Bismiilahi
walhamdulilahi la haula wala quwata ila billahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi
minal Awwali wal Akhiri..... Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad.
Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya
wal-aakhirah.............
Bismillahirrahmanirrahim.........
Subhanallah... tak ada kata yang mampu saya ucap, selain rindu... saya rindu..
berkumpul, bermuajahah dengan hamba-hambaMu nan Sholeh. Semoga Engkau berkenan
mengumpulkan saya, hamba yang fakir dan hina ini bersama hamba-hambaMU yang
Engkau Cintai... Amiin...
Saudara/iku
dimanapun berada... Alhamdulillaah... malam ini. Malam minggu pon. Tempatnya di
Perumahan Cigedog Indah {PCI} Kec. Kersana Kab. Brebes Jateng. Tepat jam 01:11,
saya bersamadi dalam keda’an tidak tenang, di karenakan di kejar target laku
spiritual yang selama ini saya harapkan segera menemukan titik Hasilnya. Namun
masih tertunda karena menunggu sa’at yang tepat sesuai aturan masing2 kodrat...
Dengan meditasi komplain saya,,, entah di mulai dari mana. Tiba2... ada suara
yang sangat berwibawa berkata tegas memarahi saya. Nadanya nada marah, namun,
semakin saya amati. Ternyata itu bukan kemarahan, melainkan kasih sayang yang
menyadarkan, disini ingin saya bagikan tentang suara ga’ib tersebut. Karena,
menurut saya. Itu bukan hanya berlaku untuk saya. Tapi juga bermanfa’at untuk
semua orang2 yang sangat saya kasihi dan sayangi dimanapun beradanya. Semoga
kalian punya kesempatan untuk membuka catatan ini. Dan memahaminya
intisaripatinya....
Gunakan
Rasamu untuk membacanya:
{Ga’IB};
Wong Edan BaGu;
Kalau
kau sibuk berteori saja. Kapan kau sempat mempraktekan teori? Kalau kau sibuk
menikmati praktek teori saja. Kapan kau memanfaatkannya?
Kalau
kau sibuk mencari penghidupan saja. Kapan kau sempat menikmati hidup? Kalau kau
sibuk menikmati kehidupan saja. Kapan kau hidup?
Kalau
kau sibuk dengan kursimu saja. Kapan kau sempat memikirkan pantatmu? Kalau kau
sibuk memikirkan pantatmu saja. Kapan kau menyadari joroknya?
Kalau
kau sibuk membodohi orang saja. Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?
Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja. Kapan orang lain
memanfaatkannya?
Kalau
kau pamer kepintaran saja. Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu? Kalau kau
sibuk membuktikan kepintaranmu saja. Kapan kau pintar?
Kalau
kau sibuk mencela orang lain saja. Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?
Kalau kau sibuk membuktikan cela orang lain saja. Kapan kau menyadari celamu
sendiri?
Kalau
kau sibuk bertikai saja. Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian? Kalau kau
sibuk merenungi sebab pertikaian saja. Kapan Kau akan menyadari sia-sianya?
Kalau
kau sibuk bermain cinta saja. Kapan kau sempat merenungi arti cinta? Kalau kau
sibuk merenungi arti cinta saja. Kapan kau akan bercinta?
Kalau
kau sibuk berkhutbah saja. Kapan kau menyadari kebijakan khutbah? Kalau kau
sibuk dengan kebijakan khutbah saja. Kapan kau akan mengamalkannya?
Kalau
kau sibuk berdzikir saja. Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikir?
Kalau kau sibuk dengan keagungan yang di dzikiri saja. Kapan kau mengenalnya?
Kalau
kau sibuk berbicara saja. Kapan kau sempat memikirkan bicaramu? Kalau kau sibuk
memikirkan bicaramu saja. Kapan kau mengerti arti bicara?
Kalau
kau sibuk mendendangkan puisi saja. Kapan kau sempat berpuisi? Kalau kau sibuk
berpuisi saja. Kapan kau memuisi?
Kalau
kau sibuk dengan kulit saja. Kapan kau sempat menyentuh isinya? Kalau kau sibuk
menyentuh isinya saja. Kapan kau sampai intinya?
Kalau
kau sibuk dengan intinya saja. Kapan kau memakrifatiNya? Kalau sibuk
memakrifatiNya saja. Kapan kau bersatu dengan Nya?
Kalau
Kau Sibuk Kapan Kau Sempat. "Kalau kau sibuk bertanya saja. Lalu... Kapan
kau mendengarkan jawaban"
KESIMPULAN:
Kita
perlu harus, untuk tidak menjawab telepon yang masuk, menghentikan setiap
kendaraan, dan setiap kegiatan walau hanya selama satu jam saja, memberikan
waktu kepada diri pribadi kita untuk benar-benar memikirkan untuk apa
kita hidup, mau apa kita hidup, dan apa sebenarnya yang di maksud dalam
hidup... Jika tidak, sampai kapanpun kita tidak akan pernah paham apa lagi
mengerti... yang ada hanya protes di dalam kotak2 dan mengeluh yang tiada
akhirnya... Sedangkan Tuhan sudah menyediakan ikanya di sebuah kolam, tinggal
bagaimana kita akan mengail/memancingnya... Semoga bisa di mengerti makna dan
maksud serta tujuanya.... jika bisa. Pasti Bermanfaat... Amin dan Salam
Rahayu...
By:
Wong Edan BaGu
Brebes
jateng:
Minggu
pon tgl 06-10-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar