WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Senin, 18 Agustus 2014

MEMBURU ILMU KESEMPURNA’AN SEJATI: MEMBUKTIKAN KESEJATIAN KESEMPURNA’AN ILMU :

Oleh: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus. Senin tgl 18/08/2014

JIKA ADA AWAL PASTI ADA AKHIR:
Kata/Kalimat semula/Pertama yang kita ucapakan, yang kita niyatkan di sa’at memulai sesuatu tindakan, maka itulah yang akan jadi kesempurna’annya (Penentunya)

Ketahuilah saudara-saudariku, bahwasanya...apa yang anda cari di dunia ini?
Tanya dalam diri...apa yang kalian cari...ilmu kekayaan? ilmu pemikat? ilmu kewibawaan?
Atau yang lain2....mya?

Pernahkah terpikir untuk menggabungkan semua dalam satu pencarian anda?
Mengapa semua informasi atau ilmu2 yang kita dengar dan amalkan tidak membuat diri kita
Disegani, dicintai sidia, tidak membuat hutang lunas dan sebagainya...MENGAPA...?!
Karna anda tidak melewati proses demi proses tahap pemahaman.... dengan Jeli dan seksama (Toto-Titi-Surti ngati-ati. Tetep-Idep-Madep-Mantep)... He he he . . . Edan Tenan


Baiklah,,, mudah2han apa yang saya tinformasikan ini, sedikit membantu pemahaman tentang
Kesempurnaan Proses Hidup dan kehidupan kita semuanya. Amiin

Bermula dia yang dzat wajibal wujud. LAA ILAHAILLAH... Bertajali/menampakan diri.
Terciptalah nurmuhammad. Muhammaddarasulallah...  Nurmuhammad berkata jadilah sekalian                  kun sholli ala muhammad.  Maka semua menyambut dengan kalimat. Shollallahu ala muhammad.

Nah dari kajian di atas tersebutlah kalimat2 kesempurnaan hakikat ketauhidan. Akan kesempurnaan keMaha  Esaan Tuhan...yang mana kalimat tersebut. Jika di amalkan akan membawa diri kita menuju kesempurnaan diri.  Dan apa yang menjadi carian kita selama ini, insya allah akan kita temukan... ILMU APAPUN itu.

Seperti yang saya bilang untuk memahami sebuah ilmu diperlukan proses demi proses
Tingkat pemahaman sehingga kita paham betul apa yang dibaca, apa yang di niyatkan dan apa yang di lakukan. Sebagai referensi dan paham logika.  Baca 2 kalimat sahadat...disana artinya...
AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH
DAN MUHAMMAD ADALAH RASULNYA
BERSAKSI sama dengan melihat menyaksikan dimana kita melihat atau menyaksikan nya
Mengapa sahadat tidak sepeti ini AKU MENDENGAR ATAU AKU DIBERITAHU TEMAN ATAU AKU MEMBACA DARI INTERNET.....bahwa tidak ada tuhan selain allah...tp AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH... He he he . . . Edan Tenan.

Karena itu, bagi saudara-saudariku  yang mau dan ingin pemahaman tentang ilmu kesempurna’an Sejatinya. Harus bertemu secara langsung... Karena untuk hal yang satu ini, tidak bisa melalui media jejaring sosial apapun juga telephon. Harus dengan Pendidikan dan Bimbingan secara langsung, Tapi INGAT saya hanya bisa memberikan Bimbingan dan  pemahaman teorinya ... Prakteknya harus Anda sendiri yang menjalankan/melakukan... Karena, sebaik-baiknya katanya, jauh amat lebih baik jika tau sendiri, mengerti sendiri dan bisa mengalami sendiri. Bagi yang berminat bertemu langsung.  silahkan Hubungi nomer Telephon saya: Indosat. +6285-861-799-966 Xl. +6287-729-431-777. Jika tempatnya jauh dari posisi saya berada, biaya transpot di tanggung pemanggil... Rahayu _/!\_

Apa yang Dimaksud dengan Ilmu Kesempurna’an Sejati:
Berkaitan dengan diatas; Ilmu Kesempurna’an Sejati merupakan suatu ilmu untuk mengenali diri pribadi/sejati. Dahulu ilmu ini di tanamkan oleh para ahli kanuragan untuk mencapai tingkat kesempurna’an dalam mempelajari ilmu kedigdayaan. Dan Inilah gerbang utama menuju ilmu kesaktian yang sesungguhnya. Falsafah hidup yang ideal tidak hanya menjadi pedoman hidup di dunia fisik ini saja, melainkan harus masuk ke kehidupan yang sejati yang metafisik. Bila diminta memilih dunia: fisik atau metafisik, maka jatuhkan pilihan pada yang terakhir saja. Sebab dunia fisik akan lenyap seiring dengan dimasukkannya jasad ke dalam kubur, sementara dunia metafisik kita akan langgeng abadi sepanjang masa amal perbuatan yang masih harus di pertanggung jawabkan.

Tujuan hidup manusia adalah mengisi kehidupan dengan Hidup yang sejati. Dunia adalah persinggahan sementara diri sebelum menempuh perjalanan-perjalanan lain yang sangat panjang. Sayangnya, di persinggahannya yang sementara ini kebanyakan justru diisi oleh diri-diri palsu. Maka hidup di dunia yang menekankan pada diri-diri palsu, bersiap-siaplah untuk terjerembab dan tersungkur kapan saja.

DIRI SEJATI bisa dirasakan pada TITIK PALING HENING MEDITASI (universal), DZIKIR (umat Muslim). Pada DIRI SEJATI munculnya KESAKTIAN merupakan hal yang sangat biasa. SEGALA DIMENSI GAIB DAN METAFISIK TERBUKA TERANG BENDERANG. Namun, pada hakikatnya diri sejati tidak boleh hanya dirasakan dan disadari belaka. Sebaliknya, jadikan seluruh kemanusiaan kita ini dengan totalitas DIRI SEJATI YANG MENYINARI BERPERILAKU SEPANJANG HIDUP di KEHIDUPAN MANUSIA.

Yaitu bila perjalanan (Syare’at – Tarekat- Hakikat) mengolah rasa sudah sampai ke pendakian tertinggi perjalanan spiritual. Mencapai makrifat yang merupakan wujud diri sejati inilah yang harusnya menjadi pedoman dan tujuan hidup kita.

* KUN FAYAKUN*. Bahkan, hukum alam taklum dalam hukum Ilahi. Keajaiban itu terjadi sewaktu hamba dalam kendali Ilahi. Hidup dan mati tidak ada bedanya karena dalam hidup di dunia hendaklah manusia dapat mengendalikan nafsu yang tidak baik. Mati merupakan perpindahan rohani dari sangkar kecil menuju kepada kebebasan yang luas, kembali kepada-Nya. Dalam kematian raga nafsu yang tidak sempurna dan yang menutupi kesempurnaan akan rusak. Yang tinggal hanyalah Sukma.

Salah satu hal yang paling berharga dalam hidup ini adalah ilmu. Ilmu ibarat cahaya penerang. Ilmu laksana kekuatan penjaga, yang menjaga kehidupan kita. Ilmu yang membuat diri kita sanggup membumbung tinggi ke langit.  Dari sekian banyak kategori ilmu, yang patut untuk kita renungkan apakah kita sudah memilikinya atau belum, adalah apa yang disebut dengan ilmu sejati. Ilmu ini berkaitan dengan intisari dari hidup kita, ia menjadi penerang bagi mereka yang ingin mengecap kehidupan sejati. Ia juga penuntun jalan untuk menemukan yang Sejati dari Hidup ini.

Apa yang disebut dengan ilmu sejati?  
Siapakah yang berhak atas ilmu sejati itu?
Teks-teks dalam Serat Wedhatama membabarkannya secara gamblang:

Diantaranya;
Iku kaki takokena, marang para sarjana kang martapi, mring tapaking tepa tulus, kawawa nahen hawa, wruhanira mungguh sanyataning ngelmu, tan mesthi neng jeneng wredha, tuwin mudha sudra kaki.
(Anakku, tanyakan hal itu, kepada para sarjana yang berpengalaman, yang hatinya sudah menunjukkan ketulusan, dan sudah berhasil menahan hawa nafsu. Ketahuilah sesungguhnya ilmu sejati itu tak hanya bisa dimiliki orang tua, tetapi juga bisa dimiliki kaum muda, bahkan sudra)

Sapatuk wahyuning Allah, ya dumilah mangulah ngelmu bangit, bangkit mikat reh mangukut, kukutaning jiwangga, yen mengkono kena sinebut wong sepuh, lire sepuh sepi hawa, awas roroning atunggil.
(Siapapun yang menerima wahyu Ilahi, lalu dapat mencerna dan menguasai ilmu, mampu menguasai ilmu kesempurnaan, yaitu kesempurnaan pribadi, orang yang demikian itu pantas disebut sebagai orang tua, orang yang sudah tidak lagi dikuasai hawa nafsu, dapat menghayati manunggalnya dua keberadaan).

Prinsipnya, ilmu sejati bisa diraih oleh setiap orang yang menghasratinya, tidak muda tidak tua, bangsawan ataupun orang biasa, yang berprofesi sebagai intelektual maupun seorang petani. Dan pertanda keberadaan ilmu ini pada seseorang adalah ketika ia telah menjadi pribadi yang hawa nafsunya sudah tunduk, dan ia menghayati keberadaan dirinya tak lebih sekadar cermin dari Yang Maha Ada. Pemilik ilmu sejati menghayati sepenuhnya makna keberadaan Yang Maha Tunggal dan keberadaan diri kita yang diliputi-Nya, bahwa sesungguhnya Aku ana ing sajroning ingsun, ingsun ana ing sajroning AKU.

Para pemilik sejati adalah sosok yang telah mengenal dirinya karena itu ia juga mengenal Tuhannya. Ia tak lagi silau oleh penampilan luar, juga tak terjebak oleh sesuatu yang artifisial, yang serba kulit. Agama baginya bukan lagi identitas kelompok yang dibangga-banggakan, tetapi lebih sebagai jalan pribadi, jalan sunyi, menuju Ia yang Maha Misteri. Kerendahan hati mewarnai hatinya..karena ia sadar bahwa dirinya tak lebih dari setitik debu dalam lingkup semesta yang luasnya tak terbatas. Tapi pada saat yang sama, kepercayaan diri atau keyakinan akan kemuliaan diri, meresap kuat, karena ia sadar bahwa di dalam dirinya, sebagaimana juga di dalam setiap pribadi, bersemayam secercah Cahaya Yang Maha Ada.

Dan bagaimana cara meraih ilmu sejati?
Kita simak teks lain dalam Serat Wedhatama berikut ini:

Ngelmu iku Kalakone kanthi laku Lekase lawan kas Tegese kas nyantosani Setya budaya pangekese dur angkara.
(Ilmu (hakekat) itu diraih dengan cara menghayati dalam setiap perbuatan, dimulai dengan kemauan. Artinya, kemauan membangun kesejahteraan terhadap sesama, Teguh membudi daya Menaklukkan semua angkara.)

Ilmu sejati diraih melalui rangkaian tindakan demi tindakan kebajikan, pengalaman demi pengalaman. Ia merupakan anugerah Sang Sumber Ilmu, kepada siapapun yang dalam hidupnya, pelayanan kepada sesama menjadi prioritas utama. Ia adalah berkah bagi mereka yang hidupnya didedikasikan bagi kebahagiaan sesama. Lebih jauh, ilmu sejati diraih dengan jalan lebih dahulu menaklukkan Sang Ego, meleburkan diri ke dalam keberadaan Yang Maha Ada.

Terakhir, apa yang menjadi bukti bahwa seseorang itu memiliki ilmu sejati, bahwa ilmu yang dimilki seseorang itu adalah sejatinya ilmu?

Tentu saja bukan kepandaian berbicara dan cakupan wawasan yang luas, tetapi lebih pada soal kemampuan untuk selalu hening, damai, penuh kasih. Pemilik ilmu sejati, mereka yang ilmunya adalah sejatinya ilmu, menjadi penebar damai di kala dunia dalam kekisruhan, penebar kasih di kala dunia tenggelam dalam kebencian, penebar kesembuhan bagi mereka yang terluka, pembawa cahaya di kala orang senang berada dalam kegelapan... He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu Lurr...

WEB.:-)
Tak uwisi gunem iki  (saya akhiri pembicaraan ini)
Niyatku mung aweh wikan (saya hanya ingin memberi tahu)
Kabatinan akeh lire (kabatinan banyak macamnya)
Lan gawat ka liwat-liwat (dan artinya sangat gawat)
Mulo dipun prayitno (maka itu berhati-hatilah)
Ojo keliru pamilihmu (Jangan kamu salah pilih)
Lamun mardi kebatinan (kalau belajar kebatinan)

SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH... He he he . . . Edan Tenan... Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Selalu saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali dimanapun berada.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com

Tidak ada komentar: