http://wongedanbagu.blogspot.com
Seberapa BESAR (kecil) kah NILAI DIRI Anda…?
Beberapa waktu yang lalu, sewaktu memberikan pelatihan
di sebuah bank swasta terkemuka di Indonesia, saya bertemu dengan Office Boy
(OB) mantan bawahan saya. Saya masih mengingatnya karena ‘performance’-nya
termasuk yang di bawah rata-rata. Datang seringkali terlambat, jam 3 sore
dicari seringkali sudah tidak di tempat, ketika ada tamu seringkali orangnya
menghilang.
Jadi mudah bukan untuk membuat atasan mengingat anda: jadilah
yang terbaik (di atas rata-rata) atau jadilah yang terburuk (di bawah
rata-rata)! Karena sudah banyak orang rata-rata, makanya atasan sulit
untuk mengingat.
Saya menyapanya dan bertanya tentang dirinya,
pekerjaannya, keluarganya, dan kehidupannya sekarang. Mungkin sudah banyak
perubahan karena sudah hampir 10 tahun kami berpisah (ketika itu saya
memutuskan untuk melanjutkan kuliah Pasca Sarjana di Inggris).
Ternyata, I was very suprised, saat inipun dia masih
bekerja sebagai seorang OB dengan penghasilan tidak beda jauh dari
penghasilannya 10 tahun yang lalu.
Dia mulai berkeluh kesah: hidup ini susah, cari
pekerjaan sulit, kebutuhan pokok selalu melambung padahal gaji naik hanya
sedikit, atasan tidak fair (tidak pernah memberikan kesempatan), rekan kerja
tidak pernah mendukung, dlsbnya.
Sebelum dia curhat lebih lama, saya menyelanya: Semua
itu adalah PILIHAN anda, anda yang membuat hal-hal yang disebutkan di atas
terjadi! Dia KAGET?!
Saya (S): Coba pikirkan ketika anda masih bekerja
bersama saya dulu, sudahkah anda memberikan yang terbaik yang bisa anda
berikan? Apakah anda berusaha untuk selalu memberikan lebih atau ketika OB lain
memberikan lebih, anda mencibir dan menyebut mereka sebagai ‘penjilat’ atau
orang yang tidak ‘realistis’?
Dia (OB): Tapi kan kami dibayar hanya UMR, kami berada
di posisi paling bawah dalam hierarki organisasi, ngapain kami memberikan lebih
dari job desc yang ada?
S: Nah itulah, ketika anda bilang ngapain memberikan
lebih berarti saat itulah anda telah dinilai atau dicap tidak akan mampu untuk
mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan. Anda tidak akan pernah diberi
kepercayaan lebih karena anda tidak pernah menunjukkan bahwa anda sebenarnya
mampu.
OB: Tapi kami kan hanya OB, mana mungkin untuk naik
jabatan. Sekali OB pensiunnya juga OB bukan?
S: Kata sapa? Apakah anda pernah bertemu dengan Tuhan
dan Dia mengatakan bahwa nasib anda adalah sebagai seorang OB hingga anda
pensiun? Kalau anda mau tahu, ada seorang OB seperti anda, yang pendidikannya
hanya SMA, tapi dalam waktu 19 tahun bisa menjadi seorang Vice President bank
asing terkemuka di Indonesia. Anda kaget?
OB: Tapi kalau saya melakukan dan memberikan lebih
nanti saya disebut ‘penjilat’ atau ‘carmuk’ (cari muka) oleh rekan-rekan saya?
Gimana dong?
S: Itulah yang membedakan orang rata-rata dengan orang
di atas rata-rata. Orang rata-rata akan mencari alasan dan pembenaran diri
untuk menyesuaikan GOAL yang ingin dicapai dengan kemampuan dirinya, sama
seperti anda saat ini. Anda mencari 1001 alasan untuk membenarkan dan
men-justifikasi perilaku, tindakan, dan kebiasaan anda, bahwa sebagai seorang
OB ngapain bekerja dan memberikan lebih. Kan nasib anda hanya OB dan pensiun
juga sebagai OB, betul bukan?
Beda dengan orang di atas rata-rata, mereka akan
menyesuaikan KEMAMPUAN dengan goal yang sudah mereka tetapkan sebelumnya.
Mereka akan terus meng-upgrade kemampuan untuk mencapai target dengan lebih
cepat dan lebih baik. Mengapa anda tidak menggunakan 1001 alasan tadi untuk
membantu anda untuk mencapai target atau tujuan hidup anda?
Buat 1001 alasan mengapa dan bagaimana anda harus
mencapai target anda dibanding membenarkan dan men-justifikasi kenapa saya
tidak berhasil!
OB: Termasuk memberikan dan mengerjakan lebih dari job
desc yang diberikan?
S: Yesss! Ketika anda memberikan dan mengerjakan lebih
dari nominal gaji anda yang dibayarkan berarti anda meningkatkan NILAI DIRI
anda. Terus tingkatkan NILAI DIRI anda sehingga rekan kerja, atasan, bawahan,
bahkan orang di luar organisasi tahu nilai diri anda! Ketika nilai diri anda
luar biasa, orang lain yang akan ‘hunting’ dan memburu anda, bahkan
berlomba-lomba untuk merekrut anda.
Sebaliknya ketika anda mau resign karena tidak ada kecocokan
dan atasan sama sekali tidak berusaha menahan anda berarti nilai diri anda
lebih rendah dibanding nomimal gaji yang dibayarkan. Ngapain atasan harus
menahan anda yang di bawah rata-rata? Di luar sana ada jutaan pengangguran yang
siap dan mau memberikan lebih dibanding anda.
Seorang rekan yang sewaktu bekerja di bawah pimpinan
saya, terus menerus mengeluh, komplain, dan tidak puas dengan gaji yang
dibayarkan serta fasilitas yang diberikan. Ketika dia resign, saya tidak
menahannya. Sekarang dia sudah menganggur hampir 1 tahun. Dia mencoba untuk
berusaha tetapi ternyata hasil yang diperoleh tidak mencukupi biaya hidup
keluarganya. Menunjukkan apa? Bahwa ternyata gaji yang saya bayarkan saat itu
melebihi nilai dirinya (over paid), bukan?!
Jadi di sini, saya hanya memprovokasi anda:
kerjakanlah dan lakukanlah melebihi nominal gaji yang dibayarkan sehingga
otomatis anda meningkatkan nilai diri anda! atau sebaliknya, mengambil sikap
sebagai penonton, menjadi ‘komentator’ yang setia, mencibir orang lain sebagai
‘penjilat’ atau ‘tidak realistis’, dan membenarkan serta men-justifikasi
perilaku, tindakan, kebiasaan, dan belief anda yang kurang bermanfaat sehingga
otomatis anda menurunkan nilai diri anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar