WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Senin, 21 Oktober 2013

HAKIKAT AL - QUR'AN DAN AGAMA:



http://wongedanbagu.blogspot.com

DIWAN IMAM SYAFI’I :

فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
 
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. 
Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. 
Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? 
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

 ISLAM ; " Aslama yuslimu Islaman fa huwa muslimun" 
" Ila Ibadaka min humul mukhlasin" 


*Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata: 
Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: 

Sesungguhnya Allah tidak mengambil ILMU dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. 

*Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
 Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: 

Sesungguhnya menjelang terjadinya hari kiamat terdapat beberapa hari di mana pada hari-hari itu ilmu akan diangkat, diturunkan kebodohan dan banyak terjadi peristiwa pembunuhan. 

*Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: 

Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah diangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, banyak yang meminum arak, dan timbulnya perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan. 

*Hadis riwayat Abu Musa r.a.: Dari Nabi Muhammad
 Shalallahu 'alaihi wassalam, bahwa beliau bersabda: 

Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan PETUNJUK dan ILMU adalah seperti hujan yang membasahi bumi. 

Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. 

Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. 
Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. 
Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah, yang karenanya aku diutus. 


RUKUN AGAMA 

Agama artinya adalah HIDUP, sebab jika tidak ada hidup, tidak akan ada nama Agama, Islam juga tidak akan ada, begitu juga dengan rukun-rukunnya sudah pasti tidak ada. 

Jadi SIFAT HIDUP hidup adalah pasti, yaitu sejatinya Agama atau sifat ilmu yaitu ilmu hidup, berilmu harus sampai kepada terangnya, sifat Agama harus disusul, jangan hanya di kira-kira, Rukun Agama harus ketemu, tentu dengan syariatnya, hakikatnya, tharekatnya dan ma’rifatnya
 yang sejati karena di bagian BAB ILMU, RASA yang akan menerimanya, melalui NASAB/BIN ILMU ;

Tharekat Shalat [Ilmu > Bukti > Keyakinan] 
Naqsabandiyah, Naqodariyah dan Naqsatariyah. 
[TIDAK ADA KAITAN dengan Khidir & Siti Jenar]

ALIF - LAM - MIM
Allah - Malaikat - Muhammad
Tha'at - Taubat - Munajat

Fi'il Amar - Shalat Tha'at - "Ati'ullaha wa ati'ur rasula wa ulil amri minkum"
Fi'il Madhi - Shalat Taubat - " Taubatan nasuha "
Fi'il Mudhari - Shalat Munajat -
 "Ud'uni astajib lakum"

Shalat Tha’at, Shalat Taubat, Shalat Munajat, 
Mandi [Penghilang hijab] dan Wirid/Zikir, ini BUKAN bagian dari bab ibadah.
 BAB IBADAH adanya di shalat fardhu yaitu ma’rifat laku ibadah, hasil dari kitab di dapat dengan mencontoh, tetap masuk kepada yang empat, syariat, hakikat, tharekat dan ma’rifat.

Ibarat mau bikin kursi, niat yang pertama, sesudah niat tentu adanya hakikat, adanya hakikat adalah dari ma’rifat dan pengetahuan, Sebab tadi sudah menjadi ilmu, sudah TAHU danBISA membuat kursi, terus memakai tharekat sampai syariat, sifatnya menjadi kursi dan rupa kursi, perjalanan ilmu tegasnya adalah, untuk mencari ma’rifatnya kepada Yang Maha Agung, yaitu kepada Dzat dan Sifat-Nya Allah Ta’ala, yaitu wujud ilmu atau sejatinya Agama 

Jalannya rukun yang 4 perkara, syariat hakikat, tharekat dan ma’rifat, adanya di wujud dalam badan manusia, jadi namanya rukun agama adalah bagian ilmu untuk menyusul kepada wujud/fitrah agama, yaitu sifatnya hidup atau ilmu hidup yang meliputi semuanya.
 

SYARIAT pokoknya ada di mulut, jalan untuk bicara, itulahPERKATAAN manusia, sejatinya syariat, perkataan adalah pasti karena membuktikan segalanya, keramaian alam dunia bibitnya adalah dari perkataan, adanya mobil, gedung-gedung, bangunan dll semuanya untuk membuktikan maksud. 

Walaupun ada niat, bahan-bahan sudah tersedia, tetap saja tidak akan jadi, karena tidak adanya
 perkataan, batal dan tidak jadi [hakikat] niat adalah yang menentukan segala perkara, jika ngaji hakikat tidak dibarengi dengan syariat, batal menurut hadist, dan segala sesuatu tidak akan jadi maksud karena pokoknya syariat adalah yakin dengan ilmunya, yaitu sejatinya ucapan manusia. 

THAREKAT nyatanya adalah PENDENGARAN, selamanya bekerja tidak ada istirahat, ketika melek, semua suara kumpul, pendengaranlah yang menerima. 

HAKIKAT nyatanya PENCIUMAN yang ada di wujud manusia. Ibarat mau makan sate kambing, sebelum mulut merasakan, penciuman yang lebih dulu merasakan wanginya, hakikat pada hakikat, sebab hakikat itu ada, tapi tidak ada rupa, yang ada adalah wangi sate kambing, begitupun penciuman tidak ada rupa, buktinya adalah sifat sate kambing yaitu bagian penglihatan. 

MA’RIFAT nyatanya adalah PENGLIHATAN, sifatnya mata yang nyata, mata yang mensahkan sifat-sifat yang di dhohir, bergulung kepada penglihatan, disebut pengetahuan lahir dan baathin, tidak ada bedanya nama rukun Agama atau rukun Ilmu, adalah untuk memberi tahu Agama. Ibaratnya ;

Ilmu Syariat : Sabut kelapa
Ilmu Tharekat : Batok kelapa
Ilmu Hakikat : Daging kelapa
Ilmu Mari'fat : Air kelapa
Ilmu Ismu Dzat : Minyak kelapa murni 

Agama yang sejati, yaitu SIFAT HIDUP manusia, sesudah tahu kepada sejatinya Agama, barulah rukun Islam, dan sesudah Islam, haruslah bersungguh-sungguh dengan rukunnya, yaitu yang 5 perkara : 
1. Syahadat 

2. Shalat
3. Zakat 
4. Puasa
5. Haji 

Rukun Iman : Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat - Malaikat Allah, Iman kepada Kitab - Kitab Allah, Iman kepada Rasul - Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, Iman kepada Qadha dan Qadar.

Rukun artinya adalah, rukunnya ; 
1. Penglihatan
 
2. Pendengaran
 
3. Penciuman
 
4. Perkataan.
 
ke lima adalah Rasa Rasulullah [penguasa RASA]

"Fiqih tanpa Tasawuf adalah Fasik. Tasawuf tanpa Fiqih adalah Zindiq" 

"Tasawuf adalah segala hal yang menyangkut tentang kesucian jiwa"

"Tharekat adalah suatu perjalanan ruhani di dunia untuk menemukan hakikat jati diri, dan memahami seluk beluk jiwa… jalan terjal berbatu yang penuh onak dan duri untuk menemukan setetes Rahmat yang langgeng di Dunia dan Akhirat"

" Ngaji keluar dari poros diri, hanya akan menjauhkan diri dengan Allah "

" Ngaji Tauhid ibarat berdiri di depan sebuah perangkap, salah masuk akan terpenjara sepanjang usia "

" Ngaji Fiqih ibarat berjalan di atas mata gergaji, salah langkah, kaki berdarah "

" Ngaji Tasawuf ibarat berjongkok di atas bara api, harus sanggup mendinginkan/menahan panas api " 
" SANGGUP DINGIN DI HAWA PANAS "

Patokan kebenaran Islam adalah Al-Qur'an-Hadist, Imam Mahzab,Ijma, Qiyas, Dalil Aqli dan Naqli.


Dalil, Hadist, Ijma, Qiyas

DALIL artinya Agung, nama Maha Suci, yaitu Qur’an buktinya, harus wajib dan percaya kepada Qur’an, jika tidak percaya, menjadi kufur kafir, cadangan Naraka Jahanam. 
HADIST artinya perkataan Nabi, yaitu Rasul-Rasul, utusan Allah, wajib diturut. 
IJMA yaitu perkataan para Ulama Sejati, Wali Rasul juga para Muslim, wajib percaya. 
QIYAS artinya akal, untuk digunakan kepada Dalil, Hadist, Ijma, agar terasa, makna Dalil Hadist dan Ijma untuk dipikir lagi, agar nyata dengan barangnya. Hukum Akal : wajib, mustahil, wenang. 

Sebab jika segala hal tidak memakai akal, tidak akan bisa jadi, ibarat keramaian Alam Dunia, karya manusia, semakin tambah maju, dan menjadi bukti sekarang, dengan adanya pesawat terbang dan mobil dll, jadi ada, tentu saja memakai akal. 

Seharusnya jika berilmu, berilmu untuk baathin, ketenangan baathin untuk kelanggengan di Alam Baqa, jangan berdiam diri di Asma atau di perkataan, Asma adalah untuk petunjuk. 

Dalil, Hadist, Ijma, itu juga petunjuk, untuk menunjukkan jalan pulang, serta untuk menunjukkan kepada manusia bahwa manusia ada di Alam dunia wajib ibadah kepada Allah, agar sah ibadahnya, harus ma’rifat, kepada Dzat Sifatnya Allah, yaitu untuk tempat/wadah amal ibadah. Janganlah berdiam di Asma, tetap diam di papan petunjuk, jika begitu, tetap saja tidak akan sampai kepada yang dituju kepada asal tadi, karena tidak di cari jalannya, berdiam diri di papan petunjuk, yang di tunjuk tidak di susul atau di cari, tentu saja tidak akan ketemu. 

Ibaratnya jika ingin tahu kepada satu kota yaitu Jakarta, ketika di Cianjur melihat ada jalan simpang empat, dan ada salah satu papan nama dengan tanda panah menunjukkan arah ke Jakarta, kemudian berdiri dan diam di depan papan petunjuk, tentu saja tidak akan tahu kota Jakarta, karena jalannya tidak di cari seperti yang di tunjuk oleh tanda panah, bagaimana mau tahu Jakarta, karena sudah betah di papan petunjuk, hurufnya Asma Jakarta, petunjuk ibaratnya Dalil Al-Qur’an yang menuduhkan jalan, hukum Qiyas harus dikuasai, untuk akal melalui tharekat ilmu, agar supaya bisa datang masuk ke kota Jakarta sampai dengan ‘ainal yakin, pasti, tidak mengandalkan katanya…

Al-Qur’an Dalam Pandangan Hakikat ada 4 yaitu :

1. Al-Qur’anul MAJID
2. Al-Qur’anul KARIM
3. Al-Qur’anul HAKIM
4. Al-Qur’anul ADHIM


1. Al-Qur’anul MAJID ialah Al-Qur’an yang ada HURUF-nya, yaitu berupa KITAB yang kita baca dan dikaji umat sedunia, inilah manual (gambaran) dari Al-Qur’an yang HIDUP. 

2. Al-Qur’anul KARIM ialah Al-Qur’an yang MULIA, yaitu yang telah membuat hingga Al-Qur’an itu bisa ditulis ke dalam sebuah kitab, hasil karya dari tulisan tangan dan jari-jari yang MULIA.

3. Al-Qur’anul HAKIM ialah Al-Qur’an yang AGUNG. yaitu MATA, karena PENGLIHATAN-nya maka tangan dan jari-jarinya dapat menulis. Jadi yang AGUNG itu MATA dan PENGLIHATAN-nya.

4. Al-Qur’anul ADHIM ialah Al-Qur’an yang SUCI dan ABADI. Itulah yang HIDUP, karena walau ada tangan dan jarinya serta mata dan penglihatan, tetap tidak akan terwujud Al-Qur’an kalau tidak ada yang HIDUP (hidup mulia pertama yang mengadakan Qur’an itu)

Al-Qur’an = Hidup
Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wassalam adalah Al-Qur’an yang berjalan (Hidup)
Jadi Al-Qur’an yang hidup adalah INSAN.

mengaji Al-Qur’an harus sampai kepada SUCI-nya, maka itulah yang SEMPURNA (Melalui 4 tahapan pengkajian Al-Qur’an diatas).

Al-Qur’anul Majid (Al-Qur’an yang ada hurufnya) inilah SYARIAT-nya, setelah dibaca harus dikaji yaitu diartikan apa maksudnya, setelah mengerti maksud-maksudnya segera cari tahu dan amalkan agar terasa manfaatnya (Tangan yang bergerak) inilah THAREKAT-nya.


Semua berawal dari Al-Qur’anul Majid (Manual Book) yang telah menunjuki jalan mengenal Allah dan Rasul-Nya kemudian dilanjutkan dengan “membaca” Al-Qur’anul Karim artinya mengkaji pekerjaan tangan dan jari yang sekiranya bisa menghantarkan kepada Allah dan Rasulullah.

Allah memberi tangan dan jari kepada manusia, bukan hanya digunakan untuk membuat dan mengerjakan barang-barang yang berhubungan dengan sifat ke-dunia-an  saja tetapi haruslah dipakai dengan membuat jalan untuk mengenal Allah dan Rasulullah agar tangan
 manusia menjadi MULIA.

“Asa bi’ahum fi adanihim minassowaiki hadarotil mauti wallahi muhitun bil kafirin” 


Artinya : Jika tangan dan jari kamu tidak digunakan untuk mengenali jalan kematian, maka tangan dan jari kamu bermartabat tangan dan jari hewan saja…

Dari Al-Qur’anul Karim naik kepada Al-Qur’anul Hakim bagian HAKIKAT, yaitu harus mengkaji pekerjaan PENGLIHATAN yang sekiranya belum HAKIM.. “Sidik jari” atau bukti pada barang yang SUCI dan ABADI itu. Hakikatnya adalah ALLAH dan MUHAMMAD.

Karena ALLAH dan MUHAMMAD yang memberikan MATA dan PENGLIHATAN itu, penglihatan juga bukan untuk dipakai melihat barang yang hanya berhubungan dengan keduniaan saja, tetapi harus juga dipakai untuk melihat dengan mata Baathin HAKIKAT ALLAH dan RASULULLAH.

Inilah Al-Qur’an yang dimaksud dengan sebenar-benarnya Al-Qur’an yaitu Al-Qur’anul ADHIM yang SUCI lagi ABADI, yang sifatnya HIDUP, yang telah ditanamkan pada dada setiap INSAN dan menjadi IMAM dan juga sebagai IMAN untuk memisah yang HAQ
 dan yang BATHIL yang bertaraf MA’RIFAT.

Peralatan TANGAN, JARI, PENGLIHATAN, PENDENGARAN, PENCIUMAN DAN
 PERKATAAN, harus digunakan untuk mengetahui kepada asalnya yaitu Allah Ta’ala, supaya nanti manusiabisa sempurna membawanya pulang/kembali kepada Allah Ta’ala. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”. 



IMAM ABU HANIFAH ( HANAFI ) (85 - 150 H)
(Nu’man bin Tsabit - Ulama besar pendiri mazhab Hanafi)
Beliau adalah murid dari Ahli Silsilah Tarekat Naqsyabandi yaitu Imam Jafar as Shadiq ra . Berkaitan dengan hal ini, Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Durr al Mantsur, meriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah berkata, “Jika tidak karena dua tahun, aku telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar”.


IMAM MALIKI (93 - 179 H)
(Malik bin Anas - Ulama besar pendiri mazhab Maliki) juga murid Imam Jafar as Shadiq ra, mengungkapkan pernyataannya yang mendukung terhadap ilmu tasawuf sebagai berikut :

“Man tasawaffa wa lam yatafaqa faqad tazandaqa, wa man tafaqaha wa lam yatasawaf faqad tafasaq, wa man tasawaffa wa taraqaha faqad tahaqaq”.

Artinya : “Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih Kebenaran dan Realitas dalam Islam.” 
(’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).

IMAM SYAFI’I (Muhammad bin Idris, 150 - 205 H)

Ulama besar pendiri mazhab Syafi’i berkata, “Saya berkumpul bersama orang-orang tasawuf dan menerima 3 ilmu:
1. Mereka mengajariku bagaimana berbicara
2. Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati
3. Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawuf.”
 
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, juz 1, hal. 341)

IMAM AHMAD BIN HANBAL (164 - 241 H)

Ulama besar pendiri mazhab Hanbali berkata, “Anakku, kamu harus duduk bersama mereka, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka” (Ghiza al Albab, juz 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)
 

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:  

"Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain"



RIJALULLAH - RIJALUL ‘ALAM;
Bahasa Rijal, artinya yaitu pemimpin, yang pertama Rijalul ‘alam yang kedua Rijalullah, keduanya adalah pemimpin dengan pangkat yang sama, hanya saja Rijalul ‘alam mempunyai Ilmu Dhohir, ilmu yang instan ilmu dewa/jinn, Rijalul ‘alam adalah gelar Sayid Anwar, inilah yang menurunkan para jinn dahulu, sampailah ke jaman sekarang turun-temurun, pegangannya adalah Ilmu Istidraj’, keinginannya suka makbul, yang sakit bisa mendadak sembuh, sebab Ilmu Istijrad, apa saja yang di inginkan bisa jadi makbul, untuk urusan hal dhohir. 

Sekarang sudah turun temurun, manusia sekarang sudah bercampur menjadi satu, Ilmunya juga pasti, sebab sudah terlalu banyak yang mempunyai ilmu, santet, dukun dll mengadakan persahabatan dengan jinn, mengaku Ilmu Ma’rifat, Agama Islam Sejati/Ruh Samawi, karena setiap yang diminta oleh tekad hati suka di kabul, contohnya : sekali tepuk bisa langsung ngantuk, terus mimpi bertemu dengan keturunan yang sudah meninggal, tapi yang masih ada, yang belum sempurna jiwanya, yang masih ada di Alam Dunia, sedangkan yang sempurna jiwanya, tidak akan bisa ditemui. 

Rijalullah adalah pemimpin, yaitu dari Sayidina Anwas, yang menurunkan turunan Rasul yang lahir ke Alam Dunia, begitu juga Rukun Agama yaitu Syariat, Tharekat, Hakikat, dan Ma’rifat sampai hari akhir turunannya semakin banyak, Agamapun begitu, pegangan Agama Islam, saksinya adalah Al-Qur’an dan Hadist, perintah Nabi Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yaitu Rukun Islam, Rukun Iman. 

Sejarah Sayid Anwas dan Anwar adalah satu bapak tapi tidak satu ibu, nama bapaknya adalah Nabi Syis alaihissalam, anak keturunan yang ke 100 dari Nabi Adam alaihissalam, hanya satu yang dijadikan Nabi, yaitu Nabi Syis tadi, diceritakan bahwa Nabi Syis sudah mempunyai istri yaitu Dewi Mulat, istri Nabi Syis alaihissalam ini sedang hamil dengan usia kandungan sudah 3 bulan, adalah salah satu putri yang berada di dasar laut, namanya Dewi Jelajah, yaitu anak Azazil/ Idajil Rajanya Iblis. 

Azazil/Idajil la’natullah, yang dibenci sifatnya oleh Allah asalnya adalah penghulu Malaikat, maka diceritakan, pada suatu hari Dewi Jelajah  bertemu dengan Nabi Syis, yang sedang jalan-jalan dengan istrinya di tepi pantai. Dewi Jelajah kemudian tertarik ketika melihat Nabi yang saking rupawan, cahayanya memancar, [tertarik karena kemuliaan Nabi Adam alaihissalam] Dewi Jelajah sudah tidak tahan untuk membuat tipu daya, maka dalam sekejap Dewi Mulat disamber dengan cepat sampai tidak terihat,  lalu diberikan kepada Bapaknya, kemudian di sihir, yang mengakibatkan Dewi Mulat menjadi tidak ingat, seperti yang tertidur nyenyak, Dewi Jelajah akhirnya berganti wujud, sehingga menyerupai Dewi Mulat, Nabi Syis tidak tahu ada yang sedang menyamar sebagai istrinya, setelah lelah jalan-jalan, maka merekapun pulang ke rumah, singkat cerita, kemudian Dewi Jelajah hamil, dan ingin pulang, maka sewaktu Nabi Syis sedang tidur nyenyak, ditinggalkanlah oleh Dewi Jelajah dankembali lagi kepada Iblis, langsung saja Iblis pergi membawa Dewi Mulat yang di sihir, untuk dikembalikan ke tempat tidur, di samping Nabi Syis. 

Keduanya tidak merasakan, di tipu daya oleh Iblis, akhirnya 
Dewi Mulat sudah waktunya melahirkan, seorang anak laki-laki lahir, dengan bercahaya, rupawan tiada bandingannya, yang bakal menurunkan para Nabi, para Wali Mu’min dengan nama Sayid Anwas. 

Diceritakan Dewi Jelajah istri yang palsu tadi, akhirnya melahirkan juga, anaknya laki-laki dengan nama Sayid Anwar, setelah berumur 10 tahun, dia bertanya mengenai bapaknya, akhirnya ibunya berterus terang kepada putranya bahwa tidak lama lagi kamu akan bertemu, ibunya berkata, “ Bapakmu adalah Nabi Syis putra Nabi Adam alaihissalam ”, setelah mendengar penjelasan ibunya, kemudian Sayid Anwar terus pamitan, hendak menyusul bapaknya, ingin meminta pengakuan, bahwa dia anaknya dari Nabi Syis, tidak lama kemudian bertemulah dengan Bapaknya yaitu Nabi Syis, pastilah di waktu itu Sayid Anwar tidak akan diakui anak oleh Nabi Syis, sampai akhirnya turun wahyu, yang menyatakan bahwa itu memang benar anaknya Nabi Syis dari Dewi Jelajah, yang bakal menurunkan Jinn, yang tidak akan tunduk kepada Agama Allah, tekadnya ingin menjadi pemimpin, seumur hidup tidak mau mati, selama masih ada dunia, sebelum musnah bumi dan langit.


“ Dan ini Sayid Anwas, anakmu yang akan menjadi cikal bakal, sudah pasti yang bakal menurunkan Rasul, menurunkan para Anbiya, yaitu para Nabi dan Wali Rasul juga para Mu’min semuanya, yang ikut Agama AKU ” 

Itulah sejarahnya, Sayid Anwas dan Sayid Anwar tadi, sebabnya begitu, sekarang sudah akhir jaman, sudah saling-silang, turunannya bertemu, turunan Anwas dan Anwar, sudah bergulung menjadi satu. Sudah banyak manusia Jinn, wujud manusia tapi isinya adalah Dewa dan Jinn, blaster dari Bapaknya Jinn dan Ibunya manusia. 

Darah keturunan sudah banyak yang tercemar, sejak dari jaman Nabi Adam alaihissalam, putranya Habil dan Qobil. pembunuhan manusia pertama kali di muka bumi, hingga akhir jaman sekarang, Iblis keluar masuk melalui peredaran darah, sehingga  membuat seorang ibu tega membunuh anaknya, seorang anak tega membunuh ibunya, begitupun ilmu sudah banyak tercemar.

Ilmu ladunni adalah ilmu yang diberikan Allah melalui pengamalan butuh waktu dan proses, bukan ilmu instan. Ladunni [shalat] adalah ladun qolbin salim, hati yang selamat, ilmu yang selamat dari pengaruh Iblis, Jinn, Syaitan dan Idajil, ilmu itu suci, ilmu itu terang, ilmu itu ma'sum dan akan datang menerangi kepada hati yang bersih.

Agama di akhir jaman ini menjadi tercemar, buktinya banyak yang meniru-niru seperti Islam, pake dalil, ada tharekatnya, meniru-niru tharekatnya para Wali, dipake kedoknya untuk menutupi, padahal ilmu sihir, ilmu pelet, ilmu pesugihan, ilmu perdukunan dan sejenisnya, dirinya tidak merasakan darahnya sudah di kuasai, hatinya sudah dikapling Jinn, ngakunya Ilmu Baathin, tapi buktinya ilmu dhohir, buktinya diperlihatkan di dhohir, Istijradnya ilmu jinn, asal percaya dengan hati, segalanya di ijabah,
 tidak bisa membedakan [sirr] mana yang datangnya HAQ dan mana yang BATHIL. 
Satu kebenaran akan dipoles menjadi 100 kepalsuan, seperti semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di kegelapan malam di dalam gua yang gelap. Sifat Jinn adalah paling licik, sifat syaitan adalah paling pinter berdusta, sifat Iblis adalah paling sombong.
 

“ Seolah-olah mengajak ke Surga, padahal sedang di giring ke Neraka ” 

Dunia semakin indah dan menarik, membuat manusia semakin lupa diri, tersihir oleh kemegahan duniawi, martabat benda yang kelak akan musnah, segala cara dihalalkan karena ingin cepat kaya, ingin kekuasaan, ingin jabatan, harta menjadi ukuran dll, selembar nyawa dipertaruhkan hanya untuk kepentingan hawa nafsu, iblis tidak akan pernah lelah untuk menggoda manusia, dari depan dan belakang, dari kiri dan kanan, dari atas dan bawah, salah tekad di dunia, sengsara di akhirat.  

Selama 70.000 tahun Iblis menjadi ahli ibadah, menjadi penjaga Surga ribuan tahun, hingga akhirnya menjadi penggoda sampai kiamat, untuk membawa umat manusia sebanyak-banyaknya masuk ke dalam Neraka.

Adalah Jauhar Firid namanya, disebut cahaya dunia, bagian para dewa atau ilmu dewa. Untuk jinn cahayanya terbuat dari Api yang bersih, dari Raja Jann, rajanya para Jinn. Dewa itu jasadnya badan cahaya, di sejarahnya, matinya para dewa tidak terus ka Akhirat, tetapi masuknya ke Sawarga Loka. Ilmu Jinn pun begitu, matinya mampir dulu ke kerajaan Jinn, karena percaya dengan batu cincin [rumah jin] keris, sesajen, benda pusaka, kembang, kemenyan, benda bertuah, azimat, pesugihan, pesta laut, amalan junub dll [Itiqod/tekad berubah] mempercayai adanya suatu kekuatan selain Allah.

Ilmu dhohir untuk dhohir, untuk mengantar hawa nafsu, sedangkan baathin khusus untuk baathin, sifat Rijalul ‘alam adalah ujub, riya, takabur, mengaku Ilmunya paling sakti, di akhir jaman ini banyak tekad yang sudah berubah, keluar dari patokan kebenaran Islam, Al-Qur’an dan Hadist, Imam Mazhab, Ijma Ulama, Qiyas , dalil Aqli dan Naqli. 

Jika sudah keluar dari patokan Islam, tidak ada sama sekali sucinya, 
AGAMA adalah SUCI
Al-QUR'AN adalah SUCI 
SHALAT adalah SUCI
RUH SHALAT adalah SUCI
tekad yang dilarang dalam Islam adalah ujub, riya, takabur, menghina ke sesama manusia. 

Manusia tidak mempunyai kekuasaan apa-apa, tidak tahu apa-apa, bodoh, lahir ke dunia dalam keadaan tidak punya apa-apa, tidak punya kepandaian dan kecerdasan, bahkan harta, jadi jika mempunyai sifat ujub, riya, takabur, perlahan tapi pasti, akan mengaku jadi Allah seperti halnya Fir'aun, yang begitu bukan sifat manusia, tapi sifat iblis yang dicontoh, berani menyerupai Allah Yang Maha Kuasa, mungpung masih di dunia, sebab nanti di hari akhir atau kiamat, sudah di patok oleh Allah bakal langgeng di Neraka Jahanam, berikut manusia yang waktu di dunia mengikuti sifat Iblis, berbuat syirik kepada Allah dan tidak menurut kepada perintahnya Rasulullah utusan Allah.  



DZAT - SIFAT - ASMA - AF'AL;


“ Kuntu kanzan makhfiyyan, fa ahbabtu ’an uraf fa khalaqtu al-khalqa li-kay u’raf "
 Aku pada mulanya adalah khazanah/rahasia yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal, maka Aku ciptakan makhluk, agar mereka mengenali-Ku

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, dia berkata: ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: 
"Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah [air mani], kemudian menjadi ‘alaqoh [segumpal darah]selama waktu itu juga [40 hari], kemudian menjadi mudhghoh[segumpal daging] selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang Malaikat kepadanya, lalu Malaikat itu meniupkan RUH padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. 

RODHITU BILLAHI ROBBA...
WA BIL ISLAMA DIINA...WA BIL MUHAMMADIN NABIYA WA RASULA...
WA BIL QURANI IMAMA...WA BIL KAABATI QIBLATA...


Maka demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada diantara kamu,ada yang melakukan amalan penduduk Surga dan amalan itu mendekatkannya ke Surga sehingga jarak antara dia dan Surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk Neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. 

Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk Neraka dan amal itu mendekatkannya ke Neraka, sehingga jarak antara dia dan Neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk Surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” 
[HR. Bukhori dan Muslim]


SPERMA terdiri dari :
WADI asalnya dari API menjadi DAGING 
MADI
 asalnya dari ANGIN menjadi SUMSUM 
MANI asalnya dari AIR menjadi TULANG
 MANIKEM asalnya dari BUMI menjadi KULIT
Dari asalnya sepi di kesunyian, di Alam sebelum ada, ketika sudah ada di Alam Dunia, mengapa terjadi keributan? 
Sepi di jaman... 


KUN DZAT = HIDUP 
KUN SIFAT = HATI   
KUN MUTLAK = KEHIDUPAN 
 [Alam Rahim] 

 Sudah jelas wujud rupa, terjadi keributan di jaman... 

KUN FAYAKUN
Salah jadi Shaleh
Hadas jadi Hadist
Kotor jadi Bersih
Najis jadi Suci
 
[Alam Dunia]

Rupa tidak bisa diganti, itu tandanya Kun Mutlak 
DZAT YANG MAHA AGUNG

Tidak ada komentar: