Fa aina tadzhabuun?
Manusia itu asalnya dari tidak ada, atas ijin
Allah Yang Maha Agung, dari tidak ada menjadi ada, lahir ke Alam Dunia, tapi
nanti di akhir waktu, sesudah pulang dari Alam Dunia, bakalan di perlihatkan
lagi, siksaan dan pahala yaitu yang disebut Neraka dan Surga, Neraka buat jiwa
manusia yang di hukum, yang tidak menurut kepada perintah Allah dan Rasulullah,
Surga adalah Rahmat buat jiwa yang sempurna yang menurut kepada perintah-Nya,
ni’mat yang tiada bandingannya.
Sempurnanya manusia adalah habis, tidak ada ampasnya, habis nyawa, habis rasa,
habis nafsu, habis wujudnya, tapi jangan keliru yang dimaksud rasa adalah rasa
dunia [Iman dunia] dan rasa nafsu [Rasa Dunia] yang dipakai ketika di dunia.
umpamanya rasa dhohir, tegasnya rasa jasad, yang sekarang sedang di pake, bisa
sempurna semuanya, alias habis, maka yang timbul nanti adalah yang disebut rasa
yang sejati atau Jiwa yang sempurna, itulah yang akan menerima balasan dari
Allah, ni’mat yang tiada taranya, langgeng dan tidak putus.
Rasa Sejati, asalnya dari campuran rasa Wujud/jasad [Api, Air, Bumi, Angin]
Rasa waktu di Alam Dunia sekarang. Nanti, jasad ini akan menjadi ampas, jika
sekarang di Dunia, tidak ketemu dengan Ilmunya, ilmu kesempurnaan, maka tetap
saja Rasa Dunia dan Iman Dunia yang sekarang yang akan dibawa, langgeng tidak
ada habisnya, bakal bertemu dengan segala siksaan.
Jika Baathin kotor maka manusia tidak akan bisa menerima balasan dari Allah.
sebab ni’mat Baathin, bukan untuk bagian rasa dunia sekarang, rasa dunia hanya
untuk menerima keni’matan saja, bukan untuk menerima ni’mat. Keni’matan yang
harus di usahakan melalui pekerjaan.
Seperti kita di dunia, rumah bagus, enaknya tentu dengan di lihat, suka di
tempat terang, pekerjaanya dengan di lihat, dengan istri, juga suatu
keni’matan, sebab ada yang harus dikerjakan dan pasti ada bosennya, tidak
langgeng selamanya, itulah rasa dunia hanya itu bagiannya, sangat berbeda
dengan ni’mat dari Yang Maha Suci, yaitu Rahmat, untuk di Baathin nanti tidak
akan ada pekerjaan, tidak di makan, tidak dilihat, tidak di dengar, tidak di
cium,
Maa laa ‘Aina Roat Wa laa Udunun
Sami’at,
Surga kepunyaan Allah, tidak terlihat oleh
mata, tidak terdengar oleh telinga, sudah tidak pakai pekerjaan, hanya ni’mat
yang terasa jika Surga seperti di dunia, berarti sebuah gedung-gedung yang
bagus, anak-anak, istri-istri yang cantik, mobil yang mahal.
Betul kata Hadist, diceritakan di kitab, di gambarkan dengan gedung-gedung,
dengan Bidadari-nya, rupa-rupa keanehan, agar manusia menurut, dan tertarik
oleh keadaannya, dan agar manusia takut dengan Neraka Akhirat, Hadist itu,
menggambarkan seperti di dunia, Neraka adalah api yang panas. Tapi menurut
dalil di atas tadi, Surga itu tidak terlihat, nyatanya Surga, hanya enak saja,
Neraka juga begitu hanya menyakitkan.
Jika di Neraka api, panasnya yang terasa, jika di Neraka gelap, pengap saja
yang terasa, begitu juga jika Neraka air, dinginnya yang terasa. Di dunia juga
sudah bukti, jika sakit panas dingin, badan terasa panas seperti digodok,
sedangkan apinya tidak ada, di dingin, kedinginan tidak bisa hangat walaupun
pake selimut, sedangkan airnya tidak ada
Ruh Api akan menjadi Neraka panas
Ruh Air akan menjadi Neraka dingin
Ruh Bumi akan menjadi Neraka gelap
Ruh Angin akan menjadi sengatan Neraka yang menyengat nyawa manusia.
Di dunia menerima Neraka berarti menerima tidak enak, walaupun ada sembuhnya,
begitu juga dengan keni’matan di dunia tidak ada yang langgeng, ada ujungnya,
tetapi di Alam Akhirat, enak dan tidak enak, tidak akan bercampur seperti di
Dunia, di Akhirat itu pasti, masuk Neraka tetap dengan ketidakenakan, langgeng
tidak ada batas alias kekal, jatuh ke Surga langgeng dengan ni’matnya, dunia
itu seper seribu Akhirat, ni’matnya seperti ketika tertidur pulas tanpa mimpi,
lupa Alam Dunia itulah ni’mat Akhirat yang seper seribunya, segitu saja rasa
jasad sudah tidak ada kekuatan. Sudah habis sama sekali, hilang Alam Dunia,
hanya ni’mat yang ada, sudah pasti yang menerima ni’mat adalah rasa sejati,
karena rasa jasad sudah tidak ada, hanya rasa sejati yang timbul, olahan dari
rasa jasad. Rasa jasad, berasal dari makanan, sewaktu bayi sebelumnya, diberi
makan dari olahan yang empat : Api, Angin, Air, Bumi.
BIDADARI
Laki-laki yang beriman akan mendapat balasan
bidadari 40, termasuk bidadari 40 yang akan menjemput istri yang mendapat Iman
yang ibadah kepada Allah dan Rasulullah, karena sudah banyak istri yang
melakoni Agama dari pada laki-laki, tetapi kenapa tidak ada kata di jemput
Bidadari untuk istri, Bidadari ada, tapi itu adalah munasif atau
simbol/perumpamaan, keni’matan balasan dari YANG MAHA SUCI harus dengan ilmu,
dipikir sampai mengerti, harus ditelusuri asalnya, Bidadari adalah rupa seorang
istri yang berparas cantik-cantik, istri sudah pasti sifatnya pada kesukaan
hati, keni’matan, enak, syahwat, kasih sayang dan cinta. Benar, empat puluh Bidadari kata Hadist untuk
seorang manusia, kebagiannya pasti, itu adalah perumpamaan, tentu saja hanya
empat Bidadari dan Nol adalah bilangan kosong, tidak ada isi, yang empat
Bidadari adalah :
1. Kelezatan di mulut
2. Keni’matan di telinga.
3. Kebahagiaan di mata
4. Kasih sayang di hidung
Dari semua yang empat keluar sifat keni’matan
yang sama, sangat nyata manusia bakal di jemput Bidadari.
Bidadari dari MULUT, jika kedatangan ayam
goreng yang paling enak, rasanya pasti ni’mat dan lezat, malah ingin lagi
rasanya, setiap laki-laki dan istri yang beriman akan menerima balasan.
Bidadari dari TELINGA, pendengaran, keni’matan
bacaan Al-Qur’an, suara piano dll Ni’mat yang mendengar, enak kata rasa
telinga.
Bidadari dari MATA, jika melihat apa saja
keanehan, barang dll. Sudah pasti menyukai karena melihat sesuatu yang enak
dilihat mata.
Bidadari dari HIDUNG juga mengeluarkan
keni’matan, jika mencium minyak wangi, atau apa saja yang wangi, dicium bau
minyak wangi rasanya enak sampai ke hati, saking wangi harumnya, bisa
membangunkan syahwat.