Pawang adalah kata
yang mungkin sudah akrab kita dengar.
Kata ini biasanya digunakan pada seseorang yang mempunyai keahlian
menjinakkan atau melatih binatang seperti gajah, ular dll. Menurut kamus KBBI,
pawang adalah orang yang mempunyai keahlian istimewa yang berkaitan dengan ilmu
gaib dan tidak melulu harus berhubungan dengan binatang. Nah, mumpung sedang
musim hujan, maka bulan ini kita khusus membahas tentang topik unik yaitu
pawang hujan.
Profesi yang unik dan langka;
Pawang hujan adalah merupakan profesi unik dan langka.
Kenapa saya sebut langka? Jawabannya karena profesi hanya muncul dikala musim
saja, iya tidak?……… hujan... Edan ! Pada even-even atau hajatan besar yang
berlangsung di musim hujan, seperti misalnya perayaan tahun baru di Jakarta
tahun lalu diberitakan melibatkan
sejumlah pawang hujan.
Di daerah Bali, pawang hujan dikenal dengan nama “Tukang
Terang” dan proses menghentikan hujan disebut “Nerang”. Aktivitas ini umum
ditemukan pada setiap prosesi upacaya budaya di tempat ibadah (pura) di kala
musim hujan dan umumnya tanpa bayaran alias gratis. Belakangan beberapa even
pariwisata seperti di hotel, pertunjukkan atau wedding secara rutin juga
melibatkan para tukang terang (pawang hujan). Nah, kalau yang ini ada tarif-nya
alias tidak gratis. Kebetulan saya dulu
kerja di hotel jadi tahu persis kalau payment khusus untuk pembayaran pawang
hujan yang disebut dengan nama “rain stopper“.
Artikel berbahasa Inggris tentang Bali juga sering mengulas topik unik ini.
Profesi pawang hujan juga tidak hanya ada di Indonesia, tapi
juga ada di negara lain. Di Kolombia
contohnya, penutupan Piala Dunia FIFA U-20 di Kolombia 2011 melbatkan jasa
pawang hujan yang akhirnya menuai kontrofersi dan penyelidikan karena dianggap
sebagai pengeluaran tidak wajar, tidak masuk akal dan sia-sia.
Anda percaya ?
Apakah saya percaya bahwa pawang hujan bisa menghentikan
atau memindahkan hujan? Hmmmm…..Entahlah. Di era modern sekarang, jasa pawang
hujan masih digunakan oleh sebagian orang di masyarakat. Kenapa kita tidak
mencoba berpikir bahwa mungkin saja keahlian unik tersebut benar ada?
Nah, sekarang kita mencoba berandai-andai lebih jauh. Andai
ilmu semacam ini benar ada, kenapa kita tidak memanfaatkannya? Misalnya sebagai
solusi alternatif penanggulangan banjir.
Uang miliaran rupiah untuk study
banding penanggulangan banjir ke keluar negeri bisa dialihkan untuk pendirian sekolah pawang hujan atau Fakultas
Pawang Hujan untuk tingkat universitas. Nantinya ilmu ini bukan hanya sekedar
memindahkan hujan dari satu desa ke desa lain tapi juga memindahkannya ke
negeri lain, daerah gurun Arab atau sekalian “ditumpahkan seluruhnya” ke negara
Amerika atau Israel. Nah, rasain lo! Ha
ha ha . . . Edan Tenan
Nah, hebat bukan? Nanti dijamin negara kita akan menjadi
terkenal, disegani dan juga sekaligus ditakuti oleh negara lain. Nanti ilmunya
bisa dijual atau diekspor ke negara lain. Pakar dan mahasiswa asing juga
berdatangan untuk belajar. Ini artinya devisa alias duit yang melimpah. Maklum,
Mbah WEB,,,, ada bibit kapitalisnya……
Wakakakakaka… ini serius atau gimana Mbah?
ASEM KECUT GULO LEGI....!!! Nulis jarinya sampai kriting. Ko,,,, masih di
tanya tentang serius... Ini serius Nak. Sampean kira ini ini abal-abal alias
ngacau?
Ttd:
Wong Edan Bagu
Purbalingga Minggu: 23-03-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar