Mempelajari kepribadian manusia itu menarik. Coba bayangkan,
dari 2 milyar manusia yang ada di dunia ini tidak ada satupun yang sama persis,
baik secara bentuk dan karakternya. Sekalipun anda memiliki dua orang yang sama
persis dan dibesarkan dalam lingkungan yang juga 100% sama, saya yakin anda
akan memiliki dua orang pribadi yang berbeda. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian atau karakter manusia ini. Secara umum, faktor-faktor
tersebut dibagi menjadi dua bagian besar. Yang pertama adalah faktor internal
atau bawaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal atau lingkungan. Kali ini
saya akan memfokuskan pada faktor eksternal karena saya sudah menulis menganai
faktor internalnya... he...he.. ..he... Edan Tenan.
Faktor yang mempengaruhi kepribadian;
Dalam beberapa waktu kedepan, saya akan memperdalam tentang
faktor internal ini (setelah saya selesai menulis mengenai faktor yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia ini) Pokok bahasannya adalah
mengenai kepribadian primer dan kepribadian sekunder (penekanan pada bagian
ini!) Kenapa harus menulis mengenai perkembangan kepribadian ini dulu daripada
karakter sekunder ? Karena karakter sekunder ini sangat dipengaruhi oleh faktor
– faktor eksternalnya...begitu sayaang....
Loh....kan bisa juga menulis mengenai karakter sekunder baru
faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian pak WEB....Iyaaa...benar juga
yaaa....tapi karena saya yang nulis, jadi anda tidak berhak mengatur cara saya
menulis....(sejujurnya...karena idenya masih garing tapi gengsi gak mau
ngakui...) Hehe...
Jadi....untuk mempersingkat perdebatan kita (masih gengsi),
faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia
adalah :
Faktor Lingkungan.
Faktor Trauma Masa Kecil.
Faktor Agama dan Budaya.
Sekarang mari kita bahas satu persatu !
FAKTOR LINGKUNGAN;
Sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya, manusia
membutuhkan orang lain untuk menyokong hidupnya. Seorang bayi manusia membutuhkan
waktu bertahun-tahun sampai dia bisa mencari makan sendiri. Dari satu bulan
hingga setahun dia bisanya cuman makan, minum, netek, nangis, dan ngengek. Dia
membutuhkan orang lain untuk memberinya semua itu. Lewat dari setahun pun masih
belum bisa masak, bekerja, dan mendapatkan gaji bulanan. Kalo dipaksakan,
memang ada anak usia empat tahun yang bisa mencari makan sendiri, itupun dengan
cara duduk di lampu merah dan menadahkan tangannya terus dapet cepek atau
gopek. Namun semuanya tetap dari bantuan orang lain yang berhati budiman bukan
?
Poin yang ingin saya sampaikan dari cerita di atas adalah
kepribadian manusia dipengaruhi oleh orang lain. Dan yang paling dominan adalah
pengaruh keluarga karena inilah faktor lingkungan pertama dan utama yang akan
menentukan perkembangan kepribadian sekundernya. Seorang individu yang
dibesarkan dalam keluarga otoriter yang kuat, di mana cara mengungkapkan sikap
dan perilaku ditentukan semata-mata oleh satu atau kedua orangtuanya (atau
sosok keluarga penting lainnya) akan berbeda dengan individu lainnya yang
dibesarkan dengan penuh kebebasan.
Saya mempunyai seorang saudara yang mempunyai kepribadian
kuning. Ibunya adalah biru yang kuat. Tentu saja si kuning yang cenderung
berantakan dan tidak bertanggungjawab mendapatkan perlawanan yang hebat dari
biru. Kepribadan primernya tidak mendapatkan tempat dalam rumahnya dan juga
tidak dapat berkembang dengan baik. Tetapi kuning yang cerdik selalu mendapatkan cara untuk bertindak sesuai
dengan motif dasarnya. Kepribadian primernya mungkin ditekan, tetapi tidak bisa
dihilangkan. Ini hukum alam dan pasti ! Apalagi kuning adalah pribadi yang
paling sulit dibentuk dibandingkan tipe kepribadian lainnya. Saudara saya ini
berperilaku sebagai biru ketika berada di rumah dan menjadi kuning ketika
keluar dari sana. Situasi ini berlangsung selama bertahun-tahun (dari balita
hingga usia 30an). Apa akibatnya bagi kepribadian si Amoy ini (anggap saja
namanya Amoy).
Ketika berinteraksi dengan orang lain, misalnya dalam
bekerja, si Amoy menunjukkan kepribadian biru yang teratur, disiplin, dan
dewasa. Seiring dengan berjalannya waktu, dan Amoy menjadi semakin nyaman dan
aman, kepribadian kuningnya mulai mengambil kendali. Dia yang awalnya rajin,
disiplin, tepat waktu dan segala kualitas terbaik dari seorang biru,
pelan-pelan berubah menjadi banyak bicara, pelupa, berantakan, mengampangkan
segalanya, kreatif, dan serampangan. Saya rasa anda mempunyai seorang teman
yang seperti ini bukan ? He…he…he… Edan Tenan. Jika anda ingin tahu kenapa teman
yang anda kenal dulu telah berubah sehingga anda hampir-hampir tidak
mengenalnya maka inilah jawabannya. Dia memiliki kepribadian primer kuning dan
biru/merah sebagai karakter sekundernya. Kok bisa ? Inilah faktor terkuat yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, yaitu faktor keluarga.
FAKTOR TRAUMA MASA KECIL;
Tidak ada faktor negatif lainnya yang bisa mempengaruhi
karakter seseorang sehebat trauma masa kecil ini. Mengapa ? Ada dua jawaban
untuk pertanyaan ini. Pertama karena kepolosannya dan kedua karena
penghianatan. Sesorang yang pernah mengalami kekecewaan akan sulit untuk
menumbuhkan kembali rasa percayanya, entah itu percaya kepada orang lain
ataupun kepada dirinya sendiri. Jika trauma masa kecilnya disebabkan oleh kedua
orangtuanya, maka perkembangan kepribadiannya menjadi tidak sehat.
Billy Miligan yang mempunyai 24 kepribadian berbeda;
William Stanley Milligan yang lebih dikenal dengan nama
Billy;
Saya teringat dengan cerita Billy Miligan. Dia mempunyai 24
kepribadian yang berbeda dalam dirinya. Ada Arthur, Reagan, Philip, Kevin,
April, Adalana, Jason, Shawn, Sang Guru, dan lainnya. Bagaimana Billy bisa
memiliki masalah kepribadian yang unik ini ? Trauma masa kecil adalah
jawabannya. Di usianya yang relatif muda, Billy disiksa oleh ayah tirinya
sendiri. Dia dipukul, ditendang, diperkosa (sodomi), dan hampir dikubur
hidup-hidup. Saya rasa tidak ada yang lebih menyakitkan dalam hidup daripada
pelecehan dan penyiksaan dari orang tua kita.
Kisah Billy membuktikan kebenaran ini, di lain waktu saya
akan tulis mengenai Billy ini karena saya sudah membaca habis bukunya.
Sebenarnya ada juga kasus yang serupa dengan Billy, yaitu Sybil Dorsett.
Seorang wanita yang memiliki 16 kepribadian yang berbeda dalam dirinya.
Penyebabnya sama, trauma masa kecil !
Sybil;
Sybil Dorsett Saya
yakin, anda ataupun saya mempunyai paling tidak satu kenangan masa kecil kita.
Pengalaman saya adalah mandi kemudian mainan handuk di kamar mandi, lalu tak
sengaja saya memecahkan lampu kamar mandi. Langsung saya lari dalam pelukan
kepada papa saya dan menangis terseduh-seduh sambil meminta maaf. Kalau tidak
salah, usia saya waktu kejadian tersebut 7 tahun. Saya ingat juga papa saya
membelai kepala saya dan bilang, "Tidak apa-apa....tidak
apa-apa....!"
Dari sini saya mempunyai figur yang baik mengenai seorang
papa. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi kepribadian saya yang lemah
lembut, baik hati, murah senyum, pemaaf, dan pemberani (ala…gombal!) Luar biasa
bukan pengalaman masa kecil kita ? Untungnya situasi yang saya alami positif,
bayangkan jika sebaliknya.
FAKTOR AGAMA DAN BUDAYA;
Mitos : Pria Logis dan Wanita Emosional.
Pernyataan salah ini terus meluas di masyarakat kita,
meyakinkan para wanita merah dan putih mereka tidak benar-benar berpikir logis,
dan para pria biru dan kuning sebenarnya mereka tidak merasakan emosi yang
mereka miliki. Omong kosong. Tetapi betapa sering kita mendengar komentar bias
seperti “anak lelaki besar tidak boleh mangis” dan “wanita Cuma bisa menangis
untuk memanipulasi” ? Kita juga takut untuk menghadapi kebenaran siapa diri
kita, sehingga sering membuat komentar yang terburu-bru dan menguntungkan diri
sendiri dengan mengorbankan orang lain agar kita bisa merasa lebih baik tentang
diri kita. Bantulah diri anda, dan lampaui bias agama dan/atau budaya yang kaku
demi merangkul identitas kepribadian sejati setiap orang.
Tentu saja, orang cepat belajar bagaimana caranya hidup di
dunia ini, Jika seseorang memperoleh pesan konsisten bahwa salah untuk
berperilaku dengan cara tertentu karena agama atau masyarakat mengatakan
demikian, biasanya mereka menyisihkan pendapat pribadi demi bertahan hidup dan
diterima oleh mereka. Beberapa individu telah mengalah begitu banyak sepanjang
hidup mereka, sampai entah mereka menjadi sangat marah pada segala sesuatu,
atau mereka bahkan tidak memiliki kemiripan lagi dengan siapa mereka saat
lahir. Jika anda ingin membicarakan tentang tragedi manusia, itulah tragedi
sesungguhnya – kehilangan jati diri sejatinya !
Wuiiih…. Edan Tenan,,, padahal masih banyak lagi yang mau
saya tulis, gak terasa udah tiga halaman lebih. Kalo kepanjangan bisa bosen
yang baca ! Semoga anda menangkap maksud saya, jika ada pertanyaan atau hal-hal
yang kurang jelas, jangan sungkan – sungkan untuk bertanya langsung atau
mengirimkan inbox/pesan kepada saya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian kita... Sukses untuk anda... He he he . . . Edan
Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu ya Lurr.... Semoga
Manfaat dan Berkah... Amiin.
Hormat Saya:
Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
7 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KARAKTER MANUSIA:
Ada empat macam karakter inti manusia, dan masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya. Menjadi manusia sempurna berarti mampu
memiliki semua kelebihan karakter lainnya, tapi apakah mungkin ? Buat saya,
mengembangkan diri dengan mempelajari kelebihan karakter lainnya lebih worth it
daripada menghilangkan kekurangan kita. Toh pada akhirnya kelebihan tadi akan
menutupi kekurangan karakter kita !
Pembentukan karakter manusia.
Berikut ini Kelebihan tiap-tiap warna kepribadian:
7 KELEBIHAN KARAKTER DARI MASING - MASING WARNA
1.MERAH:
Komit.
Setia (Tegas).
Visionaris.
Logis.
Pemimpin.
Fokus.
Tanggung jawab.
2.BIRU:
Komit.
Setia (orang).
Perfeksionis.
Tulus.
Jujur.
Penuh tekad.
Bermoral.
3.PUTIH:
Sabar.
Toleran Positif.
Kooperatif.
Menerima.
Obyektif.
Seimbang.
Pendengar.
4.KUNING:
Pemaaf.
Bersahabat.
Optimis.
Percaya.
Menghargai.
Terbuka.
Sekarang, mari kita lihat kekurangan masing - masing karakter:
7 KEKURANGAN KARAKTER DARI MASING - MASING WARNA.
1.MERAH:
Sombong.
Tidak peka.
Pendengar yang buruk.
Tidak taktis.
Pemberontak.
Kritis (orang lain).
Tidak sabar.
2.BIRU:
Paling benar.
Menghakimi.
Mudah depresi.
Suka mengatur.
Sukar memaafkan.
Curiga.
Tidak rasional.
3.PUTIH:
Takut-takut.
Diam-diam keras kepala.
Tidak jujur secara emosional.
Malas.
Menyendiri.
Tergantung.
Tidak punya arah.
4.KUNING:
Tidak komit.
Tidak konsisten.
Banyak tingkah.
Tidak tanggung jawab.
Pemberontak.
Egois.
Permisif
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN;
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan kita, apa yang
akan kita lakukan ? Langkah pertama adalah menerima dengan lapang dada bahwa
kita memiliki kelebihan sekaligus juga memiliki kekurangan. Secara singkat arti
menerima itu berarti menjadi diri sendiri. Tidak ada yang salah dengan diri
anda dan tidak ada jawaban atas pertanyaan mengapa saya seperti ini. Tuhan
memang menciptakan manusia dengan keunikannya sendiri dengan tujuan untuk
saling melengkapi.
Langkah berikutnya adalah berusaha untuk berubah, setiap
hari dalam setiap kesempatan. Kabar baiknya, Tuhan selalu menempatkan kita pada
situasi yang tidak kita senangi dan tidak kita harapkan terjadi dalam hidup
kita. Di sini kita mempunyai pilihan untuk menghadapi atau menghindarinya.
Ketika kita memilih untuk menghindari situasi tersebut berarti kita MENUNDANYA
untuk sementara waktu. Percayalah ! Putih seumur hidupnya menghindari konfilk,
namun sepanjang waktunya dia akan bertemu dengannya....
He he he . . . Edan
Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu ya Lurr.... Semoga
Manfaat dan Berkah... Amiin.
Hormat Saya:
Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar