WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Minggu, 21 Agustus 2011

Dilema Simalakama

Oleh: Abu Lubna;
Pemuda Khoirul (K): Sungguh naif, ironis, mengherankan, sangat tidak masuk akal...!!!
Pak Sholeh (S): Lho..lho...lho..ada apa Nak Khoirul? Apa yang sedang mengganggu fikiranmu?

K: Itu lho Pak, sementara orang-orang kafir sedang sibuk mempersiapkan Program "Jusuf 2004", yaitu sebuah program agar pada Pemilu nanti Presiden kita dijabat oleh orang Kristen, eh malah ada orang yang membid'ahkan partai politik, sungguh aneh!
S: Lho, tenang dulu Nak Khoirul, sabar. Ananda kan orang yang selalu berkata agar menghargai pendapat orang lain, kenapa sekarang ananda tidak konsisten?

K: Astaghfirullah, Pak Sholeh benar. Saya cuma heran, kenapa mereka bisa berpendapat seperti itu, padahal sebagian dari mereka itu kan cendekiawan, intelektual, bahkan para ulama yang memperjuangkan Islam?
S: Tentunya mereka mempunyai alasan untuk berpendapat seperti itu. Dan seperti Nak Khoirul sering katakan, pendapat seseorang itu harus kita hargai. Betulkan? Baiklah, sekarang saya akan mencoba melihatnya dari sudut pandang yang lain. Saya lihat, sebenarnya dalam permasalahan yang sedang ananda fikirkan itu ternyata ada 2 permasalahan berbeda.

K: Maksud Bapak?
S: Yang pertama adalah permasalahan Program Jusuf 2004, yang kedua adalah permasalahan pembid'ahan partai politik. Kedua permasalahan itu telah datang pada masa yang berbeda, dan kedua-duanya tidak saling berkaitan pada awalnya. Jadi tidak benar ketika ada Program Jusuf 2004, lalu ada orang-orang yang mencounternya dengan mengatakan bahwa partai politik itu bid'ah. Janganlah dikesankan seperti itu, ananda harus bijaksana dalam menyimpulkan suatu permasalahan.

K: Jadi, bagaimana Bapak melihat permasalahan ini?
S: Permasalahan pembid'ahan partai politik itu telah dibahas para ulama sejak zaman munculnya demokrasi, bahkan kalau diqiyaskan, masalah itu telah dibahas dalam kitab-kitab ulama terdahulu. Para ulama tersebut tentunya mempunyai dalil, argumen yang berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi dan dengan beberapa catatan penting tentang demokrasi. Adapun permasalahan Jusuf 2004 adalah permasalahan baru, yang butuh untuk difikirkan dan dipecahkan bersama, termasuk oleh para ulama tersebut. Saya yakin, sangat tidak mungkin bagi para ulama yang memfatwakan bid'ahnya partai politik itu akan tinggal diam atau bahkan menganjurkan untuk golput, sementara kaum kafir sedang serius mengincar kursi presiden. Sekali lagi, ananda harus sedikit bijaksana dalam berfikir, ananda harus tabayyun dengan mereka.

K: Baiklah, sebagai seorang muslim, apa yang akan Bapak lakukan dalam mensikapi program "Jusuf 2004" itu?
S: Sesuai dengan kemampuan masing-masing, karena Allah tidak membebani hamba-Nya kecuali dengan apa yang kira-kira menjadi kewajibannya. Sebagai seorang ustadz, maka saya berkewajiban untuk mengumumkan program kristenisasi ini kepada kaum muslimin agar mereka tahu bahwa musuh sedang mengincar kita. Kita harus marah di mimbar-mimbar, masjid-masjid dan majlis ta’lim.

K: Lalu, apa tindakan konkritnya?
S: Nah, orang-orang kafir itu kan sasarannya adalah Pemilu, mereka pasti akan menyusup kepada partai-partai yang berkedok nasionalisme dan mengelabui kaum muslimin. Maka tidak ada cara lain kecuali kita serukan kepada kaum muslimin agar mencoblos partai-partai Islam yang berjuang untuk Islam dan membela kaum muslimin.

K: Kalau begitu, partai-partai manakah yang Bapak anjurkan untuk dicoblos?
S: Tidak mengapa partai apapun, asalkan partai Islam. Namun sebaiknya kita memilih partai yang kita lihat mempunyai jalan yang lebih dekat kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.

K: Saya setuju sekali Pak, tidakkah sebaiknya kita bergabung dengan mereka?
S: Ya ananda benar sekali, saya siap bergabung dengan mereka dalam segala bentuk amar ma’ruf nahi munkar bil hikmah. Sedangkan memberitahukan kaum muslimin tentang program Jusuf 2004 ini adalah juga bagian dari amar ma’ruf nahi mungkar tadi. Sekali lagi insya Allah saya siap. Bukankah begitu yang ananda maksud?

K: Maksud saya, kita bergabung dengan salah satu partai tersebut, memakai baju mereka dan berdakwah dengan cara mereka.
S: Oh begitu maksud ananda. Baiklah, kalau begitu tolong ananda amati pada partai manakah akan saya dapati sifat-sifat hizbullah, karena Allah hanya memerintahkan saya untuk bergabung dengan partai tersebut.

K: Setahu saya, semua partai Islam mengatakan bahwa mereka memperjuangkan Islam, tentunya mereka semuanya hizbullah.
S: Hizb-Allah itu cuma satu, karena dalam Al-Qur'an, Allah menggunakan kata "Hizb" (singular) yang artinya "sebuah partai."

K: Kalau begitu, tolong Bapak rincikan dulu sifat-sifat hizbullah itu, baru nanti akan saya cocokkan dengan partai-partai yang ada.
S: Baiklah, sebenarnya banyak sifat-sifatnya, tapi saya akan sebutkan satu sifat saja, yaitu mereka senantiasa menjaga dan mengusahakan persatuan kaum muslimin, karena Allah telah memerintahkan kita untuk bersatu dan melarang bercerai berai.

K: Setahu saya, semua partai Islam juga menyerukan kepada persatuan ummat.
S: Kalau memang mereka semua berkata begitu, lalu mengapa mereka tetap berusaha mengeksistensikan partainya masing-masing. Kadang-kadang kalau ada masalah, hanya nama partai yang diganti, tidak berusaha untuk mengajak semua partai Islam untuk melebur. Apakah menurut ananda persatuan itu akan terwujud dengan satu partai atau banyak partai? Bahkan di Indonesia, satu partai saja bisa beranak jadi 2. Ananda harus selalu ingat, bahwa Persatuan Islam itu ibarat sebuah lingkaran besar. Biarkanlah lingkaran besar kaum muslimin itu tetap satu, jangan dibagi-bagi menjadi lingkaran-lingkaran kecil.

K: Kalu begitu, saya yakin pasti Partai Pak Ahmad itulah partai Hizbullah, karena dalam kampanye mereka, mereka lebih sering menyerukan kepada persatuan kaum muslimin.
S: Saya ingin balik bertanya, apakah sewaktu mengatakan itu dalam kampanye mereka, mereka memakai suatu atribut khusus?

K: Ya, tentu mereka memakai lambang, bendera dan seragam mereka.
S: Nah, hal itu sudah cukup kita katakan bahwa mereka telah membuat sebuah lingkaran kecil di dalam sebuah lingkaran besar. Karena lingkaran besar Islam tidak mempunyai lambang, bendera dan seragam. Bahkan hal itu pun sudah cukup untuk membuat orang Islam yang lain merasa berbeda dengan ummat Islam yang memakai atribut dan seragam tersebut.

K: Tapi Pak Ahmad sering mengatakan bahwa mereka tidak menuntut untuk dipilih, yang penting kita memilih salah satu partai Islam. Bukankah ini kalimat yang haq?
S: Seandainya mereka menyerukan agar Ummat Islam memilih mereka, atau mengajak bergabung menjadi anggota partai mereka, maka inilah yang saya namakan membuat lingkaran kecil. Namun apabila mereka menyerukan untuk memilih partai apa saja asalkan partai Islam, maka perkataan ini adalah hipokrit, karena jelas-jelas setiap partai itu mempunyai target. Adapun target adalah harapan, harapan tentunya akan dibarengi dengan usaha untuk mencapainya, yaitu mengajak manusia. Lalu untuk apa ditentukan target?

***

K: Kalau begitu, apa konsep Persatuan Islam menurut Bapak?
S: Yaitu sebuah lingkaran besar kaum muslimin yang mengatakan Lailaaha illallah Muhammaddarrasulullah, menjalankan kitabullah, Sunnah Nabi serta Ijma para shahabat. Maka mereka itu adalah saudara, sehingga wajib dibela. Yang di luar lingkaran itu adalah musuh.

K: Kalau melihat konsep yang sederhana itu, saya berkesimpulan bahwa Islam itu ya Islam, tidak butuh lagi dengan organisasi atau perkumpulan. Bukankah begitu?
S: Organisasi/perkumpulan itu bisa saja diperlukan, yaitu sebagai sarana bagi kita untuk mempermudah dakwah dan menyerukan manusia kepada lingkaran besar Islam. Tapi kalau organisasi/perkumpulan/kelompok/partai itu didirikan untuk mengajak manusia masuk kepada kelompok mereka, maka mereka telah membuat sebuah lingkaran kecil di dalam lingkaran besar kaum muslimin. Organisasi seperti inilah yang justru akan memecah belah ummat. Imam Malik berkata, apabila anda melihat suatu kelompok dalam Islam yang menyerukan Ummat Islam masuk kepada kelompoknya, bukan menyerukan kepada Islam, maka ketahuilah bahwa kelompok itu adalah sesat. Ini bukan kata saya, ini kata Imam Malik.

K: Tapi, pada kenyataanya ummat Islam itu sendiri telah berkelompok-kelompok, dan setiap kelompok mempunyai ciri-ciri tertentu, apa tanggapan Bapak?
S: Ananda jangan heran, itu adalah realita yang telah dikabarkan oleh Nabi. Namun demikian, kita tidak boleh pasrah, kita dituntut untuk terus berusaha kepada persatuan ummat dan jangan bercerai berai karena itu adalah perintah Allah dalam Al-Qur'an.

K: Kalau begitu, bagaimana kalau kita rangkul saja semua kelompok-kelompok Islam itu, mulai dari syi'ah yang menghujat para shahabat sampai semua kelompok di kalangan ahlu sunnah, yang penting mereka mengaku Tuhan kami adalah Allah dan Nabi kami adalah Muhammad. Lalu kita berjuang dalam sebuah partai untuk kemenangan Islam dan untuk sementara tidak memperselisihkan perbedaan.
S: Ide yang tidak terlalu jelek, saya hargai pendapat ananda. Namun sayangnya, cara seperti itu tidak akan pernah berhasil di dalam konsep demokrasi itu sendiri.

K: Maksud Bapak?
S: Coba ananda fikirkan, anggap saja dengan cara itu akhirnya ummat Islam akan meraih suara terbanyak dan menang, lalu apa kira-kira yang akan terjadi?

K: Tentunya kita bisa menerapkan hukum Islam dengan leluasa.
S: Hukum Islam yang bagaimana? Yang sesuai dengan Kitab wa sunnah seperti pada zaman Nabi dulu, atau Hukum Islam yang bisa mengakomodasi seluruh pemahaman yang ada pada kelompok-kelompok yang bersatu tadi? Karena ananda harus ingat, di dalam konsep demokrasi, setiap orang berhak untuk menuntut haknya. Kaum syi'ah akan meminta masjid untuk menghujat para shahabat, kaum sunni quburiyyun akan tetap minta diperbolehkan berkunjung ke kuburan-kuburan. Semua sekte yang telah berhasil memenangkan partai tersebut, akan meminta hak untuk beribadah sesuai dengan cara mereka, atas nama demokrasi.

K: Jadi menurut Bapak, tidak mungkin kita bisa menerapkan hukum Islam yang shohih, setelah kita memenangkan pemilu tersebut?
S: Mustahil menurut konsep demokrasi. Karena persatuan Islam dengan cara itu hanyalah persatuan jasadi, bukan persatuan Islam sesungguhnya. Setiap kelompok yang berbeda-beda itu akan kembali menuntut haknya masing-masing dengan mengatasnamakan demokrasi.

K: Kalau begitu, adakah cara lain untuk menunaikan perintah Allah agar kita menuju persatuan Islam?
S: Seperti telah saya katakan, realitas perpecahan ummat ini telah dikabarkan oleh Rasulullah pada 14 abad yang lalu, dan jalan keluarnya pun telah pula dijelaskan oleh Beliau.

K: Apa jalan keluar menurut Beliau (nubuwwah)?
S: Yaitu ruju' (kembali) kepada sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin sesudahku. Kalau dikatakan “kembali”, maka hal itu akan mempunyai 2 makna. Pertama: orangnya telah berjalan terlalu jauh, kedua: jalannya itu sendiri yang kejauhan/salah jalan/rambu-rambunya rusak atau tersamar. Maka untuk membuat "orangnya" bisa kembali, kita harus memberikan arahan kepadanya, yaitu berupa petunjuk/pendidikan (tarbiyyah) agar orang tersebut bisa mencari jalan pulang. Adapun terhadap "jalannya", maka kita harus benahi jalan itu, bersihkan, murnikan (tasfiyyah) agar orang lain tidak kembali menempuh jalan itu, walaupun orang munafik tidak menyukainya. Melalui hadits ini, Rasulullah telah memberikan solusi metoda dakwah akhir zaman, ketika ummat Islam telah berkelompok-kelompok. Inilah metoda dakwah menuju persatuan hakiki, yaitu persatuan jasadi warruuhi.

K: Memang begitulah idealnya. Karena dengan bersatunya pemahaman, maka otomatis jasadnyapun akan bersatu. Namun demikian, akan lama sekali rasanya kemenangan itu tercapai?
S: Lama atau cepat bukan urusan kita. Itu urusan Allah. Kita tidak dituntut untuk cepat-cepat. Bahkan kemenangan itu sendiripun bukan suatu tuntutan. Kemenangan pada hakekatnya adalah pemberian dari Allah. Yang Allah tuntut dari diri kita adalah bagaimana kita menunaikan jalan menuju kemenangan tersebut sesuai dengan konsep nubuwwah.

K: Kalau begitu, kapan kita bisa mendirikan sebuah Daulah Islam?
S: Daulah hanyalah sebuah sarana dakwah, bukan tujuan dakwah. Sarana itu memang harus kita capai, namun bukan dengan melupakan tujuan. Tujuan dakwah adalah yang asasi. Tujuan dakwah adalah mentauhidkan Allah dan “memurnikan” Islam, yaitu dengan cara menuntut dan menyebarkan ilmu, serta mempersatukan ummat sesuai dengan konsep nubuwwah tadi.

K: Tapi, bagaimana mungkin bapak bisa mengatakan bahwa “mendirikan daulah” itu bukan salah satu tujuan dakwah?
S: Baiklah, apakah ananda ingat kisah Rasulullah dengan pamannya Abu Thalib?

K: Kisah yang mana Pak, ada beberapa kisah yang saya ingat.
S: Kalau seandainya mendirikan daulah, atau menjadi presiden, atau mencapai kekuasaan adalah tujuan dakwah, maka Rasulullah telah memilih kesempatan itu di awal masa datangnya Islam, tanpa harus berperang!. Ingatkah ananda, ketika kaum kafir Quraisy melalu lisan Paman Nabi, Abu Thalib, menawarkan: seandainya engkau menghendaki wanita, maka mereka akan mencari wanita-wanita tercantik untuk dinikahkan dengan engkau, atau harta, maka mereka akan mengumpulkan seluruh kekayaan Quraisy dan diberikan kepada engkau, atau menjadi raja, maka mereka akan membai'at engkau menjadi raja. Namun apa jawaban Beliau?

K: Apa kata Beliau Pak?
S: Beliau bersabda: “Sekali-kali tidak wahai pamanku!, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, bulan di tangan kiriku, maka sekali-kali aku tidak akan gentar, sampai Allah memenangkan urusanku, atau aku binasa bersamanya.”

K: Subhanallah, mengapa Beliau tidak memilih menjadi raja, bukankah beliau politikus ulung?
S: Politikus ulung hanyalah julukan orang-orang, tapi beliau adalah seorang Nabi. Seorang Rasul yang diturunkan dengan membawa konsep dakwah nubuwwah. Kalau seandainya beliau adalah politikus, maka sudah tentu beliau akan memilih menjadi raja. Karena dengan menjadi raja, maka harta akan Beliau peroleh, wanita yang cantik akan mudah Beliau dapatkan, bahkan dakwah pun akan lebih mudah disebarkan. Tapi sekali lagi, Beliau bukan seorang politikus, Beliau adalah seorang Nabi, yang mendapat wahyu dan diperintah oleh Allah 'azza wajalla.

K: Jadi, mencapai kekuasaan itu bukan tujuan dakwah?
S: Begitulah. Kalau seandainya hal itu merupakan tujuan, maka sesungguhnya kesempatan itu sudah ada di depan mata Rasulullah, tanpa harus berperang, tanpa harus ber-pemilu. Tapi beliau tidak mengambilnya. Dan seandainya kita menyangka bahwa dengan kekuasaan, hukum Islam itu bisa ditegakkan, sudah barang tentu Rasulullah pun telah lebih dulu menerima tawaran kaum Quraisy itu.

K: Oya, saya teringat sesuatu. Bukankah Rasulullah menolak tawaran tersebut karena tawaran itu bersyarat? Yaitu agar Beliau meninggalkan dakwah Islamiyyah?
S: Bukankah kekuasaan yang dicapai dengan demokrasi pun akan penuh dengan syarat? Penuh kompromi? Penuh toleransi? Harus tetap menghargai orang yang berbeda pendapat, menghargai orang yang tidak setuju dengan hukum rajam, potong tangan, jilbab, bahkan menghargai hukum murtad dari agama Islam, karena hal itu adalah hak asasi manusia. Kalau ternyata Rasulullah meninggalkan pencapaian “kekuasaan yang bersyarat” itu, lalu mengapa kita berani mengambilnya?

K: Saya kagum dengan argumentasi-argumentasi yang Bapak kemukakan, namun masih ada sedikit syubhat dalam fikiran saya.
S: Silahkan ananda kemukakan.

K: Kalau pada zaman Nabi kan Beliau dituntut oleh Allah untuk memperjuangkan Islam secara sempurna, apalagi beliau di bawah bimbingan Allah. Tapi saat ini, kan agak susah utk memperjuangkan Islam yang sempurna, karena kita bukan Nabi. Jadi melalui demokrasi, kita bisa mengakomodasi hukum Islam sedikit demi sedikit.
S: Masalahnya Allah telah berfirman: Walaa talbisul haqqo bil baatili (Janganlah kalian mencampuradukan yang haq dengan yang bathil). Sebuah larangan yang sangat keras dari Allah. Memang, dengan demokrasi, sebagian hukum Islam mungkin bisa diakomodasi, namun di saat yang sama, kita terpaksa melanggar ayat tadi, karena harus bertoleransi dengan selain hukum Allah, harus bersekutu dengan orang kafir dalam penentuan suatu hukum. Saya melihat bahwa kemampuan akomodasi dengan cara demokrasi tidak akan sampai kepada derajat kamil/kaffah, karena di sana ada kompromi, toleransi, tenggang rasa.

K: Lalu, cara apa yang bisa mengakomodasi hukum Islam secara kaffah?
S: Jihad fii Sabilillah. Dengan cara itulah Islam telah jaya pada zaman para Nabi dan Rasul, dan dengan cara itu pulalah agama Islam ini akan kembali jaya di akhir zaman. Islam telah dimuliakan dengan jihad, dan akan kembali mulia dengan jihad.

***

K: Pak Sholeh, tadi Bapak telah menjelaskan satu sifat dari sifat-sifat hizbullah, yaitu menjaga dan menyerukan persatuan Islam. Tolong Bapak sebutkan sifat-sifat yang lain!
S: Mereka itu sesuai firman Allah: Asidda’u ‘alal kuffar, ruhama’u bainahum (keras terhadap orang kafir, berkasih sayang sesama mereka).

K: Tolong Bapak sebutkan ciri hizbullah yang lain!
S: Mereka menyerukan agar kaum wanita muslimah kembali ke rumah untuk mendidik generasi muda Islam, sebagai kewajiban yang telah lama ditinggalkan atau sengaja dilupakan, yaitu perintah Allah 'azza wajalla: “Wa qorna fii buyuutikunna!”. Namun ananda, diantara mereka justru ada yang menjadi anggota parlemen, bercampur dengan laki-laki dan orang-orang kafir.

K: Tolong sebutkan satu lagi saja sifat yang lain!
S: Wahai ananda, mereka itu selalu memperjuangkan Hak Asasi Allah (HAA).

K: Setahu saya, semua partai Islam tentu memperjuangkan Hak Hak Allah, walaupun istilahnya tidak setenar mereka memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM). Bagaimana tanggapan Bapak?
S: Itulah demokrasi. Inti dari konsep demokrasi adalah adanya hak individu, yaitu hak asasi manusia (HAM). Yaitu bahwa setiap orang, baik itu sholeh maupun jahat, mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Setiap orang boleh mengeluarkan pendapat yang harus dihargai.

K: Bukankah itu suatu konsep yang sangat baik?
S: Adakah padanya kebaikan, sementara konsep “hak asasi” mengatakan: segala perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu, selama perbuatan itu tidak mengggangu orang lain, tidak merugikan orang lain, tidak melanggar hak orang lain, maka itu adalah hak asasi dia yang harus didengar, dihargai dan dilindungi.

K: Saya belum memahami maksudnya, tolong dijelaskan lagi.
S: Di dalam negara demokrasi, apabila ada satu atau dua orang saja yang mempunyai pendapat, misalnya kita contohkan saja perkawinan sejenis (gay/lesbi), maka kedua orang tersebut berhak untuk turun ke jalan berdemonstrasi, menulis di media massa mendakwahkan idenya, membentuk organisasi, berbicara di depan parlemen untuk menuntut haknya, serta berhak untuk dilindungi hak asasinya tersebut.

K: Saya akan menentang kedua orang tersebut, karena homoseksual tidak bisa diterima oleh Islam.
S: Lho, ananda kan selalu berkata agar menghargai pendapat orang lain, maka ananda harus konsisten, sesuai prinsip demokrasi.

K: Baiklah, adakah contoh kongkrit yang lain?
S: Ketika para agamawan, baik dari Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lain-lain menentang perbuatan seks di luar nikah seperti WTS, maka ada orang-orang yang mengaku dirinya nasionalis, aktifis HAM berkata membela: “Mereka itu mempunyai hak untuk makan, untuk hidup, untuk membiayai anak-anaknya yang lapar. Maka di saat mereka tidak memiliki keahlian untuk bekerja kecuali dengan menjual tubuhnya, maka kita harus memberikan kesempatan itu, memberikan haknya untuk hidup, selama di dalamnya ada rasa suka sama suka, saling menguntungkan dan tidak merugikan orang lain. Maka membunuh hak mereka, sama dengan membunuh anak-anaknya yang lapar. Begitu juga dengan istilah WTS yang cenderung menghinakan mereka, istilah itu harus diganti dengan yang lebih manusiawi seperti Pekerja Seks Komersial (PSK). Demi keagungan prinsip demokrasi, anda harus menghargai hak-hak mereka!!”

K: Tolong sebutkan satu saja contoh kongkrit yang lain?
S: Berjemur tanpa selembarpun busana di taman-taman kota di Jerman, masih dilarang oleh undang-undang dan ada padanya hukuman denda. Namun apa yang terjadi saat ini, ketika polisi mendatangi mereka dan mengingatkan akan peraturan ini, mereka mengatakan: “Ini adalah hak asasi saya, ada apa dengan anda? Apakah saya mengganggu hak orang lain?”

K: Wah, sangat tidak bisa dibayangkan ya Pak. Bagaimana kalau setiap orang jahat di Indonesia turun ke jalan lalu berkata: saya menuntut hak saya untuk bisa berbuat ini dan itu.
S: Singkatnya, ketika ada orang baik yang memperjuangkan suatu kebenaran, lalu ada orang jahat yang berkata: “Saya ingin melakukan yang berlawan dengan anda, dan ini adalah hak asasi saya, pendapat saya” maka ananda harus menghargainya, atas nama demokrasi.

K: Pak Sholeh, tadi Bapak telah menjelaskan salah satu konsep demokrasi yaitu kebebasan berpendapat dan HAM. Lalu adakah konsep demokrasi lain yang janggal?
S: Di dalam memilih seorang pemimpin, katakanlah presiden, maka seorang da’i kondang sekelas Zainuddin MZ akan memiliki suara yang sama nilainya dengan seorang pelacur, perampok, koruptur yang sedang dipenjara, bahkan orang kafir, yaitu SATU suara. Jadi inti konsep demokrasi yang kedua adalah menang-menangan suara.

K: Lalu, apa kejanggalannya?
S: Konsep itu tentu akan membuat Al-haq tidak akan pernah menang, bahkan mustahil untuk menang.

K: Tidak akan pernah menang? Bukannya kita dapat bertarung dalam pemilu?
S: Bagaimana ananda akan bertarung, sementara Rasulullah telah mengabarkan tentang kekalahan itu.

K: Maksud Bapak?
S: Beliau mengabarkan bahwa jumlah orang-orang baik di akhir zaman itu cuma sedikit dan terasing (ghuroba'). Walaupun dalam hadits lain beliau mengabarkan bahwa jumlah orang Islam itu banyak, tapi mereka itu seperti buih, mereka itu asing dari agamanya, asing dari kebenaran. Yang benar menurut mereka asing, yang bathil menurut mereka benar. Bagaimana ananda bisa menang, sementara orang yang tidak suka pada kebenaran itu lebih banyak, bahkan mereka dari kalangan ummat Islam sendiri…..

K: Bagaimana dengan berusaha sekuat tenaga, kampanye yang tiada henti, menggunakan seluruh fasilitas dakwah, tv, koran dan sebagainya?
S: Adakah kabar dari Rasulullah itu bisa berubah?

K: Kalau begitu, selain demokrasi, adakah cara dakwah lain yang bisa membuat jumlah orang baik sebanding atau mengalahkan jumlah orang jahat?
S: Tidak ada satupun cara dakwah yang dapat menyeimbangkan angka tersebut, karena itu merupakan kabar dari Rasulullah. Di akhir zaman, orang-orang baik akan tetap sangat-sangat sedikit jumlahnya.

K: Lalu, buat apa kita berdakwah?
S: Kalau tujuannya untuk menang-menangan suara, maka kita tidak usah berdakwah, karena sudah pasti kita tidak akan pernah menang.

K: Lalu, dengan cara apa Ummat Islam akan menang?
S: Yang jelas ananda, bukan dengan meningkatnya jumlah orang baik dari orang jahat. Saya tidak pernah mendengar kabar seperti itu. Justru semakin menuju akhir zaman, orang-orang akan semakin rusak, biduanita dan minuman keras makin merajalela, mereka meminta menghalalkan segala sesuatu yang haram, termasuk alat-alat musik (lihat hadits Bukhari).

K: Jadi Pak, kalau bukan dengan jumlah, dengan apa Ummat Islam bisa menang?
S: Itulah ananda. Di sini ada suatu hikmah yang sangat agung. Suatu hikmah yang hampir tidak pernah disadari oleh setiap muslim. Kemenangan akhir zaman itu suatu ketetapan yang telah dikabarkan oleh Rasulullah. Namun di sisi lain, Beliau pun mengabarkan akan keterasingan dan sedikitnya jumlah orang-orang baik (benar) pada waktu itu. Dengan sedikitnya jumlah, berarti demokrasi tidak akan bisa mengantarkan kepada kemenangan Islam yang hakiki. Saya sangat berharap, bahwa kemenangan itu adalah kemenangan Al-Badr, yaitu kemenangan seperti pada perang Badr. Kemenangan yang gemilang, walaupun jumlah orang baik pada waktu itu cuma sedikit.

K: Kapankah sebetulnya kemenangan hakiki itu akan datang Pak?
S: Yaitu pada masa munculnya Al-Imam Mahdi, pada masa turunnya kembali Nabiullah ‘Isa ‘alahissalam.

K: Lho, berarti kemenangan yang hakiki itu akan datang di akhir zaman, tidakkah ada kemenangan sebelum itu?
S: Wallahu’alam. Dari beberapa dalil yang ada, sebagian orang berusaha menyimpulkan bahwa setelah tumbangnya Kekhalifahan Turki Utsmani, maka ummat Islam akan mengalami suatu masa, dimana tidak akan ada lagi kekhalifahan yang sifatnya menyeluruh (mendunia). Ummat Islam akan berada dalam perpecahan, kebodohan yang sangat, penindasan, banyak ulama-ulama su’ yang mengajak ke lembah jahannam, digerogoti kaum kafir, dsb. Baru setelah itu akan datang kemenangan ditandai dengan berdirinya kekhalifahan Al-Mahdi yang akan berkuasa selama sekitar 40 tahun. Ternyata kemenangan itu pun cuma sesaat. Cuma 40 tahun saja. Makanya yang paling penting adalah bukan kemenangannya itu sendiri, melainkan bagaimana usaha kita dalam mewujudkan kemenangan itu sesuai dengan tuntutan Rasulullah (konsep nubuwwah) serta tidak mengorbankan akidah.

K: Jadi tidak ada kabar bahwa diantara masa itu akan ada suatu daulah atau kekhalifahan yang berhasil diperjuangkan baik dengan cara demokrasi atau cara-cara lainnya?
S: Hanya itu kabar tentang Kemenangan Ummat Islam di akhir zaman sejauh yang saya ketahui dari dalil-dalil yang ada. Yaitu kemenangan hakiki yang ditandai dengan berdirinya Kekhalifahan Al-Mahdi.

***

K: Kalau kemenangan itu akan datang pada saat orang baik sedikit, lalu apa rahasianya mereka bisa menang, Pak?
S: Tentunya karena mereka mematuhi wasiat Rasul. Wasiat untuk orang-orang yang hidup di akhir zaman.

K: Apa wasiat Beliau?
S: Wasiat yang telah kita diskusikan tadi pagi, yaitu wasiat untuk ruju’ (kembali) kepada Kitabullah, Sunnah Rasulullah, Sunnah Khulafaur Raasyidin, menggigitnya erat-erat dengan gigi-gigi geraham serta menjauhi semua kelompok (firqah) yang ada, walaupun harus mati dalam keadaan demikian (Lihat hadits-hadits tentang perpecahan ummat).

K: Bagaimana dengan wasiat itu mereka bisa menang?
S: Karena wasiat itu membawa manusia kepada persatuan yang hakiki. Persatuan pemahaman terhadap Sunnah yang haq, yaitu persatuan jasad dan ruh. Mereka senantiasa mengajak ummat Islam untuk “kembali”, yaitu dengan memberikan arahan menuju jalan pulang (tarbiyyah), sekaligus memperbaiki “jalan-jalan” yang telah membawa mereka pergi jauh dari sunnah itu (tasfiyyah). Wasiat itu senantiasa mereka perjuangkan dan terapkan, baik itu di masjid-masjid, masjis ta’lim, pada kurikulum madrasah/pesantren yang mereka mampu melakukannya. Itulah tempat-tempat harapan para kuntum dan kesuma Islam. Walaupun banyak orang menghinakannya.

K: Tapi sesuai dengan uraian Bapak, cara itupun tidak akan dapat membuat orang baik menjadi lebih banyak kan Pak?
S: Ananda benar. Ahlu sunnah itu akan tetap ghuraba (terasing) dan sedikit. Kita hanya berharap agar, walaupun jumlahnya sedikit, namun mereka akan ada di setiap penjuru desa. Berusaha untuk senantiasa konsisten dalam mempersiapkan jalan menuju kemenangan, sampai wasilah untuk menuju kemenangan itu datang. Adapun wasilah itu bisa saja datang dengan tiba-tiba. Pada saat wasilah itu datang, kita berharap mereka yang sedikit itu akan cukup mampu menjadi motor untuk membangunkan kaum muslimin yang sedang tertidur… terlena dengan kehidupan dunia….Bangun untuk menyambut datangnya sang wasilah…

K: Wasilah apa itu Pak?
S: Itulah jihad akhir zaman. Jihadul Akbar! dimana kaum muslimin akan berperang habis-habisan melawan Yahudi dan Nashrani.

K: Lalu, kenapa wasilah itu bisa datang dengan tiba-tiba?
S: Pada waktu perang Badr, Ummat Islam sangatlah sedikit. Mereka keluar dari kota Madinah bukan untuk berperang, persenjataan yang mereka bawa seadanya, hanya cukup untuk berjaga-jaga. Namun Allah menurunkan wasilah itu…..

K: Adakah kisah ini dari Rasulullah?
S: Rasulullah bersabda: “Akan tetap ada sebagian dari ummatku yang senantiasa menampakkan al-haq, apabila mendapatkan peghinaan, mereka tidak merasa gentar, dan mereka tetap konsisten seperti itu, sampai datang “keputusan” Allah kepada ….(au kama qolla Rasulullah).

***

K: Pak Sholeh, dengan alasan-alasan yang Bapak kemukakan, sekarang saya minimal bisa menghargai pendapat orang-orang yang berbeda dengan saya. Yaitu orang-orang yang tidak setuju dengan demokrasi. Karena ternyata mereka pun mempunyai alasan yang tidak gampang dibantah. Mereka itu berpendapat bukan tanpa ilmu. Walaupun hati ini belum merasa puas, karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
S: Syukurlah kalau Nak Khoirul memahaminya. Kita memang butuh tabayyun dengan orang yang berbeda pendapat. Akan lebih baik lagi, kalau Nak Khoirul langsung belajar dari kitab-kitab para ulamanya, tentu akan banyak didapati alasan-alsasan yang mempunyai sandaran Al-Qur’an dan Sunnah, daripada sekedar alasan dari saya yang dho’if.

K: Pak Sholeh, Bapak telah menjelaskan beberapa konsep demokrasi. Bapak telah menjelaskan beberapa sifat Partai Allah. Bapak pun telah menjelaskan bagaimana kedudukan partai politik di dalam lingkaran besar kaum muslimin. Namun Pak, kalau kita meninggalkan gelanggang politik, justru hal itu akan membuat parah kaum muslimin. Karena dengan demikian, kaum kafir akan masuk ke dalam parlemen. Mereka, bersama orang-orang Islam yang jahil, akan membuat undang-undang yang justru akan menyengsarakan kaum muslimin. Mereka akan lebih menindas kaum muslimin, akan mengganti dengan hukum-hukum thagut yang lebih mengerikan. Presiden dan gubernur akan dijabat oleh orang kafir. Apakah ummat Islam tidak berdosa secara fardu kifayah? Apakah kita akan tinggal diam saja?

Hening……...
Kali ini Pemuda Khoirul berargumen cukup panjang. Pak Sholeh yang tadinya meladeni pertanyaan-pertanyaan dia dengan lancar, kini tiba-tiba wajahnya perlahan-lahan tertunduk lesu. Tatapannya merunduk, memandang permukaan karpet mesjid yang sudah usang dimakan usia. Raut wajahnya menampakkan kesedihan….Nampak jelas usianya yang telah menginjak setengah baya. Bibirnya tertutup rapat. Jari telunjuknya memainkan butiran-butiran pasir di atas karpet. Memang, telah lama Beliau memahami betul konsep demokrasi yang banyak bertentangan dengan Islam. Dengan mudah sekali Beliau bisa menjelaskan bagaimana demokrasi itu bertentangan dengan Islam. Bahkan bertentangan dengan semua agama. Karena Hak Asasi Manusia kadangkala atau bahkan senantiasa berbenturan dengan Hak Asasi “Tuhan”, yang diatur dalam agama-agama. Namun kali ini Beliau dihadapkan dengan sebuah realita. Pertanyaan yang memaksa Beliau terdiam cukup lama. Terlihat sekali berat dan susahnya Beliau menjawab pertanyaan ini. Seakan-akan beliau sedang merasakan kehilangan seorang ayah atau seorang ibu. Terlihat ada kaca-kaca air di matanya. Kaca-kaca air itu semakin terlihat jelas menggumpal. Lalu….setetes air mata jatuh dari wajahnya yang masih tertunduk, beliau mengangkat wajah dan berkata lirih hampir tak terdengar:

S: Ananda, inilah puncak pertanyaan dari segala pertanyaan seputar demokrasi. Akan ananda rasakan, betapa tipis sekali batas jawabannya, kecuali bagi orang-orang yang memikirkannya dengan bashiroh dan kehati-hatian. Inilah dilema Ummat Islam yang saya namakan Dilema Simalaka.

K: Apa itu Simalakama?
S: Legenda tentang suatu jenis buah, yang apabila seseorang memakannya, maka bapaknya akan mati, kalau tidak dimakannya, maka ibunya yang akan mati. Suatu keputusan yang sulit dipenuhi.

K: Mengapa bisa begitu Pak Sholeh?
S: Karena Ummat Islam dihadapkan pada dua persoalan yang sangat bertolak belakang. Yang satu adalah masalah kemustahilan, yang kedua adalah masalah realita-realita.

K: Saya jadi tidak mengerti. Tolong Bapak jelaskan lebih rinci lagi.
S: Baiklah, tapi saya akan bertanya dulu kepada ananda. Tolong ananda jelaskan, apa yang ananda fahami tentang “kemenangan” yang dijanjikan Rasulullah di akhir zaman bagi Ummat Islam.

K: Mmmm…yaitu berdirinya sebuah Daulah Islamiyyah berbentuk kekhalifahan…mmmm dan terealisasinya Hukum Islam secara kaffah.
S: Cukup bagus. Kira-kira bagaimana hal itu bisa dicapai.

K: Mmm….Saya tidak tahu….mmm dengan diplomasi atau kompromi rasanya tidak mungkin…mmm mungkin dengan jihad kali Pak.
S: Baiklah. Coba ingat-ingat kembali prinsip demokrasi. Yaitu prinsip menghargai perbedaan pendapat, adanya kompromi dan negosiasi dengan orang kafir, kompromi dengan orang Islam yang tidak faham Islam, seperti para nasionalis, aktifis HAM, adanya sistem satu suara lawan satu suara, sementara jumlah orang yang benar itu kata Rasulullah cuma sedikit. Menurut ananda, apakah mungkin Daulah Islamiyyah dan Hukum Islam kaffah tadi akan dapat ditegakkan dengan cara ini?

K: Mmmm….rasanya koq tidak mungkin Pak…Kalaupun mungkin…rasanya akan sangat lama sekali Pak…karena di sana ada kompromi dan sikap menghargai pendapat orang lain…agama lain…aturan lain…
S: Nak Khairul, itulah yang saya maksud dengan “kemustahilan”.

K: Tapi kalau kita meninggalkan demokrasi, bisa-bisa presiden kita akan dijabat oleh orang non-muslim, hukum-hukum bisa diganti oleh mereka dengan yang merugikan Islam. Bukankah begitu?
S: Ananda benar. Namun tetap saja, apakah hal itu akan membawa kepada “Kemenangan” seperti yang telah ananda definisikan tadi? Yaitu kemenangan hakiki, kemenangan yang kaffah?

K: Mustahil, karena di sana ada kompromi, ada toleransi.
S: Kalau mustahil, kenapa jalan itu tetap ditempuh?

K: Tapi, minimal kita telah berusaha untuk menyelamatkan kaum muslimin, walaupun saya tahu jalan itu tidak akan mencapai kemenangan yang hakiki kecuali dengan jihad.
S: Inilah salah satu “realita” yang saya maksud.

***

S: Tadi ananda sebut-sebut tentang menyelamatkan kaum muslimin. Sekarang saya mau bertanya, siapa sebenarnya yang harus ananda selamatkan di antara kaum muslimin itu?.

K: Tentunya yang paling penting adalah saya sendiri. Kemudian keluarga saya serta kaum muslimin seluruhnya. Kira-kira begitulah kalau saya urutkan menurut skala prioritas.
S: Baiklah. Lalu, apa sih sebenarnya yang harus anda selamatkan dari diri ananda, keluarga ananda dan kaum muslimin tadi.

K: Agar tidak jatuh pada kesyirikan baik besar maupun kecil. Itu yang paling utama, karena itulah inti dakwah para Nabi. Hal itu menjadi yang paling utama, karena itu adalah masalah surga dan neraka. Allah telah berfirman: “Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.
S: Baiklah. Setelah masalah syrik, kira-kira prioritas apalagi yang harus ananda selamatkan dari diri ananda, keluarga ananda dan kaum muslimin?

K: Kalau masalah surga dan neraka sudah terselamatkan, maka saya akan berusaha agar ibadah saya, keluarga saya dan kaum muslimin diterima oleh Allah. Adapun kuncinya cuma ada dua, yaitu ikhlash dan ittiba’ dengan menyempurnakan seluruh ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
S: Baiklah. Tadi saya telah jelaskan sebuah “realita” yang sedang dihadapi oleh Ummat Islam, yaitu bahwa Ummat Islam terpaksa harus memilih sistem demokrasi. Sekarang ananda akan saya bawa kepada realita yang kedua.

K: Realita apa itu Pak?
S: Ananda telah katakan bahwa prioritas utama dalam menyelamatkan ananda sendiri, keluarga dan kaum muslimin seluruhnya adalah dengan menjauhkan syirik. Kira-kira langkah apa yang akan ananda tempuh untuk menyampaikan hal itu kepada ummat, yang mereka itu suka tahayyul, penuh dengan khurofat, suka berkunjung ke makam-makam keramat untuk berdoa, jimat, jampi-jampi, perdukunan, mistik, dsb?

K: Tentu saya akan menyampaikannya di manapun kesempatan itu datang pada saya, insya Allah.
S: Apabila kesempatan itu ada di depan parlemen, anggap saja ananda memilih jalan itu, apakah ananda juga akan menyampaikannya? Mengusulkan kepada parlemen agar segera membuat aturan untuk melarang tour/ziarah ke kuburan-kuburan dan menutup pintu-pintu kemusyrikan?

K: Mmmmm…..

S: Baiklah. Nampaknya ada yang sedang ananda pertimbangkan kalau ananda harus menyampaikan hal itu di depan parlemen. Kalau begitu, bagaimana kalau kita turun ke jalan saja berdemonstrasi?

K: Mmmmm…..Rasanya juga tidak mungkin Pak, karena hal itu justru akan memecahbelah kaum muslimin dan membenci partai saya.
S: Kalau begitu ananda tidak konsisten. Bukankah tadi ananda katakan bahwa hal itu merupakan masalah surga dan neraka bagi ummat? Masalah yang menjadi prioritas pertama yang harus ananda selamatkan dari ummat? Dimanakah konsistensi ananda?

K: Bapak benar.
S: Selanjutnya ananda katakan bahwa prioritas yang kedua yang harus diselamatkan dari ummat adalah ibadah yang diterima oleh Allah dengan dua kuncinya yaitu ikhlash dan ittiba’. Ananda sudah tahu bahwa Ummat Islam ini telah berpecah belah dan banyak penyimpangan dalam peribadahan mereka. Ada yang sholat di kuburan, ada yang tahlilan, ada yang tidak perlu sholat kalau sudah sampai derajat tertentu (tarikat), ada yang menghalalkan musik padahal dalam hadits Bukhari jelas-jelas Rasulullah mengharamkan alat-alat musik, ada yang memotong ayam lalu mengelilingkan darahnya pada rumah yang baru di bangun, istighosah dan doa bersama dengan kaum kafir, ikut perayaan natalan, wanita karir, dsb. Kira-kira jalan apa yang akan ananda tempuh untuk menyampaikan prioritas kedua ini kepada kaum muslimin?

K: Mmmm….saya rasa hal-hal itu pun tidak mungkin bisa disampaikan melalui parlemen atau demonstrasi, karena tentunya akan memecahbelah ummat dan membenci partai saya. Lagipula itu kan masalah khilafiyyah.
S: Mengapa khilafiyyah?

K: Karena sebagian besar Ummat Islam Indonesia kan menganut madzhab Syafi’i, sehingga bisa saja berbeda dengan madzhab lain.
S: Ananda tidak perlu menyampaikan madzhab lain. Ananda cukup meluruskan pemahaman mereka tentang madzhab Syafi’i yang mereka anut itu. Yaitu bahwa Imam Syafi’i mengharamkan segala jenis jimat, jampe, berdoa di kuburan-kuburan, mengunjungi masjid-masjid yang ada kuburannya. Beliau tidak mengenal tahlilan. Beliau tidak mengenal sistem tarikat. Beliau melarang berdoa atau istighosah bersama orang kafir, merayakan perayaan keagaaman mereka. Beliau mengharamkan musik, menyuruh wanita tinggal di rumah, dsb.

K: Mmmmm……
S: Baiklah. Kalau begitu, kapan dan dimana ananda merasa lebih nyaman untuk menyampaikan masalah-masalah itu kepada ummat?

K: Mungkin di masjid-masjid, masjlis ta’lim, madrasah, pesantren…
S: Justru tempat itulah yang dihinakan oleh orang-orang yang mengagungkan dakwah lewat parlemen. Seolah-oleh parlemen adalah tempat yang mulia untuk berdakwah. Mereka menghinakan orang yang dakwah dari masjid ke masjid, seolah melupakan permasalahan ummat….Padahal siapa sebenarnya yang melupakan atau pura-pura lupa akan “permasalahan terpenting” ummat?

K: Mmmmm…..
S: Baiklah, bagaimana kalau ananda meyampaikannya di dalam kampanye sewaktu berkunjung ke daerah-daerah?

K: Maksud Bapak menyampaikan masalah syirik dan penyimpangan ibadah dalam kampanye?
S: Ya. Karena kata ananda itu adalah prioritas pertama dan kedua.

K: Tentu baru beberapa menit mereka akan lari Pak.
S: Kalau begitu, materi apa yang akan ananda sampaikan dalam kesempatan kampanye itu?
K: Tentang program kristenisasi, tentang ketidakadilan, tentang korupsi, tentang pornografi, tentang harga-harga yang naik terus, tentang pengangguran, dan masih banyak lagi.
S: Ananda sungguh sangat tidak konsisten.

K: Kenapa begitu Pak?
S: Karena tadi ananda mengatakan bahwa prioritas dakwah yang harus disampaikan kepada ummat adalah syririk, kemudian yang kedua adalah cara beribadah yang benar.

K: Dalam berkampanye kan kita harus terlebih dahulu menyentil ummat dengan masalah-masalah seputar mereka agar mereka setuju dengan kita lalu menyerahkan suaranya kepada kita. Sehingga nantinya kita bisa membela mereka di hadapan parlemen.
S: Apa yang akan ananda bela di hadapan parlemen? Apakah ananda akan meminta parlemen untuk mengampuni kesyirikan mereka, penyimpangan ibadah mereka?

***

K: Mengenai masalah tauhid/syirik dan penyimpangan ibadah, walaupun itu menjadi prioritas dakwah, tapi masih bisa disampaikan oleh rekan-rekan dari devisi dakwah pada kesempatan yang lain.
S: Sebenarnya pada poin ini ananda sudah tidak konsisten terhadap prinsip-prinsip ananda sendiri. Tapi baiklah, kalau seandainya itu merupakan tanggungjawab dari devisi dakwah. Akan tetapi, devisi dakwah partai manakah yang dengan lantang menyerukan pemberantasan kesyirikan dan penyimpangan ibadah? Partai Islam manakah yang berani menentang masuknya paham syi’ah ke Indonesia? Hampir semua devisi dakwah mengatakan bahwa kita harus bertoleransi demi menjaga keutuhan ummat. Apakah mereka berusaha menutup mata ketika ahlu sunnah dibantai di negara yang mayoritas syi’ah, ulamanya dipenjara dan disiksa? Apa sikap ananda terhadap mereka? Padahal mereka itu senantiasa menghujat para shahabat Nabi? Bagaimana kalau banyak kaum muda yang tertarik masuk syi’ah? Sungguh ananda tidak sedang berusaha membela agama ananda, tidak sedang berupaya memurnikan Islam. Ananda tidak sedang menyelamatkan ummat ini, apa sebenarnya yang sedang ananda selamatkan?

K: Mmmm…..
S: Baiklah, katakanlah ternyata ada devisi dakwah sebuah partai yang berani berkata seperti itu, walaupun saya belum melihatnya di Indonesia saat ini. Lalu, manakah yang lebih baik, berdakwah dengan membawa-bawa nama partai, berbaju dengan baju partai, atau berdakwah dengan tidak mengatasnamakan kelompok tertentu. Kira-kira manakah dakwah yang mudah diterima oleh masyarakat Indonesia? dan lebih dicintai Allah?

***

S: Ananda, justru tanggungjawab ada di pundak ananda sebagai juru dakwah. Saat kampanye, adalah saat ananda pertama kali berjumpa dengan kaum muslimin dan mungkin tidak akan pernah lagi ananda berjumpa dengan mereka. Mengapa ananda tidak berusaha menyelamatkan mereka dengan hal-hal yang pokok? Padahal masalah sesungguhnya yang hakiki yang sedang menyelimuti mereka adalah sesuatu yang akan mejerumuskan mereka ke dalam neraka? Yaitu syirik dan penyimpangan ibadah. Adakah masalah yang lebih besar dari itu sehingga ananda mengesampingkannya? Inilah yang saya maksud dengan realita yang kedua.

K: Pak Sholeh, apa yang akan Bapak nasehatkan untuk diri saya?
S: Ananda, demokrasi adalah sesuatu yang dharuri. Begitu (bahkan) kata sebagian ulama yang membolehkan demokrasi. Namun herannya ada diantara kaum muslimin yang bangga dengan julukan pejuang-pejuang demokrasi. Padahal, apabila kita melihat prinsip-prinsip demokrasi, maka semakin suatu negara menuju kepada kesempurnaan demokrasi, maka setiap orang akan semakin bebas untuk mengeluarkan ide dan pendapatnya.

Ananda, sekarang ananda tinggal memilih salah satu dari dua jalan. Ada jalan demokrasi dan ada jalan dakwah nubuwwah. Namun keduanya bagaikan keping mata uang yang saling berseberangan. Yang satu penuh toleransi dan ada padanya pengorbanan akidah, yang satunya penuh ketegasan dan lebih dekat kepada terselamatkannya akidah. Tentu pada kedua jalan itu ada kesempatan kita untuk beribadah dan berjuang secara maksimal. Pada keduanya juga ada manfaat bagi kaum muslimin, tergantung jenis manfaat apa yang akan diperjuangkan. Gunakanlah bashiroh serta hikmah yang mendalam. Ananda bebas memilih salah satu dari kedua jalan itu. Pilihlah jalan yang dapat menyelamatkan ananda sendiri dan kaum muslimin dari adzab neraka, serta bermanfaat bagi Agama Islam dengan membela “kemurniannya.” Juga nasehat saya, takutlah untuk tidak melanggar/mengorbankan hukum-hukum Allah dalam memperjuangkan kebenaran tersebut.

Apapun yang menjadi keputusan ananda, maka hal itu tidak boleh menyebabkan perpecahan dengan orang yang berseberangan dengan ananda. Apalagi tentunya kalau ananda memilih jalan demokrasi, ananda tentu akan lebih bisa menghargai pendapat orang lain. Persatuan tetap merupakan perintah dari Allah. Berta’awuun untuk amar ma’ruf nahi mungkar bersama setiap orang Islam tetap merupakan perintah Allah.

Tak terasa waktu sudah mendekati adzan maghrib. Kebetulan terlihat Pak Ahmad (ketua salah satu partai Islam) datang ke mesjid untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib. Mereka berdua segera menghampirinya. Pemuda Khoriul membuka percakapan:

K: Assalamu’alaikum Pak Ahmad?
Pak Ahmad (A): Wa’alaikumussalam, eh Nak Khoirul dan Pak Sholeh. Apa kabar nih?

K: Alhamdulillah kami berdua baik-baik saja. Maaf kami sengaja menghampiri Bapak untuk menyampaikan sesuatu.
A: Ah, kok terasa formal sekali. Apa yang akan ananda sampaikan Nak Khoirul. Jangan membuat Bapak kaget ya!

K: Tidak Pak. Kami cuma ingin menyampaikan bahwa dalam menghadapi Program kristenisasi “Jusuf 2004” ini, saya dan Pak Sholeh siap menyampaikan masalah ini di masjid-masjid, masjlis ta’lim, pesantren-pesantren yang biasa kami dakwah di dalamnya.
A: Masya Allah….Masya Allah….Bapak sangat bersyukur sekali Nak Khoirul. Ini merupakan suatu nikmat yang paling berharga yang Bapak peroleh hari ini. Mudah-mudahan keinginan ananda dan Pak Sholeh diridhoi Allah. Teman-teman di partai pasti akan sangat senang sekali mendengarnya. Oya, apakah ini berarti Nak Khoirul dan Pak Sholeh akan bergabung dengan partai kami, memakai baju kami?

Pemuda Khoirul tidak menjawab. Kedua matanya beradu tatapan dengan Pak Sholeh. Saling memandang dan terdiam bisu. Dia tidak bisa menjawab.Teringat semua argumentasi Pak Sholeh tentang demokrasi. Tentang bagaimana prinsip bebas berpendapat, menghargai pendapat, yang justru akan memberikan kesempatan bagi orang jahat untuk menghalangi kebenaran dengan mengatasnamakan HAM, tentang bagaimana setiap partai harus mendulang suara, padahal jumlah orang baik di akhir zaman itu hanya sedikit. Teringat kembali betapa akan banyak pencampuran antara yang hak dan yang batil. Teringat kembali akan sifat-sifat hizbullah (partai Allah), yang diantaranya adalah keras terhadap orang kafir dan berkasihsayang dengan sesama muslim. Teringat akan adanya kemustahilan dalam pencapaian kemenangan melalui kompromi dan toleransi. Teringat bagaimana kemenangan hakiki itu bisa dipetik hanya dengan jihad, bukan dengan kompromi atau toleransi. Teringat akan adanya realita-realita. Teringat akan kaum muslimin yang sedang berkubang dalam lumpur syirik dan penyimpangan ibadah. Teringat bagaimana demokrasi akan menghambat penyampaian kebenaran dengan alasan persatuan ummat. Teringat akan persatuan ummat secara jasadi warruhi. Teringat akan wasiat Rasulullah kepada orang-orang yang hidup di akhir zaman untuk ruju’ (kembali) kepada Kitabullah, Sunnah Rasul dan Ijma para shahabat. Teringat akan makna “kembali”, yaitu dengan menyampaikan pendidikan kepada ummat (tarbiyyah) dan memurnikan agama Islam (tashfiyyah).

Adzan Maghrib nyaring berkumandang. Pemuda Khoirul belum juga menjawab pertanyaan Pak Ahmad. Dirasakannya betul bagaimana reaksi Pak Ahmad kalau dia harus mengatakan “tidak!”. Tentu akan panjang sekali penjelasan yang harus disampaikan, akan sulit sekali difahami, dikaji dan diputuskan, akan ada kembali sebuah diskusi yang panjang dan melelahkan, diskusi tentang sebuah dilema bagi ummat Islam. Dilema yang seolah di dalamnya ada kebaikan namun ada juga keburukan yang ganas. Dilema yang menjadi perdebatan kaum muslimin di akhir zaman. Dilema yang terkadang menjadikan perdebatan menjurus kepada tidak saling menghargai pendapat. Itulah sebuah dilema yang butuh kehati-hatian dan bashiroh yang mendalam dalam memahaminya. Dilema yang butuh hikmah dalam menjawabanya .Dilema Simalakama !

Dhahran-Saudi Arabia, Ahad 22 Sha’baan 1424 H.

Kumpulan Ayat dan Hadist

Allah Maha Mengetahui;
Tak luput sedikitpun …
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبّرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِى ظُلُمتِ اْلأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِى كِتبٍ مُّبِيْنَ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
[QS. Al An'aam(6): 59]

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلاَ تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاء وَلاَ أَصْغَرَ مِن ذَلِكَ وَلا أَكْبَرَ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupu di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar daripada itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
[QS. Yunus(10): 61]


Andaikata pohon jadi pena dan 7 lautan jadi tinta
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah:"Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).
[QS. Al Kahfi(18): 109]

وَلَوْ أَنَّمَا فِى اْلأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقَلمٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْبَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمتُ اللهِ إِنَّ اللهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[QS. Luqman(31): 27]

Tafakkur (memikirkan) Alam semesta

Unta, langit, gunung dan bumi
أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى السَّمَاء كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Maka, apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan ? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan ? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan ? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan ?
[QS Al Ghaasyiyah(88): 17-20]

أَفَلَمْ يَنظُرُوا إِلَى السَّمَاء فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikan dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?
[QS Qaaf(50): 6]

Burung-burung
أَلَمْ يَرَوْاْ إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاء مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلاَّ اللّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.
[QS. An Nahl(16): 79]

Bayang-bayang
أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ وَلَوْ شَاء لَجَعَلَهُ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا ثُمَّ قَبَضْنَاهُ إِلَيْنَا قَبْضًا يَسِيرًا
Apakah kamu tidak memperhatikan (tanda penciptaan) Rabbmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang ?
Dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian Kami tarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.
[QS Al Furqan(25): 45, 46]

Keseimbangan

مَّا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِن تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَهُوَ حَسِيرٌ
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
[QS. Al Mulk (67): 3-4]

Tanaman, air minum dan api
أَفَرَأَيْتُم مَّا تَحْرُثُونَ أَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ لَوْ نَشَاء لَجَعَلْنَاهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ إِنَّا لَمُغْرَمُونَ بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاء الَّذِي تَشْرَبُونَ أَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنزِلُونَ لَوْ نَشَاء جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ أَفَرَأَيْتُمُ النَّارَ الَّتِي تُورُونَ أَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنشِؤُونَ نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَمَتَاعًا لِّلْمُقْوِينَ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Maka terangkanlah kepadaku tentang (tanaman) yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya ?
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang. (Sambil berkata):"Sesungguhnya kami benar-bemar menderita kerugian",
“bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.” Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan ?
Kalau kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur ?
Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya ? Kami menjadikan api itu untuk peringatan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.
[QS. Al Waqi’ah(56): 63-74]



Langit, bumi, siang dan malam
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan kami ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
[QS Ali Imran(3): 190-191]


قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَاء أَفَلَا تَسْمَعُونَ قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ وَمِن رَّحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Katakanlah:"Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-memerus sampai hari kiamat, siapakah Ilah selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu Maka apakah kamu tidak mendengar?"
Katakanlah:"Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Ilah selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
[QS. Al Qashash(28): 71-73]

Mendahulukan sesuatu atas nash


Prasangka tidak berguna untuk mencapai kebenaran
إِنَّ الظَّنَّ لاَيُغْنِى مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
".. Sesungguhnya prasangka itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.."
[QS Yunus: 36]

Bisa jadi menurut akal baik, tapi…
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَكُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوْاشَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا ش!يْئًا وَهُوَ شَرُّلَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُةْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
[QS. Al Baqarah(2): 216]

Mendahulukan nenek moyang
وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَاأَنْزَلَ اللهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ أَوَلَوْ كَانَءَابَآؤُهُمْ لاَيَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلاَيَهْتَدُوْنَ
Jika dikatakan kepada mereka, 'Ikutilah apa-apa yang diturunkan Allah dan kepada Rasul !' Mereka berkata, 'Kami akan mengikuti apa-apa yang kami dapati pada bapak-bapak kami." Apakah walaupun bapak-bapak mereka tidak berakal dan tidak pula memberikan petunjuk ?"
[QS Al Maidah(5): 104]

Andaikata kebenaran mengikuti hawa nafsu
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Qur'an) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.
[QS Al Mu'minuun(23): 71]



Kewajiban Mengikuti Rosul

Jika benar-benar cinta Allah
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌرَّخِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS Ali Imran(3): 31]


Diberi diterima, dilarang tinggalkan
وَمَا ءَاتَكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَانَهَكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَاب
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya."
[QS Al Hasyr(59): 7]

Siapa taat kepada Rosul, maka taat kepada Allah
وأرسلنك للناس رسولا، وكفى باالله شهيدا. من يطع الرسول فقد أطاع الله ومن تولى فمآ أرسلنك عليهم حفيظا
"Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. Barangsiapa mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka."
[QS An Nisa'(4): 79-80]


Tak ada pilihan lain

وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ، فَقَدْ ضَلَّ ضَلَلاًمُّبِيْنَا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, jika Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah ia telah sesat, sesat yang nyata.
[QS Al Ahzab(33): 36]

Jangan mendahului Allah dan RosulNya
يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُوْلَهِ وَتَّقُ اللهَ اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[QS Al Hujurat(49): 1]

Jangan meninggikan suara lebih dari suara Nabi
يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَرْفَعُوْا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْطِ النَّبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُوْا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dam janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.
[QS. Al Hujurat(49): 2]


Kewajiban Mengikuti Salafus Sholeh dalam Beragama

Ancaman mengikuti jalan selain jalan kaum mukminin
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيرًا
"Barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalannya kaum mukminin, Kami biarkan dia leluasa bergelimang dalam kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami akan masukkan ia ke dalam Jahannam dan Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali."
[QS An Nisa'(4): 115]

Yang dimaksud dengan 'jalan orang-orang mukmin' di atas, adalah jalan yang ditempuh rasul dan para shahabatnya pada waktu itu. Sebab yang disifati mukmin pada waktu turunnya ayat ini adalah para sahabat.

Jika tidak beriman seperti iman para shahabat
فَإِنْ ءَامَنُوْا بِمِثْلِ مَآءَا مَنْتُمْ بِهِ، فَقَدِ اهْتَدَوأ وَّإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَاهُمْ فِى شِقَاقٍ، فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ، وَهُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Maka kalau mereka mau beriman seperti iman kalian maka sungguh mereka akan mendapat petunjuk dan kalau mereka berpaling (dari iman ini) maka sungguh mereka akan terus-menerus dalam perpecahan dan permusuhan. Maka cukuplah bagi Allah (dalam menghadapi mereka) dan Dia itu Maha Mendengar dan Maha Mengetahui."
[QS Al Baqarah(2): 137]

Yang dimaksud dengan 'seperti iman kalian' pada ayat di atas adalah seperti imannya Rasulullah saw dan para shahabat. Dan apabila tidak seperti iman mereka, maka akan terus menerus dalam perpecahan dan permusuhan

Para shahabat adalah sebaik-baik ummat
كُنْتُمْ خَيْرُ أُمَّةِ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ
Kalian adalah ummat terbaik yang telah ditampilkan untuk manusia, kalian menyeru kebajikan dan mencegah kemungkaran serta beriman kepada Allah.
[QS Ali Imran(3): 110]

Allah telah ridho dengan mereka
وَالسَّبِقُوْنَ اْلأَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَاْلأَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِإِحْسَنٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيهَآ أَبَدًا، ذلِكَ الْفَوْزُالْعَظِيْمُ
Orang-orang yang terdahulu. Lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang Muhajirin dan Anhsor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik Allah ridlo kepada mereka dan merekapun ridlo kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.
[QS At Taubah(9): 100]


Anjuran Bersatu di Jalan Keselamatan

وَاَنَّ هذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ، ذلِكُمْ وَصكُمْ بِهِ، لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain. Karena jalan-jalan lain itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa."
[QS al An'aam: 153]

وَاعْنَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai."
[QS Ali 'Imran(3): 103]

وَلاَ تَكُوْ نُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شَيْعًا كَلُّ حِزْبٍ بِمَالَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan bangga terhadap apa yang ada pada golongan mereka."
[QS Ar Ruum(30): 31-32]


Keutamaan Orang-orang yang berilmu

Ditinggikan derajatnya
يَرْفَعُ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوالْعِلْمَ دَرَجَاتٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS Al Mujadillah: 11]

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?"
[QS Az Zumar: 9]

Yang paling takut kepada Allah

اِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah orang-orang yang berilmu.
[QS Fathir(35): 28]

إِنَّ الَّذِينَ أُوتُواْ الْعِلْمَ مِن قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّدًا وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِن كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولاً وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata:"Maha suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
[QS Al Israa(17): 107-109]


Larangan Taklid

Jangan mengikuti tanpa ilmu
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
Dan, janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban.
[QS Al Isra(17): 36]

Penyesalan akibat taklid
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِى النَّارِ يَقُولُونَ يَلَيْتَنَآ أَطَعْنَا اللهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولاَ، وَقَالُوا رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيْلاَ. رَبَّنَآ ءَاتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبْيرًا
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Alangkah baiknya andaikan kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul." Mereka berkata, "Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)." "Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar."
[QS Al Ahzab(33): 66-67]


Perilaku Nashoro

Menuhankan manusia
اتَخَذُوْا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَنَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوْا إِلا لِيَعْبُدُوْا اِلَهًا وَحِدًا، لآ إلَهَ إِلا هُوَ، سُبْحَنَهُ, عَمَا يُشْرٍكُوْنَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam. Padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah yang Maha Esa; tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
[QS At Taubah(9): 31]

اَلَّذِيْنَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُوْنَهُ كَمَا يَعْرِفُوْنَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
[QS Al Baqarah(2): 146]

Mengadakan bid’ah dalam agama
وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلاَّ ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآَتَيْنَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُوْنَ
Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya.Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang yang fasik.
[QS. Al Hadid(57): 27]


Perilaku Yahudi

Menipu atas nama agama
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيْقًا يَلْوُ,نَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتبِ لِتَحْسَبُوْهُ مِنَ الْكِتبِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتبِ وَيَقُوْلُوْنَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللهِ وَمَاهُوَ مِنْ عِنْدِ اللهِ وَيَقُوْلُوْنَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari al Kitab, padahal ia bukan dari al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.
[QS Ali Imran(3): 78]

Menyembunyikan ilmu dan menjual dengan murah
إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَهُ لِلنَّاسِ فِى الْكِتبِ أُوْلئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّعِنُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati.
[QS Al Baqarah(2): 159]

إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ أَنْزَلَ اللهُ مِنَ الْكِتبِ وَيَشْتَرُوْنَ بِهِ، ثَمَنًا قَلِيْلاً أُوْلئِكَ مَا يَأْ كُلُوْنَ فِى بُطُوْنِهِمْ إِلاَّ النَّارَ، وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيمَةِ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu al Kitab dan menjualnya dengan harga sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.
[QS Al Baqarah(2): 174]

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَمْ تَلْبِسُوْنَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan antara yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui.
[QS Ali Imran(3): 71]

Hanya iman sebagian, ingkar sebagian yang lain
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاء مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
[QS. Al Baqarah(2): 85]

Bagaikan keledai membawa kitab-kitab tebal
مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوْا التَّوْرةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارَا، بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بَئَايتِ اللهِ، وَاللهُ لاَ يَهْدِىالقَوْمَ الظّلِمِيْنَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat itu.
[QS Al Jumu'ah(62): 5]


Ingin hidup seribu tahun
وَلَتَجِدَنَهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِيْنَ أَشْرَكُوْا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللهُ بَصِيْرٌ بِمَا يَعْمَلُوْنَ
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, seloba-loba manusia kepada kehidupan (di dunia). bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur yang panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
[QS Al Baqarah(2): 96]

Ingin berhala tandingan
قَالُوا يَمُوسَى اجْعَل لَّنَآ اِلَهًا كَمَالَهُمْ اَلِهَةٌ قَالَ اِنَّكُمْ قَومٌ تَجْهَلُونَ
Bani Isroil berkata, "Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)."
Musa menjawab, "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang jahil."
[QS Al A'raaf(7): 138]



Tujuan Hidup Manusia

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[QS. Al Mulk (67): 2]

اَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَتُرْجَعُوْنِ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kau tidak akan dikembalikan kepada Kami ?
[QS Al Mukminun(23): 115]

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ مَآأُرِيْدُ مِنْهُمْ مِنْ رِّزْقِ وَمَآأُرِيْدُ أَنْ يُطْعِمُوْنِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi aku makan.
[QS Adz Dzariyat(51): 56]

قُلْ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَا تِى لِلّه رَبِّ اْلعَلَمِيْنَ لاَشَرِيْكَ لَهُ, وَبِذ لِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمُوْنَ
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabbku semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang-orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).
[QS Al An'aam(6): 162-163]



Kehidupan Dunia

Main-main dan senda gurau
وَمَاالْحَيَىةُالدُّنْيَآإِلاَّلَعِبٌ وَلَهْوٌ، وَلَلدَّارَاْلأخِرَةُ خَيرٌلِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ اَفَلاَ تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akherat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ?
[QS Al An'aam(6): 32]

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ اْلآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Tiadalah kehidupan dunia itu melainkan hanya main-main dan senda gurau. Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya andaikata mereka mengetahui.
[QS Al Ankabut(29): 64]

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ اْلأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَاْلأَنْعَامُ حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ اْلأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَاَزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيْدًا كَأَنْ لَّمْ تَغْنَي بِالْأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ اْلآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
[QS Yunus(10): 24]

Hanya sehari atau setengah hari saja
قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِىْ اْلأَرْضِ عَدَدَ سِنِيْنَ قَالُوْالَبِثْنَا يَوْمًاأَوْبَعْضَ يَوْمٍ فَسْئَلِ الْعَآدِّيْنَ قَالَ إِنْ لَّبِثْتُمْ إِلاَّ قَلِيْلاً لَّوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمْوُنَ اَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَتُرْجَعُوْنَ ؟
Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi ?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari", maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." "Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?"
[QS Al Mu'minun(23): 112-115]

Perhiasan Dunia
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
[QS Ali Imran(3): 14]

Jangan tertipu dunia
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَ يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَلِدِهِ وَلاَ مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئٌا إِنَّ وَعْدَ اللهَ حَقَّ فَلاَ تَغُرَنَّكُمُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَنَّكُمْ بِاللهِ الغَرُوْرُ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaithan) memperdayakan kamu dalam mentaati Allah.
[QS Luqman(31): 33]

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[QS Ali Imran (3): 104]

Ciri ummat terbaik
كُنْتُمْ خَيْرُ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمُعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ
Kalian adalah sebaik-baik ummat yang diciptakan untuk manusia, yang menyeru kepada kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah.
[QS Ali Imran(3): 110]

Manusia dalam kerugian
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ (2) إِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, dan beramal sholeh dan menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran.
[QS Al Ashr: 1-3]

Jangan mencampuradukkan haq dan batil, padahal tahu
وَلاَ تَلْبِسُوْا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوْا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
[QS Al Baqarah(2): 42]

Jihad dengan Al Qur’an
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya (Al Qur'an) dengan jihad yang besar.
[QS Al Furqan(25): 52]

Tidak meminta upah
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاء أَن يَتَّخِذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلًا
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Rabbnya."
[QS Al Furqan(25): 57]


Ancaman menyembunyikan ilmu
إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُوْلَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللهُ وَيَلْعَنُهُمُ اْللاَّعِنُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati,
[QS Al Baqarah(2): 159]

إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُوْنَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيْلاً أُوْلَئِكَ مَا يُأْكُلُوْنَ فِي بُطُوْنِهِمْ إِلاَّ النَّارِ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.
[QS. Al Baqarah(2): 174]

Sebaik-baik ucapan
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمَلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ المُسْلِمِيْنَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
[QS. Fushilat(41): 33]


Perkataan Menyelisihi Perbuatan
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللهِ أَنْ تَقُوْلُوْا مَا لاَ تَفْعَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat ? Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan.
[QS As Shaff(61): 2-3]

أَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ
Apakah kamu menyuruh orang-orang berbuat kebaikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab ? Maka tidakkah kamu berpikir ?
[QS Al Baqarah(2): 44]

Lain-lain

Jangan mengikuti pemimpin selainNya
اتَّبِعُوا مَآ أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلاَ تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ، أَوْلِيَاءَ قَلِيلاً مَّا تَذَكَّرُونَ
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kami sekalian mengambil pelajaran (daripadanya).
[QS Al A'raaf(7): 3]


Jika berbeda pendapat
فَإِنْ تَنَزَعْتُمْ فِىشَىْءٍ فَرُدُّوْهُ إِلَىاللهِ وَالرَّسُوْلِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا اللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ، ذَلِكَ خَيْرُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيْلاً
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.
[QS An Nisa'(4): 59]

فَلاَ وَرَبُّكَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ حَتَّى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَيَجِدُوْا فِىأَنْفُسِهِمْ خَرَجًا مِمًّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"Maka demi Rabbmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara mereka yang mereka perselisihkan. Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
[QS An Nisa(4): 65]

Sakaratul maut
وَلَوْ تَرَى اِذِالظَّلِمُوْنَ فِي غَمَرَتِ الْمَوْتِ وَالْمَلئِكَتُ بَاسِطُوآ اَيْدِيهِمْ اَخْرِجُوآ اَنْفُسَكُمْ الْيَومَ تُجْزَونَ عَذَابَالْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَىاللهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اَيَتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang dzalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, di mana para malaikat memukul (mereka) dengan tangannya (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya."
[QS Al An'aam(6): 93]


Mencari millah selain Islam
أَفَحُكْمَ الْجَـهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
[QS Al Maidah(5): 50]

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلَمِ دِيْنَا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَسِرِيْنَ
Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi.
[QS Ali Imran(3): 85]


Loyalitas dan permusuhan

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى إبْرَهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ، إِذْقَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَآؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْدُنِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ العَدَوَةُ وَالبَغْضّاءُ عَبْدًا حَتَّى تُعْمِنُوا بِاللهِ وَحْدَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya, ketika mereka berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan serta kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata."
[QS Al Mumtahanah(60): 4]

لاَّ تَحِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِااللهِ وَالْيَومِ اْلاَخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّاللهَ وَرَسُولِهِ, وَلَوْ كَانُوْا ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ, أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ اْلإِيمَنَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِّنْهُ، وَيُدْ خِلُهُمْ جَنَّـتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَااْلأَنْهَـرُ خَـلِدِيَنَ فِيهَا، رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ، أُولَـئِكَ حِزْبُ اللهِ، أَلَآ إنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadaNya. Dan dimasukkanNya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.
[QS Al Mujadalah(58): 22]


{ يَـأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَنْ دِينِهِ، فَسَوْفَيَأْتِى اللهُ بِقَومٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّنَهُ, أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَفِرِينَ يُجَــهِدُونَ فِى سَبِيلِ اللهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لاَئِمٍ }
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut kepada orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, yang tidak takut celaan orang yang suka mencela.
[QS Al Maidah(5): 54]


Sekutu cinta kepada Allah
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْدُونِ اللهِ أَنْدَادًا يُحِبُّنَهُمْ كَحُبِّ اللهِ، وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوآ أَشّدُّ حُبًّا لِّلَّهِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.
[QS Al Baqarah(2): 165]

{ قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْونُكُمْ وَأَزْوجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَأَمْولٌ أقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِّنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَجِهَادٍ فِى سَبِيْلِهِ، فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِىَ اللهُ بِأَمْرِهِ. وَاللهُ لاَ يَهْدِى الْقَوْمَ الْفسِقِيْنَ
Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
[QS At Taubah(9): 24]

Jangan takut kepada mereka
فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إنْكُنْتُمْ مُّؤْمِنِينَ
Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
[QS Ali Imran(3): 175]


Ujian bagi orang mukmin adalah sunatullah

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْيُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ ؟ وَلَقَدْ فَتَنَّاالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صّدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكّذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
[QS Al Ankabut(29): 2-3]

Kumpulan Hadits

Petunjuk DasarJalan yang lurus itu hanya satu;

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ خَطَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللهِ مُسْتَقِيمًا قَالَ ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ السُّبُلُ وَلَيْسَ مِنْهَا سَبِيلٌ إِلاَّ عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ ( وَإِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ )

, ia berkata, 'RasulullahtDari Ibnu Mas'ud  shallallahu’alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya, seraya bersabda kepada kami, "Ini jalan Allah yang lurus."
Dan beliau membuat garis-garis banyak sekali di kanan kirinya, seraya bersabda,
"Ini jalan-jalan yang tak satu pun terlepas dari intaian syetan untuk menyesatkan."
Kemudian beliau membaca ayat 153 surat Al An'aam,
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain." [HR Ahmad no 4205, Nasa'i; SHAHIH]

Petunjuk terbaik dan perkara terjelek
 bersabda:rRasulullah
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثُ كِتَابَ الله، وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٌ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةُ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارٍ.
"Sesungguhnya sebaik-baik berita adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Rasulullah, dan seburuk-buruk perkara (agama) adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan itu di neraka." [HR Muslim]

Wasiat Nabi menjelang wafat tentang menyikapi perselisihan
Diriwayatkan , 'Rasulullah shalat Shubuh bersama kami,tdari Irbadl bin Sariyah  kemudian memberi nasehat dengan nasehat yang baik, yang dapat meneteskan air mata dan menggetarkan hati para pendengarnya. Lalu berkata salah seorang shahabat, "Wahai Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat terakhir, oleh karena itu nasehati kami."
Lalu Nabi bersabda:
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِىٌّ. فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةِ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat, sekalipun kepada seorang hamba keturunan Habsyi. Maka sesungguhnya, barangsiapa diantara kamu hidup (pada saat itu), maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan pendapat. (Oleh karena itu), hendaklah kamu mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petuunjuk. Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu, dan waspadalah kamu terhadap perkara yang diada-adakan (bid'ah), karena setiap bid'ah itu adalah sesat."
[HR Ahmad IV/126-127, Abu Dawud 4583, Tirmidzi 2676, Ibnu Majah 43, Ad darimi I/44-45, Al Bagawi I/205, Syarah as-Sunah, dan Tirmidzi berkata hadits ini hasan shahih, dan shahih menurut syaikh Al Albani]

Warisan yang sangat jelas dan terang
 bersabda,rRasulullah
لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا بَعْدِى إِلاَّهَالِكٌ
"Sungguh aku telah meninggalkan kalian dalam keadaan di atas (sunnah / petunjuk) yang keputihan malam harinya seperti siang hari. Tidak ada yang menyimpang daripadanya melainkan orang-orang yang binasa"
[HR Ibnu Majah: hal 16 no 43,44, Ibnu Abi 'Ashim dalam as Sunnah 1/26-27 no 47,48,49; dishahihkan Syaikh Nashiruddin al Albani]

Jangan menyimpang dari Al Jama’ah

 bersabda,r, Rasulullah tDari Ibnu Abbas
إِنَّ اللهَ لاَ يَجْمَعُ أُمَّتِي أَوْ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ضَلاَلَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
"Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan ummatku (atau ummat Muhammad) di atas kesesatan. Dan tangan Allah bersama Al Jama'ah. Barangsiapa menyimpang dari Al Jama'ah, berarti ia menyimpang ke neraka."
[HR Tirmidzi: 2167, Mustadrak Al Hakim: 1/115, Ibnu Abi 'Ashim dlm As Sunnah: 80]

Banyak tanya dan menyelisihi Nabi penyebab kehancuran

 bersabda:r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
"Biarkan aku dengan apa yang aku tinggalkan ! Sesungguhnya, hancurnya orang-orang sebelum kamu karena banyaknya pertanyaan dan perselisihan (protes) kepada nabi-nabi mereka. Maka apa yang aku larang, tinggalkanlah dan apa yang aku perintahkan, kerjakanlah semampu kalian."
[HR Bukhari Kitabul I’tishom bil kitab wa sunnah no 6744(kt)]

Perkara halal, haram dan syubhat
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ
“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas dan sesungguhnya perkara yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara yang syubhat (samar-samar) yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka barangsiapa menjaga dirinya dari syubhat itu, maka dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terjerumus ke hal yang syubhat itu maka dia terjerumus ke perkara yang haram. Seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tempat yang di batasi, hampir ia jatuh padanya.”
[HR Bukhari, Muslim]


Tauhid dan Syirik

Hak Allah atas hamba dan hak hamba atas Allah
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ قَالَ فَقَالَ يَا مُعَاذُ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ قَالَ قُلْتُ الله وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا
,tDari Muadz bin Jabal   di atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku:r“Aku pernah dibonceng Nabi
“Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah ?”
Aku menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”
Beliau pun bersabda, “Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya. Sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah: bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaNya.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang ?”
Beliau menjawab, “Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri” [HR Muslim bab Kitabul Iman no 44(kt)]

Dosa sepenuh jagad, tetapi mati dalam keadaan tidak syirik
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى ... يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلاَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لاَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لاَ نَعْرِفُهُ إلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
 bersabda,r, ‘Aku mendengar Rasulullah tDari Anas bin Malik
I“Allah  berfirman: (dalam hadits yang panjang) ...
Wahai bani Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan dosa sepenuh jagad, sedangkan kamu ketika mati berada dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaKu, niscaya akan Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh jagad pula.” [HR Tirmidzi; dinyatakan hasan oleh Tirmidzi]

Siapa 70000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab ?
أَخْبَرَنَا حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ قُلْتُ أَنَا ثُمَّ قُلْتُ أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلاَةٍ وَلَكِنِّي لُدِغْتُ قَالَ فَمَاذَا صَنَعْتَ قُلْتُ اسْتَرْقَيْتُ قَالَ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ قُلْتُ حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِيُّ فَقَالَ وَمَا حَدَّثَكُمُ الشَّعْبِيُّ قُلْتُ حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ اْلاَسْلَمِيِّ أَنَّهُ قَالَ لاَ رُقْيَةَ إلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَةٍ فَقَالَ قَدْ أَحْسَنَ مَنِ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِعَ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ اْلأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلاَنِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي فَقِيلَ لِي هَذَا مُوسَى صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى اْلأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي انْظُرْ إِلَى اْلأُفُقِ الْآخَرِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمِ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمِ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي اْللإِسْلاَمِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللهِ وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمِ الَّذِينَ لاَ يَرْقُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
 menuturkan,tHushain bin Abdurrahman
“Suatu ketika aku berada di sisi Said bin Jubair, lalu dia bertanya, “Siapakah di antara kalian melihat bintang yang jatuh semalam.”
Aku pun menjawab, “Aku”. Kemudian aku berkata lagi, “Ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak dalam keadan sholat, tetapi terkena sengatan kalajengking.”
Ia lalu bertanya, “Lalu apa yang kamu perbuat”
Jawabku, “Aku meminta ruqyah”
Ia bertanya lagi, “Apakah yang mendorong dirimu untuk melakukan hal itu ?”
Jawabku, “Yaitu sebuah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi kepada kami.”
Ia bertanya lagi, “Dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu ?”
Kataku, “Dia menuturkan kepada kami hadits dari Buraidah bin Al Hushaib:
“Tidak boleh ruqyah kecuali karena air atau terkena sengatan ...”
Said pun berkata, “Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya. Tetapi Ibnu Abbas menuturkan kepada kami hadits , bahwa beliau bersabda:rdari Nabi
“Telah diperlihatkan kepadaku ummat-ummat. Aku melihat seorang nabi, bersamanya beberapa orang, dan seorang nabi, bersamanya satu dan dua orang, serta seorang nabi dan tak seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku suatu jumlah yang banyak, aku pun mengira bahwa mereka itu adalah ummatku, tetapi dikatakan kepadaku: Ini adalah Musa bersama kaumnya. Lalu, tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah besar pula. Maka dikatakan kepadaku: ‘Ini adalah ummatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang mereka itu masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.”
Kemudian beliau bangkit dan segera memasuki rumahnya. Maka orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu. Ada di antara mereka yang berkata: ‘Mungkin saja mereka itu orang yang menjadi shahabat .’ Ada lagi yang berkata, ‘Mungkin saja mereka iturRasulullah orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam, sehingga tidak pernah mereka berbuat syirik sedikitpun kepada Allah.’ Dan mereka menyebutkan beberapa perkara.
 keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda,rKetika Rasulullah
“Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan, tidak melakukan tathayyur dan mereka bertawakkal kepada Tuhan mereka.” [HR Bukhari, Muslim; Lafadz Muslim]

Ketergantungan hamba atas Allah
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَى عَنِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
 berfirman (hadits qudsi),I, bahwasanya Allah r dari Nabi tDari Abu Dzar 
“Wahai hamba-hambaKu, ssungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diriKu dan Aku menjadikan sesuatu yang haram atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.
Wahai hamba-hambaKu, kalian semua sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mintalah petunjuk dariKu, niscaya Aku berikan kalian petunjuk.
Wahai hamba-hambaKu, kalian semua lapar, kecuali orang yang Aku beri makan. Mintalah makan kepadaKu, niscaya Aku beri makan kalian.
Wahai hamba-hambaKu, kalian semua telanjang, kecuali orang yang Aku anugerahi pakaian. Oleh karena itu mohonlah kepadaKu pakaian, niscaya Aku anugerahi kalian pakaian.
Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa di malam dan siang hari dan Aku mengampuni segala dosa-dosa. Oleh karena itu, mintalah ampunan kepadaKu, niscaya Aku mengampuni kalian.
Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian tidak pernah sanggup mendatangkan mudarat bagiKu dan kalian tidak akan pernah sanggup mendatangkan manfaat untukKu.
Wahai hamba-hambaKu, seandainya orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian dari kalangan manusia dan jin dari kalian semuanya bertaqwa seperti orang yang paling taqwa di antara kalian, hal ini tidak akan menambah di dalam kerajaanKu sedikit pun.
Wahai hamba-hambaKu, andaikata para pendahulu dan orang-orang terkemudian dari kalangan manusia dan jin dari kalian semuanya durhaka seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, hal ini tidak akan mengurangi di dalam kerajaanKu sedikit pun.
Wahai hamba-hambaKu, andaikata para pendahulu dan orang-orang terkemudian dari kalangan manusia dan jin dari kalian berada di suatu tempat, lalu mereka memohon kepadaKu dan Aku mengabulkan permohonan mereka, hal ini tidak akan mengurangi apa yang Aku miliki, melainkan seperti berkurangnya samudra luas bila dicelupkan ke dalamnya sebuah jarum.
Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya amal kalian yang akan Aku perhitungkan, kemudian Kubalas amal kalian. Oleh karena itu, barangsiapa yang mendapat kebaikan, maka hendaklah memanjatkan puji kepada Allah. Dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu, maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” [Shahih Muslim no 4674(kt)]

Samarnya syirik dan doa agar terhindar darinya
 bersabda:rRasulullah
الشِّرْكُ فِيْكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ, وَسَأَدُلُكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتَهُ أُذْهِبَ عَنْكَ صِغَارُ الشِّرْكِ وَكِبَارُهُ, تَقُوْلُ: اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ, وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَالاَ أَعْلَمُ
“Syirik yang ada di dalam dirimu itu lebih samar daripada jalan semut secara pelan-pelan, dan aku akan menunjukkan kepadamu sesuatu yang apabila kamu mengamalkannya, niscaya akan hilang darimu syirik kecil dan besarnya, yaitu hendaklah kamu mengucapkan: “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari mempersekutukanMu sedang aku mengetahui, dan ampunilah aku dari apa-apa yang tidak aku ketahui.”
[HR Ahmad, Fathul Kabir: 2/181, Shahih Jami’us Shaghir: 3/233 no 36]

Nasehat Nabi kepada seorang pemuda
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ اْلأَُقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
 pada suatu hari, maka beliau bersabda,r, ia berkata ‘ Saya pernah berada di belakang Nabi tDari Ibnu Abbas
“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah pasti engkau akan mendapatkanNya di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah. Jika engkau minta tolong, mintalah tolong kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya andaikata ummat manusia bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya tiadalah mereka dapat melakukan hal itu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika mereka bersatu mencelakakan kamu dengan sesuatu, niscaya tiadalah mereka dapat mencelakakan kamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu.
Telah diangkat pena dan telah kering tinta lembaran-lembaran itu.” [HR Tirmidzi no 2440 (kt), Ahmad; Tirmidzi berkata hadits ini hasan shahih]

Mencari pahala dari sekutu Allah pada hari kiamat
 bersabda:rRasulullah
إِذَا جَمَعَ اللهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيهِ نَادَى مُنَادٍ مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ أَحَدًا فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ
“Ketika Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian pada hari yang tidak diragukan lagi, maka ada yang menyeru: “Barangsiapa dalam amal yang dilakukannya telah mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka hendaklah dia mencari pahalanya dari sesuatu itu. Sesungguhnya Allah terlalu kaya untuk dipersekutukan.”
[HR Tirmidzi: 3154; Abu Isa berkata hadits ini hasan gharib]

Apa itu syirik kecil ?
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلأَُصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ اْلأَُصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمُ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً ؟
 bersabda,r, Rasulullah tDari Muhammad bin Labid
“Sesungguhnya yang aku takutkan kepada kalian adalah syirik kecil.”
Shahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah ?”
 menjawab, “Riya’.Pada hari kiamat, ketika Allah hendak membalas amalan manusia, maka Dia berfirman:rNabi 
“Pergilah kamu kepada orang-orang yang kamu ingin dia melihatnya. Maka lihatlah apakah mereka bisa memberikan pahala ?”
[HR Ahmad no 22523(kt)]

Syirik khofi
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ قَالَ قُلْنَا بَلَى فَقَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
 bersabda:r, Rasulullah tDari Abu Sa’id al Khudri
“Tidaklah aku kabarkan kepadamu sesuatu yang lebih aku takutkan atas kamu di sisiku daripada kedustaan Dajjal, yaitu syirik Khafi: yaitu seseorang berdiri sholat lalu memperbagus shalatnya karena tahu dilihat orang.” [HR Ibnu Majah no 4194(kt)]


Perdukunan

Ancaman bertanya/mendatangi dukun
 bersabda,rRasulullah
مَنْ أَتَى عَرَّافً فَسَاّلُهُ عَنْ يَيءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاّةٌ أَرْبَعِيْنَ يَومً
"Barangsiapa mendatangi A'raaf (tukang tenung) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima sholatnya selama 40 hari."
[HR Muslim]

Ancaman membenarkan dukun
 bersabda,r, Nabi tDari Abu Hurairah
مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Barangsiapa mendatangi 'arraf atau kahin dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan Muhammad"
[HR 4 Ahlus sunan; dishahihkan oleh Hakim]

Arraf adalah orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat, yang bisa menunjukkan barang yang dicuri atau tempat kehilangan suatu barang. Sedangkan Kahin ialah orang yang memberitakan hal-hal ghaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung di hati.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, 'Arraf, Kahin, Munajjim atau ahli nujum adalah nama yang sama untuk kedua nama di atas. [Al Jami'ul Farid hal 124]

Bukan golongan Nabi
 bersabda,r, ia berkata Rasulullah tDari 'Imran bin Husein
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ اوْ نُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنّ لَهُ أّوْ سَحَّرَ أَوْ سُحِّرَ لَهُ وَمَا أّتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan untung berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain, yang bertanya dan yang menyampaikannya, atau yang bertanya kepada dukun atau yang mendukuninya, atau yang menyihur dan yang meminta sihir untuknya. Dan barangsiapa yang mendatangi Kahin dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir dari apa yang diturunkan kepada ."rMuhammad 
[HR Al Bazzar; sanadnya Jayyid]


Sholat

Diutus memerangi manusia
 bersabda,r, Rasulullah tDari Ibnu Umar
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فَمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلاَّ بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ
“Aku diperintah memerangi manusia sehingga mereka mengakui bahwa tiada Ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, dan mendirikan sholat dan mengeluarkan zakat. Maka jika melakukan semua itu, terpelihara darah dan harta mereka, kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungan mereka terserah kepada Allah.”
[HR Bukhari, Muslim: no 29]


Batas seseorang dengan syirik dan kekufuran
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُوْلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِا
“Sesungguhnya batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.” [HR Muslim]


Ilmu Agama

Hanya melalui proses belajar dan sabar
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
اِنَّمَا العِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ، وَمَنْ يَتَحَرَّ الخَيْرَ يُعْتِهِ وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّيُوقِهِ
"Sesungguhnya ilmu pengetahuan hanyalah melalui proses belajar, kesabaran dengan berlatih sabar. Barangsiapa meniti (mencari) kebajikan, maka dia akan diberi kebajikan itu. Dan barangsiapa menjauhi kejahatan, maka dia akan dijauhkan darinya."
[HR Al Khathib: 9/127, Silsilah hadits shohih no 342; hasan]

Yang dikehendaki kebaikan
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقّهْهُ فِى الدّيْنِ
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka difaqihkan (diberi pendalaman) ia tentang ilmu agama."
[HR Bukhari, Muslim: 3/175]

Dimudahkan jalan ke sorga
مَنْ سلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu agama, Allah akan memudahkan jalan baginya menuju sorga."
[HR Muslim: 4/38]

Menuntut ilmu agama termasuk fi sabilillah
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
"Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu agama, maka ia berada di jalan Allah hingga kembali pulang."
[HR Tirmidzi: 5/2647; isnadnya hasan gharib menurutnya]

Amal yang tak terputus
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ، إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ
"Jika anak Adam meninggal, terputuslah amalannya, kecuali tiga hal: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya."
[HR Muslim: 3/14]

Kewajiban setiap muslim
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim."
[HR Ibnu Majah: 1/224; sanadnya hasan]

Laknat untuk dunia dan isinya, kecuali 3 hal
الدَّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيْهَا، إِلاَّ ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى وَمَا وَالاَهُ، وَعَالِمًا أَوْمُتَعَلّمًا
"Dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala apa yang ada padanya, kecuali dzikrullah dan yang menolongNya, orang yang berilmu dan penuntut ilmu."
[HR Tirmidzi: 4/2322; isnadnya hasan gharib menurutnya]

Keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرَ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. وَأَنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ. وَاَنَّ الأَنْبِيَاءِ لَمْ يُورِثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَبِهِ أَخَذَ بِحَظَّ وَافِرٍ
"Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan dengan seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu pewaris para nabi. Nabi-nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya (mempelajarinya), berarti mengambil bagian yang banyak."
[HR Tirmidzi: 5/2685]

Mencari ilmu agama bukan karena mencari keridhaan Allah
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَىبِهِ وَجْهُ اللهِ لاَ يَتَعَلَّمُهُ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عِرْفَ الْجَنَّةِ
"Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu, yang sepantasnya dengan ilmu itu ia mencari ridla Allah, namun ternyata untuk memperoleh harta dunia, niscaya ia tak akan mencium bau sorga di hari kiamat kelak."
[HR Ahmad: 2/338, Ibnu Majah: 1/25]

"Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk membanggakan diri di hadapan ulama, bertengkar dengan orang-orang bodoh dan memperbincangkannya di majelis-majelis ilmu untuk menarik perhatian. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka tempatnya adalah neraka."
[HR Hakim: 1/86, Ibnu Majah: 1/254, Ibnu Hibban dlm shahihnya; isnadnya hasan]

Tanda kiamat: dituntutnya ilmu dari orang-orang kecil (yakni orang bodoh/ahlul bid’ah)
 bersabda:r, bahwa Rasulullah tDari Abi Umayyah al Jahmi
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ثَلاَثٌ إِحْدَاهُنَّ أَنْ يَلْتَمِسَ الْعِلْمَ عِنْدَ اْلأَصَاغِرِ
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat itu ada 3, salah satunya ialah akan dituntutnya ilmu dari Al-Ashaghir (orang-orang kecil)."
[HR Ibnul Mubarok dlm Az Zuhd hal 20-21, Al Albani berkara: "Shahih" dlm Shahih Jami'us Shaghir 2:243 no 2203. Dan Al Hafizh Ibnu Hajar menjadikannya syahid dalam Fathul Bari I:143]

Ancaman Menyembunyikan ilmu
 bersabda,rRasulullah
مَنْ كَتَمَ عِلْمًا اَلْجَمَهَ اللهُ بِلِجَامٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu, niscaya Allah akan memakaikan kekang dari api neraka padanya pada hari kiamat kelak."
[HR Abu Dawud 4/9, Ibnu Majah 1/264]


Kebodohan

Kebodohan tentang ilmu agama merupakan tanda dekatnya kiamat
 bersabda:r, ia berkata, Rasulullah tDari Anas bin Malik
اِنَّ مِنْ اَشْرَطِ السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ فِيْهَا الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ
"Sesungguhnya diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu dan dikokohkannya kebodohan."
[HR Bukhari, Muslim; Syarah An Nawawi XVI: 221, Ahmad, Ibnu Majah]

 bersabda:r, berkata, 'Ketika aku duduk bersama Abu Musa dan Abdullah, mereka berdua berkata: Rasulullah tDari Abi Wail
اِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ اَيَّامًا يُرْفَعُ فِيْهَا الْعِلْمٌ وَيَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيَكْثُرُ فِيْهَا الْهَرَجُ وَالْمَرَجُ
"Sebelum terjadi kiamat, terlebih dahulu diangkatlah ilmu dan muncullah kebodohan (di mana-mana), dan banyak terjadi pembunuhan."
[HR Bukhari, Muslim; Syarah An Nawawi XVI: 222]

Pengikut musyrikin dan Penyembah berhala pada ummat ini di akhir zaman
 bersabda,rNabi
وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي اْلأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ وَإِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِي أُمَّتِي لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي اْلأَُوْثَانَ
"Sesungguhnya yang aku khawatirkan atas ummatku adalah para pemimpin yang menyesatkan.. Jika diletakkan pedang pada ummatku, maka ia tidak dapat diangkat lagi hingga hari kiamat. Dan tidaklah datang hari kiamat kecuali setelah ada beberapa golongan ummatku yang mengikuti perilaku orang-orang musyrik, dan sehingga kabilah-kabilah dari ummatku ada yang menyembah berhala."
[HR Abu Dawud no 3710(kt)]

Bagaimana ilmu diangkat / lenyap ?
 bersabda:rRasulullah
اِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِ عُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بَقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوْسًا جُهَالاً، فَسُأِلُوْا فَأفْتَوا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
"Sesungguhnya Allah tidaklah mencabuti ilmu dengan cara mencabutnya dari dada seluruh manusia, tetapi dengan jalan mewafatkan para ulama. Apabila para ulama sudah habis, ummat manusia mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka. Lalu mereka bertanya kepada pemimpin yang bodoh, Si pemimpin memberi fatwa tanpa ilmu, maka sesatlah mereka dan menyesatkan orang lain."
[HR Bukhari: Al 'ilm/100; Muslim: Syarah Nawawi/223-224; Ahmad: Fathur Rabbani/76; Shohih Ibnu Majah XLVI/1,15; dishahihkan oleh Al Albani]

 berkata:tDari Ziyad bin Labid 
Nabi menyebutkan sesuatu lalu beliau bersabda, "Hal itu di saat lenyapnya ilmu."
Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu bisa lenyap padahal kami membaca Al Qur'an dan kami bacakan kepada anak cucu kami, dan mereka juga membacakannya kepada anak cucu mereka sampai hari kiamat ?"
Rasulullah bersabda, "Wahai Ibnu Ummi Labid, celaka kamu. Akan kutunjukkan kepadamu orang yang paling faqih di Madinah ini. Bukankah orang-orang Yahudi dan Nashrani membaca Taurat dan Injil namun mereka tidak mengambil sedikitpun manfaat daripadanya ?"
[HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, lihat Fathur Rabbani, I: 182]

, berkata:tDari Abi Umamah Al Bahili
Di  bangkit, waktu itu beliau sedangrsaat haji wada' Rasulullah  membonceng Al Fadl bin Abbas di atas onta, lalu beliau bersabda,
"Wahai manusia ambillah ilmu sebelum dicabut, dan Allah 'Azza wa Jalla telah menurunkan ayat (Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menanyakan kepada nabimu hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di saat Al Qur'an sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan kamu tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun)."
Abi Umamah berkata, "Dahulu kami banyak bertanya kepada beliau, namun ketika Allah menurunkan (ayat tersebut) kepada NabiNya, kami jadi hati-hati terhadap hal ini. "
Selanjutnya Abi Umamah berkata, "Lalu kami datang kepada seorang Arab, kami beri dia sebuah selendang (dengan harapan ia ), lalu selendang tersebut ia pakai untukrmau bertanya kepada Nabi  surban, sampai saya lihat ujungnya keluar dari alis kanannya. Lalu kami ."rkatakan kepadanya: "Bertanyalah kepada Nabi
Kemudian dia bertanya kepada beliau,
"Wahai Nabi bagaimana ilmu bisa dicabut dari kami padahal di tengah-tengah kami ada mushaf (Al Qur'an), kami telah mempelajarinya dan telah kami ajarkan pula kepada isteri-isteri kami, anak cucu kami dan kepada para pembantu kami ?"
 mengangkat kepalanya dan mukanya terlihat merah karena marah, lalu bersabda,rLalu Nabi
"Celaka kamu. Orang-orang Yahudi dan Nasrani di tengah-tengah mereka ada mushaf (Al Kitab), namun mereka tidak menginginkan satu huruf pun dari apa yang telah di bawa oleh nabi mereka. Ketahuilah bahwa diantara lenyapnya ilmu itu adalah karena kepergian pembawanya."
Ini beliau ucapkan tiga kali.
[HR Ahmad, lihat Fathur Robbani I: 183-184]

 bersabda,r, ia berkata, Rasulullah tDari Hudzaifah
"Islam itu lenyap sebagaimana lenyapnya warna baju, sampai tidak diketahui apa itu puasa, apa itu sholat, kurban dan shodaqoh. Dan Kitabullah 'Azza wa Jalla di atas bumi ini tidak tersisa satu ayat pun dari padanya, yang ada hanyalah sekelompok orang-orang tua yang mengatakan, 'Kami mengetahui bapak-bapak kami di atas kalimat ini -Laa ilaaha illallah-, maka kami mengatakannya'."
Lalu Shilah berkata kepada Hudzaifah, "Apa yang diambil manfaat oleh mereka dari Laa ilaaha illallah, sedang mereka tidak mengetahui apa itu sholat, shoum, kurban shodaqoh ?"
Berpalinglah Hudzaifah darinya, kemudian menjawabnya tiga kali, yang semuanya dia jawab dalam keadaan berpaling, dan pada saat yang ketiga Hudzaifah menghadap kepadanya dan berkata, "Wahai Shilah, menyelamatkan mereka dari api neraka." tiga kali.
[HR Ibnu Majah, Al Fitan: 26; dishahihkan oleh Albani]

Diambilnya ilmu dari orang kecil/bodoh/ahlul bid’ah di akhir zaman
 bersabda:r, bahwa Rasulullah tDari Abi Umayyah al Jahmi
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ثَلاَثٌ إِحْدَاهُنَّ أَنْ يَلْتَمِسَ الْعِلْمَ عِنْدَ اْلأَصَاغِرِ
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat itu ada 3, salah satunya ialah akan dituntutnya ilmu dari Al-Ashaghir (orang-orang kecil)."
[HR Ibnul Mubarok dlm Az Zuhd hal 20-21, Al Albani berkara: "Shahih" dlm Shahih Jami'us Shaghir 2:243 no 2203. Dan Al Hafizh Ibnu Hajar menjadikannya syahid dalam Fathul Bari I:143]


Dakwah Para Nabi

Perumpamaan dakwah Rosulullah
مَثَليِ وَمَثَلُكُمْ رَجُلٌ أَوْقَدَ نَارًا فَجَعَلَ الجَنَادِبَ والفَرَاشَ يَقَعْنَ فِيهَا، وَهُوَ يَذِبَّهُنَّ عَنْهَا وَاَنَا اَحِذٌ بِحَجْزِكُمْ عَننِ النَّارِ وأَنْتُمْ تُفَلِّتُونَ مِنْ يَدِىْ
"Perumpamaanku dan perumpamaanmu adalah seperti orang yang menyalakan api, lalu ada sejenis belalang dan kupu-kupu jatuh di dalamnya. Orang itu berusaha untuk mengeluarkan mereka darinya, lalu saya mengambil sesuatu yang merintangimu dari api itu dan kamu melepaskan diri dari tanganku."
[Shahih Muslim: 4/1790 no 2285]

اِنَّمَا مَثَلِى وَ مَثَلُ مَا بَعَثَنِىَ اللهُ بِهِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اَتَى قَوْمًا فَقَالَ: يَا قَوْمِ اْنِّى رَاَيْتُ الْجَيْشَ بِعَيْنَىَّ، وَإِنِّى اَنَاالنَّذِيرُو الغُرْيَانُ، فَالنَّجَاءُ النَّجّاء فَاطَاعَهُ طَاءِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ فَاَدْلَجُوا، فَانْطَلَقُوا عَلَى مَهْلِهِمْ فَنَجُّوا، وَكَذَبَتْ طَاءِفَةٌ مِنْهُمْ فَاَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ فَصَبَّحُهُمُ الْجَيْشُ فَاَهْلَكُهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ. فَذَا لِكَ مَثَلُ مَنْ اَطَاعَنِى فَاتَّبَعَ مَا جِعْتُ بِهِ. وَمَثَلُ مَنْ عَصَا نِى وَكَذَبَ بِمَا جِعْتُ بِهِ مِنَ الْحَقِّا
"Perumpamaanku dan perumpamaan apa-apa yang Allah mengutusku dengannya, adalah seperti seorang yang mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata: 'Wahai kaumku sesungguhnya aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku, dan sesungguhnya aku mengecam yang nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan.'
Sebagian dari kaum itu mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka. Sebagian dari mereka mendustakannya, lalu mereka dihancurkan dan diluluhlantakkan.
Demikianlah perumpamaan orang-orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa, serta demikian pula perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa."
[HR Bukhari, Muslim]


Asingnya ummat ini di akhir zaman

اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَغَرِيْبًا، وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءُ، قَالَ: وَمَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَال: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ اِذَا فَسَدَ النَّاسِ
"Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu." Para sahabat bertanya kepada , "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) iturRasulullah  ?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan."
[HR. Thabrani 7/278, Al Baihaqi no 200; sanad ?]

Dari r, ia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah tAbdullah bin Amr al Ash  berkata ketika kami sedang berada di sisi beliau, beliau bersabda, (dalam hadits yang panjang)
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ نَاسٌ صَالِحُونَ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
"Kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing. Kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing. Kebahagiaanlah bagi orang-orang yang asing.“
Ada yang bertanya, "Siapa orang-orang yang asing itu wahai Rasulullah ?"
Beliau menjawab, "Orang-orang yang baik di tengah orang-orang yang buruk, banyak yang mendurhakainya, bahkan lebih banyak daripada orang-orang yang mentaatinya."
[HR Ahmad: 2/177, 2/222, Ath Thabrani: 10/259, Al Baihaqi hadits no 205 hal 148]


Menggenggam Bara Api di Akhir Zaman

عَنْ أَبِي أُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيِّ قَالَ أَتَيْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ فَقُلْتُ لَهُ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهَذِهِ اْلآيَةِ قَالَ أَيَّةُ آيَةٍ قُلْتُ قَوْلُهُ تَعَالَى (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ) قَالَ أَمَا وَاللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَلِ ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعِ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلاً يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ وَزَادَنِي غَيْرُ عُتْبَةَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنَّا أَوْ مِنْهُمْ قَالَ بَلْ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ

Dari Abu Umayyah asy Sya’bani, ia berkata: “Saya mendatangi Abu Tsa’labah al Khusyani, lalu aku bertanya padanya: ‘Bagaimana sikapmu dengan ayat ini ?’ Ia menjawab: ‘Ayat yang mana ?’ Saya katakan, ‘firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah olehmu akan dirimu, tidaklah kamu mendapat bahaya dari orang-orang yang sesat apabila kamu telah mendapat petunjuk.”
Ia menjawab, ‘Ketahuilah, demi Allah kamu bertanya pada orang yang akan mengkhabarkan tentang ayat tersebut. Aku pernah tanyakan tentang ayat ters, lalu beliaurebut pada Rasulullah  menjawab:
“Bahkan (pengertiannya) Hendaklah kamu beramar ma’ruf nahi mungkar, hingga apabila kamu ketahui sifat sangat bakhil ditaati, hawa nafsu yang diperturutkan, agama yang telah terpengaruh dunia dan kekaguman orang terhadap pendapatnya sendiri. Maka peliharalah dirimu dan tinggalkan orang banyak (yang telah menyimpang itu). Karena sesungguhnya ada hari-hari di belakangmu menunggumu. Kesabaran pada hari-hari itu, seperti halnya orang yang menggenggam bara api. Orang yang beramal (menurut sunnahku) pada hari itu ganjarannya seperti pahala lima puluh orang yang mengerjakan seperti amalmu ini.”
Ibnul Mubarak berkata: ‘Dan selain itu ‘Utbah menambahkan: ‘Ditanyakan: Wahai Rasulullah ! Pahala lima puluh orang dari kalangan kami, ataukah dari mereka ?”
Beliau menjawab: “Bahkan lima puluh orang dari kalian !”
[HR Tirmidzi no 3058, 2984(kt); Tirmidzi berkata: “hasan gharib”, dishahihkan oleh Ibnu Hibban]

قَلِيلٍ الْمُتَمَسِّكُ يَوْمَئِذٍ بِدِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ أَوْ قَالَ عَلَى الشَّوْكِ
Orang yang berpegang teguh pada agamanya pada hari itu, seperti orang yang menggenggam bara api.
[HR Ahmad no 8711(kt); Di dalam sanadnya ada Ibnu Luhi’ah yang buruk hapalannya]


Fitnah


Berbagai fitnah akan menimpa
إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun sebelumku melainkan pasti dia tunjukkan ummatnya kepada sesuatu yang paling baik yang diketahuinya dan diingatkannya mereka akan sesuatu yang buruk yang diketahuinya.
Dan sesungguhnya ummatmu ini (Islam) telah dijadikan keselamatannya pada angkatan pertamanya, dan generasi belakangan akan ditimpa bala bencana dan perkara-perkara yang kamu ingkari, dan akan timbul fitnah hingga yang sebagian merusak sebagian yang lain.
Kemudian akan datang lagi fitnah, lantas orang mukmin berkata, “Ini .... Ini ...!” Maka, barangsiapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, maka hendaklah dia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir.”
[HR Muslim no 3431(ks) Kitabul Imarah]

Pagi beriman sore kafir
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
بَادِرُوا بِاْلأَُعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amal shalih sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seseorang masih beriman, tetapi pada sore harinya sudah menjadi kafir. Pada sore hari seseorang masih beriman, kemudian pada pagi harinya sudah menjadi kafir. Dia menjual agamanya untuk memperoleh kekayaan dunia.” [HR Muslim no 169]

Ditimpa kehinaan sampai kembali kepada agama
 bersabda,r, Rasulullah tDari Ibnu Umar
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Apabila kalian sudah berjual beli dengan ‘iinah* dan kalian telah sibuk memegang ekor-ekor sapi dan kalian telah sibuk dengan bercocok tanam, dan kalian tinggalkan jihad, niscaya Allah akan timpakan kepada kalian kehinaan yang Dia tidak akan mencabut kehinaan tersebut hingga kamu kembali kepada agamamu.”
[HR Abu Dawud: 3/740]

 bersabda,rRasulullah
إِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتْنَةٌ فَلَمْ يَسْمَعْهُ كَثْيْرٌ مِّنَ النَّاسِ فَقَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَل: أَلاَ تَسْمَعُوْنَ مَا يَقُوْلُ رَسُوْلُاللهِ فَقَالُوْا: مَاقَالَ ؟ قَالَ: إِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتْنَةٌ قَالُوْا: فَكَيْفَ لَنَا يَارَسُوْلُاللهِ، قَال: تَرْجِعُوْنَ إِلَى أَمْرَكُمُ اْلاَوَّل
"Sesungguhnya akan terjadi fitnah"
Akan tetapi (sabda beliau) tidak terdengar kebanyakan manusia (yakni para shahabat). Lalu Muadz bin Jabal mengatakan (kepada mereka): "Apakah kamu  ?"rtidak mendengar apa yang disabdakan Rasulullah
) ?"rMereka bertanya, "Apakah yang disabdakan (Rasulullah
Rasulullah bersabda "Sesungguhnya akan terjadi fitnah."
Mereka bertanya, "Bagaimana dengan kami ya Rasulullah ? Dan apa yang harus kami perbuat ?"
 menjawab kembali, "Kembalilah kalian kepada urusan (dien) yang pertama kali."rRasulullah 
[HR Thabrani dlm Mu'jam al Kabir no 3307 dan Mu'jam al Ausath no 4452; Shahih]


Beberapa kejahatan di akhir zaman
حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Dari , katanya: "Biasanya orang banyak bertanyatHudzaifah Ibnu Al Yamani  . tentang kebajikan. Tetapi aku bertanya kepadarkepada Rasulullah  beliau tentang kejahatan, karena takut kejahatan itu menimpaku."
Lalu aku bertanya, "Ya Rasulullah ! Kami dahulu berada dalam kejahilan dan kejahatan. Karena itu Allah Ta'ala menurunkan kebaikan (agama) ini kepada kami. Mungkinkah sesudah ini timbul lagi kejahatan ?"
, "Tentu !"rJawab Rasulullah
Tanyaku: "Sesudah itu mungkin pulalah datang lagi kebaikan ?"
, "Ya, tetapi sudah cacat !"rJawab Nabi
Tanyaku: "Apakah cacatnya ?"
Jawab , "Suatu kaum membuat peraturan di luar sunnahku dan memimpinrNabi  tanpa hidayahku. Engkau mengerti tentang kebijaksanaan mereka dan tidak menyukainya."
Tanyaku: "Sesudah kebaikan itu, timbul lagikah kejahatan ?"
Jawab , "Ada. Yaitu orang-orang yang memanggil-manggil di pintu neraka,rNabi  lalu siapa yang memenuhi panggilanya dilemparkannya ke dalam neraka itu."
Tanyaku: "Ya Rasulullah ! Tunjukkanlah kepada kami ciri-ciri mereka !"
Jawab , "Baik ! Yaitu orang-orang yang kulitnya sama dengan kitarNabi  (mengaku beragama Islam) dan mereka berbicara memakai lidah (hadis) kami."
Tanyaku: "Bagaimana petunjuk Anda seandainya aku menemui hal yang demikian ?"
, "Tetaplah kamu bersama jama'ah kaum muslimin dan Imam (pemimpin atau pembesar) mereka !"rJawab Nabi
Tanyaku, "Jika tidak ada jama'ah dan Imam ?"
Jawab beliau, "Tinggalkanlah firqah-firqah itu semuanya, sekalipun dengan menggigit akar pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu.."
[HR Bukhari: 6/615-616, 13/35, Muslim: 12/135-238, Ibnu Majah no 3979, 3981, Al Hakim: 4/432, Abu Dawud no 4244-4247, Ahmad: 5/386-387 dan hal 403-404, 391-399]

5 musibah dan penyebabnya
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَاْلأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلاَفِهِمِ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلاَّ مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللهُ إِلاَّ جَعَلَ اللهُبَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kepada kami lalu beliau bersabda,tDari Abdullah bin Umar
“Wahai orang-orang Muhajirin ! Ada lima hal kalian akan diuji dengannya -dan aku berlindung kepada Allah agar kalian (para shahabat) terhindar darinya-:
Tidaklah suatu kaum melakukan perbuatan keji secara terang-terangan melainkan akan ditimpakan kepada mereka wabah penyakit dan sakit perut (kelamin) yang tidak pernah ada pada kaum terdahulu.
Dan tidaklah suatu kaum (melakukan kecurangan dengan) mengurangi ukuran dan timbangan, melainkan akan ditimpakan kepada mereka bencana kemiskinan, tingginya harga-harga dan jahatnya para penguasa,
Dan tidaklah suatu kaum menahan zakat harta mereka, melainkan akan ditahan hujan dari langit. Kalau saja bukan karena binatang-binatang (yang ada di bumi), tentulah hujan itu tidak akan diturunkan.
Dan tidaklah suatu kaum menyalahi janji Allah dan RasulNya, melainkan mereka akan dikuasai musuh mereka yang akan mengambil sebagian milik mereka.
Dan tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan kitab Allah dan menyuruh memilih apa yang diturunkan Allah kecuali Allah menjadikan pertentangan di antara mereka".
[HR Ibnu Majah bab fitnah no 4009(kt); perawi-perawinya tsiqah (pen)]

Kembalinya kesyirikan
, RasulullahtDari Abu Hurairah   bersabda,r
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَضْطَرِّبَ آلِيَاتْ نِسَاءِ دَوْسٍ خَوْلَذِى الخَلَصَةِ
"Tidak akan terjadi kiamat sehingga wanita-wanita tua suku Daus berputar-putar mengelilingi Dzil Khalashah"
[HR Bukhari: 13/76 no 7116; Muslim: 18/32-33]
[Ket: Dzul Khalashah ialah tempat berhala suku Daus yang mereka sembah pada jaman jahiliyah]

 bersabda,rRasulullah
لاَ يَدذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّى تُعْبَدَ اللاَّتُ وَالْعُزّى
"Tidak akan lenyap malam dan siang (terjadi kiamat), sehingga Latta dan Uzza disembah kembali."
[HR Muslim: 18/33]

Mengikuti Yahudi dan Nasrani

 bersabda,rRasululllah
لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا ذِرَاعًا حَتَّى لَوْدَخَلُوْاجُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوْهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ ؟
"Niscaya kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalaupun mereka memasuki lubang biawak, tentu kamu akan mengikuti mereka pula."
Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani-kah mereka ?"
Beliau menjawab, "Siapa lagi ?"
[Shahih Bukhari: 13/300, Muslim: 4/2054 no 2669]

Menzinai ibu secara terang-terangan dan berita perpecahan pada ummat Islam
 bersabda:rRasulullah
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِى كَمَا أَتَىعَلَى بَنِى إِسْرَآئِيْلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمُّهُ عَلَى نِيَةً لَكَانَ فِى أُمَّتِى مَنْ يَصْنَعُوْ ذلِكَ، وَإِنَّ بَنِى إِسْرَآئِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً، وَتَفَرَّقَتْ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً. قَالُوْا مَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
"Sungguh akan menimpa umatku sebagaimana apa yang telah menimpa Bani Israil, persis seperti sandal jika dipadukan dengan yang lain, sampai-sampai jika di antara mereka ada yang menzinai ibunya terang terangan, tentu di antara umatku pun akan ada yang berbuat serupa.
Sesungguhnya Bani Israil telah pecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan ummatku akan pecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu."
Shahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah ?"
Nabi menjawab, "Yaitu apa-apa yang aku dan para shahabatku berada di atasnya."
[HR Tirmidzi; hadits HASAN. Lihat Shahih al Jami': 5343]


Larangan Tasyabbuh bil Kuffar

إِنَّالْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبَغُوْنَ فَخَالِفُوْهُمْ
"Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak beragama. Maka bertentanganlah dengan mereka."
[Shahih Bukhari: 6/496 no 3462, Muslim: 3/1663 no 2103]

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
"Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai selain golongan kami."
[Sunan At Tirmidzi: 7/335 no 2696; dihasankan oleh Syaikh Al Albani]

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."
[Sunan Abu Dawud: 4/314 no 4031, Ahmad: 7/142 no 5114; sanadnya shahih]

Berita tentang Iftiroqul (perpecahan) Ummat

 bersabda,rRasulullah
سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا فَأَعْطَانِي ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا
"Aku memohon kepada Tuhanku tiga perkara. Dia memperkenankan dua perkara dan menolak satu perkara. Aku memohon kepada Tuhanku supaya jangan membinasakan ummatku dengan musim susah yang panjang, maka diperkenankan. Aku memohon supaya ummatku jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang melanda ummat Nabi Nuh, atau seperti tentara dan Raja Fir'aun yang ditenggelamkan di lautan), permohonanku itu diperkenankanNya juga. Aku memohon supaya ummatku jangan dibinasakan karena pertentangan sesama mereka. Permohonan ini tidak diperkenankan."
[HR Muslim hadits no 5145(kt)]

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ زَوَى لِيَ اْلاَرْضَ أَوْ قَالَ إِنَّ رَبِّي زَوَى لِيَ اْلاَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ مُلْكَ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ اْلاَحْمَرَ وَاْلاَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لاَ يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ وَلاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ لِي يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ وَلاَ أُهْلِكُهُمْ بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ وَلاَ أُسَلِّطُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِ أَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ بِأَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَحَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يَسْبِي بَعْضًا
وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي اْلاَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ وَإِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِي أُمَّتِي لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي اْلاَوْثَانَ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلاَثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ قَالَ ابْنُ عِيسَى ظَاهِرِينَ ثُمَّ اتَّفَقَا لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ
 bersabda,r, Rasulullah tDari Tsauban
“Sesungguhnya Allah telah membentangkan bumi kepadaku sehingga aku dapat melihat belahan timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu. Dan aku diberi dua perbendaharaan simpanan: Merah dan Putih (Persia dan Romawi).
Aku meminta kepada Rabbku untuk ummatku agar mereka jangan dibinasakan dengan paceklik yang berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh selain dari kaum mereka sendiri sehingga musuh itu nantinya akan merampas seluruh negeri mereka. Lalu Rabbku berfirman:
“Wahai Muhammad ! Bila aku telah menetapkan sesuatu, maka ketetapan itu tidak akan diubah lagi. Dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk ummatmu bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan paceklik yang berkepanjangan, dan tidak akan menjadikan seorang musuh berkuasa atas mereka selain dari kaum mereka sendiri, maka nantinya musuh itu tidak akan dapat merampas seluruh negeri mereka sekalipun manusia yang ada di seluruh belahan bumi berkumpul menghadapi mereka, sampai (ummatmu itu sendiri) sebagian mereka menghancurkan sebagian yang lain dan sebagian mereka menawan sebagian yang lain.”
Dan sesungguhnya yang aku khawatirkan atas ummatku adalah para pemimpin yang menyesatkan. Apabila pedang telah diletakkan pada ummatku, maka ia tidak akan diangkat lagi hingga hari kiamat. Dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari ummatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari ummatku yang menyembah berhala-berhala.
Dan sesungguhnya akan ada di antara ummatku tiga puluh pendusta yang semua mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi yang tidak ada nabi lagi sesudahku.
Senantiasa ada dari ummatku suatu kelompok yang tegak membela al-haq dan mendapat pertolongan (dari Allah), tidak menggoyahkan mereka orang-orang yang menghinakan mereka sampai datang keputusan Allah.”
[HR Abu Daud, Syarah Sunan Abu Daud: 11/322-324; Tirmidzi, Syarah Jami' Tirmidzi: 6/466; hadits ini Lafadz Abu Dawud yang diriwayatkan Al Barqani dalam shahihnya; Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadits shahih" dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin al Albani dlm Shahih Al Jami' Ash Shaghir: 6/174 no 7295]

 bersabda:rNabi
إِنَّ اَهْلَ الْكِتَابَيْنِ افْتَرَقُوْا فِى دِيْنِهِمْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً. وَإِنَّ هذِهِ اْلاُمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهَا فِى النَّارِ اِلاَّ وَاحِدَةً وَهُيَ الْجَمَاعَةُ
"Sesunggguhnya ahli kitab berpecah dalam diennya menjadi 72 golongan, sedangkan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya neraka kecuali satu, yaitu al Jamaah."
[Hadits shahih Abu Dawud II/503-504, Ad Darimi II/241, Ahmad IV/102, Hakim I/128. Dan Shahih Al Albani dalam Silsilah Shahih No 206]

 bersabda,r, Rasulullah tDari Mu'awiyah
إِنَّ أَهْلِ الْكِتَابَيْنِ إِفْتَرَقُوْا فِى دِيْنِهِمْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هذِهِ اْلأُمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً -يَعْنِى اْلأَهْوَآءُ- كُلُّهَا فِى النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةٌ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ وَأَنَّهُ سَيَخْرُجُ فِى أُمَّتِى أَقْوَامٌ تَجَارَىبِهِمْ تِلْكَ اْلأََهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلِبُ بِصَاحِبِهِ، لاَيَبْقَىمِنْهُ عَرَقٌ وَلاَ مِفْصَلٌ إِلاَّ دَخَلَهُ. وَاللهِ يَامَعْشَرَالْعَرَبِ لَئِنْ لَمْ تَقُوْمُوا بِمَاجَاءَبِهِ نَبِيُّكُمْ لِغُيْرُوْكُمْ مِنَ النَّاسِ اَخْرَى أَنْ لاَيَقُوْمَ بِهِ
"Kedua golongan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah belah menjadi 72 millah, dan sesungguhnya umat ini akan terpecah belah menjadi 73 millah, yakni al Ahwa. Semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu al Jama'ah.
Dan akan lahir pada ummatku, orang-orang yang pada diri mereka berlangsung hawa-hawa nafsu itu seperti berlangsungnya penyakit rabies pada penderitanya. Tidak ada aurat dan persendian yang tidak dimasukinya.
Demi Allah, wahai bangsa Arab ! Jika kalian tidak menegakkan ajaran Nabi kalian, niscaya bangsa lain selain kalian lebih pantas untuk tidak menegakkannya."
[HR Abu Dawud, Al Hakim, dll; dishahihkan Al-Hakim, Adz Dzahabi, al Iraqi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah, dan Nashiruddin al Albani]

 bersabda:r, Rasulullah tDari Auf bin Malik
كَيْفَ أَنْتَ يَا عَوْفُ إِذَاافْتَرَقَتْ هذِهِ اْلأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِىالْجَنَّةِ وَسَائِرُهُنَّ فِىالنَّرِ؟ قُلْتُ: وَمَتَى ذلِكَ يَا رَسُوْلُاللهِ ؟ قَالَ: إِذَا كَثُرَتِ الشُّرَطُ وَمَلَكَتِ اْلاِمَاءُ وَقَعَدَتِ الْحَمْلاَنُ عَلَى الْمَنَابِرَ وَتَّخِذَ الْقُرْآنُ مَزَامِيْرَ وَزُخْرِفَتِ الْمَسَاجِدُ وَرُفِعَتْ الْمَنَابِرُ
"Bagaimana engkau hai Auf, jika ummat ini pecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu yang masuk surga sedang yang lain masuk neraka ?"
Saya bertanya, "Kapan itu ya Rasulullah ?"
Beliau menjawab, "Jika para budak wanita menjadi kaya, penguasa yang zalim duduk di atas mimbar, dan jika Al Qur'an dijadikan seruling, masjid-masjid dihiasi dan mimbar-mimbar ditinggikan." [HR Thabrani]


Keutamaan Salafus sholeh

Siapakah generasi terbaik ?
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ فَلاَ أَدْرِي فِي الثَّالِثَةِ أَوْ فِي الرَّابِعَةِ قَالَ ثُمَّ يَتَخَلَّفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ *
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in). Sesudah itu akan datang suatu kaum yang persaksian mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.”
[HR Bukhari: IV/189, Muslim: VII/184-185, Ahmad: I/424 dll]

Bintang-bintang di langit
Dari , dalam hadits yang panjang, bahwa RasulullahtAbu Musa al Asy’ari  menengadahkan wajahnya ke langit dan lama sekali beliau dalam keadaan demikian, lalu bersabda,
النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ
“Bintang-bintang itu adalah pengaman bagi langit. Apabila bintang-bintang itu sirna, maka kehancuran akan menimpanya. Dan aku adalah pengaman bagi para shahabatku. Apabila mereka telah pergi maka akan datang sesuatu yang telah dijanjikan kepada ummatku.”
[HR Muslim no 4596(kt), Ahmad no 18745(kt)]



Kehidupan Dunia

Kekhawatiran Rosulullah akan ummat Islam
 bersabda,r dlm hadits yang panjang, Rasulullah tDari Amr bin Auf al Anshory
فَوَاللهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُلْهِيَكُمْ كَمَا أَلْهَتْهُمْ
"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang saya khawatirkan atas kalian, tetapi saya khawatir terhampar luas bagi kalian dunia ini, sebagaimana telah terhampar pada orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba sehingga membinasakan kalian, sebagaimana telah membinasakan mereka "
[HR Bukhari no 5945, Muslim]

Dari  berkata, 'Rasulullah duduk di atas mimbar dan kitatAbu Said al Khudri   bersabda,rduduk di sekitarnya, kemudian Rasulullah
إِنِّي مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِينَتِهَا
"Sesungguhnya di antara yang saya khawatirkan atas kalian sepeninggalku nanti, ialah terbuka lebarnya kemewahan dan keindahan dunia ini kepada kalian."
[HR Bukhari no 1272, Muslim]

Salah satu fitnah pada ummat ini
 bersabda,r berkata, 'Saya mendengar Rasulullah tDari Ka'ab bin Ijadh
ُ إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
"Tiap ummat mempunyai cobaan dan ujian sendiri-sendiri. Dan fitnah cobaan ummatku ialah kekayaan harta."
[HR Tirmidzi no 2258]

Penyakit al wahn
يُوْ شِكُ اْلأُمَمُ أَنْ تَدَاعى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ ؟ قَلَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ وَلكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاء السَّيْل وَلَينْز عَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْر عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِى قُلُوْبِكُمُ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا الْوَهْنُ ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
 bersabda, "Sebentar lagi akanrRasulullah  muncul ummat-ummat yang berkerumun (memperebutkan) kalian seperti berkerumunnya orang-orang yang makan pada piringnya."
Maka seseorang bertanya, "Apakah karena sedikitnya kami pada saat itu ?"
Rasulullah  menjawab, "Bahkan jumlah kalian banyak, akan tetapi kalian adalahr buih seperti buih ombak. Dan sungguh-sungguh Allah akan mencabut rasa gentar di hati musuh-musuh kalian, kemudian Allah benar-benar akan melemparkan ke hati-hati kalian sifat Wahn."
Maka bertanya seseorang, "Wahai Rasulullah, apakah Wahn itu ?"
Rasulullah menjawab, "Cinta dunia dan takut kematian"
[HR Abu Dawud; dishahihkan oleh Syaikh al Albani, Lihat Ash Shahihah: 958]

Hati-hati terhadap godaan dunia dan wanita
 bersabda,r, berkata, Rasulullah tDari Abu Said al Khudri
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
"Sesungguhnya dunia ini indah dan manis. Dan Allah akan menyerahkannya kepada kalian, melihat bagaimana kamu berbuat padanya. Maka berhati-hatilah kamu dari godaan dunia, dan hati-hatilah kamu dari godaan wanita. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah pada wanita"
[HR Muslim no 4925]

Perumpamaan dunia
 bersabda,r berkata, Rasulullah tDari Sahl bin Sa'ad as Sa'idy
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
"Andaikata dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, maka tidak akan diberikan kepada orang kafir walau seteguk air."
[HR Tirmidzi no 2242]

 bersabda,r berkata, Rasulullah tDari Abu Hurairah
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
"Dunia ini bagaikan penjara bagi orang-orang mukmin dan sebagai sorga bagi orang kafir."
[HR Muslim no 5256]

 bersabda,r berkata, Rasulullah tDari Mustaurid bin Syaddad
مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
"Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akherat, kecuali seperti seorang yang memasukkan jarinya dalam samudra maka perhatikan berapa yang didapatnya."
[HR Muslim no 5101]

عَنْ  مَرَّ بِالسُّوقِrجَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ  دَاخِلاً مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ فَقَالُوا مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ قَالُوا وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
 berjalanr, bahwa Nabi tDari Jabir bin Abdullah  melewati pasar, sedang para shahabat kebetulan ada di sekitar tempat itu, lalu beliau melihat seekor anak kambing bertelinga satu yang telah mati. Maka beliau pegang anak kambing itu hingga terangkatlah seluruh badannya seraya bersabda,
“Siapakah di antara kalian semua yang bersedia membeli ini satu dirham ?”
Mereka serentak menjawab, ‘Kami sama sekali tidak berminat membelinya dengan harga berapa pun.”
Nabi berkata, “Apakah kalian mau jika ini kuberikan secara cuma-cuma kepada kalian ?”
Mereka menyahut, “Demi Allah, sekiranya anak kambing ini hidup, niscaya ia cacat, karena bertelinga satu, apalagi ia mati.”
Nabi  bersabda, “Demi Allah. Sesungguhnya dunia seisinya lebih hina dalamr pandangan Allah daripada kambing ini menurut pandangan kalian.” [HR Muslim]

Dunia ini terkutuk, kecuali…
 bersabda,r, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah tDari Abu Hurairah
الدَّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيْهَا، إِلاَّ ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى وَمَا وَالاَهُ، وَعَالِمًا أَوْمُتَعَلّمًا
"Ingatlah, bahwa dunia ini terkutuk, dan semua yang ada di dalamnya juga terkutuk kecuali dzikrullah dan segala yang serupa atau sederajat dengan itu, dan orang alim yang mengerti dan orang yang belajar."
[HR Tirmidzi, dlm Riyadhus Shalihin oleh An Nawawi]

Jadilah bagaikan orang asing atau perantau
 memegang bahuku sambil bersabda,r berkata, 'Rasulullah tAbdullah bin Umar 
كُنْ فِى الدُّنْيَا مَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
"Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing (gharib) atau orang rantau."
Ibn Umar berkata, 'Jika engkau berada di waktu sore, maka jangan harapkan akan hidup sampai pagi, dan jika kamu berada di waktu pagi jangan menantikan sore. Pergunakanlah masa sehat itu untuk berbekal pada masa sakit, dan masa hidup itu untuk berbekal buat mati.'
[HR Bukhari]

Utamakanlah sesuatu yang kekal atas apa yang akan sirna
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Musa al Asy’ari
عَن  قَالَ مَنْ أَحَبَّrأَبِي مُوسَى اْلأَشْعَرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ  دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى
“Barangsiapa yang lebih mencintai dunianya, maka akan membahayakan akhiratnya. Dan barangsiapa yang lebih mencintai akhiratnya maka menyia-nyiakan dunianya. Maka utamakanlah sesuatu yang kekal atas apa yang akan sirna.”
[HR Ahmad hadits no 18866(kt)]

Zuhud (tidak rakus dunia) Sebagian Dari Iman
البَدَاذَةُ مِنَ اْلاِيْمَانِ. يَعْنِى التَّقَشُّفَ
"Zuhud (kesederhanaan) sebagian dari iman. Yakni kehidupan yang meninggalkan kesenangan dunia"
[HR Ibnu Majah no 4118; Silsilah Hadits Shohih no 341]

عَنْ  رَجُلٌrسَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ  فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ  ازْهَدْrاللهِ  فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ *
 berkata, ‘Datang kepadatDari Sahl bin Sa’ad as Sa’idi   dan berkata, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalrRasulullah  yang jika aku lakukan, maka aku dicintai oleh Allah dan manusia.”
Nabi menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan cinta kepadamu dan zuhudlah terhadap apa yang ada di sisi manusia, niscaya mereka akan mencintaimu.”
[HR Ibnu Majah no 4092 (kt); hasan]


Maut (Kematian)

Orang yang sempurna akalnya
 bersabda:r, berkata, Rasulullah tDari Abu Ya'la (Syaddad) bin Aus
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ
"Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya, dan mempersiapkan amal sebagai bekal untuk mati. Dan orang yang rendah yaitu yang selalu menurutkan hawa nafsunya, di samping itu mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah."
[HR Tirmidzi, Terjemah riyadhus shalihin hal 92]

Perbanyak mengingat penghancur segala kelezatan
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
أَكْثِرُوْا ذِكْرَهَا زِمِ اللَّذَّتِ يَعْنِى الْمَوْتَ
“Perbanyaklah kalian mengingat kejadian yang akan menghancurkan segala kelezatan, yakni kematian.”
[HR Tirmidzi, Nasa'I, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban; Riyadhus Shalihin, Minhajul Qashidin]

Banyaknya kematian mendadak di akhir zaman
 bersabda,rRasulullah
مِنْ أَمَارَاتِ لسَّاعَةِ ... أَنْ يَظَهَرَالْمَوْتُ الْفُجْأَةِ
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah ... banyak terjadi kematian secara mendadak.”
[HR Thabrani; hadits hasan, Shahih Jami’us Shaghir: 5/214 hadits no 5775]


عَنْ أَنَسٍ قَالَ خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطُوطًا فَقَالَ هَذَا اْلأَُمَلُ وَهَذَا أَجَلُهُ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ جَاءَهُ الْخَطُّ اْلأَُقْرَبُ *
 menggaris beberapa garis, lalu bersabda,r, dia berkata, Nabi tDari Anas bin Malik
“Ini angan-angan manusia dan ini ajalnya, maka dia berada di antaranya tatkala datang garis itu (kematian) mendekat.”
[HR Bukhari no 5939 (kt)]


عَنْ عَبْدِاللهِ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ وَقَالَ هَذَا اْللإِنْسَانُ وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ اْلأَُعْرَاضُ فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا
r, Rasulullah tDari Abdullah bin Mas’ud  menggambar segi empat, dan membuat garis lurus di tengahnya memanjang hingga ke luar segi empat tsb. Dan membuat garis-garis kecil di bawah garis tengah tadi.
Lalu beliau bersabda, “Ini manusia dan ini adalah ajalnya ........ Dan garis panjang yang keluar dari batas itu adalah angan angannya, dan garis-garis kecil itu ialah rintangan-rintangan yang dihadapi manusia. Maka apabila dia selamat dari yang satu, akan terkena yang lain.”
[HR Bukhari no 5928 (kt)]

Alam Kubur

Jika tidak lolos di alam kubur
Dari  dia berkata, 'Sesungguhnya bila Utsman melewatitHani' (sahaya Utsman)  suatu pemakaman, maka dia berhenti sejenak dan berurailah air matanya hingga membasahi jenggotnya. Lalu dia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah  bersabda,r
مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا إِلاَّ وَالْقَبْرَ أَفْظَعُ مِنْه
 bersabda:r"Aku tidak melihat pemandangan yang paling buruk melebihi tempat pemakaman." Dan aku juga mendengar Rasulullah
القَبْرُ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الآخِرَةِ, فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أيْسَرَ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَعْظَمُ
"Sesungguhnya pemakaman adalah kediaman pertama dari beberapa kediaman akherat. Jika seseorang lolos darinya, maka apa yang akan dialaminya setelah itu adalah mudah. Tetapi jika tidak lolos, maka apa yang akan dihadapi bakal menjadi semakin sulit."
[HR Ibnu Majah, Tirmidzi; sanadnya HASAN]

Siksa kubur
Dari  berdiri dan menyampaikanr, ia berkata 'Sesungguhnya Rasulullah tAsma'  khutbah, lalu Rasulullah menyebutkan siksa kubur yang dirasakan oleh seseorang. Maka ketika itu, ummat Islam merasa sangat takut sekali."
[HR Bukhari dlm Kitab al-Janaiz bab Siksa Kubur hadits no 1373]

Abu  keluar dari rumahnya pada saat mataharir, berkata: "Rasulullah tAyyub  telah terbenam, lalu beliau mendengar suara. Maka beliau bersabda: "Orang-orang Yahudi disiksa dalam kuburnya."
[Ibid, hadits no 1375; dan bab Sorga, hadits no 69]

 berdoa:r yang mengatakan bahwa Rasulullah tHadits dari Abu Hurairah 
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur, siksa neraka dan fitnah dalam hidup dan mati serta dari fitnah Dajjal."
[HR Bukhari no 1377; Muslim dlm bab Masjid no 131]

 melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda:r, dia berkata, 'Rasulullah tDari Abdullah bin Abbas
إِنَّهُمَّ لَيُعَذَّبَانِ وَمَايُعُذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ
"Sesungguhnya kedua orang tersebut disiksa. Dan keduanya adalah disiksa bukan karena dosa besar."
Kemudian beliau berkata lagi,
بَلَى أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَسَعْىَ بِنَمِمَةٍ وَأَمَا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَستَخِرُ مِنْ بَوْلِهِ
"Benar ! Keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Adapun salah satu orang tersebut adalah karena sering mengadu domba, sedang yang satunya lagi adalah dia tidak bersuci dari buang air kecil."
Ibnu Abbas berkata:  mengambil pelepah kurma yang basah dan dibelahnyar'Kemudian Rasulullah  menjadi dua, lalu beliau menancapkan salah satunya di satu kuburan dan yang lain ditancapkan di atas kuburan yang kedua. Kemudian beliau bersabda,
"Semoga keduanya diringankan siksanya selama kedua kayu ini belum kering."
[HR Bukhari dlm bab Siksa Kubur no 1378; Muslim dlm bab Iman no 11; Ahmad: I/225 dan V:35; Abu Dawud no 20; Nasa'i I/28-30; Shahih Al Jami' Al Bani no 2436-2437]

 melintasir, ia berkata, 'Rasulullah tDari Jabir  kuburan para wanita dari kabilah Bani Najjar yang telah meninggal pada masa jahiliyyah. Maka Rasulullah mendengar mereka merintih karena disiksa dalam kubur karena mengadu domba.'
[HR Ahmad dan Thabrani (Majmu' Az Zawaid: III/55); SHAHIH]

 bersabda:r, Rasulullah tDari Aisyah
يُرْسَلَ عَلَى الْكَافِرِ حَّتَيَانِ وَاحِدَةٌ مِنْ قِبَلَ رَأْسِهِ وَلأُِخْرَى مِنْ قِبَلَ رِجْلَيْهِ يَقْرُ صَانِهِ قَرْصًا كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Dikirimkan kepada orang kafir dua ular. Satu ular dari arah kepalanya dan yang lain dari arah kedua kakinya. Kedua ular tersebut menggerogotinya sampai habis. Dan setiap selesai dan pulih kembali, maka kedua ular tersebut kembali menggerogotinya, (Dan begitulah) sampai hari kiamat."
[HR Ahmad dlm Majmu' Az Zawaid: III/55; HASAN]

 bersabda,r berkata bahwa Rasulullah tDari Aisyah
"Himpitan kubur terhadap orang mukmin adalah bagaikan himpitan seorang ibu yang sangat sayang terhadap anaknya karena anaknya mengadu kepadanya ketika sakit kepala. Maka ibu akan menyentuh kepala anaknya dengan perlahan-lahan. Tapi wahai Aisyah, betapa celakanya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah. Sebab, mereka itu digencet dalam kuburnya, seperti gencetan batu besar terhadap telur."
[HR Baihaqi, Ibnu Mandah, Ibnu An Najjar dalam Syarh as Shudur oleh As Suyuthi hal 150]

 bersabda,r, Nabi tDari Abdullah bin Umar
"Ini adalah orang yang Arsy bergetar karenanya dan pintu-pintu langit dibuka kepadanya serta tujuh puluh ribu malaikat menyaksikan kepadanya. Sungguh, dia dihimpit oleh kubur, lalu kubur direnggangkan darinya."
Dia adalah Sa'ad bin Mu'adz
[HR Tirmidzi IV/2933, Ahmad: III/126 dan Abu Dawud: 4753]

Andaikata kita mengetahui apa yang diketahui Rosulullah
Dari  keluar darir, berkata 'Pada suatu siang hari Rasulullah tAisyah  rumahnya dengan menyingsingkan bajunya dan kedua matanya merah warnanya dan beliau memanggil para sahabat dengan suaranya yang sangat lantang:
اَيُّهَا النَّاسُ اُظُلَّتْكُمُ الفِتَنُ كَقِتَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ اَيُّهَاالنَّاسُ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا اَعْلَمُ لَظَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا اَيُّهَاالنَّاسُ اسْتَعِيْذُوا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ فَاِنَّ عَذَابِ الْقَبْرِ حَقٌّ
"Wahai manusia, kalian telah dilingkari dengan beberapa fitnah seperti malam yang sangat kelam. Wahai manusia, jika kalian mengetahui apa yang saya ketahui, maka kalian akan ketahui, kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Wahai manusia, mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur. Sungguh siksa kubur adalah benar."
[HR Ahmad: VI/81; dan Haitsami berkata: "Para perawi Ahmad adalah shahih." (Majmu' Az Zawaid: III/55)]

Orang meninggal mampu mendengarkan suara
Dari  kemarinr, ia berkata 'Sesungguhnya Rasulullah tUmar bin Khatthab  memberitahukan kepada kami tempat terbunuhnya orang-orang kafir dalam perang Badar dengan mengatakan:
"Ini adalah tempat terbunuhnya si fulan, si fulan pada besok hari, insya Allah."
.'rUmar ra berkata, 'Demi Allah, mereka tidak akan lepas seperti yang dikatakan Rasulullah
 bersabda:r pergi ke tempat di mana mereka dimakamkan. Dan, ketika beliau sampai di tempat mereka, Rasulullah rLalu Rasulullah
"Hai Fulan bin Fulan ! Hai Fulan bin Fulan !
Apakah kamu mendapatkan apa yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepadamu sebagai kebenaran ?
Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang dijanjikan Allah kepadaku benar-benar nyata."
Umar ra berkata, 'Ya Rasulullah, bagaimana engkau mengajak bicara jasad-jasad yang sudah tidak bernyawa lagi ?'
 bersabda:rMaka Nabi
وَلَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِاَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ وَلَكِنَّهُمْ لاَ يَقْدِرُوْنَ أَنْ يُجِيْبُوأ
"Kamu tidak faham terhadap apa yang aku ucapkan kepada mereka. Tapi mereka tidak mampu menjawab sedikit pun atas ucapanku."
[HR Muslim dlm bab Sorga no 76]

 bersabda:r, ia berkata bahwa Rasulullah tDari Anas bin Malik
إِنَّ الْمَيِّتَ إِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَتَوَلَّ عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَمُعُ خَفَقَ نِعَالِهِمْ
"Sesungguhnya seseorang yang meninggal jika telah diletakkan dalam kuburnya dan kawan-kawannya pulang meninggalkannya, maka dia mendengar suara gesekan sandal mereka."
[HR Bukhari dlm kitab Janaiz no 1338, Muslim dlm bab Sorga no 71]

Binatang mendengar suara adzab kubur
 masuk ke rumah saya, lalu beliau berkata,rDari Ummu Mubasysyir, ia berkata 'Rasulullah 
"Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur !"
Maka saya berkata, "Ya Rasulullah, apakah dalam kubur terdapat siksa ?
Lalu beliau bersabda,
النَّرُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّاوَّعَشِيَّا
"Sungguh, mereka itu disiksa dalam kubur dengan siksaan yang didengar oleh semua binatang."
[HR Ahmad dlm Majmu' Az Zawaid III/56; SHAHIH]

Dari , ia berkata 'Seorang wanita Yahudi masuk ke rumah saya, lalutAisyah  dia menyebut-nyebut siksa kubur, maka saya menganggap dia dusta.  masuk ke kamar saya, lalu saya sebutkan halrKemudian Rasulullah   bersabda,rtersebut kepada beliau. Maka Nabi
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهُمْ لَيُعَذَّبُوْنَ فِى قُبُورِهِمْ حَتَّى تَسْمَعَ البَهَائِمُ أصْوَاتَهُمْ
"Demi Dzat yang diriku di tanganNya, sesungguhnya ahli kubur itu disiksa sehingga binatang-binatang mendengar suara mereka."
[HR Muslim bab Surga no 67]

Dari  di kebunr berkata, 'Ketika kami sedang bersama Nabi tZaid bin Tsabit  milik Bani An Najr, dan saat itu beliau sedang naik bighal, maka bighal  terjatuh dengannya. Dan, ternyata dirNabi lari dan hampir-hampir Nabi   berkata, "Siapakahrsitu terdapat makam enam atau lima orang. Lalu Nabi  yang mengetahui mereka yang dalam kuburan ini ?"
Maka ada seseorang yang berkata, "Saya."
 bertanya, "Kapan mereka meninggal ?"rKemudian Nabi
Maka dia menjawab, "Mereka mati pada masa jahiliyah dengan keadaan musyrik."
 bersabda,rMaka Nabi
إِنَّ هَذِهِ اْللأُمَّةَ تُبْتِكَى فِىْ قُبُوْرِهَا فَلَوْلاَ أَنْ تَدَافَنُوا لِدَعَوْتُ اللهَ اَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِى أَسْمَعُ مِنْهُ
"Sesungguhnya ummat ini dicoba dengan siksa di dalam kuburnya. Dan, seandainya kalau bukan karena aku khawatir kepada ummat untuk tidak berani lagi untuk menguburkan mayat, maka saya berdo'a kepada Allah, agar Allah memberikan kamu mampu mendengar siksa kubur yang aku sendiri mendengarnya."
[HR Muslim dlm kitab Sorga, no 67]


Sorga dan Neraka

Andaikata kalian mengetahui apa yang aku ketahui
Dari Abu Dzar al Ghifari  bersabdar, Rosulullah t
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ
قَالَ أَبمو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَنَسٍ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَيُرْوَى مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ أَنَّ أَبَا ذَرٍّ قَالَ لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ

“Sesungguhnya aku melihat sesuatu yang tidak kalian melihatnya, dan aku mendengar sesuatu yang kalian tidak mendengarnya. Langit itu bergemuruh dan pantaslah ia bergemuruh dengan apa-apa yang ada di dalamnya. Tidaklah ada tempat seluas empat jari manusia, kecuali ada malaikat yang meletakkan keningnya sujud kepada Allah. Demi Allah jika kalian mengetahui apa-apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan akan banyak menangis dan kalian tidak akan bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian di atas kasur dan kalian akan naik ke ketinggian dan mengiba kepada Allah.”

Abu Dzar berkata, ‘Oh seandainya aku menjadi sebatang pohon yang ditebang’
[HR Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan; kutubu tis’ah At Tirmidzi no 2235]


2 Golongan neraka yang belum pernah dilihat Rosulullah
 bersabda:r, bahwasanya Rasulullah tDari Abu Hurairah
صِنْفَانِ مِنْ اَهْلِ النَّارِ لَمْ اَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سَيَاطٌ كَاَذْنَابِ البَقَرِ يَدْرِبُونَ بِهِ النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَا ئِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَاَسْنَمَةِ الْبَخْتِ الْمَائِلَةِ لاَيَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَيَجِدْنَ رِيْحَهَا وَاِنَّ رِيْحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
"Dua golongan yang termasuk ahli neraka yang aku belum pernah melihat (seperti) keduanya: Satu kaum yang ada pada mereka cemeti seperti ekor sapi, dengan cemeti itu mereka memukuli manusia. Dan kaum wanita yang berpakaian tetapi (seperti) telanjang, melenggang lenggok menggiurkan, seolah-olah di kepalanya seperti punggung unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya surga, padahal baunya surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian"
[HR Muslim: 17/190]

Siapakah orang-orang yang pertama kali diadili di hari kiamat ?
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ
“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili di hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Maka dia didatangkan lalu diperlihatkan ni’matNya sehingga dia tahu akan ni’mat-ni’matNya. Lalu Allah bertanya, “Apakah yang engkau amalkan didalamnya ?”
Maka dia berkata, “Saya berperang di jalanMu hingga mati syahid.”
Allah menjawab, “Engkau dusta !! Tetapi kamu berperang agar engkau dikatakan pemberani !”
Dikatakan, “Kemudian diperintahkan kepadanya untuk diseret wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.”
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ
Dan seseorang laki-laki yang mempelajari ilmu, mengajarkannya dan dia membaca Al Qur'an. Dan dia didatangkan kepadaNya, lalu diperlihatkan kepadanya ni'mat-ni'matNya sehingga dia tahu akan ni'mat-ni'matNya.
Maka dikatakan kepadanya, "Apakah yang engkau lakukan dengan ni'mat-ni'mat itu ?"
Maka dia berkata, “Saya mempelajari ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur'an”
Allah menjawab, “Engkau dusta !! Tetapi kamu mempelajari ilmu agar engkau dikatakan 'alim dan engkau membaca Al Qur'an agar engkau dikatakan Qori' !”
Dikatakan, “Kemudian diperintahkan kepadanya untuk diseret wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.”
وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ
Dan seseorang yang diluaskan rizkinya oleh Allah dan Allah memberinya semua bentuk harta benda seluruhnya.
Dan dia didatangkan kepadaNya, lalu diperlihatkan kepadanya ni'mat-ni'matNya sehingga dia tahu akan ni'mat-ni'matNya.
Maka dikatakan kepadanya, "Apakah yang engkau lakukan dengan ni'mat-ni'mat itu ?"
Maka dia berkata, “Saya tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau ridhoi untuk berinfaq kecuali aku berinfaq di dalamnya untukMu."
Allah menjawab, “Engkau dusta !! Tetapi engkau lakukan itu semua supaya dikatakan dermawan
Dikatakan, “Kemudian diperintahkan kepadanya untuk diseret wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.”
[Sahih Muslim: 3527(kt), HR An Nasa’i: 2/23,24, Musnad Ahmad: 2/322]

Sebagian besar penduduk neraka
إِطَّلَعْتُ فِى النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءُ
"Aku memandang ke neraka, maka kulihat sebagian besar penghuninya adalah kaum wanita." [HR Bukhari]

Persetubuhan di surga
, seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kami harus menyetubuhi isteri kami di surga ?"tDari Abu Hurairah
 bersabda, "Sesungguhnya seorang laki-laki bersetubuh dengan seratus gadis dalam sehari. Yakni di surga."rRasulullah 
[HR Thabrani, Silsilah hadits shohih no 367]


Al Quran

Ancaman mengambil upah dari mengajar Al Qur’an
Dari Ismail bin Ubaidillah , dia berkata: 'Telah berkata kepadaku Abdul Malik bin Marwan: "Wahai Ismail, ajarilah anakku. Aku akan memberimu atau mengupahmu."
Ismail menanggapi, "Wahai Amirul Mukminin, bagaimana bisa demikian, padahal Ummu Darda' telah menceritakan kepadaku  telah bersabda:rbahwa Rasulullah
مَنْ اَخَذَ عَلَى تَعْلِيْمِ الْقُرْاَنِ قَوْسًا، قَلَّدَهُ اللهُ قَوْسًا مِنْ نَا رٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa yang mengajar Al Qur'an dengan mengambil upah, maka Allah akan mengalunginya busur dari api pada hari kiamat."
Abdul Malik berkata: "Wahai Ismail, aku tidak memberimu atau mengupahmu atas nahwu."
[Sunan al Baihaqi: 6/126, Ibnu Asakir dlm Tarikh Damsyiq: 2/247-/2]

Dari Ismail bin Ubaidillah, dia berkata, 'Saya mengajar al Kitab dan Al Qur'an kepada orang-orang penduduk Shuffah. Kemudian seorang dari mereka memberi saya hadiah berupa sebuah busur. Lalu saya berkata: "Itu tidak berupa harta dan saya pakai ia memanah di jalan Allah Azza wa Jalla.  menanyakannya.rSungguh saya benar-benar datang kepada Rasulullah  Sesungguhnya begitu datang kepada beliau saya melapor: "Wahai Rasulullah, seseorang memberiku hadiah berupa busur dari orang-orang yang aku ajari tentang Al Kitab dan Al Qur'an, ia tidak berupa harta dan aku akan memakainya untuk memanah di jalan Allah."
Beliau bersabda:
اِنْ كُنْتَ تُحِبَّ أَنْ تُطَوَّقَ طَوْقًا مِنْ نَارٍ فَاقْبَلْهَا
"Jika kamu suka dikalungi dengan kalung dari api, terimalah itu !"
[HR Abu Dawud 2/232, Ibnu Majah 2/8, Ath Thahawi 2/10, Al Hakim 2/41, Ahmad 5/315; al Hakim berkata "Hadits ini sanadnya SHAHIH", disepakati oleh adz Dzahabi; Silsilah Hadits Shahih no 252)

 bersabda:rRasulullah
مَنْ قَرَأَ الْقُرْاَنَ فَلْيَسْاَلِ الله بِهِ، فَاِنَّهُ سَيَجِىءُ اَقْوَامٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْاَنَ يَسْاَلُوْنَ بِهِ النَّاسِ
"Barangsiapa membaca al Qur'an, maka hendaknya ia meminta (upah) kepada Allah atasnya. Sesungguhnya akan datang suatu kaum yang membaca Al Qur'an meminta (upah) atasnya kepada manusia."
[HR Tirmidzi 4/55, Ahmad 4/432-433 dan 439]

Berbicara tentang al Qur’an berdasar ro’yunya belaka
 bersabda:r, Rasulullah tDari Ibnu Abbas
مَنْ قَالَ فِى الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدُهُ مِانَ النَّارِ
"Barangsiapa yang berbicara tentang al Qur'an dengan ra'yunya, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka."
[HR Ahmad, Tirmidzi; dhaif]


As Sunnah

Akan ada pengingkar sunnah
 bersabda,r, ia berkata, Rasulullah tDari Miqdam bin Ma'dikariba
أَلاَ إِنِّى أُوْتِيْتُ الْقُرْأنَ وَوَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلاَ يُوْشِكُ رَجُلٌ شَبْعَان عَلَى أَرِيَكِتِهِ يَقُوْلُ عَلَيْكُمْ بِهذَا الْقُرْأنِ، فَمَا وَجَدْتُمْ فِيْهِ مِنْ حَلاَلٍ فَأَخَلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيْهِ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوْهُ. وَإِنَّمَا حَرَّمَ رَسُوْلُاللهِ كَمَا حَرَمَ اللهُ
"Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan al Qur'an dan yang seperti al Qur'an bersamanya. Ketahuilah, nanti akan ada orang yang kenyang di atas sofanya seraya berkata, 'Cukuplah bagi kamu berpegang dengan al Qur'an (saja). Apa-apa yang kalian dapati hukum halal di dalamnya maka halalkanlah. Dan apa-apa yang kalian hukum haram di dalamnya maka haramkanlah.
(Ketahuilah) sesungguhnya apa-apa yang diharamkan Rasulullah sama seperti yang diharamkan Allah !"
[HR Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim; dishahihkan Al Hakim dan Ahmad]


Sabar

Musibah sebagai penebus dosa
 bersabda,r, Rasulullah tDari Anas
إِذَا أَرَادَاللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ قِى الدُّنْيَا. وَإِذَا أَرَادَاللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عِنْهُ بِذَمْبِهِا حَتَّى يُوَافِى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap seorang hambaNya, maka dilaksanakan segera pembalasan siksa di dunia. Sebaliknya jika Allah menghendaki kebinasaan terhadap hambaNya, ditahan pembalasan dosanya, hingga akan dituntut kelak pada hari kiamat.”
[dinukil dari Riyadhus Shalihin An Nawawi, bab Sabar hadits no 19]

 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan padanya, maka diberikan kepadanya musibah.” [HR Bukhari]

 bersabda,r, Rasulullah t dan Abu Hurairah tDari Abu Said
مَايُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ حَمٍّ وَلاَ حَزَنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim yang menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan, bahkan gangguan yang berupa duri melainkan semua kejadian itu dijadikan Allah sebagai penebus dosanya.” [HR Bukhari Muslim]

Jangan mengharap kematian jika tidak sabar menghadapi musibah
 bersabda,r, Rasulullah tDari Anas
لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ, فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَا عِلاً فَلْيَقُلْ:
اللّهُمَّ أَحْيِنِى مَاكَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِى ، وَتَوَفَّنِى إِذَ كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِى
“Janganlah seseorang di antara kalian mengharap-harapkan kematian disebabkan oleh musibah yang menimpa. Maka jika keadaan memaksa, ucapkanlah: “Yaa Allah lanjutkanlah hidupku selama hidup itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika mati itu lebih baik bagiku.” [HR Bukhari Muslim]


Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Jika melihat kemungkaran
 bersabda:r, Rasulullah tDari Ibnu Mas’ud
مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لاَ يُؤْمَرُونَ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ اْللإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَالٍ
“Tiada seorang Nabi yang diutus sebelumku, melainkan mempunyai shahabat-shahabat yang setia yang mengikuti dengan benar ajarannya. Kemudian muncul setelah mereka turunan yang hanya banyak bicara dan tidak suka beramal, dan mengerjakan apa-apa yang tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya, maka dia mukmin. Dan siapa yang menentang mereka dengan lidahnya, juga mukmin, dan barangsiapa yang membenci mereka dengan hatinya, dia pun mukmin. Selain itu tidak ada lagi iman walaupun seberat biji sawi.” [HR Muslim no 71]

 bersabda:r, ‘Saya mendengar Rasulullah tDari Abu Said Al Khurdi
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْللإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah mengubah dengan tangannya. Bila tidak bisa, hendaklah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka mampu maka dengan hatinya. Dan inilah selemah-lemah iman.” [HR Muslim no 70]

Seutama-utama jihad
 bersabda:r, Rasulullah tDari Abu Said al Khudri
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
“Seutama-utama jihad adalah kalimat adil (haq) yang diucapkan pada sulthan yang dholim.” [HR Abu Dawud no 3781, Tirmidzi]

Kerusakan pertama di Bani Isroil
 bersabda:r, Rasulullah tDari Abdullah bin Mas’ud
إِنَّ أَوَّلَ مَا دَخَلَ النَّقْصُ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَ الرَّجُلُ يَلْقَى الرَّجُلَ فَيَقُولُ يَا هَذَا اتَّقِ اللهَ وَدَعْ مَا تَصْنَعُ فَإِنَّهُ لاَ يَحِلُّ لَكَ ثُمَّ يَلْقَاهُ مِنَ الْغَدِ فَلاَ يَمْنَعُهُ ذَلِكَ أَنْ يَكُونَ أَكِيلَهُ وَشَرِيبَهُ وَقَعِيدَهُ فَلَمَّا فَعَلُوا ذَلِكَ ضَرَبَ اللهُ قُلُوبَ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ ثُمَّ قَالَ : ( لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ) إِلَى قَوْلِهِ ( فَاسِقُونَ ) ثُمَّ قَالَ كَلاَّ وَاللهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ وَلَتَأْخُذُنَّ عَلَى يَدَيِ الظَّالِمِ وَلَتَأْطُرُنَّهُ عَلَى الْحَقِّ أَطْرًا وَلَتَقْصُرُنَّهُ عَلَى الْحَقِّ قَصْرًا
“Sesungguhnya kerusakan yang pertama yang terjadi pada Bani Israil yaitu seorang lelaki bertemu kawannya (yang berbuat jahat), menegur: “Wahai Fulan bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan apa yang kamu perbuat, sesungguhnya hal itu tidak halal bagimu.”. Kemudian esok harinya dia bertemu temannya tetap seperti itu, namun tidak ditegur. Bahkan dia menjadi teman makan minum dan duduknya. Maka tatkala mereka lakukan yang demikian, Allah menutup hati mereka masing-masing, sebagaimana firman Allah:
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu... (sampai dengan firmanNya ...) ... Tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasiq, [QS Al Maidah(5): 78-81]
“Janganlah demikian, Demi Allah ! Sungguh kamu harus mengajak kepada yang ma’ruf dan kamu harus melarang dari yang mungkar, dan sungguh kamu harus menahan tangan orang dholim dan kembalikan dia ke jalan yang haq dan jaga dia di dalam yang haq itu.”
(Dalam riwayat lain ditambahkan:)
أَوْ لَيَضْرِبَنَّ اللهُ بِقُلُوبِ بَعْضِكُمْ عَلَى بَعْضٍ ثُمَّ لَيَلْعَنَنَّكُمْ كَمَا لَعَنَهُمْ
“Atau kalau tidak, maka Allah akan menutup hati kalian, kemudian melaknat kalian sebagaimana telah mengutuk mereka.” [HR Abu Dawud no 3774, Tirmidzi]

Ancaman meninggalkan nahi mungkar
اِنَّ النَّاسَ اِذَا رَأَوا الْمُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوْهُ أَوْشَكَ اَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابِهِ
“Sesungguhnya manusia jika melihat suatu kemungkaran (kedzaliman) dan tidak merubahnya, maka dikhawatirkan Allah akan meratakan siksanya bagi mereka semua.” [HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i; sanadnya shahih]

Keutamaan mengajarkan kebaikan
 bersabda,r, Rasulullah tDari Jubair bin Mu'thim
نَظَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِيْ فَبَلَغَهَا
"Semoga Allah membaguskan orang yang mendengarkan perkataanku lalu menyampaikannya."
[Sunan Ibnu Majah: 1/49no 244, Shahih Sunan Ibnu Majah: 1/45]

 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Hurairah
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَُجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْللإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk maka baginya dari pahala seperti yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa menyeru pada kesesatan maka baginya dosa sebanyak dosa-dosa yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun.” [HR Muslim no 4831]

 bersabda,r, Rasulullah tDalam hadits yang panjang dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idy
فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Demi Allah ! Sungguh kalau Allah memberi hidayah pada seseorang dengan usahamu, lebih baik bagi kamu daripada mendapatkan unta merah yang bagus.” [HR Bukhari no 2787, Muslim]

 bersabda,r, Rasulullah tDari Abu Amanah al Bahily
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةُ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
"Sesungguhnya Allah, malaikatNya, para penghuni langit dan bumi mulai semut di dalam lubangnya sampai ikan paus, benar-benar mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia."
[Shahih Tirmidzi 2/343 no 2159]

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ، إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ
"Jika anak Adam meninggal, terputuslah amalannya, kecuali tiga hal: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya." [HR Muslim: 3/14]

Mengucapkan tapi tidak mengamalkan
 bersabda:r, ‘Saya mendengar Rasulullah tDari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid al Haritsah
يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ يَا فُلاَنُ مَا لَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ بَلَى قَدْ كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ وَأَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Seseorang dihadapkan di hari kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka, sehingga keluar usus dari perutnya, lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himar yang berputar di sekitar penggilingan. Maka berkerumunlah ahli neraka kepadanya sambil bertanya, ‘Hai Fulan, mengapa kamu, bukankah engkau dahulu menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran ?’ Jawabnya, ‘Benar, aku dahulu menyeru kebaikan tetapi tidak kukerjakan, dan mencegah kemungkaran tetapi saya sendiri melakukannya.’”
[HR Muslim no 5305, Bukhari, Ahmad]


Doa dan Dzikir

Pertarungan musibah dan doa
 bersabda,r, Rasulullah tDari Aisyah
لاَ يُغْنِى حَذْرٌ مِنْ قَدْرٍ وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمْمَّا لَمْ يَنْزِلْ وَإْنَّ الْبَلاَءُ لَيَنْزِلُ فَيَلْقَاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Kewaspadaan (kehati-hatian)mu itu tidak ada gunanya menghadapi takdir. Doa itulah yang berguna untuk mengantisipasi musibah yang telah turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah itu ketika turun dihadapi oleh doa, dan keduanya bertarung hingga hari kiamat."
[HR Al Hakim; dikutip dari Therapi Penyakit Hati (Ibnul Qayyim al Jauzi) hal 23]

Ancaman meninggalkan dzikir
 bersabda,rRasulullah
مَا مِنْ قُوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَلَى مَثَلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ، وَكَانَ عَلَيْهِمْ حَسَرَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Orang-orang yang berdiri dari suatu tempat tanpa berdzikir, maka mereka ibarat bangkai himar. Mereka akan merasakan penyesalan kelak di hari kiamat."
[HR Abu Dawud no 4855; Ahmad: 2/389, 515, 527; Ath Thahawi: 2/367; Al Hakim: 1/492; Al Hakim berkata, "Hadits ini shahih sesuai dengan kriteria yang dipakai oleh Imam Muslim", disepakati oleh Adz Dzahabi; Silsilah hadits shahih no 77] [Terjemah silsilah hadits shohih hal 171]

 bersabda:rDari Al Aghar al Muzani, dia berkata 'Sesungguhnya Rasulullah
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِى وَإِنِّى لاَسْتَغْفِرُ اللهَ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Sesungguhnya hatiku lupa (tidak ingat kepada Allah) dan sesungguhnya aku minta ampun kepadaNya dalam sehari seratus kali."
[HR Muslim: 4/2075]

Ibnul  lupa, karena beliau senantiasarAtsir berkata, "Maksud Nabi  memperbanyak dzikir, selalu mendekatkan diri kepadaNya dan waspada. Jadi, apabila sebagian waktu yang lewat tidak melakukan dzikir, maka beliau menganggapnya dosa. Kemudian beliau cepat-cepat membaca istighfar." [Jaami'ul Ushuul: 4/386]

Doa
اَللَّهُمَّ اَنْفَعْنِى بِمَا عَلَمْتَنِى وَعَلِمْنِى مَايُنْفَعُنِى وَزِدْنِى عِلْمًا
"Ya Allah, jadikan bermanfaat bagiku apa yang Engkau ajarkan kepadaku dan ajarkan kepadaku apa yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah kepadaku ilmu"
[HR Tirmidzi no 3599, Ibnu Majah no 251, 3833; shahih menurut Syaikh Albani, lihat Shahih Sunan Ibnu Majah: I/47]


Wanita

Minyak wangi
 bersabda,rRasulullah
أَيُّمَاامْرَاَةٍ اسْتَعْطََتْ ثُمَّ خَرَجَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا رِيْحَهَا فَهِىَ زَانِيَةٌ
"Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi kemudian ia keluar, lalu ia melewati suatu kaum (orang banyak) supaya mereka mendapati (mencium) baunya, maka dia itu adalah perempuan zina."
[HR Ahmad, Nasa'i, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Thohawi dari jalan Abu Musa; hasan]

إِذَا خَرَجَتِ الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْتَغْتَسِلْ مِنَ الطِّيْبِ كَمَا تَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ
"Apabila seorang perempuan keluar ke masjid, maka hendaklah ia mandi (membersihkan diri) dari wangi-wangian sebagaimana ia mandi dari janabat."
[HR Nasa'i dari jalan Abu Hurairah; shahih]

مَا تَرَكْتُ فِتْنَةً بَعْدِي أَضَرُّ مِنَ النِّسَاءِ عَلى الرِّجَالِ
"Tidak ada fitnah yang lebih berbahaya sepeninggalku atas kaum laki-laki dari kaum wanita." [Shahih Tirmidzi: 2/362]

Keluarnya wanita dari rumah
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَاِذَا خَرَجَتْ اِسْتَشْرَ فَهَاالشَّيْطَانُ فَهِيَ تَدْ بُرُ وَ تَقْبَلُ فِى صُوْرَةِ شَيْطَانٍ
"Wanita itu aurat, jika ia keluar, maka syaithan menipudayakan. Sehingga dari belakang dan depan ia berbentuk syaithan." [HR Muslim]

Berhati-hati terhadap wanita
اِتَّقُواالدُّنْيَا وَاتَّقُواالنِّسَاءَ فَاِنَّ اَوَّلُ فِتْنَةَ بَنِى إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِىالنِّسَاءِ
"Takutlah kamu sekalian di dunia ini kepada wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama pada Bani Israil adalah karena wanita." [HR Muslim]

Berpakaian tetapi telanjang
 bersabda,rRasulullah
رُبَّ كَاسِيَةٍ فِى الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِى اْلاخِرَةِ
"Alangkah banyak wanita yang (merasa) berpakaian di dunia tetapi telanjang di akherat." [HR Bukhari: 13/20]


Wanita yang tidak dinikahkan lewat wali
 bersabdar Rosulullah tDari Aisyah
أَيُّمَا امْرَأَةٍ لَمْ يُنْكِحْهَا الْوَلِيُّ فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ فَإِنْ أَصَابَهَا فَلَهَا مَهْرُهَا بِمَا أَصَابَ مِنْهَا فَإِنِ اشْتَجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ
"Setiap wanita yang tidak dinikahkan oleh walinya maka nikahnya tidak sah, maka nikahnya tidak sah, maka nikahnya tidak sah ! Dan kalau ia sudah digauli maka ia berhak memperoleh maskawin karena hal itu. Bilamana para wali berselisih, penguasalah yang menjadi wali bagi perempuan yang tidak punya wali." [HR Abu Dawud dlm Madzl Al Majhud (10/80), Turmudzi (4/53), Ibnu Majah: 1/605, Tirmudzi menilai hadits ini hasan]




Menjaga Pandangan

Apakah kamu juga buta ?
أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ مَيْمُونَةُ فَأَقْبَلَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَذَلِكَ بَعْدَ أَنْ أُمِرْنَا بِالْحِجَابِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْتَجِبَا مِنْهُ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ أَلَيْسَ أَعْمَى لاَ يُبْصِرُنَا وَلاَ يَعْرِفُنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَعَمْيَاوَانِ أَنْتُمَا أَلَسْتُمَا تُبْصِرَانِهِ
 berkata, 'Ketika sayatDari Ummu Salamah  , tiba-tiba masuk ke tempat kamirdengan Maimunah ada di sisi Rasulullah  Abdullah bin Ummi Maktum. Kejadian itu sesudah ayat hijab yang diperintahkan kepada kami.
Maka Nabi bersabda, "Berhijablah kamu daripadanya."
Kami menjawab, "Ya Rasulullah, bukankah ia seorang yang buta, tidak melihat dan tidak mengenal kepada kami ?
Jawab Nabi, "Apakah kamu juga buta ? Bukankah kamu melihat padanya ?"
[HR Abu Dawud dlm al Libas no 2585(ks), Tirmidzi; dinukil dari Riyadhus Shalihin; Tirmidzi berkata hadits ini hasan shahih]

Pandangan pertama
 bersabda,r, Rasulullah tDari Buraidah
يَاعَلِىُّ ! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّمَا لَكَ اْلأُوْلَى وَلَيْسَتْ لَكَ اْلأَخِرَةُ
"Hai Ali, Janganlah sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh."
[HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Al Hakim, Shahihul Jami' no 7953; hasan]

Dari  pernah ditanya mengenai pandangan secarar, 'Rasulullah tJarir  mendadak (tiba-tiba), maka beliau menjawab, "Palingkan pandanganmu !"
[HR Ahmad, Muslim, Shahihul Jami' no 1014; shahih]


Pakaian

Berpakaian karena sombong, dan pakaian wanita
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abdullah bin Umar
مَنْ جَرَّ ثَوَبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. فَقَلَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: كَيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيُو لِهِنَّ ؟ قَالَ: يُرْخِينَ شِبْرً. قَالَت: إِذَنْ تُنْكَشَفُ أقَدَامُهُنَّ ؟ قَالَ: فَيُرْخِيْنَ ذِرَاعًا وَلاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ
"Barangsiapa menyeret pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."
Ummina Ummu Salamah bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana yang harus dilakukan oleh wanita ? Apakah wanita harus memendekkan pakaiannya seperti lelaki ?"
 menjawab, "Ia turunkan sejengkal"rRasulullah
Ummu Salamah berkata, "Kalau demikian ya Rasulullah, telapak kaki mereka terbuka."
 pun menjawab, "Hendaknya dia menurunkan sepanjang satu hasta, dan jangan ditambah lagi."rRasululah 
[HR Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah; SHAHIH]

Jangan menampakkan lekuk tubuh
عَنِ ابْنِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ أَبَاهُ أُسَامَةَ قَالَ كَسَانِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُبْطِيَّةً كَثِيفَةً كَانَتْ مِمَّا أَهْدَاهَا دِحْيَةُ الْكَلْبِيُّ فَكَسَوْتُهَا امْرَأَتِي فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَكَ لَمْ تَلْبَسِ الْقُبْطِيَّةَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ كَسَوْتُهَا امْرَأَتِي فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْهَا فَلْتَجْعَلْ تَحْتَهَا غِلاَلَةً إِنِّي أَخَافُ أَنْ تَصِفَ حَجْمَ عِظَامِهَا *
r, dia berkata, 'Rasulullah tDari Usamah bin Zaid  pernah memberiku pakaian qubthiyah, lalu pakaian itu kuberikan kepada isteriku.
Rasulullah bertanya kepadaku, "Mengapa engkau tidak mengenakan pakaian qubthiyah itu ?"
Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, pakaian itu kuberikan kepada isteriku."
Rasulullah berkata, "Suruhlah agar dia mengenakan pakaian tipis lain di dalamnya. Karena aku khawatir pakaian itu membentuk lekuk di tulangnya." [Ad-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan]

Dari Umar bin Khaththab, bahwasanya ia memberi pakaian qibthiy kepada beberapa orang dan berkata: "Janganlah kalian memakaikan pakaian ini kepada isteri-isteri kalian."
Kemudian berdirilah seorang laki-laki dan berkata: "Ya Amirul Mukminin, aku telah memakaikan kepada isteriku dan dia mundar-mandir di rumah. Namun aku tidak melihat pakaian itu memperlihatkan badannya, dan tidak sedikitpun terlihat kulitnya maupun apa yang ada di dalam pakaian luarnya itu."
Umar berkata kepadanya: "Walaupun tidak terlihat apa yang ada di bawah (dalam) nya, tapi ia akan menggambarkan bentuk tubuhnya." [Riwayat Al
-Baihaqi II/234-235; Muslim binAl-Bitthin dari Ani Shalih dari Umar]

Wanita berpakaian tetapi telanjang
 bersabda,rRasulullah
رُبَّ كَاسِيَةٍ فِى الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِى اْلاخِرَةِ
"Alangkah banyak wanita yang (merasa) berpakaian di dunia tetapi telanjang di akherat." [HR Bukhari: 13/20]


Larangan Menyerupai Lawan Jenis

Laknat Rosulullah
,tDari Abu Hurairah
لَعَنَ النَّبِيُّ الرَّجُلُ يَلْبِسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبِسُ لُبْسَةَ الرَّجُوْلِ
Nabi melaknat laki-laki yang memakai pakaian seperti wanita dan wanita yang memakai pakaian seperti laki-laki. [HR Abu Dawud dan Nasa'i]

 bersabda,rRasulullah
لَعَنَ اللهُ الْمُخَنِثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَ الْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
"Allah melaknat laki-laki yang berlagak menyerupai wanita dan wanita yang bersikap menyerupai laki-laki." [HR Bukhari]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِمُخَنَّثٍ قَدْ خَضَّبَ يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ بِالْحِنَّاءِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَالُ هَذَا فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ يَتَشَبَّهُ بِالنِّسَاءِ فَأَمَرَ بِهِ فَنُفِيَ إِلَى النَّقِيعِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ أَلاَ نَقْتُلُهُ فَقَالَ إِنِّي نُهِيتُ عَنْ قَتْلِ الْمُصَلِّينَ
,tDari Abu Hurairah   pernah mendatangi seorang laki-laki yang menyerupairbahwa Nabi  perempuan. Dia telah memacari kedua tangannya dan kedua kakinya dengan  bersabda, “Kenapa ini ?”rdaun inai. Maka Rasulullah
Ada yang menjawab, “Ya Rasulullah, dia menyerupai wanita”
Maka Rasulullah memerintahkan agar orang tsb dibuang ke Naqi’
Lalu beliau ditanya, “Ya Rasulullah, mengapa tidak kita bunuh saja ?”
 bersabda, “Sesungguhnya aku dilarang untuk membunuh orang-orang yang sholat.”rRasulullah 
[HR Abu Dawud no 428] (Naqi’ adalah suatu tempat dekat Madinah)


Orang Tua

Ridho Allah tergantung pada ridho Orang tua
 bersabda,rRasulullah
رِضَىالرَّبِّ فِي رِضَي الوَالِدِ وَسُخْطُ الرَّبِّ فِى سُخْطِ الْوَالِدِ
"Ridla Allah (tergantung) pada ridla orang tua. Dan murka Allah (tergantung) pada murka orang tua."
[HR Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim: 4/125, Silsilatul ahadits shahihah no 516]



Penguasa

Ketaatan hanya dalam hal ma’ruf
لاَطَاعَةِ لِبَشَرٍ فِى مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِىالْمَعْرُوفِ
"Tidak ada ketaatan kepada manusia dalam hal maksiat kepada Allah. Ketaatan itu hanyalah dalam hal yang ma'ruf."
[HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Thayalisi, Abu Ya'la I:241; Silsilah hadits shahih no 181]

Cara menasehati penguasa
Dari Iyadh bin Ghunam, Rasulullah bersabda
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ فَلاَ يُبْدِ لَهُ عَلاَنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوَ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ
“Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa dengan suatu perkara, maka janganlah menampakkan secara terang-terangan tetapi hendaknya ia mengambil tangannya kemudian menyepi dengan penguasa itu untuk menasehatinya. Apabila penguasa tadi menerima nasehat itu, maka demikianlah. Apabila tidak, maka penasehat tadi telah menunaikan kewajibannya.” [HR Ahmad no 3/404; hadits hasan]

Menghinakan penguasa Allah di bumi
Dari Zaid bin Kusaib al Adawy
عَنْ زِيَادِ بْنِ كُسَيْبٍ الْعَدَوِيِّ قَالَ كُنْتُ مَعَ أَبِي بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ ابْنِ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَقَالَ أَبُو بِلاَلٍ انْظُرُوا إِلَى أَمِيرِنَا يَلْبَسُ ثِيَابَ الْفُسَّاقِ فَقَالَ أَبُو بَكْرَةَ اسْكُتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِي اْلأََرْضِ أَهَانَهُ اللهُ
Dari Zaid bin Kusaib al Adawy ia berkata, ‘Aku bersama Abu Bakrah di bawah mimbarnya Ibnu Amir, dia sedang berkhutbah dan memakai pakaian yang tipis, maka berkata Abu Bilal: ‘Lihatlah oleh kalian kepada amir kita yang memakai pakaian orang fasik ini’
Maka berkata Abu Bakrah:  bersabda:r“Diamlah. Aku telah mendengar Rasulullah
“Barangsiapa yang menghinakan penguasa Allah di bumi maka Allah akan menghinakannya.” [HR Tirmidzi no 2150; ia berkata bahwa hadits ini hasan gharib]

 bersabda,rRasulullah
مَنْ أَكْرَمَ سُلْطَانَ اللهَ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - فِى الدُّنْيَا أَكْرَمَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ, وَمَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهَ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - فِى الدُّنْيَا أَهَانَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang memuliakan penguasa (yang dijadikan) Allah - Yang Maha Suci dan Maha Tinggi - di dunia maka Allah akan memuliakannya pada hari kiamat, dan barang siapa yang menghinakan penguasa Allah - Yang Maha Suci dan Maha Tinggi - di dunia maka Allah hinakan dia pada hari kiamat.”
[Silsilah hadits shahih Al Albani: no 2297]

Bersabar terhadap keburukan penguasa
قَالَ حُذَيْفَةُ بْنُ الْيَمَانِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيهِ فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ كَيْفَ قَالَ يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
Hudzaifah  berkata, “Ya Rasulullah sesungguhnya kami telah dalam kesesatant (sebelumnya) sehingga datanglah Allah membawa kebaikan, maka baiklah kami. Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?” Rasulullah menjawab, “Ya”
Hudzaifah berkata, “Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan ?” Rasulullah menjawab, “Ya”
Hudzaifah berkata, “Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?” Rasulullah menjawab, “Ya”
bersabda,rHudzaifah berkata, “Bagaimana (keburukan itu) ?” Rasulullah 
“Akan ada setelahku para pimpinan (penguasa) yang tidak menjalankan ajaranku dan tidak menerapkannya. Akan muncul di kalangan kalian orang-orang (yakni penguasa) yang hati mereka adalah hati setan di dalam tubuh manusia”
Hudzaifah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus kulakukan bila aku mendapati keadaan demikian ?”
Rasulullah  menjawab, “Wajib engkau mendengar dan taat kepada pemerintah itur walaupun punggungmu dipukul dan hartamu dirampas. Maka hendaklah engkau (tetap) mendengar dan taat (selama dalam hal yang ma’ruf).” [HR Muslim kitab Imarah no 3435(kt)]

إِسْمَعْ وَعَطِعْ فِي عُسْرِكَ وَيُسْرِكَ وَمَنْ شَطِكَ وَمَكْرَمِكَ وَإِنْ أَكَلُوْا مَالَكَ وَضَرَبُوْا ظَهْرَكَ
“Dengar dan taatilah mereka baik dalam kesulitan ataupun kemudahan, gembira atau tak suka, dan (meskipun) mereka bersikap egois (sewenang-wenang) terhadapmu, walaupun mereka memakan hartamu dan memukul punggungmu.” [Ibid, dishahihkan oleh Al Albani: 1026]

 bersabda,r, Rasulullah tDari Auf bin Malik
خِيَارُ أَئِمَّتِكُمِ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمِ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan yang mencintai kalian. Mereka sholat bersama kalian dan kalian sholat bersama mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka membenci kalian. kalian laknati dan mereka melaknati kalian. “
Ditanyakan: “Ya Rasulullah, bolehkah kami memerangi mereka dengan pedang ?”
“Tidak. Selama mereka menegakkan sholat di antara kalian. Dan apabila kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalan mereka, tetapi janganlah kalian mencabut tangan dalam ketaatan.” [HR Muslim no 2447(kt)]


Gambar

Setiap tukang gambar berada di neraka
عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي الْحَسَنِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ إِنِّي رَجُلٌ أُصَوِّرُ هَذِهِ الصُّوَرَ فَأَفْتِنِي فِيهَا فَقَالَ لَهُ ادْنُ مِنِّي فَدَنَا مِنْهُ ثُمَّ قَالَ ادْنُ مِنِّي فَدَنَا حَتَّى وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِهِ قَالَ أُنَبِّئُكَ بِمَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ و قَالَ إِنْ كُنْتَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَاصْنَعِ الشَّجَرَ وَمَا لاَ نَفْسَ لَهُ
Dari Said bin Abi al-Hasan, ia berkata: ‘Datang seseorang kepada Ibnu Abbas dan berkata: ‘Sesungguhnya saya orang yang membuat gambar-gambar ini. Maka berilah saya fatwa tentangnya.”
Maka Ibnu Abbas berkata, “Mendekatlah kepadaku !” Lalu ia mendekat. Kemudian katanya lagi, “Mendekatlah kepadaku !” (sampai Ibnu Abbas meletakkan tangannya di kepala orang itu), lalu katanya: “Akan aku beritakan apa-apa yang saya dengar dari  bersabda:r. Saya pernah mendengar Rasulullah rRasulullah
“Semua tukang gambar di neraka, dan dijadikan baginya setiap yang digambarnya satu jiwa (ruh) yang menyiksanya di Jahannam.”
Dan Ibnu Abbas berkata, “Jika kamu mesti mengerjakan juga, maka buatlah (gambar) pohon-pohon dan apa-apa yang tidak bernyawa (ruh).” [HR Muslim no 2945(kt)]

 bersabda,r, ‘Aku mendengar Rasulullah tDari Abdullah bin Mas'ud
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa pada hari kiamat adalah para tukang gambar.”
[HR Bukhari: Kitabul Libas no 5494(kt)]

 bersabda,r, Rasulullah tDari Abdullah bin Umar
إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat. Dikatakan kepada mereka: “Hidupkanlah apa yang telah kalian buat !”
[HR Bukhari no 5495(kt), Muslim no 3942(kt), Nasa’i: 5266(kt), Ahmad: 4245(kt)]

Malaikat tak masuk rumah yang ada gambar2nya
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِي اللهُ عَنْهَا أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا اشْتَرَتْ نُمْرُقَةً فِيهَا تَصَاوِيرُ فَلَمَّا رَآهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَى الْبَابِ فَلَمْ يَدْخُلْهُ فَعَرَفْتُ فِي وَجْهِهِ الْكَرَاهِيَةَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَتُوبُ إِلَى اللهِ وَإِلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا أَذْنَبْتُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَالُ هَذِهِ النُّمْرُقَةِ قُلْتُ اشْتَرَيْتُهَا لَكَ لِتَقْعُدَ عَلَيْهَا وَتَوَسَّدَهَا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُعَذَّبُونَ فَيُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ وَقَالَ إِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي فِيهِ الصُّوَرُ لاَ تَدْخُلُهُ الْمَلاَئِكَةُ
, ia berkata , ‘Saya membelitDari Aisyah   melihatnya, beliaursebuah bantal bergambar. Maka ketika Rasulullah  berdiri di pintu dan tidak masuk. Saya mengenal tanda kemarahan pada wajah beliau. Saya berkata, “Ya Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan kepada RasulNya, apa dosaku ?” Beliau bersabda, “Apa bantal ini ?” Aku menjawab, “Saya membelinya agar anda duduk di atasnya dan menyandarinya.”
 bersabda,rMaka Rasulullah  “Sesungguhnya pemilik (pembuat) gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat, dan dikatakan kepada mereka: “Hidupkanlah apa yang telah kalian buat ! “ . Sesungguhnya rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar tidak akan dimasuki malaikat.” [HR Bukhari 1962(kt), Muslim]

Dalam riwayat muslim ditambahkan perkataan Aisyah, “Lalu saya membuatnya (memotongnya) menjadi dua bantal yang beliau bersandar padanya.”


Rihlah Islami

اِنَّ رَجُلاً قَالَ: يَاَ رَسُولَ اللهِ اَئْذَنْ لِى فِى السِيَاحَةِ قَالَ النَّبِى : سِيَحَةَ اُمَّتِي الجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللهِ تَعَلَى
Dari  "Wahair, Ada seorang lelaki berkata kepada Rasulullah tAbu Umamah  Rasulullah izinkanlah aku rihlah (berwisata)". Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya rihlah ummatku adalah jihad fi sabilillah." [HR Abu Dawud no 2486]


Musik & Nyanyian

Berita di akhir zaman
عَنْ أَبِي مَالِكٍ اْلأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللهُ بِهِمُ اْلأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ *
 bersabda,r, Rasulullah tDari Abi Malik al Asy’ari
"Sungguh akan ada orang-orang dari ummatku yang minum khamr, mereka namakan dengan nama yang lain. Kepala mereka (bergoyang-goyang) dilalaikan dengan musik dan nyanyian-nyanyian. Maka Allah akan tenggelamkan mereka itu ke dalam bumi dan Allah akan mengubah yang lainnya menjadi kera dan babi."
[HR Ibnu Majah no 4020, 4010(kt) dan ini lafazhnya, Baihaqi 8/295 dan 10/221, dan Ibnu Asakir. Lihat shahih Ibnu Majah no 4247]

 bersabda,rDari Abdurrahman bin Ghanmin al Asy’ari Rasulullah
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ يَأْتِيهِمْ يَعْنِي الْفَقِيرَ لِحَاجَةٍ فَيَقُولُونَ ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا فَيُبَيِّتُهُمُ اللهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Sungguh akan ada dari ummatku, kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan alat-alat musik. Dan akan tinggal beberapa kaum di sisi gunung, berkembang biak hewan ternak mereka yang (selalu) digembalakan oleh penggembala. Datang orang yang butuh kepada mereka, lalu mereka berkata: 'Kembalilah kepada kami besok'. Kemudian Allah membinasakan mereka (di waktu malam) dan meratakan gunung serta merubah rupa yang lainnya menjadi kera dan babi, sampai hari kiamat."
[HSR Bukhari 6/243]


Dari Imran bin Hushain Radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَيَكُوْنُ فِيْ اْلأَخِرِ الزَمَانِ خَسْفٌ وَخَذْفٌ وَمَسْخٌ، إِذَاأَظْهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ وَاسْتُحِلَّتُ الْخَمْرُ
"Akan terjadi di akhir zaman: tenggelam ke dalam bumi, lemparan batu, dan perubahan bentuk; jika telah nyata alat-alat musik dan penyanyi wanita serta dihalalkannya khamr. "
[HR Tirmidzi, Thabrani dari Sahl bin Sa'd; lihat Shahih Jami'us Shaghir no 3559]

Sikap salafus sholeh terhadap alat musik dan nyanyian
Dari Nafi' Maula Ibnu Umar, ia berkata: Ibnu Umar pernah mendengar seruling seorang penggembala, lalu beliau menyumbat kedua telinganya dengan jari tangannya, kemudian ia pindah ke jalan lain, sambil berkata: 'Wahai Nafi', apakah engkau masih mendengar ?' Aku jawab: 'Ya'. Lalu beliau terus berjalan sampai aku berkata: 'Sudah tidak lagi terdengar (suara itu)'. Barulah ia melepaskan kedua tangannya (dari telinganya) dan ia kembali ke jalan itu. Lalu beliau berkata: "Beginilah aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ia mendengar suara seruling penggembala, beliau melakukan seperti ini."
[HSR Ahmad 2/38, Abu Dawud no 4924, Baihaqi: 10/222, Ibnu Hibban dalam kitabnya "Tahrimun Nard was Syatranj wal Malahiy no 64, Abu Nu'aim dalam kitabnya "Hilyatul Auliya' 6:129, Ibnul Jauzy dalam Talbisu Iblis hal 232; Lihat Shahih Abu Dawud no 4116]

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atasku khamr, judi dan al kuubah (musik)"
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dan tiap-tiap yang memabukkan adalah haram."
Sofyan Ats Tsauri bertanya kepada Ali bin Badziimah tentang makna "Al Quubah" Ia menjawab: 'Yang dimaksud ialah ath Thabl'
[HSR Abu Dawud no 3696 dari Ibnu Abbas, Ahmad: 1/274; lihat Shahih Abu Dawud no 3143 dan Silsilah Ahadits 'alaihi salam Shahihah: 4/422-423 no 1806]

Yang dimaksud dengan Thabl ialah: gendang, drumband, beduk dan lain-lain dengan berbagai macam bentuknya. [lihat Lisanul Arab: 2/570]

Aisyah pernah melewati suatu rumah yang di dalamnya ada orang yang bernyanyit dan bergoyang-goyang kepalanya dengan merdunya dan ia seorang yang banyak syair lalu Aisyah berkata: "Cis, ini syaithan, keluarkanlah dia (dari rumah itu), keluarkanlah dia, keluarkanlah dia !"
[HR Bukhari dlm Adabul Mufrad no 1247; Baihaqi: 10:223-224]

Utsman bin Affan berkata: "Sungguh aku telah bersembunyi dari Rabbku selama sepuluh tahun. Sesungguhnya aku adalah orang keempat dari empat orang yang masuk Islam. Dan aku tidah pernah bernyanyi dan berangan-angan ..."
[HR Thabrani dlm Mu'jam al Kabir no 124 dan Ibnu Asakir; derajat atsar ini hasan]