WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Senin, 21 April 2014

MENYAKSIKAN ALLOH ( Lanjutan 2 )

MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH:


Sebelum kita mengkaji bab ini , kita perlu kembali menyadari sabda Rosululloh SAW   bahwa Alloh bersabda  dalam Al Qur’an BILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA TENTANG AKU KATAKANLAH BAHWA AKU DEKAT (AL BAQARAH 2 : 186).
وإذا سألك عبادى عنّي فإني قريبٌ


Dalam ayat tersebut , ditegaskan bahwa فإني قريبٌ   . aku sesungguhnya sangat dekat . ( qoriibun = dekat sekali  dan betul betul dekat )
sebagai tambahan dalam kajian ini perlu saya paparkan sedikit tentang disiplin ilmu akan arti kata dekat untuk memohon  pemahaman makna .


ARTI DEKAT SECARA  JASMANI TIDAK SAMA DENGAN MAKNA DEKAT  SECARA RUHANI.


Contoh 1.
Arti dekat menurut arti secara jasmani ( benda )
Rumahku bersebelahan dengan kantor PW. ======== Arti dekat disini masih ada garis pembatas antara gedung rumahku dengan gedung kantor PW. Jadi gedung rumahku berdiri sendiri tanpa di sangga oleh gedung kantor PW.


Contoh 2.
Arti kata dekat secara jasmani ( benda ) agak rumit.
Genting rumahku sangat dekat dengan tembok rumahku. ====== Arti dekat disini terjadi saling membutuhkan tapi masih terdapat pembatas antara tembok dan genting . dikatakan masih ada garis pembatas sebab dari kedua benda ini masih berdiri sendiri akan keberadaannya. Jika dipisah antara tembok dan genteng, keduanya masih exsist . tidak terjadi kerusakan salah satu atau kedunnya. Maksudnya tidak musnah salah satunya.


Contoh 3
Meja kayu jati itu sangat dekat dengan kolong meja.====== makna dekat disini sudah berbeda dengan mana contoh ke 1 dan contoh ke 2 . dalam contoh ke 3 ini terdapat dua makna padahal kedua duanya masih tergolong benda. Meja itu sebuah benda, dan kolong juga sebuah benda tapi jenis benda tak tampak maksudnya tidak bisa diraba. Di sini , bahwa keberadaan atau wujudnya kolong meja sangat dipengaruhi atau dikuasai oleh meja. Jika diambil mejanya , maka kolong meja lenyap. Maka keberadaan atau wujudnya kolong meja disebabkan oleh keberadaan atau wujudnya meja. Di sini mengandung makna bahwa kolong meja itu tidak ada, adanya disebabkan oleh meja itu sendiri.


Dari contoh yang ke tiga ini sudah terdapat dua makna sekaligus yaitu makna jasmani dan makna ruhani. Maka dikatakan bahwa Alloh itu sangat dekat,
(DIA (ALLAH) BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA  (Q.S AL HADID 57 : 4 ). dan sangat dekat hingga dalam satu ayat dijelaskan bahwa Alloh itu tidak jauh dari urat lehermu. (Q.S AL QAF 50 : 16). Sebab betapa butuhnya kita kepada Alloh.


Sekali lagi bahwa ini bidang tauhid , tanpa terbukanya kesadaran / ma’rifat kepada Alloh , maka ini hanya sebatas pemahaman belaka. Dengan tertutupnya mata hati, kita tidak merasa butuh Alloh SWT . Kita tidak merasa takut dijauhi oleh Alloh SWT. Kita pandai menceritakan tentang Alloh tapi tidak ada getaran apa apa saat kita menyebut Alloh . (terutama diri saya pribadi ) masyaa Alloh . Buktinya keimanan kita dari dulu masih begini begini aja. Kita sudah berkata Iman Billah , tapi kenyataan sehari hari masih biasa aja. Masih berani bermain main di buminya Alloh SWT . masih berani begini begitu dan berlebihan hingga lupa pada Alloh. 


Bagi orang yang terbuka kesadaran , pasti akan lunglai hatinya, pasti akan takut berpisah dengan Alloh. Pasti akan nurut kepada Alloh , Pasti akan terima dengan semua ketetapan Alloh , dengan qodho qodarnya Alloh . hal ini tidak bisa kita tutup tutupi. Ini sebuah fenomena kenyataan yang kita hadapi bersama semua bangsa manusia. Makin hari bukan makin meningkat kebaikan kita justru makin marak kegiatan kegiatan yang mengarah pada hal hal yang menjauhkan diri kepada Alloh bahkan mengarah pada kemaksiatan yang merajalela.  Astaghfirullohal ‘adziim………….


AL FAATIHAH………………
YAA SYAFI’AL KHOLQISSHOLATU……………………….
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
AL FAATIHAH.

Kembali kepada kajian semula tentang MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT ALLOH , ini tentu masih sangat jauh dari kajian tersebut di atas . sebab contoh contoh tersebut hanya sekedar kajian secara ilmiah. Yang tujuannya sebagai pendekatan akan pemahaman akan haqiqat Alloh SWT.  Disini saya mohon maaf , kiranya banyak sekali dari kita membahas soal haqiqat , tapi pembahasannya masih berputar putar tentang pelaksanaan peribadatan . tentang praktek pengabdian. sungguh mohon maaf . itu bukan salah tapi bukan mengkaji tentang hal yang sedang dikaji . Memang ada  hadits  yang meriwayatkan bahwa :

"Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat Allah." (Hasan, Syaikh al-Albani)


Dari hadits tersebut mengandung mana bahwa berfikir itu arahnya mengarah pada perbuatan akal . sudah barang tentu dilarang oleh baginda Rosul SAW . 


Dalam kajian tentang menyaksikan Alloh dengan Dzat Alloh sudah sangat jelas . disini tidak ada unsur campur tangan mahluq. Jangankan menyaksikan Alloh , menyaksikan Nur Muhammad juga dilarang kalau menggunakan akal  fikiran .  coba saja kita bertanya pada diri kita sendiri tentang Nur .maka  kita tidak akan menemukan jawaban tentang nur . sebab yang mengenal nur hanyalah nur itu sendiri . lalu kita berani mengatakan bahwa kita ini nur Muhammad . 


kemudian kita dihadapkan dawuh MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROHAQROBBAHU = Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal tuhannya. Belum lagi dikatakan bahwa AWWALUDDIN MA’RIFATULLOH = Permulaannya sebuah agama , itu ma’rifat kepada Alloh. Kalau sudah sampai disini , bisa jadi kita bukan orang yang memegang agama  selama belum ma’rifat kepada Alloh. 

Maka disinilah perlunya disiplin ilmu . lalu kita bertanya lagi apakah disiplin ilmu itu ? nah lagi lagi ita dak bisa jawab . sekali lagi kita harus meng iyakan bahwa memikirkan dzat Alloh jelas dilarang / Haram . sebab disini mengandung campur tangan manusia . ada campur tangan mahluq. ( tidak HIDUP Kalau dalam istilah KUNCInya )

Menyaksikan Alloh TENTUNYA HARUS dengan Dzat Alloh sendiri. 
Menyaksikan Nurulloh  harus dengan Nurulloh.
Menyasikan diri kita dengan diri itu sendiri, 
bukan diri mahluk tapi diri Alloh sendiri.

Saya... WEB. (Wong Edan Bagu) menggambarkan dengan sebuah kapas benang dan kain. Alloh sebagai kapas, rosululloh sebagai benang , kain sebagai mahluq.

AL FAATIHAH………………
YAA SYAFI’AL KHOLQISSHOLATU……………………….
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
AL FAATIHAH.

SEMOGA BERMANFAAT...
SALAM RAHAYU KANTI TEGUH SLAMET BERKAH SELALU...
Ttd: Wong Edan Bagu

Brebes  Selasa  legi jam 02:22 tgl: 22 Apr 2014

Tidak ada komentar: