Pernahkah anda bertanya kepada diri sendiri, “Siapakah saya
? Apa karakter saya ? Kepribadian saya ? Apa kelebihan dan kekurangan saya ?
Mengapa saya bisa seperti ini ? Mengapa saya berbeda ? Dan Bagaimana saya
menjadi seperti sekarang ini ?”
Kerinduan untuk mengenal bagian terdalam diri anda itu wajar
dan alamiah sebagai seorang manusia. Sebab hanya manusialah yang mempunyai
kesadaran diri untuk bisa berpikir seperti ini. Nah, pertanyaannya adalah
bagaimana proses pembentukan karakter saya ? Bisakah saya mengambil bagian
dalam tahapan – tahapan perekembangan karakter saya ? Atau, jika anda telah
menjadi seorang ayah atau ibu, bisakah kami berperan dalam proses pendidikan
karakater anak – anak kami ? Dan bagaimana caranya ? Apa yang harus kami
pelajari dan kami ketahui ? Marilah kita simak sama – sama jawaban dari semua
pertanyaan tadi.
TEORI PEMBENTUKAN KARAKTER:
Ada banyak teori tentang pembentukan karakter yang bisa anda
baca. Salah satunya adalah teori kode warna manusia yang dicetuskan oleh Taylor
Hartman, Phd. Saya suka dengan teori kepribadiannya karena membagi manusia
berdasarkan motif dasarnya. Jika anda tertarik untuk menggali lebih dalam teori
ini silahkan anda baca dulu resensi buku The Color Code yang sudah pernah saya
baca Tuntas beberapa tahun yang lalu. Anda bisa mendapatkan di Toko-toko Buku
Terkemukan di indonesia.
Nah, dari berjuta – juta buku psikologi yang membahas
mengenai pembentukan karakter manusia itu, Stephen Covey melalui bukunya 7
Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga
teori utama yang mendasarinya, yaitu :
Determinisme Genetis, pada dasarnya mengatakan kakek-nenek
andalah yang bebuat begitu kepada anda. Itulah sebabnya anda memiliki tabiat
seperti ini. Kakek-nenek anda mudah marah dan itu ada pada DNA anda. Sifat ini
diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya. Lagipula,
anda orang Irlandia, dan itu sifat orang Irlandia.
Determinisme Psikis, pada dasarnya orangtua andalah yang
berbuat begitu kepada anda. Pegasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda pada
dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter anda. Itulah
sebabnya anda takut berdiri di depan banyak orang. Begitulah cara orang tua
anda membesarkan anda. Anda merasa sangat bersalah jika anda membuat kesalahan
karena anda “ingat jauh di dalam hati tentang penulsan naskah emosional anda
ketika anda sangat rentan, lembek dan berbantung. Anda “ingat” hukuman
emosional, penolakan, pembandingan dengan orang lain ketika anda tidak
berprestasi seperti yang diharapkan.
Determinisme Lingkungan, pada dasarnya mengatakan bos anda
berbuat begitu kepada anda – atau pasangan anda, atau anak remaja yang berandal
itu, atau situasi ekonomi anda, atau kebijakan nasional. Sesorang atau sesuatu
di lingkungan anda betanggungjawab atas situasi anda.
Menurut teori perkembangan karakter Determinisme Genetis,
jawaban atas pertanyaan, “Mengapa karakter saya seperti ini ?” adalah karena
anda memang dilahirkan dengan gen seperti itu. Karakter keras kepala anda itu
karena anda adalah orang Batak, bukankah semua orang batak memang keras kepala
? Sebagai seorang Madura, anda memiliki DNA ngeyel dan gak mau mengalah !
He…he…he… Edan Tenan... Atau siapa sih yang gak tahu kalo kebanyakan orang cina
itu pedagang yang ulet ?
Jika teori Determinisme Psikis yang menjadi jawaban atas
kelebihan dan kekurangan kepribadian anda, maka salahkan orang tua anda yang
kurang pandai mendidik ketika anda masih kecil. Demikian pula jika dalil
Determinisme Lingkungan yang menjadi jawaban atas hidup anda yang serba
kekurangan dan jauh dari cukup. Silahkan anda menyalahkan kelahiran anda di
negeri Indonesia ini, atau salahkan bos anda yang terlalu pelit dan tidak bisa
menghargai karyawannya.
Sampai saat ini pengetahuan yang sama – sama kita miliki
adalah bahwa karakter kita dibentuk sedemikian rupa sehingga kita tidak memiliki
kuasa ataupun kemampuan untuk turut campur dalam proses perkembangannya. Namun
benarkah demikian ? Tidak adakah sesuatu yang dapat kita lakukan pak WEB.. ?
Pliss deh….aH’
PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER:
Jika boleh saya simpulkan, atas petunjuk dari Om Stephen
Covey, kesemua teori pembentukan karakter tadi didasari oleh hukum Aksi dan
Reaksi atau hukum Stimulus dan Respon, bisa juga disebut sebagai hukum
Rangsangan dan Respon. Kita bertindak seperti ini karena ada stimulus atau
rangsangan dari luar diri kita. Itulah faktor yang membentuk jati diri kita.
Kekerasan seksual pada masa kanak-kanak Sybil menjadikannya sebagai manusia
berkepribadian ganda. Seorang wanita dengan 16 kepribadian yang berbeda.
Kekerasan dan Pelecehan seksual dari ayah kandung Billy membuatnya menjadi
seorang lelaki dewasa dengan 24 kepribadian yang berbeda. (Silahkan baca
tulisan saya sebelumnya mengenai kedua orang ini di Memahami Perkembangan kepribadian
dan Karakter Manusia)
Proses Pembentukan karakter;
Lain Billy, lain Sybil. Anda pernah mendengar mengenai
Elephant Man ? Dari kata-kata tersebut, bayangan anda adalah manusia gajah ?
Apakah manusia berbentuk gajah ? Atauhkah gajah yang menjadi manusia ? Ada
nggak sih ? Ini fakta atau fiktif sih ?
Elephant ManElephant Man adalah julukan bagi seseorang yang
bernama Joseph Carey Merrick. John Merrick dilahirkan pada tanggal 5 Agustus
1862 di kota Leicester, Inggris. Dia dilahirkan dengan kelainan yang dikenal
sebagai neurofibromatosis. Saya gak ngerti artinya, pokoknya dilahirkan dengan
cacat yang membuat tubuhnya berbentuk seperti monster. Dahinya menonjol,
kulitnya seperti busa dengan permukaan retak, bergantung, berlipat-lipat dari
punggungnya. Berkepala yang tidak karuan bentuknya, yang sangat besar, yang
lingkarannya sama dengan lingkar pinggan seorang dewasa. Mulutnya seperti
bukaan mangkok yang terus meneteskan air liur. Hidungnya seperti tumpukan kulit
yang menggantung, sekantong daging seperti leher seekor reptil tergantung dari
dadanya.
Lengan kanannya membesar dua kali ukuran normalnya,
jari-jarinya gemuk penedek dan tidak dapat digunakan. Ada berlapis – lapis
kulit menggantung dari salah satu ketiaknya. Kaki-kaki cacat menopangnya hanya
kalau ia berpeangan pada sebuah kurs. Ada bau menyengat tercium dari kulitnya
yang berjamur. Itu cerita Pendeknya, Panjangnya, silahkan liat foto si Elephant
Man di google saja ya ! (Capek deh nulisnya!) kalau harus semuanya....hehe
Selain memiliki bentuk tubuh yang nggak karu-karuan ini,
masa kecil John Merrick juga tak kalah menyedihkan. Di usia empat tahun dia
ditinggalkan oleh ibunya dan disuruh cari uang sendiri. Di usia empat belas
tahun seorang pemimpin sirkus menemukannya dan memutuskan untuk mendapatkan
uang dari penampilannya yang mengerikan itu. Mereka – mereka yang melihatnya
akan membayar beberapa sen untuk melihat manusia yang demikian tidak berbentuk,
sehingga dari sudut tertentu ia menyerupai seekor gajah dengan bebelainya serta
kulit berlipat – lipat. Dari sinilah nama Elephant Man keluar untuk pertama
kalinya.
Kisah hidup The Elephant Man ini menarik dan menginspirasi,
nanti akan saya tulis deh. Untuk sementara ini kita fokus dulu ke topik proses
pembentukan karakter. Nah, dengan
keadaan seperti ini, kira-kira bagaimanakah karakter John Merrick ini ? Apakah
dia memiliki kepribadian seorang anjing yang dipukuli ? Kalo sempet liat dong
filmnya Jet Lee yang berjudul Danny The Dog, paling tidak hampir mirip dengan
cerita The Elephant Man ini, cuman lebih modern !
Film Danny The DogDanny The Dog itu ceritanya si Jet Lee
jadi manusia yang kayak anjing. Di lehernya dikasih kalung anjing yang berduri.
Kalo si Danny memakai kalung dan tali, maka dia jadi manusia yang penurut,
pendiam, dan tenang. Nah, begitu kalungnya di lepas, dia jadi beringas, siapa
saja dipukuli sampe semaput, persis seperti anjing gila. Terus kalo mau tenang
lagi kalungnya harus dipasang lagi.
Huss…kok cerita Danny The Dog sih….wes..wes…wes… He he he .
. . Edan Tenan. kembali lagi ke topik pak WEB !!
Yoo…iiii….!!
Menurut semua teori perkembangan kepribadian di atas, sudah
tentu John Merrick dewasa nanti akan menjadi manusia buas, tak berperi kemanusiaan
dan tak bermoral. Namun pada kenyataannya tidak seperti itu ! The Elephant man
menjadi seorang yang menyentuh jiwa setiap orang yang bertemu dengannya. Bahkan
putri Wales yang akan menjadi Ratu Aleandra mampir untuk menjabat tangannya.
Bukan itu saja, banyak selebritis, aktris, dan juga pendeta datang untuk
merasakan kehangatan jiwanya.
Heeeemmm,,, adakah yang salah dari kesemua teori perkembangan
kepribadian diatas ini ? Tidak ! Teorinya tidak salah…teorinya benar….hanya
kurang lengkap ! Ada yang kurang, dan faktor itulah yang sebenarnya yang paling
penting, yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang !
KEBEBASAN, FAKTOR TERPENTING PERKEMBANGAN KARAKTER:
“Janganlah takut terhadap mereka yang menguasai tubuhmu,
namun tidak berkuasa atas jiwamu !” demikianlah kata salah seorang pemuka
agama. Apa yang dapat kita pelajari dari kata-kata ini dan apa hubungannya
dengan proses perkembangan karakter yang kita pelajari saat ini ?
Pendidikan Karakter;
Faktanya, diantara Rangsangan dan Respon tadi, ada satu
faktor terpenting yang seringkali dilupakan oleh semua orang, ya benar ! Anda
dan saya ! Yaitu faktor kebebasan untuk memilih. Faktor inilah yang membedakan
Billy dan Sybil dengan John “Elephant Man” Merrick.
Dalam kebebasan untuk memilih inilah terdapat anugerah Allah
yang menjadikan manusia unik. Selain kesadaran diri, kita memiliki imajinasi –
kemampuan untuk menciptakan di dalam benak kita di luar ralitas saat ini.
Kita mempunyai suara hati – kesadaran batin yang dalam
tentang benar dan salah, tentang prinsip – prinsip yang mengatur perilaku kita,
dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan
prinsip – prinsip tersebut.
Dan kita memiliki kehendak bebas – kemampuan untuk bertindak
berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain.
Bahkan binatang yang paling cerdas tidak mempunyai satupun
anugerah ini. Dengan menggunakan metafora komputer, binatang diprogram oleh
naluri dan/atau pelatihan. Binatang, dapat dilatih untuk bertanggung jawab,
tetapi mereka tidak dapat mengambil tanggung jawab untuk pelatihan itu. Dengan
kata lain, binatang tidak dapat mengaturnya. Binatang tidak dapat mengubah
pembuatan programnya. Binatang bahkan tidak sadar akan pembuatan program
tersebut.
Akan tetapi, karena anugerah maunsiawi kita, kita dapat
menulis program baru untuk diri kita sendiri yang sepenuhnya terpisah dari
naluri dan pelatihan kita. Itulah sebabnya kapasitas binatang relatif terbatas
sedangkan kapasitas manusia tidak terbatas. Namun, jika kita hidup seperti
binatang, hanya berdasarkan naluri dan pengkodisian serta kondisi kita, hanya
menuruti ingatan masa lalu kita, kitapun menjadi terbatas.
Anugerah Allah ini mengangkat kita dari sekedar binatang
berkaki dua. Sejauh mana kita melatih dan mengembangkan anugerah ini memberi
kita kekuatan untuk memenuhi potensi manusia yang unik. Diantara rangsangan dan
respon terdapat kekuatan kita yang paling besar – kebebasan untuk memilih.
Siapakah saya ? Bagaimana proses pembentukan karakter saya ?
Apakah lingkungan sekitar kita adalah penyebab kepribadian saya saat ini ?
Apakah DNA saya yang menyebabkan pola berpikir saya sekarang ini ? Benarkah
trauma masa kecil sayalah yang membuat ketakutan saya untuk berdiri dan
berbicara di depan orang banyak ? Jawabannya adalah BENAR ! Namun anda memiliki
satu kekuatan untuk merubah proses pembentukan kepribadian anda, yaitu
kebebasan untuk memilih tidak memberikan respon yang sama. Anda memiliki kehendak
bebas yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan anda, faktor genetis anda, ataupun
trauma masa kecil anda !
He he he . . . Edan Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Slamet
Berkah Selalu ya Lurr.... Semoga Manfaat dan Berkah... Amiin.
Hormat Saya:
Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar