Lanjutan Hal Menyaksikan Alloh .
1. MENYAKSIKAN ALLOH MELALUI NURULLOH;
Manusia pada tataran ini sangat sedikit
dan hampir tidak ditemukan pada masyarakat awam . maksudnya awam tauhid. Kalau
awam ilmu, sudah tidak begitu banyak sekarang. Sebab sudah banyak pencari ilmu.
Bahkan bidang pengetahuan alam semesta , sudah jauh meningkat dari tahun ke
tahun.
Ini bidang tauhid . Yang perlu disadari
bahwa orang alim ilmu tauhid belum tentu dia
alim tauhid . sebab tauhid itu bukan ilmu . tetapi Tauhid itu sebuah keyakinan
yang masuk kedalam hati manusia berdasarkan pancaran nur ilahiyun .
Hingga pemilik hati tersebut menyaksikan
betul wujud alloh dalam bentuk sifat. Ilmu tauhid bisa dipelajari. Yang penting
sering membaca, sering membuka literature, baca kitab kitab , baca Al Qur’an
beserta artinya hingga menjadi seorang hafidz.
Tapi TAUHID ITU SENDIRI, tidak bisa
dipelajari . Apa mungkin Iman bisa dipelajari ? Yang bisa di pelajari hanya
ilmunya tentang iman.
Contohnya seperti saya sendiri,
walalupun tidak pernah mondok yaa hafal rukum islam . hafal rukun iman .
walaupun tidak ahli nahwu shorof , insya alloh bacaan alqur’an tidak melenceng
tajwidnya. Tapi bidang iman tidak bisa ditempuh lewat bidang ini.
Seperti yang sudah dicapai oleh para
nabi. Para anbiya’ wal mursalin , para malaikat muqorrobiin alaihimus sholatu
was salam . Kiranya pembaca Al Qur’an sudah hampir semua tahu bahwa Mbah Nabi
Musa AS sempat menyaksikan Nurulloh di gunung turshina hingga beliau
pingsan.
Hati para kekasih Alloh tersebut berhasil menyaksikan Alloh dalam wujud Nurulloh bukan menyaksikan ceritanya tentang NUR. Beliau beliau tidak menumpuk literatur seperti orang alim jaman sekarang.
Beliau beliau berjuang mati matian .
Hingga satu dari sekian hati berhasil menyaksikan betul wujud Alloh dalam
bentuk dzat. Seperti yang sudah kita sadari dan kita maklumi bersama akan hal
yang di alami oleh junjungan kita baginda Agung Nabi Muhammad Rosulullloh
SAW.
PANGKAT KEIMANAN seperti ini hanya
ditempati oleh HATI TERTENTU YANG SANGAT TIDAK BISA DIMASUKI HATI
LAIN KECUALI DIKEHENDAKI OLEH ALLOH SWT. Itupun proses pelantikannya secara
estafet untuk menggantikan beliau yang sudah ma’a Alloh. Secara jasmani sudah
terputus ibadahnya/ amalnya. Jadi jika mati anak cucu adam terputus
amalnya(ibadahnya) , bukan ilmunya yang terputus. Bukan shodaqoh jariyahnya
yang terputus, bahkan anaknya yang sholeh , dia masih diberi kesempatan untuk
menyelamatan ahli kuburnya, dengan do’a tentunya.
PANGKAT MANUSIA YANG DIBERI MAMPU
MENYAKSIKAN ALLOH :
v GOLONGAN MUHIBBIN ( PECINTA TUHAN )
didalam sini terdapat para sholihin ,para tabi’in , tabi’it tabi’in, para ahli
ZUHUD ( harta tidak merusak hatinya dalam mencintai Alloh ) golongan ini
melakukan kegiatan amal ibadah semata mata didorong oleh rasa cintanya kepada
Alloh. Dia berbuat baik sebab itu sudah menjadi perintah Alloh yang dicintai.
Apapun perintah dari sang kekasih dia kerjaan tanpa melihat waktu , mau siang
atau malam kalau sudah datang perintah dari kekasih akan dikerjakan tanpa ada
rasa keberatan dan bahkan merasa puas dan bahagia jika perintah dari kekasih
bisa dilaksanakan dengan baik serta tidak meninginkan imbalan apa apa dan tidak
perduli walaupun harus jungkir balik istilahnya yang penting hanya memperoleh
cinta dari sang kekasih . orangnya juga bekerja di kantor, pabrik, kerja
disawah lading dan sebagainya.
Sebenarnya bagi orang yang pernah
mencintai sesuatu , harusnya bisa mengalihkan rasa cintanya kepada Alloh dengan
cara melatih seperti cinta seorang ibu kepada anaknya atau sebaliknya . Seorang
anak bagaimana nakalnya masih tetap dia cintai ( orang jawa bilang tego lorone
ora tego patine ) cinta seperti Ini jika dilatih betul tentunya banyak sekali
ummat rosululloh yang akan mencapai pangkat ini. Asalkan mau melatih dan
mengalihkan rasa cintanya kepada Alloh. Seorang ibu diberi oleh
Alloh satu atau lebih dari seorang anak tentunya berterima kasih kepada Alloh
yang mau menitipkan anak kepadanya.
Masih banyak kaum ibu dan bapak
menderita akibat tidak diberi keturunan. Tapi kebanyakan kaum ibu dan kaum
bapak lupa bahwa sudah diberi titipan oleh Alloh yang mana titipan itu tidak
dirawat sesuai kemauan yang menitipkan yaitu Alloh SWT. Saat anaknya nakal ,
tidak mau mengakui bahwa bapak dan ibu sudah menyalahgunakan titipan tersebut.
Atau tidak dirawat sesuai kemauan Alloh. Anak tidak diajari mendekat kepada
Alloh tapi Cuma diajari cara mencari harta. Anak tidak mau mengaji atau belajar
agama dan sudah menginjak aqil baligh tidak jadi masalah. Tapi kalau anak tidak
mau belajar jadi penyanyi, atau tidak mempersiapkan profesi yang dianggap
menguntungkan maka akan diupayakan walaupun harus jungkir balik istilahnya.
Ini kami tulis bukan untuk orang lain
tapi pukulan dari Alloh buat kami sendiri. Sisanya jika mungkin juga pukulan
buat yang mau menerima coretan dari seseorang yang tidak tahu apa
apa tentang Alloh. Sebab saya betul betul menyadari bahwa saya tidak mengenal
Alloh. Bukan golongan ma’rifat. Hanaya saja melalui bimbingan KUNCI
dalam Laku Hakikat Hidup, dituntun oleh Hidup saya untuk menerapkan HAQIQOTUL
MUTABA’AH ( Menerapkan diri sebagai seorang pengikut yang tidak boleh lepas
hubungan dengan yang diikuti dan ternyata efeknya sangat perlu saya syukuri
yaitu dengan cara membagikan nikmat berHAKIKAT HIDUP kepada siapapun tanpa
pandang bulu)
v GOLONGAN MUHLISIN ( SUDAH MENCAPAI MAQOM
IHLAS asalkan ihlasnya tidak diakui , aku ihlas katanya , nah apa mungkin orang
ihlas mengaku ihlas ? ini tidak masuk akal . Sebab yang namanya ihlas itu
adalah keadaan hati orang yang sedang melakukan sebuah kegiatan/ amal sedangkan
si pelaku kegiatan amal tersebut tidak mengetahui atau tidak
merasakan kalau dia sedang melakukan kegiatan amal ibadah . apanya yang di aku.
Aku hidup sebab dihidupkan . aku bergerak sebab digrakkan oleh Alloh. Aku
lumpuh memang Alloh yang membuat lumpuh , Aku bisa membantu orang lain sebab
Alloh yang menggerakkan bisa beramal. Apa itu semua amal kita ? apa itu semua
ibadah kita ? . tidak ada satupun pergerakan baik gerak lahir maupun gerak
batin yang bukan digerakkan Alloh kecuali orang itu lupa kalau dia itu
diciptakan dan digerakkan. ( ALLOHLAH YANG MENCIPTAKAN KAMU DAN MEMBUAT KAMU
BERAMAL / BERGERAK واللّه خلقكم وما تعملون
Disini tidak ada pergerakan atau
kegiatan yang boleh diakui. Sebab memang kita tidak bisa berbuat apa-apa selain
digerakkan Alloh, yang bahasa erennya orang menggunakan kalimat dengan izin
Alloh. Satu lembar daunpun jatuh sebab dijatuhkan oleh Alloh SWT.
Barang siapa yang berani mengakui maka detik inipun langsung jatuh dihadapan
Alloh yang maha luhur.
Semua murni HIDUP dalam istilah KUNCI.
v GOLONGAN MUHSININ. Seseorang disebut
Muhsinin oleh Alloh, sebab dia sudah menerapkan rukun Iman dan rukun Islam.
Dalam ilmu tauhid digambarkan rukun iman
ada enam. 1. IMAN BILLAH . 2 IMAN BIRROSULILLAH . 3 IMAN BIL
MALAIKATILLAH . 4 IMAN BIL KITABULLOH. 5. IMAN BIL QODRILLAH. 6 IMAN BIYAUMIL
AHIR.
Soal ilmu Iman, mudah sekali ditulis dan
diucapkan. Begitu pula RUKUN ISLAM. Hanya lima kalimat. Tapi pelaksanaanya
berat bagi yang tidak diberi hidayah. Ibarat lading , ini masih berupa belukar
yang masih perlu digarap. Walau digarap,seumur hidup tidak akan mampu
menyelesaikan. Hamper semua keturunan Mbah Kita Adam AS , tumbang dan
terkapar tidak mampu menerapkan. Itu semua bisa terlampaui sebab hidayah
Alloh.bukan jerih payah kita.
MISALNYA KITA GARAP BIDANG ISLAM ,
APAKAH MUNGKIN KALAU SESEORANG BELUM BERIMAN . JAWABNYA BISA MUNGKIN
BISA TIDAK.
Semua upaya manusia akan sia sia. Jika upaya itu datangnya dari manusia.
Semua murni hidayah Alloh. Bidang lahiriyah / syari’at pasti akan terjadi kalau
sudah dipaksa oleh Alloh berupa dorongan kehendaknya . justru yang perlu kita
sadari disini bahwa kita berbuat , itu sebab didorong oleh kemauan dan kehendak
Alloh. Yang punya nafsu hanya Alloh. Jadi inti pasal yang sangat mendasar dan
pelik adalah masalah kesadaran kita kepada Alloh. Kita bisa sadar sebab diberi
hidayah oleh Alloh . bukan sebab ilmu kita. Bukan hasil jerih payah kita
. Padahal setiap insan , kesadaran itu sudah dititipkan dan
ditancapkan kedalam hati sejak dahulu kala. Kita mau perang apa tidak . itupun
tujuannya agar kita jadi insan yang berkualitas. Berkualitas imannya, sedangkan
kualitas ilmu itu sebagai pendukung / ilmu syari’at kita jadikan rambu rambu
dalam penerapan keimanan.
v GOLONGAN ARIFIN ( ORANG YANG SUDAH SADAR
/ MA’RIFAT KEPADA ALLOH SWT. BELIAU DISEBUT AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI.
ORANG YANG SADAR / MA’RIFAT KEPADA ALLOH DAN MEMAHAMI HUKUM ALLOH SERTA BISA
MENERAPKAN KEPADA DIRI SENDIRI DAN KEPADA ORANG LAINYANG DIKEHENDAKI.
Golongan ini tidak ada dipermukaan bumi
kecuali hanya satu orang . Golongan yang jumlahnya hanya satu inilah yang
menempati jabatan wali quthub/ ghoutsu zaman RA . yang keberadaannya sepanjang
masa hingga hari kiamat. golongan lainnya yang tersebut di atas masih Faqod.
Maksudnya sudah ma’rifat billah tapi masih billah faqod. Kema’rifatannya masih
disebabkan oleh mahluq. Kesadarannya terjadi akibat bantuan orang lain, bantuan
mahluq lain. KESADARANNYA MASIH DIKOMANDO OLEH HIDAYAH ALLOH. SEDANGKAN HIDAYAH
ITU SENDIRI JUGA MAHLUQ ALLOH. Bantuan ilmu yang ditransfer oleh lainnya yang
pada dasarnya ditransfer oleh AL ‘ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI.
BAGI AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI ,
KESADARANNYA LANGSUNG DIBERI OLEH ALLOH , TANPA PERANTARA MAHLUQ.
Tatkala sampai disini , saya betul betul
tidak mampu menguraikan kecuali HIDUP itu
sendiri . sebab HIDUP itulah sang pembawa hidayah Alloh hingga HIDUP ditugaskan menjaga ekosistem alam semesta.
Pada ranah AL ARIF BILLAH WA BI AHKAMIHI
inilah para ulama sejak zaman dahulu terjadi perselisihan kecuali mereka yang
berada bersama HIDUP.
Salah satu hikayah diceritakan pada
Zaman Syeh Hasan Sadzali Ghouts fi Zamanihi.
Beliau Syeh Hasan Sadzali memiliki
seorang murid istimewa . suatu hari dalam membimbing imannya sang murid ,
beliau mengajak muridnya untuk latihan iman secara langsung. Maka Syeh Hasan
Sadzali memrintahkan muridnya yang terkenal ta’at untuk berjalan dibelakang
beliau sambil menyebut gurunya. Maka sang murid mulai menyebut dalam hatinya
terutama dengan sebutan YAA HASAN YAA HASAN terus menerus hingga
sampai di pantai beliau diikuti muridnya berjalan terus menyebrangi lautan.
Pada saat ditengah lautan , sang murid
digoda oleh nafsunya. Nafsunya melihat ilmunya hingga terjadi
perdebatan antara nafsunya dengan ilmunya.
Kata sang ilmu mengatakan , Hanya kepada
Allohlah kamu mohon pertolongan. Maka nafsu sang murid memberontak
sekaligus meng iyakan kata kata sang ilmu tadi. Hingga ahirnya nafsunya kalah
oleh ilmunya . maka sang murid mengikuti kata kata sang ilmu . maka saat
ditengah samudra sang murid mengikuti ilmunya dengan menyebut dalam hatinya
dengan sebutan ALLOH ALLOH ALLOH . dan spontan sang murid langsung tenggelam
dalam lautan . dan spontan pula sang guru menyeret muridnya ketepian .
Sesampainya di daratan sang murid
ditanya oleh gurunya dan dia terus terang kepada gurunya bahwa ilmunya
mengatakan bahwa kita tidak boleh memohon pertolongan orang lain .
Maka Syeh Hasan Sadzali mengiyakan dan
menjelaskan kepada muridnya yang terkasih yang boleh dikata sebagai anaknya .
“ wahai anakku . kamu tidak salah .
memang Alloh memerintahkan kita untuk memohon hanya kepada alloh. Kepada selain
Alloh tidak boleh .
Lalu bagaimana guru , Kenapa kami mohon
kepada Alloh malah kami menceburkan diri ke dalam lautan ? Tanya sang murid.
Beliau menjelaskan dengan
nada bertanya untuk mengajari muridnya bertafakkur akan keadaan dirinya di
hadapan Alloh .
Wahai anakku . Apakah kamu sudah mengenal
/ menyaksikan Alloh ?
Belum guru. Jawab sang murid.
Ya udah . itu tandanya kamu belum bisa
menghadap Alloh.
Maka sejak itulah sang murid menerapkan
HAQIQOTUL MUTABA’AH sebagaimana sabda baginda rosul SAW . hari harinya menyebut
gurunya dimanapun berada. Sambil makan , sambil bekarja , sambil ngobrol dengan
teman , sambil apapun hatinya menyebut gurunya. Semakin kuat sebutannya hingga
dia senantiasa bersama gurunya dimanapun barada. Hingga pada puncaknya sang
murid matur kepada gurunya :
DUHAI BAPA GURU . KAMI
MENYAKSIKAN BETUL BAHWA SEAKAN AKAN PANJENENGAN( KA’ANNAKA ) ADALAH
ROSULULLOH SAW.
Ini membuktikan bahwa Wali quthub /
Ghoutsu Zaman menempati jabatan WAROSATUL ANBIYA/ BATINUN NUBUWAH .
Di sini banyak menimbulkan PRO DAN
KONTRA antara AHLUL ILMI DENGAN AHLIL KHOWAS .
Bagi ahli ilmu yang kontra dengan jalan
fikirannya , tentu akan mengatakan syiriq kepada sang murid . YANG TENTUNYA AKAN
DIKATAKAN SANG GURU ADALAH PEMBAWA AJARAN SYIRIQ YANG HARUS DIBASMI.
tapi tidak semua ahli ilmu menolaknya.
Bagi ahlul khowas , tetap akan
mempertahankan keyakinannya sebab sudah menyaksikan betul dalam hatinya bukan
sebuah hayalan . kalau hayalan datangnya berasal dari akal .dan fikiran.
untuk selanjutnya semoga Alloh berkenan
memberikan kesempatan untuk melanjutkan kajian berikutnya yaitu:
2. MENYAKSIKAN ALLOH DENGAN DZAT
ALLOH
AMIN
SEMOGA BERMANFAAT...
SALAM RAHAYU KANTI
TEGUH SLAMET BERKAH SELALU...
Ttd: Wong Edan Bagu
Brebes Selasa legi jam 02:22 tgl: 22 Apr 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar