Dalam al-Quran Allah berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran : 110).

Ternyata, itu bukan sebuah pernyataan yang konstan, yang tetap berlaku sepanjang masa. Umar bin Khaththab menyatakan tentang ayat itu, maka penuhilah syarat-syarat Allah tentang kriteria umat.

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus bagi umat ini di penghujung setiap seratus tahun (seabad) seseorang yang mentajdid (memperbaharui) agama umat ini.” (Hadits Riwayatkan Al-Imam Abu Dawud)

      3.  Lapisan ketiga, sejarah

Waktu yang dimulai sejak Allah menciptakan Adam. Dan akan berakhir ketika Allah menghancurkan bumi dengan peristiwa kiamat :

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman (55) : 26-27)

Seperti itu waktu berlapis-lapis. Paling kecil dari waktu ialah individu. Menjadi ruang lingkup pertanggung jawaban kita masing-masing.

Kesadaran tentang waktu, ternyata banyak tidak disadari oleh umat manusia. Bukan hanya oleh umat muslim, tetapi oleh seluruh umat manusia. Masalahnya, apa yang bisa membuat kita mampu dari setiap detik yang berlaku?

Setiap waktu yang kita lalui sama dengan gambaran berikut ini. Ibarat sebuah pohon, maka pohon kehidupan kita setiap hari daun-daunnya akan layu dan berguguran.

Itulah sebabnya Rasulullah menasihati kita: “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang akan memutus kenikmatan dunia. Biasakanlah untuk hidup tetap kasar. Hidup bersahaja. Kenikmatan itu selalu ada.”

Bahkan beliau menyuruh kita untuk ziarah kubur, agar ingatan kita tentang kesementaraan hidup di dunia dan kekekalan kehidupan hari esok (akhirat) lebih kuat  mempengaruhi cara kita berpikir, cara kita merasa, dan cara kita berperilaku.*
SEMOGA BERMANFAAT DAN BERKAH. SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU
Ttt:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta Sabtu 25 Okt 2014