WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Selasa, 19 November 2013

Hatimu Adalah Lautan Terluas


http://wongedanbagu.blogspot.com
Sahabat Semangat Inspirasi, Kali ini saya akan memposting sedikit motivasi yang memberikan inspirasi yang saya kutip dari  Acara Mario Teguh Golden Ways (MTGW) yang disiarkan  di MetroTV Beberapa waktu lalu yang membawakan topik yang indah  HATIMU ADALAH LAUTAN TERLUAS.  

Begitu besarnya kajaiban hati, sehingga dalam setiap bahasan Pak MT sangat sering mengulas bertemakan hati, termasuk edisi MTGW sebelumnya Tombo Ati. Baiklah tanpa panjang lebar lagi, berikut resume yang berhasil saya catat tadi malam:
Tidak ada yang terjadi dari matahari terbit sampai matahari terbenam, dalam umur kita yang tidak terserap dihati.

Indahnya menyambut anak yang baru lahir, sedihnya ditinggal orang tua, kegembiraan waktu promosi, sedihnya waktu difitnah, semua terserap dihati yang kecil itu.

Sebuah hati itu indah bukan hanya isinya hanya yang baik, semua kesalahan dan dosa kita yang tertata rapi dengan semua kedermawanan, kemampuan untuk memaafkan itu semua yang menjadikan hati kita indah. Dan semua orang yang hidupnya indah, orang2 itu memiliki hati yang indah.

Segment 1:
Hati yang kemampuannya besar bisa dibatasi dengan pikiran yang kecil.

Hati yang kita miliki potensi yang sangat sensitif terhadap kebaikan. Hati hanya mampu menerima, bahagianya hati, berarti dia mampu menerima kebaikan. Sakitnya hati bukan penolakan, tapi itu pertanda menerima perendahan dari orang lain. Tidak ada yang tidak bisa diterima oleh hati.
Hati yang banyak menerima akan bersinar dengan terang. Tetapi ada pikiran kita yang melingkari hati, dan hanya mengizinkan sedikit sinar masuk, yaitu sinar yang sepaham, seagama, sesuku dll, baru diizinkan masuk.

Orang2 yang bersedia membuka pikirannya, akan melubangi batasan2 pikirannya, untuk mengizinkan sinar2 pengertian itu masuk, karena kita tidak mempunyai sinar sendiri. Orang yang cemerlang adalah orang yang mengizinkan sinar masuk.

Jangan kecilkan potensi hati yang besar ini dengan dengan terbatasnya pikiran.

Untuk mengerti perbedaannya hati dan pikiran, kita harus melihat kesamaanya bahwa hati kita mempunyai pikirannya sendiri. Cara untuk memperbesar hati, izinkan untuk mensyukuri apapaun, ucapkan terimakasih atas segala yang diberikan Tuhan kepada kita.
Apapun yang dilemparkan kepada anda, anda harus terima, karena kemampuan hati itu untuk menerima. Bijaklah dengan pikiran anda. Gunakan yang sudah masuk ke hati, sebagai kekuatan untuk memperindah penampilan anda, dalam mendatangkan kebaikan bagi orang lain.

Segmen 2:
Hanya hati yang luas yang mampu memikul langit yang luas.
Hati yang luas akan melihat kehidupan besar, hati yang kecil akan melihat kehidupan kecil. Itu sebabnya dunia yang sama, akan dilihat berbeda dengan orang yang mempunyai kualitas hati yang berbeda. Berhati-hatilah dengan keluasan hati, hati yang mampu menerima itu tidak boleh tergantung kepada keadaan. Hati kita harus menjadi hati yang sesuai bagi semua nasib.

Orang akan berekasi cepat kepada yang dekat kelihatan, untuk itu janjikanlah yang dekat2. Pikiran kita juga tidak boleh menjajnjikan yang terlalu jauh. Janjikan yang jauh, tetapi buktikan dalam jangka dekat bisa menghasilkan. Sehingga hati anda jadi sekutu bagi diri anda sendiri. Paling kasihan bagi orang yang hatinya menjadi peragu dari semua rencananya.

Mungkin kita melihat kebaikan itu sebagai beban. Bagaimana kalau kita melihat kebaikan itu sebagai hadiah pertama. Orang baik itu sudah kaya, tergantung penilaian anda mengenai kekayaan. Apabila kekayaan yang utuh dipahami sebagai jiwa yang damai, maka orang baik pada dasarnya sudah kaya raya.

Kekayaan itu ada 
yang mengharukan dan ada yang mengkhawatirkan. Kekayaan yang mengharukan dia selalu bersyukur dengan apa yang didapat, dan kekayaan yang mengkhawatirkan akan selalu dihantui dengan keburukan, karena dia mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak baik. Jadilah orang kaya yang pertama dengan hadiah pertama bagi orang baik.

Banyak orang berniat untuk berubah jadi lebih baik, tetapi tidak pernah berani mengucapkannya untuk terikat. Itu sebabnya seorang publik figur harus berhati-hati, karena semua perkataannya adalah ikatan. Sering2lah mengucapkan kata ‘sayang’, ‘cinta’ kepada orang2 yang kita kasihi, karena ini merupakan sebuah ikatan.

Perintah untuk “amar ma’ruf nahi munkar” menyampaikan yang baik dan mencegah yang buruk, tidak disampaikan kepada orang kecil, tapi perintah itu diperuntukan bagi orang besar.

Ada dua prinsip besar yang menjadikan setiap kita menjadi pemimpin yang lebih besar dari ukuran kemanusiannya sendiri. Pertama dia setia kepada prinsip, yang benar, yang baik dan yang jujur. Seorang yang setia kepada perinsip, akan diuji dengan penolakan orang lain. Tidak semua kebaikan itu diterima orang. KeduaFleksibel dalam metode. Tetaplah kepada yang benar, tetapi sesuaikan cara anda, agar orang tidak salah mengerti mengenai kebenaran. Banyak orang tidak mengerti tentang agama, karena pemuka agama tidak mengajarkannya dengan cara2 yang fleksibel.

Setialah pada perinsip, tetapi pastikan anda luwes dalam metode anda.

Segment 3:
Apakah anda menjalani hidup ini dengan ingatan atau pengertian?
Ingatan diatur oleh masa lalu. Orang2 yang mengatur hidupnya dengan masa lalu, hidupnya berdasarkan ingatan.

Pengertian mengatur semua masa. Orang yang mengerti tidak akan hidup dimasa lalunya, karena apapun ingatan anda tentang masa lalu, yang anda lakukan hari ini kalau salah, masa depan anda menjadi masa lalu yang jelek bagi masa depan yang lebih jauh.

Jadi seberapa besarpun ingatan anda, dia akan menyusut dengan berjalannya waktu. Sedangkan pengertian kita akan tumbuh dengan berjalannya kedewasaan hidup. Anda tidak hidup dari pelajaran anda, tetapi anda belajar dari kehidupan anda.

Ada dua kata yang menyiksa hati kita, yaitu kata ‘TIDAK MUNGKIN’, kata itu juga yang menyiksa dan mengkerdilkan anak2 kita. Jadi kurangi mengatakan ‘Tidak Mungkin’ bagi anak anda, kalaupun menurut anda tidak mungkin, bilang saja mungkin. Kalau anda berkasih sayang kepada anak, izinkan ia melihat kehidupan ini mungkin baginya.
Kalau anda marah kepada seseorang, tanyakan, apakah ini yang diinginkan Tuhan?, karena Tuhan menginginkan kita bersikap anggun, marahlah dengan cara yang anggun.

Segment 4:
Kemampuan itu semakin besar semakin hebat, tetapi penggunaan kemampuan itu lebih penting daripada kemampuan.

Telah terbukti, banyak orang yang kurang sekolah dari kita mencapai kesuksesan yang lebih besar. Karena mereka berfokus pada penggunaan kemampuan. Yang mempengaruhi penggunaan kemampuan adalah hati. Semangat yang tinggi mempengaruhi penggunaan yang tinggi, sehingga kemampuannya efektif berdampak. Jadi kalau berbicara hati dan nilai, itu tidak terpisah, karena nilai adalah ukuran kita dalam kehidupan, dan ditentukan dengan seberapa besar hati ini memungkinkan penggunaan kemampuan anda.

Melakukan satu kesalahan itu tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah itu adalah melakukan kesalahan yang sama. Jangan pernah salah dengan kesalahan yang sama.

Tuhan menjawab permohonan kita dengan tiga kata, yaitu ‘YA’ saat permintaan kita diberikan. Kata ‘BELUM’ manakala permintaan kita belum terjawab, kita harus terus mencobanya lagi. Tapi kalau terus ini terjadi, berarti jawaban Tuhan adalah ‘TIDAK’. Jangan terlalu lama disana, karena “hal2 baik datang kepada yang menunggu, tetapi tidak kepada yang menunggu terlalu lama”.
Kesimpulan:
Jika anda berfokus pada yang menarik hati anda, anda akan menyaksikan pertumbuhan dalam diri anda, yang menyebabkan pertumbuhan dalam hidup anda.

Anjurannya:
Berfokuslah pada yang menarik hati anda, lalu perhatikan apa yang terjadi.
Demikianlah resume HATIMU ADALAH LAUTAN TERLUAS. Jika sekiranya didapati kekurangan, sudilah kiranya para sahabat meluangkan waktu menambahkan untuk mengoreksi serta menyempurnakannya.

Berbagi Itu Indah:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Nabi Muhammad mengatakan seperti itu (tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah). Bukannya saya menentang, justru saya menulis ini karena saya setuju. Saya sebenarnya teringat salah satu pernyataan T. Harv Eker dalam bukunya, Secrets of the Millionaire Mind.

Harv mengatakan di bab "Wealth File #10" bahwa orang kaya adalah penerima yang bagus, dan orang miskin adalah penerima yang buruk. Memang saya setuju dengan pernyataan tersebut.

Idenya adalah bahwa orang kaya percaya bahwa diri mereka berharga (worthy) dan berhak menerima kekayaan, sementara orang miskin takut dan merasa tidak berharga (unworthy) sehingga mereka tidak berhak menerima kekayaan.

Contohnya, orang miskin ketika dipuji secara tulus mereka justru merasa tidak layak. Mereka juga tidak berani mematok harga tinggi untuk apa yang mereka berikan, bahkan jika apa yang mereka lakukan memang layak diberi harga mahal.

Tapi, lebih lanjut Harv mengatakan bahwa pernyataan "memberi lebih baik daripada menerima" adalah pernyataan yang salah yang diciptakan oleh mereka yang ingin agar orang lain yang lebih banyak memberi dan mereka yang menerima.

Tentu saja saya tidak setuju.

Saya lebih setuju dengan Jim Rohn. Ia mengatakan bahwa "memberi lebih baik daripada menerima karena memberi akan memulai proses menerima."

Lebih baik bukan berarti bahwa yang satu bisa ada tanpa yang lain. Dua-duanya, memberi dan menerima, sama-sama baik. Tapi menurut saya kita tidak bisa menerima jika kita tidak memberi.

Memang bisa saja pengemis terus menerima uang meski mereka tidak pernah memberi apapun, tapi seperti kata Anzia Yezierka (penulis dari Polandia), kemiskinan bisa diibaratkan sebagai sebuah kantung yang berlubang. Meski terus menerima, uang tersebut akan jatuh di tengah jalan.

"Giving is better than receiving because giving starts the receiving process." - Jim Rohn

Cara menghalau rasa sedih dari pikiran anda:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Cara menghalau rasa sedih dari pikiran anda merupakan postingan yang saya buat khusus buat sobat saya yang beberapa waktu yang lalu bertanya seputar rasa sedihAda perkataan yang saya kutip dari buku karangan dale Carnegie, kata yang sangat baik sekali menurut saya dan sangat mengena kepada setiap individu yang dilanda kesedihan dan kehawatiran, inilah kalimat itu :
“ Orang tidak akan mudah jadi sedih bila ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang memerlukan pikiran”.
Mengapa hal sederhana diatas saya anggap memiliki efek yang sangat berarti dan mujarab ? yakni tetap sibuk dapat menghalau kekuatiran, sebab ada hukumnyaDan salah satu hokum yang paling mendasar yang pernah di kemukakan psikologi. Hukum tersebut adalah bahwa pikiran manusia betapapun cerdasnya, sama sekali tidak mungkin bisa memikirkan lebih dari satu hal pada satu saat tertentu. Anda belum yakin? Baiklah, mari kita adakan percobaan…misalnya sekarang anda sedang duduk santai, kemudian anda banyangkan bentuk monas Jakarta dan raut muka presiden kita, nah coba secara bersamaan. Bisa ? he he..pastilah anda memikirkannya secara bergantian, benar bukan?

Bila kita tidak sibuk, pikiran kita akan menjadi hampa. Setiap mahasiswa ilmu alam tahu bahwa “ alam tidak menyukai kehampaan”. Seperti yang kita lihat pada bola lampu, ketika kita lubangi sedikit saja lampu tersebut, maka seketika itu juga udara masuk dan matilah lampu itu.


James L. Mursell, Profesor pendidikan di Teachers College, Colombia, beliau berkata 
“ kesedihan hati biasanya mengalau pikiran anda bukan pada saat anda mengerjakan sesuatu..”. 
Bagaimana menghalau rasa sedih dari pikiran anda ? Cukuplah kesibukan itu akan membuat hati kita tercurahkan untuk kesibukan itu, jadi..katakan no pada sang sedih.

Tips Pintar Menjadi Pribadi yang Disukai:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Tips Pintar Menjadi Pribadi yang Disukai ~ Ingin menjadi pribadi yang disukai…? Gampang.. Anda Nggak perlu ngeluarin duit, Anda Nggak mesti Cakep, he he he… Jadi setiap orang bisa bisa aja..! Milikilah 10 kualitas pribadi yang disukai yang dikutip dari KARTU PINTAR produksi VISI VICTORY, Bandung berikut :

10 Tips Pintar Menjadi Pribadi yang Disukai yakni :

1. Ketulusan
Menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai, karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
2. Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan.
Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk.Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain.Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang dibawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan
Sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya.Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janjinya, mempunyai komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Orang yang bersikap positif
Selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh, tapi sikap hati.
Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Orang yang bertanggung jawab
Akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan, bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Rasa percaya diri
Memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain.  Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru.Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran jiwa
Dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Orang-orang yang “Easy Going” menganggap hidup ini ringan.
Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada diluar kontrolnya.

10. Empati
Adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik, tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Cara Menghargai Diri Sendiri:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Tips Pintar Menghargai Diri Sendiri ~ Terkadang kita bosan atau pernah merasa jenuh dengan diri sendiri. Terkadang saya juga berpikir dan merasakan kejenuhan. Hal ini terjadi mungkin karena terlalu bosan dengan apa yang kita jalani dan lalui sekarang. Pagi sampe sore/malam kerja, pulang kerja capek, ngantuk, mandi, tidur. Keesokan harinya sama seperti itu. Bahkan weekend pun harus lemburan kantor. Wah capek banget.

Selain menghargai diri sendiri dengan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang IA berikan, tapi kita sebagai manusia ada saatnya stuck dan merasa benar benar bosan dengan diri sendiri. Nah untuk mengakali kebosanan itu, mungkin ada baiknya dibaca deh Tips Pintar Menghargai Diri Sendiri berikut ini :

1. Sediakan Waktu.
Menyediakan waktu untuk diri sendiri akan membuat pikiran segar kembali. Bahkan, menyediakan lima menit hanya untuk menutup mata dan memfokuskan pikiran dapat membantu Anda merasa lebih baik. Namun, akan lebih baik bila Anda bisa menyediakan waktu yang lebih banyak untuk memfokuskan pikiran pada diri sendiri dan apa yang perlu dilakukan.

2. Lakukan Sesuatu Yang Baik Untuk Tubuh.
Cobalah berendam di air panas yang dicampur garam atau mintalah seseorang untuk memeluk. Bisa juga cobalah berdiri dan lakukan peregangan. Buatlah diri sendiri merasa nyaman.
 
3. Buat Diri Sendiri Merasa Nyaman.
Misalnya dengan menelepon teman atau minum teh hangat, tidur dengan bantal dan selimut yang nyaman, menulis buku harian, makan sesuatu yang disukai, mencium bau minyak aromaterapi seperti vanila, lavender, dan lain-lain. Pokoknya yang membuat diri kalian nyaman.

4. Pergi Ke Dunia Lain.
Maksudnya bukan benar-benar pegi ke dunia lain. Tapi melakukan hal-hal lain yang rileks. Seperti : membaca buku, menonton film atau biarkan pikiran mengalir ke mana pun ia pergi.
 
5. Melakukan Sesuatu Yang Konyol.
Ini akan membawa keluar jiwa anak-anak yang ada dalam kepribadian kita dan memberi perasaan bahagia. Misalnya bermain busa sabun, membuat kue, mengamati awan dan mereka-reka bentuknya, serta bermain dengan hewan peliharaan.
 
6. Cuti Sehari.
Apalagi bila Anda sudah merasa jenuh dengan pekerjaan sehari-hari. Ambil cuti sehari dan lakukan apa pun yang ingin dilakukan seharian penuh. Ini lebih baik daripada sehari di akhir pekan.
7. Jalan-Jalan Di Alam Terbuka.
Kadang kita lupa memperhatikan dunia yang terbentang di sekitar. Mengamati alam akan membuat kita merasa lebih enak dan kalem. Berjalanlah di taman. Amati dan pandanglah pohon, rumput, langit, kemudian bernapaslah.
 
8. Melakukan Sesuatu Yang Sudah Lama Ingin Anda Kerjakan.
Mengapa menundanya lagi? Lekas kerjakan dan Anda akan merasa lebih baik.

Antara Lidah, Perkataan dan Perbuatan:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Berbicara. Sungguh sebuah kosa kata yang sederhana. Setiap hari kita mengucapkan kata-kata, sehingga sama sekali tidak ada hal yang menarik untuk dibahas. Tetapi, mengapa ada orang yang dibayar hingga puluhan juta rupiah untuk berbicara selama satu atau dua jam saja? Ada orang yang dicintai karena perkataan-perkataannya. Dan ada orang yang dibenci karena ucapan-ucapannya. Oleh sebab itu, kesederhanaan dibalik makna 'berbicara' pastilah memiliki keistimewaan yang layak untuk kita renungkan.

Berbicara bukanlah sekedar keterampilan memainkan lidah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Melainkan juga menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan gagasan, bertukar pikiran, juga mempengaruhi orang lain. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar berbicara secara efektif, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:

1. Berbicaralah yang baik, atau diam saja.
Sungguh beruntung orang-orang yang dapat menjaga lidahnya untuk tetap diam, daripada mereka yang rajin mengucapkan perkataan yang tidak memiliki manfaat apa-apa. Resiko tertinggi orang yang diam adalah 'disebut orang pasif'. Sedangkan resiko terrendah bagi orang yang banyak bicara adalah disebut 'orang yang banyak omong'. Manfaat terbesar bagi orang yang diam adalah 'tidak dibenci oleh orang lain'. Sedangkan manfaat terbesar bagi orang yang berbicara adalah; 'pahala yang mengalir atas kata-katanya yang baik'. Maka berbicaralah yang baik-baik karena pahala kebaikannya sangat besar. Atau kalau tidak bisa mengucapkan perkataan yang baik, maka sebaiknya ya diam saja. 

2. Selaraskanlah antara perkataan dengan perbuatan.
Perhatikan orang-orang yang tidak selaras antara perkataannya dengan perbuatannya. Betapa banyak contoh orang seperti itu dihadapan Anda. Dan Anda tahu betul bahwa orang lain sudah tidak lagi mempercayai mereka. Ketika seseorang mengatakan pesan-pesan kebaikan kepada orang lain, namun dirinya sendiri berperilaku sebaliknya; maka orang tidak lagi mempercayai kata-katanya. Karena ketidakselarasan menyebabkan hilangnya kepercayaan. Jagalah keselarasan antara perkataan dan perbuatan, maka Anda akan mendapatkan kepercayaan dari orang-orang disekitar Anda. 

3. Gunakanlah perkataan untuk mengajari diri sendiri.
Orang-orang yang terlalu banyak berbicara – saya, misalnya – memiliki kecendrungan untuk mengajari atau mengajak orang lain melalui perkataan yang yang diucapkannya. Sayangnya sering lupa untuk mengajari diri sendiri. "Jujurlah!" katanya. Tetapi dia sendiri tidak jujur. Ini menandakan bahwa dia gagal mengajari dirinya sendiri. Motivasi saya saat mengatakan sesuatu adalah mengajari diri sendiri. Ternyata sangat berat untuk belajar sendirian, makanya saya membagi pelajaran bersama orang-orang yang saya cintai. Itulah sebabnya sambil mengajari diri sendiri, saya berbagi pelajaran itu dengan Anda.

4. Tebuslah perkataan dengan pendengaran.
Ada ruginya juga memposisikan diri sebagai orang yang paling banyak berbicara. Kita sering tidak sempat mendengar perkataan orang lain. Boleh jadi perkataan kita bukanlah hal terbaik dalam satu urusan tertentu. Namun karena kita tidak bersedia mendengarkan perkataan orang lain; maka kita kehilangan pelajaran berharga. Sungguh beruntunglah orang yang selain berbicara, dia juga bersedia mendengar. Selain ilmunya bisa memberi manfaat kepada orang lain, dia sendiri bisa menarik manfaat dari pelajaran yang ditebarkan oleh orang lain.

5. Yakinlah jika setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan.
Kita sering mengira bahwa kata-kata yang keluar dari mulut kita akan menguap begitu saja. Kenyataannya perkataan yang kita ucapkan beberapa tahun lalu, masih diingat oleh orang lain. Sungguh beruntung jika kata-kata itu baik. Namun sungguh rugi kita jika kata-kata itu buruk. Setiap kata yang baik, menghasilkan pahala yang baik. Namun, setiap perkataan buruk pasti akan dibalas dengan imbalan yang juga buruk. Bahkan, guru spiritual saya mengatakan; "Betapa besarnya murka Tuhan kepada orang yang mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan perbuatannya." Maka yakinlah, setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan.

Keterampilan berbicara bukanlah monopoli mereka yang berprofesi sebagai pembicara publik. Setiap orang patut memiliki keterampilan berbicara yang baik. Satu hal yang perlu diingat adalah; berbicara tidak selalu berarti mengucapkan sesuatu dengan lidah kita. Melainkan juga menunjukkan tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita bisa berbicara dengan nyaring, namun perbuatan kita berbicara lebih nyaring dari kata-kata yang diolah oleh lidah kita.

Nilai Diri Anda:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Seberapa BESAR (kecil) kah NILAI DIRI Anda…?

Beberapa waktu yang lalu, sewaktu memberikan pelatihan di sebuah bank swasta terkemuka di Indonesia, saya bertemu dengan Office Boy (OB) mantan bawahan saya. Saya masih mengingatnya karena ‘performance’-nya termasuk yang di bawah rata-rata. Datang seringkali terlambat, jam 3 sore dicari seringkali sudah tidak di tempat, ketika ada tamu seringkali orangnya menghilang.

Jadi mudah bukan untuk membuat atasan mengingat anda: jadilah yang terbaik (di atas rata-rata) atau jadilah yang terburuk (di bawah rata-rata)!   Karena sudah banyak orang rata-rata, makanya atasan sulit untuk mengingat.  

Saya menyapanya dan bertanya tentang dirinya, pekerjaannya, keluarganya, dan kehidupannya sekarang. Mungkin sudah banyak perubahan karena sudah hampir 10 tahun kami berpisah (ketika itu saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah Pasca Sarjana di Inggris).

Ternyata, I was very suprised, saat inipun dia masih bekerja sebagai seorang OB dengan penghasilan tidak beda jauh dari penghasilannya 10 tahun yang lalu.

Dia mulai berkeluh kesah: hidup ini susah, cari pekerjaan sulit, kebutuhan pokok selalu melambung padahal gaji naik hanya sedikit, atasan tidak fair (tidak pernah memberikan kesempatan), rekan kerja tidak pernah mendukung, dlsbnya.

Sebelum dia curhat lebih lama, saya menyelanya: Semua itu adalah PILIHAN anda, anda yang membuat hal-hal yang disebutkan di atas terjadi! Dia KAGET?!

Saya (S): Coba pikirkan ketika anda masih bekerja bersama saya dulu, sudahkah anda memberikan yang terbaik yang bisa anda berikan? Apakah anda berusaha untuk selalu memberikan lebih atau ketika OB lain memberikan lebih, anda mencibir dan menyebut mereka sebagai ‘penjilat’ atau orang yang tidak ‘realistis’?
Dia (OB): Tapi kan kami dibayar hanya UMR, kami berada di posisi paling bawah dalam hierarki organisasi, ngapain kami memberikan lebih dari job desc yang ada?

S: Nah itulah, ketika anda bilang ngapain memberikan lebih berarti saat itulah anda telah dinilai atau dicap tidak akan mampu untuk mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan. Anda tidak akan pernah diberi kepercayaan lebih karena anda tidak pernah menunjukkan bahwa anda sebenarnya mampu.

OB: Tapi kami kan hanya OB, mana mungkin untuk naik jabatan. Sekali OB pensiunnya juga OB bukan?
S: Kata sapa? Apakah anda pernah bertemu dengan Tuhan dan Dia mengatakan bahwa nasib anda adalah sebagai seorang OB hingga anda pensiun? Kalau anda mau tahu, ada seorang OB seperti anda, yang pendidikannya hanya SMA, tapi dalam waktu 19 tahun bisa menjadi seorang Vice President bank asing terkemuka di Indonesia. Anda kaget?

OB: Tapi kalau saya melakukan dan memberikan lebih nanti saya disebut ‘penjilat’ atau ‘carmuk’ (cari muka) oleh rekan-rekan saya? Gimana dong?

S: Itulah yang membedakan orang rata-rata dengan orang di atas rata-rata. Orang rata-rata akan mencari alasan dan pembenaran diri untuk menyesuaikan GOAL yang ingin dicapai dengan kemampuan dirinya, sama seperti anda saat ini. Anda mencari 1001 alasan untuk membenarkan dan men-justifikasi perilaku, tindakan, dan kebiasaan anda, bahwa sebagai seorang OB ngapain bekerja dan memberikan lebih. Kan nasib anda hanya OB dan pensiun juga sebagai OB, betul bukan?

Beda dengan orang di atas rata-rata, mereka akan menyesuaikan KEMAMPUAN dengan goal yang sudah mereka tetapkan sebelumnya. Mereka akan terus meng-upgrade kemampuan untuk mencapai target dengan lebih cepat dan lebih baik. Mengapa anda tidak menggunakan 1001 alasan tadi untuk membantu anda untuk mencapai target atau tujuan hidup anda?

Buat 1001 alasan mengapa dan bagaimana anda harus mencapai target anda dibanding membenarkan dan men-justifikasi kenapa saya tidak berhasil!

OB: Termasuk memberikan dan mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan?
S: Yesss! Ketika anda memberikan dan mengerjakan lebih dari nominal gaji anda yang dibayarkan berarti anda meningkatkan NILAI DIRI anda. Terus tingkatkan NILAI DIRI anda sehingga rekan kerja, atasan, bawahan, bahkan orang di luar organisasi tahu nilai diri anda! Ketika nilai diri anda luar biasa, orang lain yang akan ‘hunting’ dan memburu anda, bahkan berlomba-lomba untuk merekrut anda.

Sebaliknya ketika anda mau resign karena tidak ada kecocokan dan atasan sama sekali tidak berusaha menahan anda berarti nilai diri anda lebih rendah dibanding nomimal gaji yang dibayarkan. Ngapain atasan harus menahan anda yang di bawah rata-rata? Di luar sana ada jutaan pengangguran yang siap dan mau memberikan lebih dibanding anda.  

Seorang rekan yang sewaktu bekerja di bawah pimpinan saya, terus menerus mengeluh, komplain, dan tidak puas dengan gaji yang dibayarkan serta fasilitas yang diberikan. Ketika dia resign, saya tidak menahannya. Sekarang dia sudah menganggur hampir 1 tahun. Dia mencoba untuk berusaha tetapi ternyata hasil yang diperoleh tidak mencukupi biaya hidup keluarganya. Menunjukkan apa? Bahwa ternyata gaji yang saya bayarkan saat itu melebihi nilai dirinya (over paid), bukan?!  

Jadi di sini, saya hanya memprovokasi anda: kerjakanlah dan lakukanlah melebihi nominal gaji yang dibayarkan sehingga otomatis anda meningkatkan nilai diri anda! atau sebaliknya, mengambil sikap sebagai penonton, menjadi ‘komentator’ yang setia, mencibir orang lain sebagai ‘penjilat’ atau ‘tidak realistis’, dan membenarkan serta men-justifikasi perilaku, tindakan, kebiasaan, dan belief anda yang kurang bermanfaat sehingga otomatis anda menurunkan nilai diri anda!

Menulis Itu Sehat:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Dalam hidup kita pasti punya masalah. Nah, ketika kita punya masalah, salah satu cara yang seirng dilakukan untuk meredakan emosi adalah bicara dengan orang lain atau curhat. Tapi tahukan Anda bahwa curhat mengandung resiko. Apalagi jika Anda curhat dengan orang yang salah. Bukannya selesai, malah timbul masalah.

Ada cara lain yang lebih efektif untuk mencurahkan emosi ketika ada masalah, yaitumenulis. Ya, menulis merupakan sebuah sarana untuk meluapkan emosi. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa menulis bisa meningkatkan kebahagiaan, berpengaruh pada kesehatan dan menjernihkan pikiran.

Memang ada 2 cara dalam mengungkapkan emosi, yaitu:
1. Verbal (menulis).
2. Nonverbal (berteriak, menangis, menggambar)

Menulis lebih efektif karena akan membuat pikiran menjadi terstruktur dan memperlambat berpikir. Dari segi kesehatan, menulis baik bagi jantung, peredaran darah, dan kekebalan tubuh.

Manfaat menulis dirasakan oleh mantan presiden BJ. Habibie. Saat istri tercinta meninggal dunia, Habibie sangat sedih dan terpukul. Hampir setiap hari ia datang ke makam istrinya. Suatu hari dokter pribadinya berkata bahwa jika kalau hal ini terjadi terus menerus, maka tidak lama lagi Habibie akan ‘menyusul’ Ibu. Habibie menjawab bahwa ini ia lakukan karena terdorong perasaan sedih. Istrinya adalah separuh jiwanya. Dokter itu lalu menyarankan Habibie untuk menulis. Ya, ia disarankan untuk menuangkan perasaannya kedalam tulisan. Maka Habibie pun mulai mengambil laptopnya, dan mencurahkan isi hatinya kedalam tulisan. Setelah tulisan itu selesai, Habibie merasa lega. Perasaan duka perlahan-lahan hilang. Habibie pun kini sudah menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Curahan hati Habibie itu bahkan akhirnya menjadi sebuah buku.

Yang perlu diketahui:
- Tidak semua kegiatan menulis itu positif. Menulis menjadi positif kalau digunakan untuk sesuatu yang tidak bisa kita kontrol atau ada diluar kendali kita. Tapi kalau untuk sesuatu yang bisa kita kontrol (ada dalam kendali kita), maka menulis menjadi tidak positif. Contohnya ketika suami istri ada masalah. Dalam masalah ini, menggunakan tulisan menjadi tidak efektif, karena masing-masing bisa bertemu. Lebih meluangkan wkatu untuk berkomunikasi.

- Tidak selalu menulis merupakan solusi. Menulis menjadi solusi kalau orang yang ingin kita sampaikan tidak terjangkau oleh kita, atau malah akan menimbulkan akibat buruk kalau kita berbicara langsung.

Cobalah untuk menulis, curahkan isi hati Anda. Nikmati kata demi kata yang Anda tulis. Jangan ada beban tentang gramar dan ejaan. Lakukan seperti Anda menulis dalam buku diary. Jangan merasa Anda tidak bisa menulis dengan baik. Selamat menulis!

Membuka Pintu Hati:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Membuka Pintu Hati ~ Sekelompok orang yang baru meninggal dunia, sedang antri didepan gerbnag akhirat. Sambil menunggu pengadilan Ilahi, mereka mulai bertanya tentang prilaku mereka di dunia. Apakah mereka orangtua yang baik, apakah mereka berhasil mencapai sesuatu yang berharga, apakah mereka rajin beribadah, dan apakah mereka cukup berderma kepada fakir miskin.

Tapi ketika sampai di gerbang, semua jiwa dihadapkan pada satu pertanyaan, “seberapa besar kamu dulu mengasihi sesama?”

Mengasihi orang lain adalah langkah pertama dari perjalanan panjang masuk ke dalam diri. Perjalanan dalam diri memang tidak mudah, banyak yang menyerah ketika akan memulainya. Kesibukan, sering menjadi alasan. Tapi penyebab utamanya adalah pintu hati yang tertutup dan terkunci. Ini membuat telinga dan  mata terutup. Kita tak akan bisa  memulainya tanpa menemukan kuncinya,  yaitu cinta dan kasih sayang. Tanpa cinta sesama, pintu-pintu gerbang menuju kesadaran terdalam tidak akan terbuka.

Agama-agama  besar punya pesan tunggal yaitu kasih sayang. Tuhan juga dilukiskan sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Semua agama dalam bahasa yang berbeda mengatakan: sayangilah orang lain. Anda belum beriman, kalau belum menyayangi orang lain, seperti anda menyayangi diri anda sendiri. Pernyataan ini menjelaskan, ukuran kemajuah spiritual anda bukan hanya ditentukan oleh seberapa rajin anda beribadah, rukuk dan sujud, tapi juga pada  seberapa besar anda mengasihi orang lain. Belajar mengasihi adalah sasaran kehidupan spiritual

Kita bisa memulainya dengan mencintai diri kita sendiri, lalu orang-orang terdekat dan sekitar anda. Lihatlah mereka dengan hati anda. Bukankah orangtua anda rela mengorbankan hidupnya untuk anda, bukankan pasangna anda telah memilih untuk menyerahkan hidup untuk bersama anda, bukankah anak-anak anda mengidolakan anda dan merindukan waktu bersama anda, bukankah pembantu anda mengabdikan hidupnya untuk melayani anda.

Orang bijak berkata: 
“Ketika seseorang melihat dirinya tidak berbeda dengan orang lain, dan merasakan apa yang dirasakan orang lain, maka siapa yang bisa dia sakiti?”

Merasakan baru permulaan dari cinta. Cinta yang sebenarnya diwujdukan dengan memberi sesuatu, sekecil apapun itu. Ibu Theresa mengatakan,
“Yang penting bukan berapa besar yang kita perbuat, tapi sebeapa besar cinta kasih yang kita sertakan dalam perbuatan kita”. 

Membuka pintu hati sama halnya dengan mencintai orang lain sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Itulah hakikat membuka pintu hati.

Apakah Hidup Ini Adil ?


http://wongedanbagu.blogspot.com
Apakah Hidup Ini Adil ? ~ Banyak orang beranggapan bahwa hidup ini tidak adil. Dalam fakta-fakta yang terjadi disekitar kita, kita memang banyak melihat ketidakadilan,  orang jujur malah hancur, orang yang baik malah susah, sebaliknya orang yang berbuat tidak baik malah sehajtera, dan orang yang berbuta curang malah menang.

Beranggapan bahwa hidup tidak adil akan mengakibatkan ketidakbahagiaan. Hal itu bisa membuat kita cenderung keluar dari lingkaran kebaikan. Kita tidak akan menemukan apa yang kita cari dalam hidup ini , yaitu kebahagiaan sejati.

Hidup ini adil, karena  diciptakan oleh Tuhan yang maha adil. Sedangkan dunia  bisa tidak adil, karena di dalam dunia bukan cuma Tuhan yang berperan tapi juga manusia.

Manusia sering tidak memahami hukum alam. Hukum alam adalah sesuatu yang pasti. Orang yang melakukan kebaikan akan mendapat kebaikan, begitu juga orang yang melakukan keburukan akan mendapat keburukan. Tapi kapan terjadinya, ada time of respon, ada tenggat waktu, ada jarak.

Ada 4 faktor yang membuat munculnya anggapan bahwa hidup ini tidak adil:
1. Karena hanya melihat akhirnya saja.
Misalnya, kita mempertanyakan mengapa seorang penyanyi dibayar mahal hanya untuk menyanyikan beberapa buah lagu?. Kita tidak melihat proses yang ia lalui untuk menjadi/mencapai seperti itu. Kita hanya melihat hasil akhirnya saja.

2. Karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, hanya melihat luarnya saja.
Misalnya, kita melihat rumah tangga seseorang sangat harmonis, padahal pasangan tersebut sedang mencari cara agar tidak bercerai. Kita melihat keluarga kerajaan hidup enak dan bahagia. Padahal belum tentu. Ingat Lady Diana, ia menderita bulimia kaerna stres, hidupnya pun berakhir dengan tragis.

3. Karena hanya melihat apa yang terjadi di jangka pendek. Cerita belum selesai tapi kita sudah menyimpulkan.
Misalnya, kita menganggap orang yang korupsi jadi kaya, kalaupun dihukum ringan.  Cerita belum selesai. Jangan cepat-cepat menyimpulkan bahwa koruptor itu sudah menjadi pememang. Walau selamat dari hukum manusia (formal konsekuensi), tapi sepanjang hidupnya dia akan melekat dipandang sebagai koruptor.

4. Karena tidak bisa membedakan apa yang disebut “formal konsekuensi” dengan “natural konsekuensi”.  
Formal konsukensi adalah hukum dari manusia, sedangkan natural konsekunesi adalah hukum dari alam.
Misalnya, karyawan yang berbuat curang tidak mendapat sanksi dari atasannya, atau pasangan suami istri ada yang selingkuh tapi didiamkan saja oleh pasangannya. Kita tidak melihat adanya formal konsekuensi dalam contoh tersebut, tapi percayalah natural konsekuensi akan terjadi karena ada ‘tangan’ Tuhan disana.

Percayalah bahwa hidup ini adil, karena diciptakan oleh Tuhan yang maha adil. Dan Tuhan melengkapinya dengan hukum alam. Bukalah hati dan pikiran untuk melihat hukum alam tersebut.

Hidup Adalah Waktu:


http://wongedanbagu.blogspot.com
Hidup Adalah Waktu ~ Percaya atau tidak waktu merupakan sesuatu yang berharga. Tidak peduli apakah kita sedih, sedang bahagia, sengsara atau bahkan kecewa sekalipun, waktu akan tetap berlalu. Hidup adalah waktu, mengapa demikian ? mungkin anda semua bertanya-tanya, waktu hanya ada didunia ini, waktu hanya di sini dan waktu tidak akan pernah ada setelah kita mati. Setelah kita mati maka tidak akan ada lagi yang namanya detik, bulan, jam atau tahun sekalipun. Karena sesudah mati itulah dimensi waktu, dimensi kehidupan yang sebenarnya. Lalu sudahkah kita bersama-sama menyadari bahwa hidup adalah waktu ????

Hidup kita tidak akan lepas dari waktu. Tidak bisa lari dari padanya. Sungguh memilukan memang ketika di hidup ini, kita begitu tergila-gila, mengejar berbagai keinginan dunia, namun lupa bahwa dimensi waktu itu ada batasnya....dan batas dari dimensi waktu yang telah diberikan kepada kita belum kita ketahui dan tidak ada yang mengetahui kecual Sang Pencipta Waktu. Oleh sebab itu, suasana diakhir pekan ini, mari bersama-sama merenungi hakikat waktu kita masing-masing, sehingga kita tidak menyesal di kemudian hari.

Inilah nasehat untuk kita bersama yang saya buat dalam sebuah ungkapan syair tentang "HIDUP ADALAH WAKTU"yang mudah-mudahan bisa menginspirasi anda semua untuk sama-sama merenung di akhir pekan.

Syair Hidup adalah waktu

Waktu itu ada batasnya 
Batas yang membuat kita mengira lama
Mengira lama padahal hanya sementara

Tak peduli apa, dimana dan bagaimana dirimu
Sang waktu itu akan berlalu, berlari meninggalkanmu

Tak ada lagi  ketika mati waktu ini
Tak guna lagi semua ini ketika mati
Tak ada guna semua yang dimiliki akan mendampingi
Semua pergi tak peduli ketika engkau mati
Kecuali secuil kiasan budi pekerti

Hidup adalah waktu
Waktu yang kian berlalu
Berlalu bak debu menderu
Menderu hilang musnah bagai sembilu

Tak kuasa dirimu menahan waktu itu
Tahanlah dengan amal mu
Amalan ria penuh tipu
Membuat malu di hari penuh pilu

Mari kembali ke sana
Dimana kita di cipta
Tak usah jauh-jauh menempuh asa
Berbenah diri saat ini, mari kembali ke jalanNya.