Oleh: Wong Edan Bagu
“…………………… maka mengabdilah kepada-Ku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku”.
(QS : Thaahaa,14)
Sudah menjadi Tradisi bagi setiap Umat Muslim se Dunia
bahwa setiap melaksanakan Sembahyang/Sholat, maka yang terbenak dalam pikirannya
adalah Penyembahan/Menyembah. Entah darimana Bahasa itu berasal, tetapi yang
jelas hampir semua dari seluruh Umat Muslim meyakini bahwa kita harus menyembah
kepada Allah. Sadar atau tidak sadar, jika tertanam pada diri untuk Meyembah
Allah dalam Amal Ibadah maka yang terjadi adalah pengkultusan suatu
“sosok”/”personal”. Padahal telah diketahui dan diyakini oleh Umat Muslim bahwa
Allah adalah “Laisa Kamitslihi Syai’un”/Tidak bisa dimisalkan dengan sesuatu
apapun... He he he . . . Edan Tenan
Kata-kata “Menyembah/Penyembahan”, maka masih bisa dimisalkan
dengan seseorang yang menyembah kepada sesuatu misalnya Patung, Pohon,
Matahari, Api bla... bla... bla... dll,
yang mana ada suatu “sosok” yang berada di luar atau di depan atau di atas atau
dikanan atau dikiri dari diri Sang Penyembah. Lalu apa bedanya dengan mereka
yang menyembah Patung, Pohon, Matahari, Api bla…bla…dllnya…????. Melihat
ataupun tidak melihat akan yang di SEMBAH, tetap saja bertentangan dengan
TAUHID yang sebenarnya. Karena TAUHID itu, bukan PENYEMBAHAN melainkan SADAR
akan KESADARAN ke ESA an Allah Swt... He he he . . . Edan Tenan
KESADARAN akan ke ESA an Allah Swt MUTLAK tidak bisa di
ganggu gugat, karena Allah Muhitum Fil ‘Aaalamiin/Allah Meliputi sekalian Alam.
Tetapi jika dimaknai dengan MENYEMBAH, maka menunjukkan bahwa Allah itu adalah
suatu “sosok” yang berada di suatu Tempat yang berada Nan jauh disana….., ada
yang meyakini bahwa Allah bersemayam di Atas Arsy yang berada di atas langit ke
tujuh, Salahkah jika dikatakan demikian… Benar dan Tidak salah. Tetapi yang
salah adalah Penafsiran dari pada Ayat tsb. Apalagi Ayat tsb terdapat dalam
Al-Qur’an, berarti itu sudah benar adanya, tetapi…jika salah menafsirkan maka
salah pula lah Keyakinan yang ada. Bahasa al-Qur’an adalah Perkataan
Allah/Suara Allah, tentunya tidak bisa di cerna dengan Akal pikir Manusia,
karena Akal pikir Manusia itu terbatas dan juga Akal itu tercipta. Sesuatu yang
tercipta itu adalah Baru dan tidak Kekal, apakah bisa sesuatu yang baru dan
tidak kekal itu mengetahui Hakikat sebenarnya dari kata-kata/Firman/Suara Allah
yang terdapat dalam Al-Qur’an…???
Jika akal mencerna lalu menafsirkan hanya sebatas
kata-kata yang menurut akal pikir semata, maka Nyata SALAH lah….penafsiran yang
demikian. Sebab, Allah itu Laitsa Kamitslihi Syai’un, bagaimana mungkin bisa
dikatakan berada di suatu tempat, sedangkan Allah tidak terikat oleh Ruang dan
Waktu. Ruang dan Waktu menunjukkan Tempat, dan hanya Makhluk lah….yang berada
dan terikat oleh Ruang dan Waktu. Sedangkan Allah….., Tidak bertempat tetapi
yang memiliki dan menguasai setiap tempat serta Pengetahuan Allah meliputi setiap
Ruang dan Waktu (Tempat).
Karenanya dalam pandangan TAUHID dan TASAWUF atau
MA’RIFATULLAH, maka siapa yang menyembah Allah maka mereka berada dalam ke
kufuran, Karena telah menyamakan Allah dengan “sosok” yang berada di suatu
tempat... He he he . . . Edan Tenan
Para Arifbillah(yang Mengenal akan Allah), menilik
kata-kata “MENYEMBAH” itu bukanlah suatu “PENYEMBAHAN” melainkan “KESADARAN
akan ke ESA an Allah Swt yang tidak bertempat tetapi memiliki dan menguasai
setiap tempat serta Pengetahuan Allah meliputi setiap Ruang dan Waktu
(Tempat)”.
Jadi……..mendirikan Sembahyang/Sholat adalah untuk
mengenal akan ALLAH MAHA BESAR (ALLAHU AKBAR) yang akan menumbuhkan kesadaran
bahwa BENAR lah….ALLAH itu ESA tiada sekutu bagi-Nya, Tidak bertempat tetapi
memiliki dan menguasai setiap tempat serta Pengetahuan-Nya meliputi tiap-tiap
sesuatu.
Karenanya renungkanlah…..kenapa pada saat Takbiratul
Ihram mengangkat ke dua tangan dan mengatakan “ALLAAHU AKBAAR”. Ternyata Itu
adalah Tanda dan Bukti bahwa dalam Penyerahan Diri akan Tumbuh Kesadaran bahwa
“YA” BENAR!!!!…..Allah Maha Besar dan Meliputi”.
SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH... SALAM RAHAYU KANTI TEGUH
SELAMAT SELALU.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar