WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Senin, 07 Juli 2014

KISAH NYATA:

Perjalanan Spiritual Wong Edan Bagu.
Dalam Mencari Jatidiri.

AJA PISAN-PISAN NGAKU WONG URIP. YEN ORA BISA NGRASAKAKE URIP. SEBAB; YEN ORA BISA NGRASAKAKE URIPE. KUWI DUDU WONG URIP. ANANGIN MAYIT URIP.

Jangan sekali-kali mengaku manusia hidup. Jika tidak bisa merasakan hidup. Karena; jika tidak bisa merasakan hidupnya. Itu bukan manusia hidup. Tetapi mayat hidup.


Kalimat ini, berkaitan erat dengan firman Tuhan yang mengartinya seperti ini: Jika engkau ingin mengenalku. Maka kenalilah dirimu terlebih dulu. Karena. sesungguhnya, aku berada amat dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadimu.


Sabda pandita Ratu dan Firman Tuhan ini, banyak di gunakan sebagai Pameling/Peringatan di hampir tiap-tiap perguruan atau padepokan spiritual jawa. KUSUSNYA AJARAN-AJARAN YANG MENDALAMI ATAU MEMPELAJARI KEMANUNGGALAN ATAU PENYATUAN DIRI DENGAN SANG PENCIPTA SEGALANYA. Tujuannya, agar setiap cantrik/murid. Mengerti, betapa pentingnya hidup itu, untuk di ketahui, betapa utamanya hidup itu untuk segera di pahami.

Karena, siapapun dia, jika sudah bisa mengenal hidupnya, mengetahui dan memahami hidupnya, maka dia akan memiliki hidupnya, sesuai yang dikehendaki Tuhan dan bisa bercengkrama dengan hidupnya. Al-Hasil; selain bisa waskita, weruh sejeroning winarah dan sakti mandraguna tanpa payah, dia akan bisa mengenal dan mengetahui Tuhannya secara nyata-nyata dan nyata benar.

Karena itu... Mulai dari jaman nabi, spiritual yang menjurus ke hal tersebut, di rancang dan di cipta sedemikian rupa rapinya. Oleh para ahli, namun sedikit yang berhasil, hanya orang-orang pilihan saja. Lalu berlanjut ke sejarah jaman para wali, hingga kisahnya menggemparkan... pro dan kontra terjadi antara wali dan wali hingga menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk beberapa wali itu sendiri. Kemudian berlanjut ke para ahli tapa dan semedi/meditasi, namun tetap hanya orang-orang pilihan saja yang bisa mencapai tingkatan tersebut.

Dulu... sewaktu saya masih Edan dalam hal mencari ilmu kesaktian, ilmu jaya kawijayan. Mendengar adegan tersebut, dari Para sepuh dan membaca dari beberapa kitab spiritual. Darah langsung mendidih... karena hanya punya semua yang terkandung di badan ini, serta teka yang membara, tidak punya modal lainya. Sayapun menyiksa diri, dengan cara berjalan kaki berbekal apa adanya, keliling tanah jawa dwipa. Mencari sang guru yang mumpuni dalam hal tersebut, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dari satu guru berganti guru yang lainnya, dari mulai yang ahli agama sampai yang ahli kejawen, hingga terhitung tahun terlampaui, tapi tidak satupun yang bisa membuat saya dapat berhasil mencapai keinginan tersebut. Namun saya mendapatkan banyak pengalaman dari para guru-guru terhormat saya itu. Yang akhirnya membawa saya tersesat ke sebuah goa sembrani, yang terletak di gunung malih rupa, disebuah pedukuhan terpencil, yaitu dukuh cimone kecamatan patuguran kabupaten tegal jateng.

Berawal tersesat di goa sembrani gunung malih rupa inilah, saya menemukan caranya, untuk mencapai apa yang termaksud diatas. Kala itu, saya sudah kehabisan semuanya, kecuali pakaian yang saya kenakan di badan. karena tidak punya apa-apa yang bisa saya berikan buat Jurkun, sayapun memaski lokasi pertapa’an dengan cara mengendap-endap alias sembunyi-sembunyi (diam-diam) berusaha agar tidak ada yang mengetahuinya, setelah hari sudah gelap, saya mulai bergerak  menelusuri jalan setapak menuju pesanggrahan keramat kaki gunung malih rupa. Setibanya di sana, saya melihat ada Jurkun yang sedang membimbing ritual dari beberapa tamu pentingnya entah dari mana,  di di subuah pendopo mewah tap kuno dan tidak berdinding. yang di dirikan oleh Persiden Bung Karno pada jamannya. Sedangkan saya, bersembunyi dbalik semak yang sangat dekat disamping pendopo tersebut. Setelah usai ritual... sang Jurkun lalu memberi pengetahuan para tamunya tersebut. Dan saya sangat medengarnya.

Kata Jurkun:
Ini adalah Pesanggrahan suci Sang hyang Ismaya. Bangunan ini pendirinya adalah Persiden Bung Karno, Saat beliau bertapa mencari wahyu keselamat bagi tanah air kita ini. yang kemudian di jaga dan dirawat oleh orang pilihannya sebagai Jurkun, dan saya adalah Jurkun yang  ke 9, keturunan  Jurkun-jurkun yang terdahulu. ingat... selama tirakat disini, jangan sekali-kali meludah di tanah sekitar pesanggrahan, apa lagi buang air kecil/besar, kalau mau meludah harus di wadahi, begitupun jika mau buang air kecil/besar, terus nanti di buang jauh dari area pesanggrahan. Tidak boleh tidur atau makan dan minum, tirakat yang di boelhkan disini hanyalah pati geni, tirakat-tirakat lainya yang masih menggunakan buka sahur, tidak di bolehkan. Lalu sambil mengarahkan senternya ke arah puncak gunung.

Jurkun berkata lagi: Itu adalah puncak gunung kamat malih rupa, di puncak gunung itulah, Dewa. Sang hyang ismaya turun ke bumi lalu merubah wujud menjadi Semar. Di puncak itu, ada sebuah goa, namanya goa sembrani... tempat eyang semar bersemedi. Ingat ya, apapun yang terjadi, jangan sekali-kali nekad naik ke puncak gunung itu, sangat berbahaya... belum ada sejarah yang menceritakan, ada orang yang naik gunung itu, bisa kembali dengan selamat, semuanya hilang tanpa jejak, jika suatu saat ada yang memanggil atau mengajak untuk menaiki gunung itu, jangan pernah mau, itu goda untukmu, yang harus kamu tolak... jika sampai ada yang nekad naik kesana, apapun alasannya, saya sebagai Jurkun, tidak bertanggung  jawab, dan saya hanya akan menjenguk setiap jam 1 siang dan jam 9 malam. Selain waktu itu, masing-masing harus bisa menjaga dirinya sendiri-sendiri. Di bawah sana, ada sungai kecil, diatasnya ada air terjun, namanya air terjun Nagapesona, tapi jangan coba mandi atau meminum atau apa saja di air terjun sungai itu, kecuali jika tirakatmu batal. Kamu boleh ke air terjun itu untuk minum air. Jika tidak batal, jangan sekali-kali menyentuh airnya, karena jika sampai menyentuh airnya, berati tirakatmu batal.

Setelah menjelaskan lalu Jurkun itu berpamit pulang, dan setelah Jurkun pulang, dan beberapa orang itu sedang fokus berdoa sesuai hajatnya masing-masing, perlahan-lahan saya bergerak naik ke puncak gunung kramat malih rupa yang tadi di ceritakan sangat amat bahaya oleh jurkun. Setelah 2  jam kurang lebihnya, saya sapai di puncaknya. Waktu itu sedang ada kabut tebal, sehingga pandangan saya sangat terganggu, untuk menghindari hal yang tidak di inginkan, saya naik ke pohon istirahat menunggu waktu pagi, dan semalam suntuk diatas pohon, saya dapat menyaksikan ke anehan ke anehan yang terjadi dibawah yang tidak layak untuk di ceritakan disini, setelah pagi, lalu saya turun dan mencari goa sembrani yang di maksud jurkun itu. Dan di goa itulah saya mengadu nasib dan nyali demi cita-cita spiritual. Setelah 6 hari menahan diri dari apapun,,, saat itu saya dalam kadaan lemah segalanya, entah darimana asalnya, saya kurang jelas, munculah suara yang memenuhi ruangan goa, Suara itu berkumandang hingga ber ulang-ulang kali hingga saya hapal, setlah saya hapal. Suara itu lenyap, dan mendadak tenaga saya pulih seperti makan minum cukup dalam keseharian.

Suara itu seperti ini bunyinya:
He he he . . . Edan Tenan. Lamun jeneng sira tumuju weruh lan waskita marang sejatine Urip sira lan  Sejatining Pengeranira. Nora perlu ndawa waktu lan nyiksa raga, cukup dudahen rasa kang anglimputi sakujur badanira, ing kono ana dawuhe Pengeran kang bakal nggendong ngempit ngindit jiwa raga, pati urip lan dunya akherira.

Arti kurang lebihnya seperti ini:
He he he . . . Edan Tenan. Kalau kamu ingin tau sebenarnya hidup dan sebenarnya Tuhanmu, tidak perlu buang waktu dan menyiksa badan. cukup galilah rasa yang meliputi seluruh tubuhmu, disitu ada Firman Than yang akan menjamin jiwa raga, hidup mati dan dunia kakheratmu.

Para Sedulur... Dengan inilah saya laku spiritual mencari Hakikat dari segala hal, terutama tentang Hidup dan Tuhan, tanpa puasa, pagi geni,tirakat dan tanpa bertapa serta tanpa penyiksa’an-penyiksa’an lainya. Cukup pilih waktu yang tepat, lalu duduk bersilah, Sembah Sungkem menghadap  bathin. Lalu baca KUNCI 7x. Paweling 3x. Terus mijil lalu bersamadi mengheningkan cipta, menggali semua Rasa yang tersimpan di seluruh tubuh... dan selama saya menjalankan cara ini, tidak ada satupun yang luput dari pencarian saya, apa lagi gagal. Jika sudah selesai, lalu Palungguh hingga klimaxnya dapat... Nah,,, Para sedulur... Yuk... kita belajar bareng dan bersama ya lurr, semuanya akan menjadi terasa ringan tanpa beban dan menyenangkan, Sembayang. Sholat. Berdoa. Wirid dan ibadah-ibadah apapun yang kita jalankan, akan terasa luar biasa membahagiakan... tidak ada satupun yang kita ibadahkan terasa berat, jenuh dan membosankan apa lagi menyapekan. Semuanya membahagiakan jika dengan cara yang tersebut diatas... Monggo... Silahkan di renungkan ya Lurr,,, lalu buktikan sendiri... Biyar tau sendiri, bukan katanya saya. Teori dan prakteknya dari saya. Tapi Buktinya nanti dari Sedulur sendiri. Bukan katanya saya lagi.

He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu Lurr
Ttd: Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan


Tidak ada komentar: