Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Kudus Kamis Pon; 07-08-2014
Allahu Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar wa Lillaahil
Hamd’
Setiap Insan siapapun dirinya apapun Statusnya dan apapun
Agamanya, Alirannya, Golongannya, Madzhabnya telah terpahami dan Terhayati akan
“KESADARAN ZATULLAH” dalam Pandangan-NYA sejak dirinya masih berada di Alam
AZALI, dan di NYATA-kan HAL itu pada saat IKRAR “Alastu bi Robbikum….???, Qoluu
Ba Laa…Syahidna..!!” (Apakah engkau membenarkan bahwa “AKU” lah Penguasa serta
yg Mengatur setiap Urusan yg berlaku dalam “HAYAT/URIP/HIDUP…???,
Ya…..BENAR…!!! Kami sebagai Saksi yg menyaksikan..!!!”.
Namun……. Setelah dirinya tertarik dengan Gravitasi Alam
Dunia Fana’ ini, Energy Gaya Gravitasi Alam Dunia Fana’ ini menggetarkan
kesadaran dirinya akan “KESADARAN ZATULLAH” itu sehingga membuat dirinya tak
sadar lagi akan INTI HAKIKAT ASAL KEJADIAN DIRI. Lalu……. Tetapi….. Walaupun
kediriannya/Egonya/Hawa Nafsunya telah menjadi Hijab/dinding yg menutupi Cahaya
Haq’ itu namun…….. Ada yg tidak bisa di tutupi oleh kedirian/ego/hawa nafsu itu
yaitu “FITRAH/SUCI”nya… Sebagai penghubung antara dirinya dengan Tuhannya. dan
“FITRAH/SUCI” itu adalah “KEKUATAN yg SANGAT LEMBUT LAGI HALUS” yg meliputi si
“HAYAT/URIP/HIDUP”, saya menyebutnya dengan Istilah….”SIR-RASA”.
Tanpa tersadari oleh Manusianya itu sendiri sesungguhnya
“FITRAH/SUCI” nya selalu “memangil-manggil″ dirinya untuk kembali kepada ASAL
dirinya masuk melalui pintu “KESADARAN ZATULLAH”, namun……. 9 Hawa yg masuk pada
dirinya melalui 9 GOA yg terbuka lebar telah membuat dirinya tak menghiraukan
“Kata-kata FITRAH/SUCI pada
HAYAT/URIP/HIDUP”nya. 9 Hawa itu adalah
:
1. Takabbur
2. Sombong
3. Tamak
4. Serakah
5. Iri
6. Dengki
7. Hasut
8. Benci
9. Dendam
Karenanya ada istilah : “BABAHAN HAWA SONGO” yg bertujuan
menutup 9 GOA pada dirinya agar ke 9 Hawa itu lenyap dan tergantikan secara
otomatis(TAJALLI) dengan 9 KESADARAN SEJATI yaitu :
1. Laa Qodirun Illallah (Tiada yg MAHA Kuasa selain ALLAH
meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
2. Laa Muridun Illallah (Tiada yg MAHA Berkehendak selain
ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
3. Laa ‘Alimun Illallah (Tiada yg MAHA Mengetahui selain
ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
4. Laa Hayyun Illallah (Tiada yg MAHA Hidup selain ALLAH
meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
5. Laa Sami’un Illallah (Tiada yg MAHA Mendengar selain
ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
6. Laa Bashirun Illallah (Tiada yg MAHA Melihat selain
ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
7. Laa Mutakallimun Illallah (Tiada yg MAHA Berkata2
selain ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
8. Laa Fa’ilun Illallah (Tiada yg MAHA Berlaku dalam
Gerak dan DIAM selain ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
9. Laa Maujudun Illallah (Tiada yg MAHA ADA di Awal tiada
berpermulaan sekaligus di Akhir tiada berkesudahan dan tiada yg MAHA ADA pada
Zahir dan Bathin selain ALLAH meliputi Zat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
Maka…. Demi Waktu/Masa dalam 24 jam sehari semalam dari
buka mata sampai tutup mata kembali, sungguh Manusia itu dalam kerugian yg
Nyata karena….. Seiring dengan waktu Dunia “KESADARAN ZATULLAH” itu semakin
terhijab/terdinding oleh kediriannya/Egonya/Hawa Nafsunya melalui 9 GOA pada
dirinya yg terbuka lebar. Kecuali………
Mereka-mereka yg
masuk dalam ke- AMAN-an (IMAN) dikarenakan… Ia telah menutup 9 GOA pada dirinya
agar ke 9 Hawa lenyap dan tergantikan secara otomatis(TAJALLI) dengan 9
KESADARAN SEJATI, dan kemudian setelah itu “FITRAH/SUCI”nya dalam “KESADARAN
ZATULLAH” membawa dirinya untuk berbuat kebaikan yg menjadi Rahmat serta saling
berbagi/mengisi dalam kebenaran untuk memberikan pandangan tetang “KESADARAN
ZATULLAH” meliputi dan juga saling berbagi/mengisi dalam kesabaran kepada siapa
saja tanpa pandang bulu, karena ia telah memandang dalam Penyaksiannya akan
“GURUmu adalah GURUku dan GURUku adalah GURUmu” ( kita sama-sama Belajar kepada GURU yg SATU
yg tidak makan juga tidak minum, Tidak Tidur tidak pula mengantuk).
WEB:
Dunia ini dan segala isinya bersifat fana, artinya akan
musnah atau hancur pada saatnya nanti. Sehebat apapun manusia untuk
mempertahankan dirinya dengan menjaga kesehatan agar ia bisa hidup lama di
dunia ini, pasti maut juga akan datang menjemputnya. Begitu pula halnya sebesar
apapun dirinya untuk menjaga tubuhnya agar tetap awet muda, baik dengan
kosmetik, operasi plastik dll, tentu dia tidak bisa menghindar dari
bertambahnya umur. Semakin lama ia hidup di dunia atau semakin bertambah umurnya
di dunia pada hakikatnya semakin dekat ia kepada kematian. Akan tetapi banyak
yang tidak sadar, dengan seiringnya waktu dan umurnya pun semakin bertambah
malah membuat ia lupa bahwa kematian sedang menghampirinya tanpa ia ketahui.
Karena itu tanda orang yang lalai dari kematian adalah semakin bertambah
umurnya semakin ia tidak merenungi akan dirinya bahwa suatu saat entah besok
atau lusa, minggu depan atau bulan depan ia akan mati. Seiring dengan itu di
hari kelahirannya atau yang biasa di sebut dengan ulang tahun dengan bangganya
ia bawa dirinya poya–poya, hura–hura, bersuka ria dengan gembiranya. Ada yang
melaksanakannya dirumah, di hotel–hotel, di gedung, restoran, kafe, bahkan ada
yang merayakannya ke tempat–tempat hiburan malam seperti diskotik, karaoke
& pub dsb.
Akan tetapi lain halnya mereka yang mengerti akan hakikat
Hidup dan kehidupan, bahwa tidak lah ia hidup di dunia ini melainkan hanya
sementara semakin bertambah umurnya semakin dekat ia akan kematian maka mereka
tidak akan membanggakan dirinya dengan perayaan–perayaan yang melampaui batas.
Justru ia bawa dirinya kepada hal–hal yang mendekatkan dirinya kepada Tuhannya.
Kalau pun juga ia mengadakan suatu perayaan hanyalah sebatas rasa syukur ia
kepada Tuhannya dengan dianugrahkan Nya rahmat dan nikmat atas dirinya.
Hidup di dunia tidak lain seperti seorang pengembara yang
pergi ke suatu tujuan lalu berhenti sebentar di bawah pohon untuk beristirahat.
Atau mampi ngomne/minum.Tentu ia tidak selamanya berhenti, pasti ia akan
meneruskan perjalanannya untuk mencapai tujuan yang di inginkannya.
Begitulah halnya hidup di dunia, hanya sebatas tempat
peristirahatan ruh untuk memulihkan daya ingatnya kepada Tuhannya. Dan ia jaga
dirinya di dalam peristirahatan itu agar ia tidak tertidur atau terlena, karena
kalau sampai ia tertidur maka ia akan hanyut di dalam bayangan–bayangan (mimpi)
yang semakin membuatnya terlupa kepada tujuan nya yang sebenarnya.
Bayangan–bayangan (mimpi) itu adalah segala keadaan yang ada di dalam kehidupan
dunia ini, yang dinyatakan Allah dalam firman Nya sebagai permainan dan senda
gurau.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, Al –
Hadiid : 20)
Di ayat yang lain Allah pun menegaskan :
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau
dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau
mereka mengetahui”. (QS, Al – ‘Ankabuut : 64)
Karena itu sudah sepantasnyalah kita bangun kan diri kita
dari kelalaian yang mungkin selama ini kita terlena di dalam kehidupan dunia
sehingga membuat kita lupa kepada tujuan hidup yang sebenarnya yaitu Allah SWT.
Orang yang hatinya hidup atau terbuka adalah mereka yang apabila di ingatkan
tentang kebenaran, mereka mau mendengarkan dan mau merenungkannya serta bangun
dari kelalaiannya selama ini... Jadi,,,
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah selalu
saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali dimanapun berada. Muga Manfa’at
ya...
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar