WONG EDAN BAGU

WONG EDAN BAGU
SALAM RAHAYU kanti TEGUH SLAMET BERKAH SELALU DARI WONG EDAN BAGU UNTUK SEMUA PARA PENGUNJUNG BLOGGER PESONA JAGAT ALIET . . . _/\_

Minggu, 09 Februari 2014

MATI...?!?

MATI...?!?
Kematian, dan mati. Adalah suatu hal yang paling manusia takuti.Tak ada seorangpun yang mau mati. Sebagian orang tak mau mati sia sia. Tapi dibagian lain, ada yang mati untuk memperoleh kehidupan sejati.

Bijaklah dalam mengartikan kematian.
Walaupun tak pernah kita sukai, tapi harus kita jalani, dan akhirnya kita hadapi.Kematian adalah suatu peristiwa berhentinya kehidupan. Mati adalah akhir dari kehidupan. Tapi karena mati-lah kita akan memperoleh kehidupan yang sejati.

Ketika kita hidup dan kita ‘mematikan ‘ kehidupan kita,sebenarnya kita membekali kematian itu untuk memperoleh kehidupan. Karena kematian demi kehidupan yang lebih baik, adalah suatu perbuatan bijaksana setelah kita tahu akan ada kehidupan yang lebih berharga setelah kematian.

Kematian dalam dunia dan kematian dalam diri manusia.
Kali ini saya persembahkan khususnya buat Anak2 didik saya dan sahabat2 saya dan kusushon untuk yang menginspirasi saya dalam membuat laku spiritual. Agar kiranya MATI itu tidak hanya mati dengan tanda titik. Tapi mati itu hanya hal kecil untuk mendapatkan sebuah hal yang terbesar dari kehidupan. berikut ekspresi dari saya tentang MATI:

MATI
Diam dan tak bergerak
Berhenti dan tak bernafas
Kehidupan pergi, menjauh, lari,……

Mati.
Ketika organ lelah beroperasi
dan kemudian terhenti
Darah tak mengalir, membeku
Tertinggal tubuh terbujur kaku
Yang juga membiru
Ketika helaan tak terdengar
Mata menutup rapat terpejam
Mati.

Mati,
Tak bisa terjadi tanpa
Hidup.
Dan kehidupan pasti berujung pada
Mati.
Selayang mata memandang
Sebatas nalar menghayal
Tak pasti namun terjadi
Tanpa kompromi dan juga janji
Ketika datang tak bisa dihindari
Ketika pergi, tak hanya suka dan puji.
Itulah 
Mati.

Ketika mati dikatakan mati
Dan mati adalah tidak hidup,
Bagaimana mati yang tidak pernah mati?
Atau hidup setelah hidup?

Angkasa boleh ditaklukannya
Planet boleh didudukinya
Bahkan bencana bisa ditanggulanginya
Tapi tidak dengan MATI.
Mati dan mati

Mati jasmani, itu yang selalu terjadi
Dengan sebesar biji sesawi,
Mati hanya jembatan penuh arti
Boleh kaubunuh diri ini
Boleh kau lukai badan ini
Sehingga aku mati

Tapi tidak dengan jiwa dalam balutan raga
Tidak dengan tangan bersimbah darah
Atau dengan nanah borok dan luka
Atau hanya dengan alat bikinan manusia

Mati yang tak mati.
Bagiku hidup adalah menunggu mati
Dan bagiku mati hanya karena aku hidup
Hidup dalam kematian,dan mati dalam kehidupan

Jika akhlak-ku serendah tanah yang diinjak orang
Dan hidupku tak lebih baik dari seorang penjahat,
Apa artinya hidup yang sebenarnya mati?
Dan apa gunanya mati itu datang karena sebenarnya tlah lama mati?

Untuk apa kematian diatas kematian?
Untuk apa kematian bukan dalam kehidupan?
Ketika aku berkata mati
Pada tubuh hina, fana ini
Aku hidup

Dan ketika aku berkata hidup pada tubuh nista ini
Aku sebenarnya telah mati.

Memisahkah kehidupan dari kematian
Mendapatkan kehidupan dengan ,menjauhkan kematian
Mendapatkan kematian dari menjalani kehidupan
Perlukah jika kau merasa hidup, padahal kau mati
Tapi kau mematikan kehidupan yang sebenarnya kau lebih hidup dari yang hidup?

Seseorang menyukai dan mendambakan kehidupan surgawi,
Tapi tak mau mati
Mendambakan untuk menuju surga
Tapi takut mati

Perlukah hidup lebih dari mati yang membawa hidup?
Bergunakah kematian bagi kehidupan setelah hidup?

Aku berlari dalam kehidupan
Hanya mengejar kematian
Dan kematian lari daripada ku, ketika aku mencoba hidup
Tatkala mati itu lebih berharga daripada hidup,
Perlukah hidup itu?
Tentu saja tidak seperlu mati.

Tatkala hidup itu jauh lebih berharga daripada mati,
Tak perlukah mati itu?

Dari mati menjadi hidup
Dari hidup menjadi mati

Apakah anganmu melebihi kehendakmu?
Ataukah asamu melebihi kodratmu?

‘Dalam mati’ beroleh hidup
Atau dalam hidup seperti orang mati?

Dalam hati ku bertanya
Jika seseorang berkata, 
Kau mati padahal Kau Hidup
Apa yang terjadi?
Jika Yang Kuasa berkata:
Aku mati agar mereka tetap hidup

Berartikah kehidupan itu melebihi kematian
Sampai seseorang rela menyerahkan nyawanya dan mati,
Hanya karena ingin kita hidup dan tak mati?

Dan bila diantara orang mati Ia hidup
Dan diantara yang hidup Ia menjadi mati
karena kehidupan kita, perlukah hidup itu melebihi mati?

Ketika Dia berkata : 
Kamu sudah mati karena dosa dosa yang telah kamu perbuat,
Kamu sudah mati karena pelanggaran pelanggaran yang erap kali kamu lakukan
Perlukah kita mati lagi jika dikatanNya kita telah mati?

Yang bijak yang mengerti,
Dan yang bebal yang memungkiri

Kalau saja semua mati karena hidup, buat apa lagi kembali mati?
Jika mati yang dimatikan kematian - mati,
Berolehkah hidupmu daripadanya?

Seorang pujangga berkata :
Sekali berarti, kemudian mati
Tak bagi Dia yang ‘tak pernah mati’
Sekali berarti kan selalu hidup walau sudah mati.

Indahkah kehidupan setelah mati?
Indahkan kematian karena jembatan menuju hidup?
Berhasilkah kamu mematikan hidupmu yang hidup,
Agar kau beroleh kehidupan tanpa kematian?
Atau lebih baik kau hidup, tanpa memikirkan mati yang membawa hidup?

MATI.
Tidak selalu mati, dengan tanda titik.

MATI.
Hanya untaian huruf dalam kata, dunia.

MATI.
Oleh karena mematikan kehidupan yang membawa mati

MATI.
Dalam dunia terbawah tempat ratap dan kertak gigi

MATI. 
Bagiku untuk hidup kembali.

Sebuah renungan akan kematian
Puisi mati yang hidup
Dan puisi yang hidup tapi tak mati
.......dari seorang smile
Yang mengharap mati untuk beroleh hidup sejati
Walau berusaha untuk tak takut mati
Dalam menyongsong hari yang pasti terjadi.
Berilah kekuatan agar mati
Tak menjadi momok berarti

ttd: Wong Edan BaGu
PCI. Minggu 09-02-2014

Tidak ada komentar: