Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta selasa tgl 26 Agust 2014
Saudara-saudariku terkasih, juga anak-anak didik saya
tercinta... Seperti biasa postingan ini saya sajikan bukan untuk dipuji apalagi
dihina namun hanya untuk bisa diketahui oleh Saudara-saudari terkasih saya,
kususnya anak-anak didik saya tercinta, juga para hobi pembaca yang budiman.
Lewat inbox dan email, ada anak angkat saya yang bertanya
seperti ini;
Mohon penjelasannya pak WEB, laku puasa dan melek itu,,, apa benar bisa menajamkan mata bhatin (indra
keenam)??
Lalu saya Jawab;
Menurut pinisepuh Jawa yang diabadikan dalam Kitab
Primbon disebutkan sebagai berikut:
Manfaat cegah tidur (melek) itu membekas di sukma.
Menghasilkan terhadap apa yang diminta, memperoleh 3 perkara yaitu pertama:
panjang umurnya, kedua: beruntung, ketiga: tajam mata batinnya.
Manfaat cegah makan (puasa) itu membekas di raga.
Menghasilkan terhadap apa yang diminta, memperoleh 3 perkara yaitu pertama:
berwibawa nan sakti, kedua: mendapatkan kedudukan tinggi, dan ketiga: kaya.
Tentu saja dalam hal ini yang dimaksud dengan cegah makan
dan cegah tidur itu adalah lelaku yang didasari oleh NIAT dan TEKAD. Inilah
yang membedakan orang tidak makan karena lelaku ritual dengan orang tidak makan
karena kelaparan.
Misalnya,,, ada 2 orang yang masuk dalam ruang yang gelap
gulita, tidak diberi makan-minum selama beberapa hari. Orang pertama adalah
seorang narapidana yang dimasukan dalam sel tahanan. Orang kedua adalah seorang
spiritualis yang sedang masuk dalam gua/ruangan untuk bertapa / bertafakur.
Kedua orang tersebut mengalami kondisi yang sama, tidak makan & tidak tidur
tetapi karena niat dan tekadnya berbeda maka menghasilkan manfaat (efek) yang
berbeda pula.
Inti amalan lelaku seperti cegah makan (puasa) dan cegah
tidur (melek) adalah mengendalikan diri. Yaitu berusaha mengendalikan keinginan
nafsu badan jasmani, serta nafsu pikiran jahat. Maka niat dan tekad itu
penting. Bila anda sudah bertekad mengendalikan nafsu badan dengan berpuasa dan
melek, maka berusahalah dengan lebih keras untuk melaksanakannya. Bila anda
berhasil dan bisa istiqomah (tekun menjaga amalan terus menerus) itu artinya
anda tidak lagi diperbudak nafsu badan. Anda tidak lagi diperbudak nafsu
keinginan. Untuk apa mampu berpuasa berhari-hari tetapi setelah masa puasa lalu
kembali mengumbar hawa nafsu. Begitupula bila sudah bertekad melek semalam
suntuk tetapi masih saja tidur semaunya. Itu juga belum bisa disebut berhasil.
Sebab diri kita masih belum bisa mengendalikan nafsu tidur. Ritual puasa &
melek semacam itu tidak ada artinya. Karena meskipun anda telah menyelesaikan
puasa tetapi inti puasa sebagai pengendali badan jasmani dan nafsu tidak
terpenuhi.
Meskipun saat sahur dan berbuka boleh makan apa saja,
tetapi tetaplah menjaga inti puasa. Yaitu pengendalikan diri dan nafsu. Makan
dan tidurlah ala kadarnya saja. Makanlah apa yang ada di meja makan, walaupun
hanya ada nasi putih dan air putih saja. Tidak perlu mencari-cari yang tidak
tersedia. Makan dan jangan protes! Lalu biasakan tidur selepas tengah malam dan
bangunlah sebelum Matahari terbit. Atau tidurlah lebih awal, lalu bangunlah
dini hari (sepertiga malam) sampai Dhuha jangan tidur lagi. Isilah waktu
terjaga (melek) ini dengan hal yang positif seperti meditasi, atau sembahyang
mengagungkan asma Tuhan.
Tujuan amalan lelaku para spiritualis adalah agar bisa
mengendalikan 9 lubang hawa (babagan hawa 9) sebagai keluar masuknya nafsu.
Melalui cegah makan (puasa), cegah tidur (melek), tafakur, meditasi atau
semacamnya. Bila badan dan nafsu telah dikendalikan, maka lebih mudah
konsentrasi masuk dalam dimensi ruhani. Pintu dimensi ruhani hanya bisa
ditembus dengan kepasrahan raga, pikiran dan jiwa. Ketiga komponen tersebut
sulit sekali pasrah bila selama ini selalu dituruti keinginan nafsunya. Maka
perlu dikendalikan dengan disiplin. Kedisiplinan bisa diperoleh bila kita
memiliki Niat dan Tekad yang kuat untuk mewujudkan apa yang diminta.
Efek dari ketekunan melakukan amalan cegah makan (puasa)
dan cegah tidur (melek) yang dibalut dengan lelaku amaliyah yang baik seperti
membaca wirid, puji-pujian, doa-mantra atau semacamnya inilah yang nanti akan
menajamkan mata batin. Energi ruhani yang bersifat ghaib akan memancar secara
otomatis dari diri anda. Daya energi inilah yang membuat pancaran aura anda
berpendar terang, tampak berkharisma dan berwibawa. Demikian jawaban saya,
semoga ada manfaatnya.... ... He he he . . . Edan Tenan... Muga Bermanfa’at dan
Berkah.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar