WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Rabu, 30 Juli 2014

Setiap Diri Manusia adalah Tuhan bagi Dirinya Sendiri:

Oleh: Wong Edan Bagu

Syehk Lemah Bang namaku, Rasulullah ya aku sendiri, Muhammad ya aku sendiri, Asma Allah itu sesungguhya diriku, ya akulah yang menjadi Allah ta’ala.

Setiap diri manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri, sekilas kata itu mirip Firaun yang mengatakan ” Aku tidak percaya Tuhan Musa, Aku lebih percaya pada Tuhan saya sendiri “. Nah, adakah kesalahan harfiah dalam statement saya dan Firaun tersebut ?

Tentu, statement itu bukanlah kajian secara harfiah/ kulit belaka, statement itu lebih mengacu kepada kajian diri. Kajian diri adalah kita selalu mengkaji/ membaca ke diri kita sendiri sebelum menengok ke luar. Masalah ketuhanan adalah masalah ‘personal’ masalah yang very very personality.

Sekarang kita balik bertanya kepada diri kita, “Apakah Allah SWT nya Nabi Muhammad sama dengan Allah SWT nya kita ? kalau mengacu kepada kajian harfiah, maka akan tampak sama, letak kesamaannya di nama Allah SWT itu sendiri. Tetapi kalau kita kaji ke dalam diri, akan tampak beda bagai jarak bumi dan langit. Allah nya Muhammad itu NYATA, berkata-kata, membimbing, melindungi secara langsung tanpa batas sehelai benang sekalipun, Nah, bagaimana dengan kita, apakah Allah SWT itu berkata-kata/ membimbing secara langsung ?

Sehingga secara tak sadar tapi sadar kita menyembah Allah yang bisu/tuli, apakah tidak sama dengan kita menyembah patung ?
Apakah kita harus pasrah begitu saja menerima doktrin/ dogma bahwa hanya Rasul yang bisa menerima bimbingan secara langsung ?
Apakah kita harus menyerahkan nasib jiwa kita setelah mati nanti kepada dalil/ dogma/ doktrin yang cenderung melemahkan/ merendahkan kemampuan diri kita ?
Apakah kita harus menelan mentah-mentah ajaran-ajaran agama yang keras dan cenderung membungkam akal sehat kita ?
Apakah kita dengan sikap pasrah. menyerah, berkeyakinan terhadap suatu ajaran agama, maka jiwa kita akan yakin 100 % terselamatkan ?

Dengan kata lain manusia sekarang kebanyakan BERJUDI dengan iman, amal dan ilmu nya yang diyakininya sendiri. Berjudi dengan menggantungkan keyakinan kepada orang lain... Wow... He he he . . . Edan Tenan.

Setiap diri manusia itu punya modal dasar sama yaitu yang disebut akal dan hati nurani, bila akal atau otak tidak dimerdekakan maka hatinuraninya akan ‘ mati’. Otak itu ibarat mesin katrol untuk mengerek hati nurani supaya hidup, setelah hidup maka sang hati nurani akan menghidupkan diri kita yang selama ini mati. Hati nurani yang hidup menghidupkan itu adalah cikal bakal Dzat Tuhan untuk tumbuh menguatkan diri kita. Hati nurani akan berevolusi tergantung motor penggerak nya yaitu otak, semakin berpikir cerdas maka hati nuraninya semakin kuat dan berkualitas. Hati nurani dalam kondisi puncak sering disebut sebagai Tuhan, Allah dll. Jadi Tuhan itu tak lain adalah DIRI KITA YANG TINGGI yang sering disimbolkan/ disebut dengan AKU. Sehingga tidak salah ada orang yang mengatakan, spiritual yang modern dan canggih itu adalah memakai  OTAK. Yang di praktekan dengan Rasa, bukan perasa’an.

Kembali ke judul ” Setiap diri manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri ” maka adalah suatu pendakian spiritual ke dalam dirinya sendiri sampai dirinya ada dalam kesadaran penuh yang tinggi, sampai secara real dan nyata dirinya adalah RASULULAH (Rasa Nya Allah) atau gambaran Allah atau perwujudan Allah. Allah itu adalah AKU, diri pribadi ku yang tinggi. Kalau sudah ke maqam/ tingkatan ini maka tak akan ada lagi penolakan terhadap perbedaan, tak kan ada lagi pengkotak-kotakan iman yang diberi label agama, tak kan ada lagi perjudian ilmu, iman dan amal setelah kematian, tak ada lagi kegelisahan/ ketakutan terhadap permasalahan duniawi, tak kan ada lagi simbol-simbol agama yang akan menjeratnya, tak kan ada lagi fatwa-fatwa luar yang mampu menembus dirinya, yang ada dirinya adalah KEBEBASAN. Bebas, lepas dan merdeka menyelami kehidupan di dunia ini karena keyakinan yang sudah terbangun kokoh dalam dirinya, dengan kata lain dirinya sudah hidup manunggal dengan Tuhan. Kalau sudah manunggal/ bersatu apakah mungkin harus menengok ke luar dirinya lagi ?
( Wong Edan Bagu. Kudus Rabu tgl 30/07/2014)

Tuhan adalah Pribadi ku, Pribadi yang nyata
Nyata dalam tubuh ku
Bebaskan otak dan hati mu !
Agar diri mu mempunyai Pribadi yang Kuat
sebagai bekal untuk berjalan di rel Kebenaran Hidup.
Sesuai FirmanTuhanmu Dan Sabda Rasulmu

Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu. Semoga Bermanfa’at.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan

Tidak ada komentar: