Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta Kamis tgl 18 Sept 2014
Metafisik, Dasar Pintar Spiritual.
Di dalam bukunya The Power of Spiritual Intelligence,
Toni Buzan-penulis mengenai otak dan pembelajaran-menyebutkan bahwa untuk
mengembangkan kepintaran spiritual, kita terlebih dulu harus menggali sifat
dasar spiritualitas. Yakni segala sesuatu yang ‘bukan fisik’, melainkan emosi
dan karakter.
Spiritualitas juga mengarahkan manusia pada pencarian
hakikat kemanusiaannya, mencari sesuatu di luar sana yang tidak diketahui
(something out there that are unknown). Termasuk di sini adalah energi,
semangat, keberanian dan tekad. Jadi, menumbuhkan kepintaran ini sama artinya
mengembangkan kualitas di atas.
Spiritualitas, kata Buzan, ada dalam hati dan pikiran
setiap manusia di manapun mereka berada. Baik hati dan pikiran yang berbasis
agama maupun tidak. Karena ia adal ih ‘area kesadaran tertinggi,’ maka semua
orang punya spiritualitas.
Namun, seperti halnya emosi, spiritualitas mempunyai
derajat bervariasi, baik kedalaman maupun perwujudannya. Spiritualitas dapat
hadir dalam berbagai dimensi; disadari atau tidak disadari, dikembangkan atau
tidak dikembangkan, sehat atau sakit. canggih atau sederhana, bermanfaat atau
justru berbahaya.
Seringkah orang mendefinisikan spiritualitas dalam
konteks ketuhanan, individu / tokoh panutan, atau alam. Padahal pintar
spiritual tidak selalu terkait dengan hal tersebut. Bisa saja orang yang tak
beragama tapi memiliki kepintaran spiritual tinggi. Sedangkan yang lebih
religius justru sebaliknya. Inilah yang kadang memberi tantangan tersendiri
dalam mengembangkan kepintaran spiritual.
Jadi, bagaimana gambaran orang yang pintar secara
spiritual?
Anak yang santun, pandai menghargai orang lain, mampu
berterimakasih, rendah hati, welas asih, cinta sesama, dan dapat mengontrol
keadaan sesuai nilai-nilai yang dipercayainya menunjukkan tingginya
spiritualitas seseorang.
Inginkah buah hati Anda demikian? Atau mungkin Anda
sendiri yang ingin demikian?
IQ, EQ, dan SQ;
Ada sebuah contoh sederhana mengenai kaitan IQ, EQ, dan
SQ, dan alasan kenapa manusia perlu SQ. Komputer, misalnya, memiliki IQ tinggi
karena mengetahui aturan dan melakukan sesuatu tanpa salah.
Sementara, banyak hewan yang punya EQ tinggi karena
mereka mampu mengenali situasi yang ditempatinya dan tahu cara menanggapi
situasi tersebut dengan tepat. Namun baik komputer maupun hewan tidak pernah
bertanya ‘mengapa’ mereka dapat seperti itu. Komputer dan hewan hanya bekerja
‘di dalam batasan’ yang sudah dibuat.
Pada manusia ;
Pintar Spiritual memungkinkan manusia ‘bermain dengan
batasan’ untuk memainkan ‘permainan tanpa batas’.
Pintar Spiritual memberi manusia moral, kemampuan
menyesuaikan aturan yang kaku diikuti pemahaman dan cinta. Kemampuan untuk
melihat kapan cinta dan pemahaman itu tiba pada batasannya.
Pintar Spiritual, memiliki daya ubah ‘saya yang
mengarahkan situasi.` Berbeda dengan pintar emosional yang berpandangan ;
‘situasi mengarahkan saya.`
Pintar Spiritual, dapat membuat orang mengajukan
pertanyaan- pertanyaan; "Siapakah saya?", "Mengapa saya di
sini?", "Apa yang paling berarti dalam hidup ini buat saya?"
Pintar Spiritual juga dapat bisa membantu seseorang
menemukan hikmah tersembunyi dari cinta, kegembiraan, stres, dan pasang surut
kehidupan sehari-hari.
Pintar spiritual menciptakan kesadaran terhadap Tuhan,
kepada sesama, kepada alam, dan kehidupan. Kepintaran spiritual membuka hati,
menyinari pikiran, dan menginspirasikan jiwa, menghubungkan psikologi manusia kepada
yang mendasari kehidupan.
Kepintaran spiritual adalah kepintaran yang bertumpu pada
bagian dalam diri seseorang, yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau
jiwa sadar... He he he . . . Edan Tenan.
Muga Bermanfa’at ya lurr,,, untuk tambah-tambah wawasan.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar